Anda di halaman 1dari 11

Nama : Nur Syahad Setiono

Npm : 19562020050

Kelas : A2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

➢ Konsep pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah


untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen, pengambilan
keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang
diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh
bawahannya atau organisasi yang ia pimpin. Kelalaian dalam mengambil keputusan
bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.

Model pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon sebagai dasar menjelaskan


proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap pokok (Gambar 7-a}, yaitu:

Penyelidikan (Inteligence). Mempelajari lingkungan untuk menentukan kondisi


keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan disajikan untuk dijadikan petunjuk yang
dapat mengidentifikasi persoalan.

Perancangan (Design). Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan


yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan,
menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.

Pemilihan (Choice). Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.

Model pengambilan keputusan menurut Rubenstein dan Haberstroh, mengemukakan


langkah-langkah berikut:

• Pengenalan Masalah atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan


• Analisis dan laporan alternatif
• Pemilihan diantara alternatif
• Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
• Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Kedua model tersebut tidak saling bertentangan. Model Simon pada dasarnya
mengatakan bahwa pelaksanaan adalah keputusan dan keputusan lain diperlukan untuk
langkah selanjutnya.

Model Simon adalah relevan bagi perancangan sistem informasi manajemen.

1. Tahap proses penyelidikan. Merupakan proses pencarian melibatkan suatu


pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu maupun dalam cara
khusus. SIM harus menyediakan kedua fasilitas tersebut. Sistem informasinya sendiri
harus memeriksa semua data dan menimbulkan suatu permintaan uji pada manusia atas
situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan
saluran komunikasi untuk persoalan yang diterima agar dialirkan ke atas dalam
organisasi sampai diambil suatu tindakan terhadapnya.
2. Tahap proses perancangan. SIM harus memiliki model-model keputusan ntuk
mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan. Model tersebut harus membantu
dalam menganalisis pilihan.
3. Tahap proses pemilihan. Sebuah SIM adalah paling efektif bila hasil rancangan
disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong keputusan. Bila pilihan telah diambil,
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penaksiran
kelak.
4. Tahap penyelidikan dan Perancangan. Terdapat tiga aspek terpenting dalam tahap
penyelidikan dan perancangan.
1. Penemuan masalah. Menemukan perbedaan antara beberapa situasi yang
ada dan harapan. William F. Pounds mengidentifikasi empat model yang
menghasilkan harapan yang berbeda dengan kenyataan dengan
menggunakan model pengukuran:
-Model Historical
-Model Planning
-Model Organisasi
-Model Extraorganizational
2. Formulasi masalah. Untuk mengidentifikasi masalah, sehingga aktivitas
rancangan dan pemilihan sesuai dengan masalah empat strategi untuk
mengurangi kompleksitas formulasi:
• Menentukan batasan
• Mengamati perubahan
• Memecah masalah menjadi sub masalah yang lebih kecil
• Memusatkan pada elemen pengendali
• Pengembangan alternatif. Dilakukan secara kreatif dengan meningkatkan
prosedur dan dukungan mekanisme.
KERANGKA KERJA DAN KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman
terhadap kerangka kerja dan konsepnya dapat dibahas sebagai berikut:

1. Sistem Pengambilan Keputusan.

A. Sistem Keputusan Tertutup. Dalam sistem keputusan tertutup menganggap


bahwa keputusan terpisah dari masukan yang tidak diketahui dari
lingkungan. Sistem pengambilan keputusan tertutup biasanya menggunakan
model kuantitatif. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
1) Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya
masing-masing.
2) Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan
semua alternatif.
3) Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan, atau kegunaan
B. Sistem Keputusan terbuka. Memandang keputusan sebagai berada dalam
suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi
oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis
dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas
hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas
alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan. Model keputusan
terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan:

1) Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil


2) Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa
alternatif yang memuaskan.
3) Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

2. Pengetahuan terhadap hasil (Knowledge Of Outcomes).

Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil.
Dalam pengambilan keputusan ada tiga jenis pengetahuan yang berhubungan
dengan hasil:

Kepastian (Certainty). Pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil


tiap pilihan. Hanya ada satu hasil untuk setiap pilihan.

