Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

FUNGSI MANAJEMEN (POSAC)

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PAVILIUN RS ISLAM BANJARMASIN

DISUSUN OLEH:
Atika Yuliani
NPM : 2114901110012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
FUNGSI MANAJEMEN (POSAC)

A. Fungsi Manajemen
Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarahkan kepada kegiatan
secara efektif dan efesien, manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsinya
atau dikenal sebagai fungsi manajemen(managerial functions).

Fungsi manajemen adalah berbagai tugas atau kegiatan manajemen yang


mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalan proses manajemen yang
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajeman menurut Henry Fayol dan GR Terry menyebutkan
ada 5 fungsi manajemen yaitu terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), ketenagaan (staffing), pengarahan
(directing/actuating), dan pengendalian (controlling).

B. Perencanaan (Planning)
1. Pengertian Planning
Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang
diinginkan dan kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara
untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam fungsi perencanaan harus
mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
memutuskan karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh
secara total dalam perusahaan kedepannya. Fungsi manajemen yang lain
tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang
matang. Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih
dahulu mengenal perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi,
nilai dasar dan tujuan adalah titik awal dari perencanaan strategi.
Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan untuk
menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu
organisasi. Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi
sedangkan visi menggambarkan keinginan untuk masa depan, seringkali
digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh manajemer suatu
organisasi.

Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan


oleh manajer, sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu
organisasi yang di usahakan untuk di wujudkan. Empat karakteristik
tujuan :
a) Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang
manajer standar pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan.
b) Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus
memilih beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi.
c) Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri
bagi semua karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi
kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu mudah
akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota
organisasi.
d) Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat
dicapai. Tenggat waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam
pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun, tidak
semua tujuan memerlukan kendala waktu.

Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan


- Menetapkan arah tujuan dan target bisnis
- Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
- Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
- Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan
2. Pembagian Perencanaan manajemen dari sudut pandang terbagi
menjadi tiga, antara lain:
a) Perencanaan Jenjang Atas (Top Level Planning)
Perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. Jenjang atas ini
memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan
sifatnya menyeluruh. Top level planning menekankan tujuan jangka
panjang organisasi dan tentu saja menjadi tangung jawab manajemen
puncak.
b) Perencanaan Jenjang Menengah (Middle Level Planning)
Jenjang perencanaan menengah sifatnya lebih administratif. Jenjang
menengah menyiapkan cara-cara yang akan ditempuh untuk
merealisasikan tujuan dari sebuah perencanaan yang dijalankan.
Tanggung jawab perencanaan middle level berada pada manajemen
menengah.
c) Perencanaan Jenjang Bawah (Low Level Planning)
Perencanaan jenjang bawah lebih fokus terhadap bagaimana cara
menghasilkan. Jenjang bawah ini lebih mengarah kepada kegiatan
operasional perusahaan. Manajemen pelaksana adalah pihak yang
bertanggung jawab dalam perencanaan jenjang bawah ini.
3. Syarat Fungsi Perencanaan yaitu:
a) Mempunyai tujuan yang jelas
b) Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya
c) Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan
d) Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi
e) Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras
pada setiap bagian
f) Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta
berdaya guna
4. Manfaat Fungsi Perencanaan, diantaranya:
a) Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-
tiap unit akan lebih terorganisir kearah tujuan yang sama
b) Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
c) Memudahkan pengawasan
d) Menjadi pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan
5. Prinsip Perencanaan
Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan:
a) Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif
dan efisien tujuan organisasi, dalam kenyataannya, kriteria dasar
untuk perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama perusahaan.
Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah
kontribusi organisasi terhadap perencanaan.
b) Prinsip Suara dan Konsisten Premising
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti
kondisi ekonomi dan pasar, sosial, politik, aspek hukum dan budaya,
tindakan pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode pelaksanaan
rencana. Oleh karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat
sesuai, dan masa depan perusahaan tergantung pada tingkat
kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk menghadapi
keadaan tempat.
6. Metode Pengambilan keputusan
a) Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simpel, dan membutuhkan
perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk
keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja,
alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan
pembuatan keputusan.
b) MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu
dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu
dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
c) SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang
dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah
diketahui oleh banyak orang.
d) Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu
dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa
baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau
skornya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan
penilaian terhadap alternatif dijumlahkan sesuai  masing-masing
kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah skor. Urutan hasil
yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil
keputusan.
e) NGT (Nominal Group Technic)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu
kelompok dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan
ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian
memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih.
Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak skornya, yang berarti
merupakan konsensus bersama.
7. Metode Menentukan Prioritas
a) Metode USG (Urgent, Seriousness, and Growth)
1) Urgent Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila
masalah tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat.
2) Seriousness
3) Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak
diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lainnya.
4) Growth
5) Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau
perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak segera
diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.
b) Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik
di antara banyak pilihan kandidat yang berbeda.
c) Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah
data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas
criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan
(accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage).
Semakin besar skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin
tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL
untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola
program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan
maslah. Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan
pengelola program.
d) Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan empat
kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude), kegawatan
masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah
(causability), dan faktor yang menentukan dapat tidaknya program
dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon adalah
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam
meningkatakan penentuan masalah.
8. Implementasi
a) Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan
atau peluang di lingkungan eksternal dengan sangat baik dalam
organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian penting
melihat terhadap kesempatan masa depan.
Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar
organisasi, permintaan konsumen atau pelanggan, kekuatan mereka
sendiri, dan kelemahan.
b) Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi
dan setiap sub unit di dalamnya. Tujuan memberikan arahan
terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya.
c) Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran
organisasi. Mengenal dan memahami dengan baik rencana akan
berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun internal.
d) Menentukan tindakan alternatif
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan
terdapat permasalahan hambatan.
e) Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan
menimbang dengan cermat, tindakan alternatif yang memberikan
peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan, biaya yang
paling murah dan keuntungan yang paling tinggi.
f) Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan
dan dievaluasi.
g) Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat,
perencanaan telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan,
maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk mendukung
tujuan. Contoh pendukung tujuan adalah alat, bahan,
memperkerjakan dan melatih pegawai, dan mengembangkan sebuah
produk baru.
h) Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga
penjualan, biaya operasi perencanaan, pengeluaran untuk peralatan
dan lainnya.

C. Pengorganisasian (organizing)
1. Pengertiaan Organizing
Organizing adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya
fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah
diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Definisi sederhana
dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat,
tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan,


pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan,
penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan
pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur
dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka. Fungsi
pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan
wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pengorganisasian bisa memudahkan manajer untuk mengawasi dan
menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
yang telah dibagi-bagi.
2. Kegiatan Organizing
a) Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-
tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan
b) Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
c) Merekrut, menyeleksi, dan melakukan pelatihan serta pengembangan
tenaga kerja
d) Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang pas dan paling tepat.
3. Unsur Unsur Organizing
a) Sekelompok orang yang diarahkan untuk bekerja sama
b) Melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan
c) Kegiatan  yang diarahkan untuk mencapai tujuan
4. Manfaat Organizing
a) Pembagian tugas-tugas bisa sesuai dengan kondisi perusahaan
b) Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
c) Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan
dijalankan.
5. Fungsi Organizing
a) Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen
pelaksana.
b) Adanya pembagian tugas yang jelas.
c) Mempunyai manajer puncak yang profesional untuk bisa
mengkoordinasikan semua kegiatan yang dilakukan
6. Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi, yang dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka
yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.

Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian


adalah mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry
1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang
berarti perlu adanya tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua
kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat dan memanfaaatkan
kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan
tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya
manusia saja, akan tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat
efektif. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang dapat
menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh
aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan
manajerial.

D. Ketenagaan (Staffing)
1. Pengertian Staffing
Function Staffing (Staf/Personalia) , fungsi manajerial staf melibatkan
mengawaki struktur organisasi melalui tempat dan efektif, penilaian
seleksi dan pengembangan personil untuk mengisi peran yang
ditugaskan. Menurut Haimann "staffing berkaitan dengan perekrutan,
seleksi, pengembangan dan kompensasi dari bawah".

