Anda di halaman 1dari 7

TOPIK 3

LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN


DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh:

Nama : Rahmat Ihsanul Ubaidillah


No Absen : 29
NPM : 1411900105
Mata Kuliah : Analisis Pengambilan Keputusan (R)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
A. Tipe – Tipe Analisis Keputusan
Keputusan atau pengambilan suatu keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih
salah satu alternatif diantara banyak alternatif, (Siagian, 2004) mendefenisikan
pengambilan keputusan sebagai proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efesien seseuai situasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. (Handoko,2011) mendefenisikan pengambilan keputusan adalah proses
pemilihan serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Tipe
analisis keputusan dibagi menjadi 3, yaitu :
 Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, yaitu keputusan yang
berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
 Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur, yaitu keputusan yang
sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan
– perhitungan serta analisis yang terperinci.
 Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur, yaitu keputusan yang tidak
terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur
tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.

B. Ciri - Ciri Analisa Keputusan


Adapun ciri – ciri dari analisa keputusan adalah sebagaimana berikut ini :

 Proses Keputusan, pengambilan keputusan memiliki sifat daripada pengambilan


keputusan ini dapat yang bisa dipertimbangkan dengan sebuah faktor waktu yang bisa
dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Dengan pertimbangan waktu terjadi yang lampau, yang mana masalah itu yang
timbul dan informasi yang di dapat bisa dikumpulkan.
2. Degan waktu sekarang yang mana keputusan itu sedang dibuat.
3. Dengan waktu yang akan datang yang mana keputusan itu bisa dilaksanakan, dan
juga diadakan sebuah penilaian.

 Konsep suatu Ikatan, sebuah keputusan akan di anggap berhasil mana kala telah
mampu menimbulkan sebuah ikatan antara si pengambil keputusan dengan keputusan
yang telah di ambil tersebut. Sebuah ikatan akan di anggap berhasil jika di dalam suatu
organisasi tersebut mampu menyesuaikan serta melaksanakan keputusan tersebut.

 Penilaian, ada dua macam faktor dalam pengambilan sebuah keputusan yaitu sebagai
berikut :
1. Seorang pimpinan atau pengambil keputusan menghadapi sebuah pertanyaan
antara 2 pilihan atau pun lebih dari alternatif.
2. Sebuah masalah daripada suatu hasil keputusan itu sendiri yang sudah diambil.

 Perilaku dengan sebuah Maksud Tujuan Tertentu, suatu maksud dan tujuan dalam
sebuah organisasi ialah suatu standar untuk mengadakan suatu penilaian daripada
kemungkinan sebuah hasil dari tindakan-tindakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,
maka suatu tujuan organisasi tersebut ialah dapat bersifat dominanatau terkuat, yang
bisa dihubungkan dengan suatu tujuan pribadi, yang secara sadar ataupun tidak sadar
bagi pimpinannya itu. (Ghani, 2021)

C. Efektivitas Keputusan
Suatu keputusan dapat dibilang efektif atau tidak efektif dengan berdasarkan ciri pada
proses penilaian penerimaan (Acceptability) setelah itu akan dibandingkan dengan kualitas
keputusan itu sendiri. Pengambilan sebuah keputusan yang diterima pastinya akan dipatuhi
oleh pelaksana keputusan, penerimaan keputusan merupakan hal yang subyektif, dan
tergantung dari masing – masing subyek. Secara matematis pengambilan keputusan
dirumuskan sebagai berikut :
𝐷𝑒 = 𝑄 × 𝐴
Keterangan :
- De = Efektivitas Keputusan
- Q = Kualitas
- A = Penerimaan
Berdasarkan rumus tersebut setidaknya terdapat 3 tipe pengambilan keputusan,
diantaranya :
1. Keputusan yang efektif berdasarkan 𝑄/𝐴 merupakan keputusan yang memiliki
nilai kualitas tinggi, tetapi memerlukan penerimaan yang rendah. Artinya faktor
penerimaan dalam keputusan ini kurang penting, yang lebih dipentingkan
adalah kualitas keputusan.
2. Keputusan yang berdasarkan ciri pada 𝐴/𝑄 atau rumusnya 𝐷𝑒 = 𝐴/𝑄 suatu
keputusan yang memerlukan penerimaan tinggi, meskipun segi kualitasnya
kurang berperan. Keputusan semacam ini lebih banyak menyangkut anggota
organisasi yaitu menyangkut kepentingannya.
3. Pengambilan keputusan yang efektif 𝐴=𝑄. Artinya pengambilan keputusan
membutuhkan kualitas dan penerimaan pada level yang sama pentingnya.