Resiko (Risk). Hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi dan satu
kemungkinan yang terjadi dapat dihubungkan dengan masing-masing hasil.

Ketidakpastian (Uncertaninty). Berbagai hasil mungkin terjadi dan dapat


diidentifikasi, tetapi tidak ada pengetahuan dari kemungkinan yang dapat
dihubungkan dengan masing-masing hasilnya.

➢ Jenis keputusan
Jenis-jenis keputusan dibedakan menjadi tiga macam yaitu keputusan terstruktur,
keputusan tidak terstruktur, dan keputusan semi terstruktur
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah diketahui
sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya didasarkan atas
teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori keputusan ini juga
dapat dikatakan suatu proses jawaban secara otomatis pada kebijakan yang
sudah ditentukan sebelumnya. Secara alamiah hampir semua masalah rutin dan
berulang memiliki parameter-parameter persoalan yang telah diketahui dan
terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan keputusan
pun bersifat rutin dan terjadwal.
Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin dan berulang untuk
solusi standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured decision) bersifat
berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan
kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Sebagai
contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke para pelanggan lama, hanya
membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit pelanggan dan saldo saat ini,
keputusan pembelian bahan baku untuk persediaan, pemberian cuti, pemutusan
sambungan telepon.Keputusan yang terstruktur sering kali dapat
diotomatisasikan.
2. Keputusan Tak Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru.
Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang
cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum
diketahui. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta
pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu
Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah, mengontrak
manajemen tingkat senior, dan memilih proyek penelitian awal yang akan
dilakukan. Tidak ada kerangka atau model yang dapat memecahkan masalah
sejenis ini. Bahkan, dibutuhkan banyak sekali pertimbangan dan intuisi.
Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh bantuan
dari keputusan yang diambil berdasar hasil komputer, yang berfungsi untuk
memfasilitasi pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Contohnya adalah
keputusan untuk pengembangan teknologi baru, pengembangan jenis usaha
baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain,perekrutan eksekutif.
3. Keputusan Semi terstruktur
Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semua dari fase-fase yang
ada.Keputusan semi terstruktur (semistructured decision) ditandai dengan
peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan
adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif
sebagai pelengkap analisis data yang formal. Menetapkan anggaran pemasaran
untuk suatu produk baru adalah contoh dari keputusan semi terstruktur.
Walaupun keputusan seperti ini biasanya tidak dapat secara penuh
diotomatisasikan, namun sering didukung oleh bantuan dari keputusan yang
diambil berdasar hasil dari komputer (computer-based decision). Contoh
keputusan jenis ini adalah investasi keuangan, pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi, pemberian dana rehabilitasi sekolah, dan pengendalian
persediaan.Model pengambilan keputusan

➢ Model pengambilan keputusan


1. Model pengambil keputusan rasional
Model pengambilan keputusan ini dilakukan dengan melalui 6 tahapan, yaitu:

• Mendefinisikan masalah
• Mengidentifikasi kriteria yang ada untuk menilai kemungkinan solusi
• Memutuskan seberapa penting kriteria tersebut
• Menarik berbagai alternatif
• Evaluasi alternatif
• Memutuskan solusi terbaik

Model ini cocok pada situasi ketika kamu harus membuat pilihan yang rumit
dan berisiko, atau saat harus membuat keputusan bersama orang lain. Tapi
model ini tidak efektif bila dilakukan ketika kamu berada di bawah kendala
waktu dan situasi yang berubah cepat.