Sifat fungsi personalia :


a) Staffing adalah bagian dari fungsi manajemen yang paling penting
bersama dengan fungsi planning organizing dan leading. Tanpa
sumberdaya yang baik ke empat fungsi manajemen itu tidak  akan
berjalan dengan baik.
b) Staffing adalah aktivitas yang luas , sebagai fungsi kepegawaian
dilaksanakan oleh semua manajer dan disemua jenis masalah dimana
kegiatan usaha dilakukan.
c) Staffing adalah kegiatan berkesinambungan, karena fungsi staf
berlanjut sepanjang kehidupan organisasi atau perusahaan karena
adanya tranfer promosi dan pemecatan.
d) Dasar dari fungsi kepegawaian adalah manajemen yang efisien
personil. Sumberdaya manusia dapat dapat efisien dikelola oleh
sebuah sistem atau prosedur yang tepat, yaitu rekruitmet, seleksi,
penempatan, pelatihan dan pengembangan, pendampingan serta
memberikan  remunerasi dan lain sebagainya.

E. Pengarahan (Directing/Actuating)
1. Definisi Directing/Actuating
Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan
suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan.
Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan
organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar
mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara
bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik.

Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan


berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk
melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari
peranan kemampuan leadership.

Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan :


- Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa
bekerja secara efektif dan efisien
- Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
- Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan
2. Leadership dan Directing /Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan
pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan
berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata
jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari
leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas
McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan
positif.

Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail


dalam bab POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan
leadership adalah sebagai pendukung. Karena actuating sendiri memiliki
tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan
dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
3. Prinsip Directing/Actuating
a) Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah
pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan
utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara
beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan
untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
b) Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh
organisasi penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.Penyediaan
dan Pemanfaatan
c) Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan
pengawasan, misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau
kerja anggota organisasi atau pekerja.
d) Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi
pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam
organisasi.
e) Supervisi Audit.
4. Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah
untuk memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya
saja:
a) Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan.
b) Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri
mereka sendiri.
c) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih
penting atau mendesak.
d) Tugas yang diberikan cukup relevan.
e) Hubungan harmonis antar rekan kerja.

F. Pengendalian (controlling)
1. Pengertian Controlling
Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang
berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan
apabila memang dibutuhkan.

Kegiatan pada fungsi pengendalian misalnya:


- Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar
indikator yang sudah ditetapkan
- Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan
- Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang
terjadi.

Controlling akan berjalan efektif dengan memperhatikan hal hal berikut :


a) Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa
dengan mudah mengetahui letak dimana suatu kesalahan sering
terjadi.
b) Scheduling (penetapan waktu), Manajer menetapkan kapan
semestinya pengawasan harus dijalankan. Kadang-kadang,
pengawasan yang terjadwal mungkin tidak efisien dalam menemukan
suatu kesalahan, dan sebaliknya, sesuatu yang dijalankan secara
mendadak malah lebih berguna.
c) Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa
suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu
pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Perintah bisa membuat sebuah
pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, dan pada
ujungnya apabila terjadi kesalahan, bisa dengan mudah diidentifikasi
siapa yang melakukan kesalahan
d) Follow Up (tindak lanjut), Manajer mencarikan solusi apabila
terdapat kesalahan yang ditemukan. Tindak lanjut bisa dengan
memberikan peringatan terhadap pihak yang sengaja atau tidak
sengaja melakukan kesalahan dan memberikan petunjuk supaya
kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen ( Edisi 2). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.


Marquis, Bessie L, Huston, Carol J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik
keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik
keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Banjarmasin, Mei 2022


Ners Muda,

(Atika Yuliani, S.Kep)

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Rida Milati, Ns.,M.Kep ) ( Siti Norhasanah,S.Kep.,Ns )

Anda mungkin juga menyukai