Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

FUNGSI MANAJEMEN (POSAC)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Manajemen Keperawatan

Pembimbing :
Yustan Azidin, Ns.M.Kep
Siti Norhasanah, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh:
Kelompok 1B
Aditya Saputra, S.Kep 2014901210098
Ahmad Azkia, S.Kep 2014901210099
Alma Aisyah Putri, S.Kep 2014901210102
Efrilian Hidayat, S.Kep 2014901210105
Fara Nor Huda, S.Kep 2014901210106
Febriyanti Rizqa Sari, S.Kep 2014901210107
Hasna Mubarak, S.Kep 2014901210109
Herman Franisha, S.Kep 2014901210111
Ikrima Mutiara, S.Kep 2014901210113
Kurnia Nila Sari, S.Kep 2014901210114

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
FUNGSI MANAJEMEN (POSAC)

1.1 Pengertian Planning


Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh
manajer pada periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah
proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk
mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan tanggung jawab unutk
menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan
dengan membandingkan tujuan.

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu


mengenal perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar
dan tujuan adalah titik awal dari perencanaan strategi. Keempat hal ini
mengatur konteks landasan dari suatu proses dan untuk menjalankan sesuatu
serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi. Perbedaan misi
menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan
keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas,
menggugah, singkat oleh manajemer suatu organisasi.

Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh


manajer, sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi
yang di usahakan untuk di wujudkan. Empat karakteristik tujuan :
1.      Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang
manajer standar pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan.
2.      Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus
memilih beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi.
3.      Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi
semua karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam
organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu mudah akan membuat
putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi.
4.    Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat
dicapai. Tenggat waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam
pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun, tidak semua
tujuan memerlukan kendala waktu.

1.2 Prinsip Perencanaan


Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan:
1.2.1 Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan
efisien tujuan organisasi, dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk
perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama perusahaan.
Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi
organisasi terhadap perencanaan.
1.2.2 Prinsip Suara dan Konsisten Premising
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi
ekonomi dan pasar, sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan
pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode pelaksanaan rencana. Oleh
karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa
depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang
mereka buat sehingga untuk menghadapi keadaan tempat.

1.3 Metode Pengambilan keputusan


1.3.1 Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simpel, dan membutuhkan perhitungan
untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana
masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas
dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
1.3.2 MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu
dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat
digunakan sebagai pembuat keputusan.
1.3.3 SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang
dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah diketahui
oleh banyak orang.
1.3.4 Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari
sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik
dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau skornya dibuat
oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai  masing-masing kriteria dan kemudian
diurutkan sesuai jumlah skor. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh
pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
1.3.5 NGT (Nominal Group Technic)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu
kelompok dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-
ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian memberikan
voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang
dipilih adalah ide yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan
konsensus bersama.

1.4 Metode Menentukan Prioritas


1.4.1 Metode USG (Urgent, Seriousness, and Growth)
1) Urgent
Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila masalah tidak
segera ditanggulangi akan semakin gawat.
2) Seriousness
Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak
diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lainnya.
3) Growth
Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau
perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi
pertumbuhannya akan berjalan terus.
1.4.2 Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik di
antara banyak pilihan kandidat yang berbeda.
1.4.3 Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria
tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility),
kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada
urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas
masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan
keterbatasan dalam menyelesaikan maslah. Penggunaan metode ini
menekankan pada kemampuan pengelola program.
1.4.4 Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan empat
kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude), kegawatan
masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah
(causability), dan faktor yang menentukan dapat tidaknya program
dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon adalah
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam
meningkatakan penentuan masalah.

Implementasi
A. Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau
peluang di lingkungan eksternal dengan sangat baik dalam organisasi
sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian penting melihat terhadap
kesempatan masa depan. Manajer harus tahu di mana kondisi pasar,
kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau pelanggan,
kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.
B. Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan
setiap sub unit di dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap
departemen atau sub unit di dalamnya.
C. Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran
organisasi. Mengenal dan memahami dengan baik rencana akan berjalan
di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun internal.
D. Menentukan tindakan alternatif.
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan
terdapat permasalahan hambatan.
E. Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan
menimbang dengan cermat, tindakan alternatif yang memberikan peluang
yang paling bagus tentang pencapaian tujuan, biaya yang paling murah
dan keuntungan yang paling tinggi.
F. Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan
dievaluasi.
G. Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat,
perencanaan telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan, maka
memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk mendukung tujuan.
Contoh pendukung tujuan adalah alat, bahan, memperkerjakan dan
melatih pegawai, dan mengembangkan sebuah produk baru.
H. Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga
penjualan, biaya operasi perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan
lainnya.
1.5 Pengertian Orgnizing
Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif
dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan


orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang
harus dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap
karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan
pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana
karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.

1.6 Prinsip Pengorganisasian


Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki
pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat
bertindak. Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut
dapat digunakan oleh seorang manajer.
1.6.1 Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara
bawahan atas dasar kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini
adalah melalui pembagian kerja dapat dicapai yang menghasilkan
organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas
kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang
bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas bukannya tugas
secara keseluruhan.

Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan


semua operasi yang menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan
dengan anggapan seseorang dapat memperoleh semua keterampilan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tadi. Sebaliknya, pembagian
pekerjaan menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari
dan diselesaikan dengan relatif cepat.

Jadi hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap orang menjadi pakar
dalam pekerjaan tertentu. Karena tindakan ini menciptakan variasi
pekerjaan, orang dapat memilih atau ditugaskan pada suatu posisi yang
sesuai dengan bakat dan minat mereka.
1.6.2 Prinsip Definisi Fungsional
Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan
jelas kepada manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan
jelas mendefinisikan tugas- tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam otoritas-
tanggung jawab membantu dalam mencapai hubungan koordinasi dan
dengan demikian organisasi dapat berlangsung efektif. Sebagai contoh,
fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan dan hubungan
tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas
didefinisikan untuk setiap orang agar melekat dalam pemikiran
karyawan. Klarifikasi dalam hubungan otoritas- tangggung jawab
membantu dalam organisasi yang efisien.
1.6.3 Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang
menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol
secara efektif oleh seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini,
seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang
dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang
lebar atau sempit froma.

Ada tiga jenis rentang kendali:


1) Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang
manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif sebuah
kelompok besar orang pada satu waktu.
2) Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang
dibagi antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan
mengendalikan kelompok yang sangat besar dari orang di bawah
dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi
sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu.
3) Prinsip Rantai Skalar
Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir
dari atas ke bawah. Otoritas dan tanggung jawab harus berjalan
dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi
sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur
kerja di sebuah organisasi yang membantu dalam pencapaian hasil
yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke bawah, hal itu
akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua
tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi yang efektif.

1.6.4 Prinsip Kesatuan Perintah


Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap
bawahan bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal ini membantu
dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan kesimpangan
tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan
perintah atau hal-hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa
tangga di bawah dalam hierarki organisasi, seyogianya hal itu
dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling
tidak dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.
Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi, yang dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang
masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.
Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah
mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan
kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti
perlu adanya tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan
yang sesuai menjadi satu tempat dan memanfaaatkan kemampuan tersebut
agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan tetapi suatu
pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja,
akan tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi
pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek
yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh aktivitas dan potensi
yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial.

1.7 Definisi Staffing


Function Staffing (Staf/Personalia) , fungsi manajerial staf melibatkan
mengawaki struktur organisasi melalui tempat dan efektif, penilaian seleksi
dan pengembangan personil untuk mengisi peran yang ditugaskan. Menurut
Haimann "staffing berkaitan dengan perekrutan, seleksi, pengembangan dan
kompensasi dari bawah".
Sifat fungsi personalia :
1.7.1 Staffing adalah bagian dari fungsi manajemen yang paling penting
bersama dengan fungsi planning organizing dan leading. Tanpa
sumberdaya yang baik ke empat fungsi manajemen itu tidak  akan
berjalan dengan baik.
1.7.2 Staffing adalah aktivitas yang luas , sebagai fungsi kepegawaian
dilaksanakan oleh semua manajer dan disemua jenis masalah dimana
kegiatan usaha dilakukan.
1.7.3 Staffing adalah kegiatan berkesinambungan , karena fungsi staf
berlanjut sepanjang kehidupan organisasi atau perusahaan karena
adanya tranfer promosi dan pemecatan.
1.7.4 Dasar dari fungsi kepegawaian adalah manajemen yang efisien
personil. Sumberdaya manusia dapat dapat efisien dikelola oleh
sebuah sistem atau prosedur yang tepat, yaitu rekruitmet, seleksi,
penempatan, pelatihan dan pengembangan, pendampingan serta
memberikan  remunerasi dan lain sebagainya.

1.8 Definisi Actuating


Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya,
suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating
bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan
penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan
(leadership) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan
berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan
kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan kemampuan
leadership.

1.9 Leadership dan Actuating


Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman
terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya
dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari
kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari leadership. Premis yang
terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas McGregor, bahwa seorang
karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif.
Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail
dalam bab POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan
leadership adalah sebagai pendukung. Karena actuating sendiri memiliki
tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan dan
mengefisienkan kerja dalam organisasi.

Prinsip Actuating
a. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah
pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama
penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor:
persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan
profesi, dan lain-lain.
b. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi
penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
c. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan
pengawasan, misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja
anggota organisasi atau pekerja.
d. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi
pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
e. Supervisi Audit.

Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk
memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
A. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
B. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
C. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
D. Tugas yang diberikan cukup relevan,
E. Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Banjarmasin, Desember 2021


Ners Muda

(Kelompok 1B)

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( Yustan Azidin, Ns., M.Kep ) ( Siti Norhasanah, S.Kep., Ns )

Anda mungkin juga menyukai