2. Model pengambilan keputusan intuitif


Model ini memungkinkan kamu membuat keputusan secara intuitif atau naluriah.
Ini berarti kamu dapat melakukan pengambilan keputusan secara instan. Bagaimana
caranya? Secara intuitif kamu mendeteksi potensi masalah tersebut dan menyelidiki
pola dengan melihat pada pengalaman, keahlian, latar belakang, dan informasi
lainnya.
Dari sinilah kamu dapat mengintegrasikan data dan fakta tadi ke gambaran lengkap
dari seluruh masalah sehingga kamu dapat memahami masalah dan solusi tepat
yang harus diambil.
Model pengambilan keputusan ini memberikan hasil yang baik ketika kamu
melakukannya saat berhadapan dengan masalah di bidang yang sesuai dengan
keahlian atau pengalamanmu.
Itu sebabnya model ini kurang efektif dan efisien ketika dihadapkan pada situasi
atau masalah yang baru karena kamu belum memiliki cukup pengalaman untuk
melihat pola masalah yang ada.

3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan


Model ini menggabungkan penilaian kontekstual dan evaluasi untuk menghasilkan
reaksi terbaik terhadap suatu masalah.

Proses pengambilan keputusan dengan model ini dilakukan dengan melihat isyarat
dan indikator yang memungkinkan kamu mengenali pola masalah yang ada.
Berdasarkan pola ini kamu pun harus mengambil keputusan dengan memilih satu
tindakan yang dianggap dapat mengatasi masalah.

Bagaimana memperkirakan tindakan ini akan berhasil tidak?

Caranya adalah melakukan simulasi mental dengan membayangkan skenario


penyelesaian masalah tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan yang
dimiliki untuk melihat apakah solusi itu akan berhasil dijalankan atau tidak.

Jika kamu berpikir skenario tadi akan berhasil, maka kamu tinggal melanjutkannya
dengan mengambil keputusan tersebut. Namun jika kamu menganggap itu mungkin
tidak berhasil karena potensi masalah lain, kamu dapat mengubah skenario tersebut
dengan beberapa cara.

Dari sini kamu bisa melihat bahwa dalam model ini kamu tidak membandingkan
beberapa alternatif solusi terhadap sebuah masalah sekaligus.

Model ini cocok diterapkan ketika kamu berada di bawah tekanan waktu. Namun
keberhasilannya akan berhubungan lagi pada keahlian dan pengalaman yang kamu
miliki pada bidang masalah tersebut.

4. Model pengambilan keputusan TDODAR


Model pengambilan keputusan ini dapat membantu kamu tetap tenang saat
mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di situasi darurat dan tidak
pasti.
TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri penerbangan untuk membantu
pilot memecahkan masalah di tengah penerbangan. Namun, kamu bisa
menerapkannya pada berbagai situasi lain di pekerjaan.

TDODAR sendiri merupakan singkatan dari Time, Diagnosis, Options, Decide, Act
or Assign, dan Review. Untuk menggunakan model ini, kamu harus mengikuti
beberapa tahapan:

• Time
Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan keputusan.
Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan memengaruhi
caramu melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa lebih terbantu
membuat prioritas.

• Diagnosis
Cari tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat membantu,
data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu gunakan
teknik 5Whys atau sebab akibat untuk mengetahui akar masalah. Diagnosis
menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari bias konfirmasi saat
membuat keputusan.

• Option
Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan opsi apa yang
terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak mungkin
opsi. Lakukan brainstorming bila butuh.

• Decide
Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk akal lalu
sepakati untuk melanjutkannnya. Dalam situasi penuh tekanan, kamu dapat
berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu percaya diri
atau terlalu terburu-buru.

• Act or Assign
Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan pada orang
yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya siapa yang
akan memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa menangani
siaran pers, siapa yang bisa memotivasi orang.

• Review
Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah sudah sesuai
dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau harapan.

Jika sudah, maka keputusan yang telah kamu buat dan implementasikan telah
menyelesaikan masalah yang ada. Jika masalah masih belum diperbaiki atau
semakin buruk, jalankan siklus TDODAR yang lain dengan mempertimbangkan
opsi yang tadinya kamu buang.

5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe

Model ini didasarkan pada premis bahwa tujuan akhir dari pengambilan keputusan
apa pun adalah untuk membuat pilihan sebaik mungkin dengan mengevaluasi dan
mengurangi risiko yang ada.

Ada 4 langkah dasar di dalam penerapan model ini, yaitu:

• Penilaian situasi - mengidentifikasi masalah dan menguraikan prioritas.


