Anda di halaman 1dari 6

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen: Model, Teknik dan Jenisnya

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen


Pengambilan keputusan memainkan peranan penting di dalam manajemen, karena kualitas
keputusan tersebut akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Secara umum, pengertian
pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah:

1. Menurut George R. Terry. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner. Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
4. Menurut Tata Sutabri. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka
pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.

Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan bahwa


pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan
masalah.

Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang memerlukan penanganan yang
serius. Secara umum, proses decision making meliputi tujuh langkah berikut (Gibson dkk, 1987)

1. Menerapkan tujuan dan sasaran: sebelum memulai proses pengambilan keputusan, tujuan dan
sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. Apa hasil yang harus dicapai dan apa
ukuran pencapaian hasil tersebut.
2. Identifikasi persoalan: persoalan-persoalan di seputar pengambilan keputusan harus
diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi batasan
persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian.
3. Mengembangkan alternatif: tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif yang
memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada
hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini.
4. Menentukan alternatif: dalam tahap ini mulai berlangsung analisis tehadap berbagai alternatif
yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini disusun juga kriteria
tentang alternatif yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap
ini mungkin masih merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
5. Memilih alternatif: beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus dipilih satu alternatif
yang terbaik. pemilihan alternatif harus harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya,
keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai
tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang.
6. Menerapkan keputusan: keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri
merupakan abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
7. Pengendalian dan evaluasi: pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi untuk
menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan.

Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dalam manajemen, yang dihubungkan


dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya
yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan
yang diserahkannya dan lain-lain.

Pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang
diambil merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh organisasi. Keputusan di
dalam manajemen sangat penting karena menyangkut semua aspek. Kesalahan dalam mengambil
keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula
masalah yang sulit,tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model
yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1. Pemahaman menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menemukan masalahnya.
2. Perancangan menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin
dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan
cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Pemilihan memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.

Model Pengambilan Keputusan

Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan keputusan.
Kedua model tersebut adalah model klasik dan model administrasi.
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan
keputusan manajerial.

2. Model keputusan Administratif


Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:

a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.


b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).

Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam
perspektif, yaitu:

1. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)


Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya
informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan
uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat
sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh
pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran
organisasi jelas terbayang dalam benak.

2. Heuristic

Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan
pembuatan keputuasan

3. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)

Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan,
“siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer.
Keputusan ini bias sangat rumit.

Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :

Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok
mencapai consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif. Penerapan model preskiptif
atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :


o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah
dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

Model Deskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga
menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga
memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-
keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan

Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar
pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala intern,
kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Interaksi tersebut diharapkan
akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan, pengendalian, dan
umpan baliknya. Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan


2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.

Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan

Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:

1. Operational Research / Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak
normal.

Macam-Macam Keputusan Manajemen

Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu: Keputusan
yang terprogram (programmed decision), Keputusan setengah terprogram (half-programmed
decision), dan Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision).

1. Keputusan terprogram / keputusan terstruktur :


Keputusan terprogram / terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan
rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama padad
manjemen tingkat bawah

Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :


Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci.

Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah
keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus
menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar
investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram / tidak terstruktur :


Keputusan tidak terprogram / tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman
manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.

Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa
mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan
yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya
adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan
agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti
latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala
mendekati masalah tersebut antara lain :

Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang


menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin
menghadapi masalah.

Ø Kedua, penyelesian masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan


masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi
masalah-masalah yang timbul.

Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah
guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

Anda mungkin juga menyukai