Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : IIT GUSTI SRI MURNI

PRODI : AKUNTANSI - S1

NIM : 20043011

DOSEN PEMB. : YUKI FITRIA S.E.,M.M.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


TP: 2020/2021
TUGAS MINGGU 6

1. Jelaskan bagaimana proses pengambilan keputusan pada suatu organisasi.


2. Esensi pekerjaan seorang manajer adalah pengambilan keutusan. Jelaskan apa maksud dari
pernyataan tersebut.
3. Jelaskan perbedaan pendekatan Rasionality dengan Bounded Rasionality dalam
pengambilan keputusan.
4. Jelaskan apa peran Intuisi dalam prose pengambilan keputusan manajer.
5. Jelaskan tipe masalah dan tipe-tipe keputusan yang dapat dirumuskan oleh seorang manajer

Jawaban

1. Proses pengambilan keputusan pada suatu organisasi adalah suatu usaha yang rasional dari
administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari
fungsi perencanaan. Langkah - langkah dalam proses pengambilan proses dalam suatu
organisasi yaitu :

a. Identifikasi Masalah ( Identifikasi Tujuan)

Masalah adalah Perbedaan antara kondisi yang ada dengan keadaan yang diinginkan.
Karakteristik Masalah:

 Masalah menjadi masalah ketika seorang manajer menjadi sadar akan hal itu.

 Ada tekanan untuk memecahkan masalah.

 Manajer harus memiliki kewenangan, informasi, atau sumber daya yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah.

Menentukan tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya. Organisasi memerlukan
tujuan dan sasaran dalam setiap bidang dimana hasil karya mempengaruahi efektivitas
organisasi. Jika tujuan dan sasaran ditetapkan secara memadai, maka ia akan menentukan
hasil yang harus dicapai dan ukuran yang digunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
tersebut. Pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan
dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. Menetapkan tujuan dan
sasaran khusus dan mengukur hasilnya.

b. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan adalah faktor yang penting (relevan) untuk memecahkan masalah.

 Biaya yang akan dikeluarkan (investasi yang diperlukan)

 Risiko yang mungkin ditemui (kemungkinan kegagalan)

 Hasil yang diinginkan (pertumbuhan perusahaan)


Untuk Mengidentifikasi persoalan buat satu set matriks perbandingan berpasangan. Setiap
elemen diatas level digunakan untuk membandingkan unsur – unsur di level yang berada
dibawahnya.

c. Mengalokasikan Bobot Kriteria

Kriteria keputusan tidak sama pentingnya :Menentukan bobot untuk setiap item
menempatkan item dalam urutan prioritas yang benarpentingnya mereka dalam proses
pengambilan keputusan.

d. Mengembangkan Alternatif

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif -
alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Mengidentifikasi alternatif
yang layak. Alternatif terdaftar (tanpa evaluasi) yang dapat menyelesaikan masalah. Oleh
sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk
mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang cukup dan metode perkiraan yang
baik.

a) Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:

b) perkiraan dalam arti proyeksi, perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data
yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis;

c) perkiraan dalam arti prediksi, perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis
sebab akibat;

d) perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan
seseorang untuk mengolah perasaan.

Tujuan memilih alternatif adalah memecahkan persoalan supaya dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Memilih alternatif bukanlah pekerjaan yang
mudah. Oleh karena itu didasari bahwa dalam kebanyakan pengambilan keputusan,
pemecahan yang optimal seringkali tidak mungkin. Hal ini disebabkan karena pengambilan
keputusan tidak mungkin.
e. Menganalisa Alternatif

Menilai kekuatan dan kelemahan setiap alternatif . Penilaian alternatif ini didasarkan pada
kemampuannya untuk menyelesaikan masalah yang diidentifikasi dalam langkah b dan c.