D. Pendekatan Pengambilan Keputusan


Menurut Siagian, pendekatan dalam pengambilan keputusan yaitu :
1. Pendekatan yang interdisipliner.
Proses pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal
dan tidak sebagai suatu tindakan yang Seragam yang berlaku untuk semua
keadaan serta dapat digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda dengan
tingkat efektifitas yang sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari
berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
dalam kehidupan berorganisasi.

2. Pendekatan yang sistematis.


Suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara
berturut atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil (pendekatan atomik). Pendapat lain mengatakan proses
pengambilan keputusan menyangkut dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian
metode intuitif yang keseluruhannya dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas
(pendekatan holistik).
3. Pendekatan berdasarkan informasi.
Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan
belajar secara adaptif. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang Informatika untuk pengambilan keputusan yang efektif serta
harus menuntut agar tersedia baginya informasi yang memenuhi persyaratan
kemutakhiran, kelengkapan, dapat dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang
tepat.
4. Memperhitungkan faktor-faktor ketidakpastian.
Betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai
alternatif, tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu
pengambilan keputusan harus dapat Memperhitungkan probabilitas
(kemungkinan) keberhasilan atau kekurangberhasilan pelaksanaan suatu
keputusan.
5. Diarahkan pada tindakan nyata.
Mengambil suatu tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan
pemecahan berakhir dan proses pengambilan keputusan dimulai. Masalah dan
sasaran sering mempunyai siklus pertumbuhan dan penyusutan, demikian juga
faktor-faktor yang mempengaruhi. Hal tersebut harus dikenali secara tepat
karena akan sangat mempengaruhi keputusan untuk bertindak

E. Pengaruh Perilaku dalam Pengambilan Keputusan


Ada empat prilaku terhadap pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut.
1. Nilai.
Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi situasi dimana harus
dilakukan suatu pilihan.
2. Kepribadian.
Aspek kepribadian meliputi sikap, Kepercayaan dan kebutuhan individu.
3. Kecendrungan Mengambil Resiko.
Ada yang berani dalam mengambil resiko,ada yang ditengah-tengah dan ada
yang penuh pertimbangan /kurang ambil resiko.
4. Disonasi Kognif.
Adanya rasa cemas pada pengambilalan keputusan terhadap akibat dari
keputusan yang diambilnya.

F. Faktor – Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pengambilan


Keputusan
Untuk menentukan pilihan dari berbagai teori pengambilan keputusan baik itu rasional,
inkremental atau pengamatan terpadu dengan beberapa alternatif pilihan yang tersedia. Tentu
masing-masing harus mempunyai dasar (nilai-nilai, norma-norma, atau pedoman tertentu)
yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan pilihan teori yang tepat.

Menurut Terry (1989) dalam blog Komunitas Diamond faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai
tujuan organisasi;
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain;
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental
ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup
lama;
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang baik;
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul; dan
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan berikutnya.

Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor


yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita,
peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam pengambilan suatu
keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan
kecenderungan dalam pengambilan risiko.

 Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang


digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus
mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui
suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak
keadaan individu bahkan tidak berpikir untuk menyusun atau menilai keburukan
dan lebih ditarik oleh kesempatan untuk menang.
 Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang
berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan
dan emosional versus objektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki
suatu orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu
filosofi atau suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil
keputusan atau orang lain mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara
politis akan meningkatkan kekuasaannya secara pribadi.
 Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan risiko. Untuk meningkatkan
kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi
ketidakpastian dari situasi risiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan
dalam kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan
hasil tindakan, sedangkan risiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan
dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil
tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat
keputusan di bawah ketidakpastian dibanding di bawah kondisi bahaya. Di
bawah ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional
terhadap pilihan satu strategi atas strategi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sevirra, Tania. 2017. Tipe – Tipe dalam Pengambilan Keputusan.


https://taniasev.wordpress.com/2017/11/12/tipe-tipe-dalam-pengambilan-keputusan/
2. Ghani, Ahmad. 2021. Pengambilan Keputusan.
https://rumusbilangan.com/pengambilan-keputusan/
3. Eka, Ryan. 2015. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.
https://ryanzzeka.wordpress.com/2015/05/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengambilan-keputusan/
4. Amirullah Haris Budiyana. 2004. Pengantar Manajemen.Yogyakarta:Graha Ilmu
5. Rusdiana. 2016. Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
6. Grha Manajemen. 2015. Efektivitas Pengambilan Keputusan. Efektivitas
Pengambilan Keputusan - REFERENSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(google.com)

Anda mungkin juga menyukai