Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan 3

KONSEP DASAR KEPUTUSAN

Ringkasan:

A. Definisi Keputusan
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang
masalah, identifikasi masalah sehingga kepada terbentuknya kesimpulan atau
rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai
pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh
yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat
kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidakhati-
hatian dalam melakukan pengkajian masalah.

B. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan


Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui empat
tahap yaitu: 1) Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yan bertujuan
mengidentifikasi permasalahan. 2) Design adalah tahap perancangan solisi terhadap
masalah. Biasanya tahap ini dikaji berbagai macam alternatif pemecahan masalah. 3)
Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternatif
yang ada dan memilih yang terbaik. 4) Implementation adalah tahap pengambilan
keputusan dan melaksanakannya.

C. Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram


Keputusan yang terprogram dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin
saja, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan
keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan
berlangsung secara baik dan stabil. Dalam realita keputusan terprogram mampu
diselesaikan di tingkat lini paling rendah tanpa harus membutuhkan masukan keputusan
dari pihak sangat terkait, seperti para midle dan top management. Jika dibutuhkan
keterlibatan midle management ini hany apada pelurusan beberapa bagian teknis. Contoh
keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP
(Standard Operating Procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa.
Berbeda dengan keputusan yang terprogram, keputusan yang tidak terprogram
biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yan belum pernah
dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk,

1
hakikat, dan dampaknya. Karena itu Ricky W. Griffin mendefinisikan keputusan tidak
terprogram adalah keputusan yang secara relatif tidak tersturktur dan muncul lebih jarang
daripada suatu keputusan yang terprogram. Pada pengambilan keputusan yang tidak
terprogram adalah kebanyakan keputusan yang bersifat rumit dan membutuhkan
kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para konsultan
dengan tingkat skill tinggi. Contoh keputusan yang tidak terprogram adalah kasus-kasus
khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi
organisasi.

D. Proses Pengambilan Keputusan


Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan
merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah yang meliputi:
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, memberi bobot pada
kriteria, mengembangkan alternatif, menganalisis alternatif, melaksanakan alternatif, dan
mengevaluasi efektivitas keputusan.
Untuk memahami lebih dalam tentang proses pengambilan keputusan ada baiknya
kita lihat dua pandangan mengenai proses pengambilan keputusan berikut ini.
Langkah
Pengambilan Rasionalitas Sempurna Rasionalitas Terbatas
Keputusan
1. Perumusan Telah teridentifikasi suatu masalah Suatu masalah yang tampak mencerminkan
masalah organisasi yang penting dan relevan kepentingan-kepentingan dan latar belakang
manajer itu telah teridentifikasi.
2. Identifikasi Semua kriterianya teridentifikasi. Telah teridentifikasi serangkaian terbatas
kriteria kriteria.
keputusan
3. Alokasi bobot Semua kriterianya dievaluasi dan Telah dibangun suatu model sederhana
pada kriteria diberi angka dalam rangka untuk menilai dan memeringkatkan kriteria
pentingnya bagi tujuan organisasi tadi; kepentingan diri pengambil keputusan
tersebut. itu sangat memengaruhi penilaian-penilaian
tadi.
4. Pengembangan Telah dikembangkan secara kreatif Telah teridentifikasi serangkaian terbatas
alternatif suatu daftar lengkap segala alternatif yang serupa.
alternatif.
5. Analisis Segala alternatif dinilai dengan Mulai dengan suatu keputusan yang lebih
alternatif kriteria keputusan tersebut serta disukai, alternatif-alternatif tadi dinilai, satu
bobot-bobotnya; konsekuensi setiap demi satu, dengan kriteria keputusan itu.
alternatif itu dikertahui.
6. Pemilihan salah Memaksimalkan keputusan: Keputusan yang memadai:
satu alternatif Keputusan dengan hasil ekonomis Pencarian tersebut berlanjut sampai

