Disusun Oleh:
AniSuryani 2114901110009
AtikaYuliani 2114901110012
ArikaNoviriana 2114901110010
AsmiaSafitri 2114901110011
AngginaNurulQomariah 2114901110008
Waktu : 15 menit
I. TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit keluarga pasien diharapkan dapat
mengerti tentang cara bertayamum yang baik dan benar.
IV. MATERI
1. Pengertian tayammum
2. Sebab/ alasan tayammum
3. Syarat sah tayammum
4. Sunah bertayammum
5. Rukun tayammum
6. Tata cara shalat orang sakit
2
7. Tata cara Bertayammum
V. METODE
1.) Ceramah
2.) Tanya Jawab
3
diberikan, dan reinforcement pertanyaan
kepada mahasiswa yang dapat
menjawab pertanyaan
4. Terminasi :
1 1) Mengucapkan terimakasih atas 1). Mendengarkan
Menit peran serta peserta
2) Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
VII. KEORGANISASIAN
Pembawa Acara : Ani Suriyani
Pemateri : Atikah Yuliani
AngginaNurulQomariah
Peraga Tayamum : Asmia Safitri
Menjawab Pertanyaan : Arika Noviriana
VIII. MEDIA
Leaflet
4
MATERI TAYAMMUM
1. Pengertian Tayammum
Dalam hal ibadah, Islam selalu memberikan cara yang mudah bagi umatnya. Salah satu
contohnya adalah masalah menyucikan diri sebelum melakukan ibadah. Selama ini sebagian
umat Islam mungkin hanya mengenal istilah wudhu untuk menyucikan diri sebelum
menjalankan berbagai ibadah, seperti shalat, membaca Alquran, dan sebagainya. Masalahnya
wudhu hanya bisa dilakukan dengan air. Pertanyaannya, bagaimana jika kita kesulitan
menggunakan air, baik karena ketiadaan, karena sakit, maupun sebab lain? Dalam kondisi
demikian, Islam telah memberikan kemudahan untuk bersuci dengan cara tayamum.
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya
menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih.
Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang
bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan
batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak
wajib mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap
mengutamakan air daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia.
Tayamum untuk hadas hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah ada
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air
atau bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap
melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudu dengan
air.
5
g) Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
h) Sakit dan tidak boleh terkena air
5. Rukun Tayammum :
a) Niat Tayamum.
b) Menyapu muka dengan debu atau tanah.
c) Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.
6
mengusapkannya ke wajah dan dua telapak tangan orang sakit. Begitu pula bila
tidak kuasa wudhu sendiri maka diwudhukan orang lain.
e) Jika pada sebagian anggota badan yang harus disucikan terluka, maka ia tetap
dibasuh dengan air. Jika hal itu membahayakan maka diusap sekali, caranya
tangannya dibasahi dengan air lalu diusapkan diatasnya. Jika mengusap luka juga
membahayakan maka ia bisa bertayamum.
f) Jika pada tubuhnya terdapat luka yang digips atau dibalut, maka mengusap balutan
tadi dengan air sebagai ganti dari membasuhnya.
g) Dibolehkan betayamum pada dinding, atau segala sesuatu yang suci dan
mengandung debu. Jika dindingnya berlapis sesuatu yang bukan dari bahan tanah
seperti cat misalnya,maka ia tidak boleh bertayamum padanya kecuali jika cat itu
mengandung debu.
h) Jika tidak mungkin bertayamum di atas tanah, atau dinding atau tempat lain yang
mengandung debu maka tidak mengapa menaruh tanah pada bejana atau sapu
tangan lalu bertayamum darinya.
i) Jika ia bertayamum untuk shalat lalu ia tetap suci sampai waktu shalat berikutnya
maka ia bisa shalat dengan tayamumnya tadi, tidak perlu mengulang tayamum,
karena ia masih suci dan tidak ada yang membatalkan kesuciannya.
j) Orang yang sakit harus membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka
ia shalat apa adanya, dan shalatnya sah tidak perlu mengulang lagi.
k) Orang yang sakit wajib shalat dengan pakaian suci. Jika pakaiannya terkena najis ia
harus mencucinya atau menggantinya dengan pakaian lain yang suci. Jika hal itu
tidak memungkinkan maka ia shalat seadanya, dan shalatnya sah tidak perlu
mengulang lagi.