• Analisis masalah - menggambarkan masalah dengan mengidentifikasi dan
mengevaluasi penyebab.
• Analisis keputusan - mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif dengan
melakukan analisis risiko untuk masing-masing alternatif dan kemudian
membuat putusan akhir.
• Analisis masalah potensial - mengevaluasi keputusan akhir untuk menilai
kemungkinan risiko dan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
meminimalkan risiko itu.

Ada juga Tiga dasar Perspektifyang dikemukakanAllison itu lebih dikenal dengan
sebutan ‘Tiga (3) model Allison’ yang mencakup: model rasional, model proses
organisasi dan model perundingan Politik.
Menurut paham model rasional, hal penting yang harus diingat ketika menjelaskan
Sebuah keputusan basil dari proses yang rasional adalah adanya pemaparan tentang
Unit analisis dan apa yang menjadi pedoman perilaku. Selain itu, sebuah keputusan
Haruslah memiliki tujuan. Untuk mengetahui sebuah keputusan rasional, haruslah
Dihubungkan dengan objektif dari si pembuat keputusan. Dengan demikian dalam
Keputusan harus ada sebuah tujuan. Pengambil keputusan di tingkat yang paling
Sederhana adalah individu. Menurut model rasional ini, dalam proses pengambilan
Keputusan, individu akan berupaya menyusun tujuan dan sasarannya secara
berurutan. Dengan cara demikian, pengambil keputusan mampu mengkaji/menguji
segala altematif Untuk mencapai tujuannya dan akan memilihlmemutuskan yang
dapat memberikan Basil yang maksimal dengan upaya/harga yang seminimal
mungkin. Penjelasan dari Sebuah keputusan berdasarkan model ini adalah terletak
pada alasandibuat/diambilnya Sebuah keputusan, yang mencakup apa yang ingin
dicapai dan bagaimana Melakukannya.

Sedangkan model proses organisasi, lebih memfokuskan pada·proses pengambilan


Keputusan yang terjadi di tingkat individu dan organisasi. Menurut pemahaman
model Proses organisasi, ada perbedaan antara pengambil keputusan individu
dengan Organisasi. Proses pengambilan keputusan dapat berbeda karena dalam
sebuah Organisasi tidak ada tujuan yang tunggal dengan urutan preferensi yang
disepakati, Demikian pula dalam proses pengambilan keputusannya, berbeda
dengan proses yang Dilalui oleh individu. Model pengambilan keputusan ini cocok
untuk menganalisis Keputusan-keputusan yang dibuat dalam masyarakat modem.

Adapun dasar logika yang melatarbelakangi model pengambilan keputusan dengan


Perundingan politik, adalah adanya pandangan yang menyebutkan bahwa individu,
Kelompok, organisasi bahkan suatu negara, memiliki kepentingannya sendiri yang
harus Dilindungi. Keputusan yang dibuat merupakan sebuah konsensus diantara
para Partisipasi, sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan terse but lebih
merupakan ‘tawar-Menawar’ secara politik, bukan berdasar atas keputusan rasional
yang dibuat untuk Mencapai tujuan yang paling utama. Hasil akhir yang diperoleh
merupakan outcome Dari proses negosiasi dan ‘tawar-menawar’, bukan solusi atas
suatu problem tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

https://putrinabilav.wordpress.com/2018/01/08/konsep-dan-unsur-unsur-
pengambil-keputusan/
https://www.researchgate.net/publication/341767458_Jenis-
jenis_Keputusan#:~:text=Jenis%2Djenis%20keputusan%20dibedakan%20menjad
i,persoalan%20yang%20telah%20diketahui%20sebelumnya.
https://www.ekrut.com/media/model-pengambilan-keputusan
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejurnal.kepend
udukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/100/91&ved=2ahUKEwit-
KC6j8f2AhXqlNgFHaouBsIQFnoECCMQAQ&usg=AOvVaw0XJtLdDeRZNZH
Z-IzJuOUV

Anda mungkin juga menyukai