Tahap ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem yang akan
dibangun berdasarkan pada asumsi yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, suatu model dari
masalah dibuat, diuji dan divalidasi. Melakukan pengujian dan memilih keputusan terbaik
berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan dan mengarah kepada tujuan yang akan
dicapai.

f. Memilih Alternatif

Memilih alternatif yang terbaik yaitu Alternatif dengan berat total tertinggi dipilih. Fase ini
merupakan bagian tersulit yang harus dilakukan oleh seorang pengambil keputusan. Namun,
dengan mengikuti prosedur yang runut dan rinci dan berorientasipada penyelesaian masalah,
dapat diyakini akan mengahsilkan keputusan yang memuaskan.Pemilihan satu alternatif
yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan
waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau
sebaliknya. Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan pemilihan alternatif
pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang terlibat. Hal ini karena kekuasaan
pimpinan tidak dapat dioperasionalkan apabila tidak didukung dan dibantu oleh seluruh
personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Pimpinan harus
mengembangkan konsep kerja sama antar personal agar pelaksanaan alternatif pemecahan
masalah lebih cepat dan mudah. Kerja sama dapat diciptakan jika pimpinan memiliki
keterampilan.

g. Menerapkan Alternatif

Terapkan alternatif yang terpilih ke dalam tindakan. Menyampaikan keputusan untuk


mendapatkan komitmen dari mereka yang akan melaksanakan keputusan. Dalam
pelaksanaan keputusan berarti kita harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif.
Ketika menerima dampak yang negatif, kita juga harus mempunyai alternatif yang lain.
Pelaksanaan pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang mesti
ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang. Hal sebaliknya juga sering
terjadi. Keputusan yang seharusnya dapat ditangani oleh 2-3 orang diserahkan kepada
sebuah tim yang terdiri dari 40 orang atau lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak
henti-hentinya. Jadi tentukan dulu cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan
situasi dan masalah yang ada: individu, tim, musyawarah, voting, dan lain-lain.
h. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan

Keandalan keputusan dinilai dari hasil-hasilnya.Seberapa efektif masalah diselesaikan dengan


hasil yang dihasilkan dari alternatif yang dipilih?Jika masalah tidak diselesaikan, apa yang
salah? . Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor penentu yang akan
dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini
memang akan mudah terjadi debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin.

2. Esensi pekerjaan seorang manajer adalah pengambilan keputusan, maksudnya adalah


bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian kunci dari kegiatan seorang manjer.
Pengambilan keputusan (Decision making) menggambarkan proses bagaimana
serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaiann suatu masalah tertentu. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik
karena setiap keputusan yang diambil akan menenntukan bagaimana sebuah organisasi
dapat mencapai tujuan-tujuannya.

3. Perbedaan pendekatan Rasionality dengan Bounded Rasionality dalam pengambilan


keputusan adalah :

a. Rasionality

 Manajer membuat pilihan yg logistik dan konsisten utk memaksimalkan nilai.


 Manajer diasumsikan membuat keputusan rasional
 Asumsi Rasionalitas - pengambil keputusan akan:

 Bersikap objektif dan logis


 Hati-hati mendefinisikan masalah
 Memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
 Pemilihan alternatif yang memaksimalkan kepentingan organisasi
 Keputusan dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi
 Pengambilan keputusan manajerial jarang memenuhi semua tes

b. Bounded Rationality

 Rasionalitas terbatas (bounded rationality) adalah keadaan di mana pengambil


keputusan tidak memiliki kemampuan atau sumber daya untuk memproses semua
informasi dan alternatif yang tersedia, untuk membuat sebuah keputusan yang
optimal.
 Perilaku yg rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yg
disederhanakan, yg dibatasi oleh kemampuan seseorang utk memproses informasi
 Satisfice (memenuhi syarat)- menerima solusi yang “cukup baik”

 Eskalasi komitmen – peningkatan komitmen pada keputusan sebelumnya walaupun ada bukti
bahwa keputusan itu mungkin keliru. penolakan untuk mengakui bahwa keputusan awal
mungkin salah

4. Peran Intuisi dalam proses pengambilan keputusan manajer adalah

 pengambilan keputusan intuitif – proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman,


perasaan, dan pertimbangan yang sudah terkumpul.
 Tidak mengandalkan pd analisis thd masalah atau mencari tahu
 umumnya melengkapi analisis rasional.
 Dengan adanya kemampuan intuisi, proses pengambilan keputusan dapat berlangsung
dengan lebih cepat dan tepat. Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa
kemampuan intuisi berasal dari pengalaman yang berulang kali dilakukan, yang diikuti oleh
penghayatan atau pemaknaan terhadap pengalaman tersebut

5. Tipe pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk
mencapai sasaran. Tipe-tipe pengambilan keputusan dibagi dalam 3 tipe yaiitu:

 Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen
tingkat bawah.

 Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur, yaitu keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan – perhitungan serta analisis yang
terperinci.

 Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

Anda mungkin juga menyukai