2
paling tinggi dari segi tujuan ditemukan sesuatu yang memuaskan dan
organisasi tersebut itulah yang mencukupi, pada waktu itu usaha pencarian
dipilih. berhenti.
7. Implementasi Karena keputusan tersebut Pertimbangan politik dan kekuasaan akan
alternatif memaksimalkan peluang mencapai memengaruhi sambutan, dan keterlibatan
satu-satunya tujuan yang telah dengan keputusan tadi.
dirumuskan dengan baik, semua
anggota organisasi akan menerima
pemecahan itu.
8. Evaluasi Hasil keputusan tadi secara objektif Pengukuran hasil-hasil keputusan itu jarang
dinilai dengan masalah aslinya. sedemikian objektif sehingga
menghilangkan kepentingan diri penilainya;
kemungkinan askalasi sumber-sumber pada
komitmen-komitmen terdahulu kendati ada
kegagalan sebelumnya dan bukti nyata
bahwa alokasi tambahan sumber itu tidak
terjamin.

E. Perubahan dalam Keputusan


Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan tentu tidak selamanya berlangsung
sesuai dengan rencana yang diharapkan. Secara umum dampak perubahan keputusan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan, yaitu:
1. Incremental changes merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat
diperkirakan atau ditaksir berapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya
tentu berdasarkan data-data yang terjadi di masala lalu (historis).
2. Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang
sulit untuk diperkirakan. Contoh bencana alam, perubahan kondisi politik, demonstrasi
buruh, dan sebagainya.

F. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan proses
yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil
keputusan tersebut yang telah diaplikasikan atau telah diuji secara maksimal dan terlihat
hasilnya secara maksimal serta dinilai secara maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya daripada penilaian secara tidak maksimal
tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan yang dibuat haruslah diuji
secara pendekatan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang dipakai di sini haruslah berdasarkan pada ruang lingkup
di mana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut

3
adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran dan sosiologi maka itu harus
berlandaskan pada asas-asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan,
denagn maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada
pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksud guna menghindari
kejadian tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.
Di mana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah pada saat
setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan bergerak
secara “independent” sesuai dengan garisnya. Dan ini berdampak pada pembentukan
keputusan yang tidak berlangsung secara profesionalisme.

G. Solusi dalam Menyelesaikan Berbagai Masalah di Bidang Pengambilan Keputusan


Ada beberapa solusi secara umum yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan
persoalan atau membuat suatu keputusan menjadi jauh lebih baik, yaitu:
1. Menerapkan konsep keputusan yang cenderung hati-hati dan memikirkan setiap
dampak yang akan timbul secara jangka pendek dan jangka panjang.
2. Menempatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat
representatif. Artinya keputusan yang dibuat tidak dilandaskan karena keinginan satu
pihak saja, namun berdasarkan keinginan berbagai pihak. Sehingga pertanggung-
jawaban keputusan tersebut bersifat perlibatan yang menyeluruh.
3. Menghindari pengambilan keputusan yang bersifat ambigu. Keputusan yang bersifat
ambigu artinya keputusan bersifat tidak jelas dan tidak tegas. Sehingga para pihak
baik karyawan dan lainnya sulit untuk memahami maksud dari keputusan tersebut.
4. Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan di sebuah perusahaan
berdasarkan pada 4 (empat) fungsi manajemen. Dengan pertimbangan empat fungsi
manajemen ini diharapkan keputusan yang dibuat menjadi lebih seimbang (balance).

Pertanyaan tugas:

1. Jelaskan pengertian keputusan dan di mana perbedaan incremental change dan


turbulence change. Dan berikan contohnya!
2. Jelaskan pengertian kualitas keputusan!
3. Jelaskan berbagai bentuk solusi dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam
keputusan!
4. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk masalah dalam pengambilan keputusan. Dan
berikan contohnya!

4
5. Jelaskan perbedaan keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram, dan berikan
contohnya!

Anda mungkin juga menyukai