l) Orang yang sakit harus shalat di atas tempat yang suci. Jika tempatnya terkena najis
maka harus dibersihkan atau diganti dengan tempat yang suci, atau menghamparkan
sesuatu yang suci di atas tempat najis tersebut. Namun bila tidak memungkinkan
maka ia shalat apa adanya dan shalatnya sah tidak perlu mengulang lagi.
m) Orang yang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya karena ketidak
mampuannya untuk bersuci. Hendaknya ia bersuci semampunya kemudian
melakukan shalat tepat pada waktunya, meskipun pada tubuhnya, pakaiannya atau
tempatnya ada najis yang tidak mampu membersihkannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Gus (2012). Fiqih Unruk Para Professional Panduan Dalam Menjalankan
Ibadah Dalam Keadaan Darurat.Jakarta: PT Elex Mediakomputindo
Bagir (2015). Panduan Lengkap Ibadah Menurut Al-Qur’an,Al-Sunnah, Dan Pendapat
Para Ulama.Jakarta: PT Mizan Publika
Wahid (2013). Cara Berwudhu Menurut Rasulullah.Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah
Vandestra Muhammad (2016) Panduan Wudhu Tayamum Untuk Melaksanakan Ibadah
Shalat Sesuai Syariat Islam.Jakatra : CV Trans Info Media
9
TAYAMMUM atau debu yang 5. Tidak haid tempelkan ke
bersih maupun nifas debu, tekan-tekan
UNTUK ORANG
bagi wanita / hingga debu
SAKIT perempuan melekat.
Alasan
6. Menghilangkan 3. Angkat kedua
Melakukan najis yang yang tangan lalu tiup
Tayammum melekat pada telapat tangan
1. Dalam tubuh untuk
perjalanan jauh menipiskan debu
2. Jumlah air tidak Sunah / Sunat yang menempel,
mencukupi tetapi tiup ke
karena Ketika
arah berlainan
jumlahnya sedikit Melaksanakan dari sumber debu
3. Telah berusaha Tayammum : tadi.
mencari air tapi 1. Membaca 4. Niat tayamum :
tidak basmalah Nawaytuttayamm
diketemukan 2. Menghadap ke uma listibaa
4. Air yang ada arah kiblat hatishhalaati
suhu atau 3. Membaca doa fardhollillahi
Oleh : kondisinya ketika selesai ta'aala (Saya niat
mengundang tayamum tayammum untuk
Ani Suriyani kemudharatan 4. Medulukan diperbolehkan
Anggina Nurul 5. Air yang ada melakukan shalat
kanan dari pada
Qomariah hanya untuk kiri karena Allah
Arika Noviriana minum 5. Meniup debu Ta'ala).
Asmia Safitri 6. Air berada di yang ada di 5. Mengusap
Juhairiyah tempat yang jauh telapak tangan telapak tangan ke
Atika Yuliani yang dapat 6. Menggosok sela muka secara
membuat telat jari setelah merata
shalat menyapu tangan 6. Bersihkan debu
7. Pada sumber air hingga siku yang tersisa di
Program Studi yang ada telapak tangan
Profesi Ners memiliki bahaya 7. Ambil debu lagi
Rukun
Fakultas 8. Sakit dan tidak dengan
boleh terkena air Tayammum : merenggangkan
Keperawatan dan 1. Niat Tayamum. jari-jemari,
Ilmu Kesehatan SYARAT SAH 2. Menyapu muka tempelkan ke
Universitas dengan debu debu, tekan-tekan
TAYAMMUM atau tanah.
Muhammadiyah hingga debu
1. Telah masuk 3. Menyapu kedua
Banjarmasin melekat.
waktu salat tangan dengan 8. Angkat kedua
2019 2. Memakai tanah debu atau tanah tangan lalu tiup
berdebu yang hingga ke siku
TAYAMMUM bersih dari najis telapat tangan
Tayamum adalah untuk
dan kotoran
pengganti wudhu menipiskan debu
3. Memenuhi alasan
atau mandi wajib
atau sebab
Tata Cara / yang menempel,
yang tadinya Praktek tetapi tiup ke
melakukan
seharusnya arah berlainan
tayamum Tayammum
menggunakan air dari sumber debu
4. Sudah berupaya / 1. Membaca
bersih digantikan tadi.
berusaha mencari basmallah
dengan 9. Mengusap debu
air namun tidak 2. Renggangkan
menggunakan tanah ke tangan kanan
ketemu jari-jemari, lalu ke tangan
10
11