Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT DAN PENTINGNYA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

OLEH :

Aithah Masyithah Amin

Adhan Almushawir

Yan Pardan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Berbagai Katagori Keputusan
Jenis-jenis keputusan dibedakan menjadi tiga macam yaitu keputusan terstruktur, keputusan tidak
terstruktur, dan keputusan semi terstruktur 1. Keputusan Terstruktur Keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan persoalan yang telah diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini
biasanya didasarkan atas teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori keputusan ini
juga dapat dikatakan suatu proses jawaban secara otomatis pada kebijakan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Secara alamiah hampir semua masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter
persoalan yang telah diketahui dan terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan
keputusan pun bersifat rutin dan terjadwal. Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin
dan berulang untuk solusi standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured decision) bersifat
berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat
yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke para
pelanggan lama, hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit pelanggan dan saldo saat ini,
keputusan pembelian bahan baku untuk persediaan, pemberian cuti, pemutusan sambungan
telepon.Keputusan yang terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan. 2. Keputusan Tak Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru. Keputusan tidak terstruktur
biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak
diketahui atau belum diketahui. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta
pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
Jenis-jenis keputusan dibedakan menjadi tiga macam yaitu keputusan terstruktur, keputusan tidak
terstruktur, dan keputusan semi terstruktur
1. Keputusan Terstruktur Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah
diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya didasarkan atas teknik-teknik
tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori keputusan ini juga dapat dikatakan suatu proses
jawaban secara otomatis pada kebijakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Secara alamiah hampir
semua masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter persoalan yang telah diketahui dan
terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan keputusan pun bersifat rutin dan
terjadwal. Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin dan berulang untuk solusi
standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured decision) bersifat berulang-ulang, rutin, dan
dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam
suatu organisasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke para pelanggan lama,
hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit pelanggan dan saldo saat ini, keputusan
pembelian bahan baku untuk persediaan, pemberian cuti, pemutusan sambungan
telepon.Keputusan yang terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.
2. Keputusan Tak Terstruktur Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru.
Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang cukup pelik, karena banyak
parameter yang tidak diketahui atau belum diketahui.Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan ini
biasanya intuisi serta pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
Keputusan Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks dimana tak ada solusi yang
mengikutinya. Masalah yang tak terstruktur adalah tak adanya 3 fase proses yang terstruktur. Keputusan
tidak terstruktur (unstructured decision) bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.
Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah, mengontrak manajemen tingkat senior,
dan memilih proyek penelitian awal yang akan dilakukan. Tidak ada kerangka atau model yang dapat
memecahkan masalah sejenis ini. Bahkan, dibutuhkan banyak sekali pertimbangan dan intuisi.
Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh bantuan dari keputusan yang
diambil berdasar hasil komputer, yang berfungsi untuk memfasilitasi pengumpulan informasi dari
berbagai sumber. Contohnya adalah keputusan untuk pengembangan teknologi baru,
pengembangan jenis usaha baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
3. Keputusan Semi terstruktur Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semua dari fase-fase
yang ada.Keputusan semi terstruktur (semistructured decision) ditandai dengan peraturan-peraturan
yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian
serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal. Menetapkan anggaran
pemasaran untuk suatu produk baru adalah contoh dari keputusan semi terstruktur. Walaupun
keputusan seperti ini biasanya tidak dapat secara penuh diotomatisasikan, namun sering didukung oleh
bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil dari komputer (computer-based decision). Contoh
keputusan jenis ini adalah investasi keuangan, pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi.
Kategori Pengambilan Keputusan
Setiap karyawan di sebuah perusahaan pasti pernah membuat sebuah keputusan. Tentu setiap
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor,menurut Supranto (2009: 9-12), menjelaskan
bahwa ada 4 kategori dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty)
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan
dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian.Dengan perkataan lain dalam keadaan ada
kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat dari setiap tindakan (action).
2. Keputusan dalam keadaan ada resiko (risk)
Risiko terjadi apabila hasil pengambilan keputusan walaupun tak dapat diketahui dengan pasti akan
tetapi diketahui nilai kemungkinan(probabilitanya).
3. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambilan keputusan apabila hasil keputusan sama sekali
tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.
4. Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)
Situasi konflik terjadi apabila kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada
konflik) dalam situasi kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu
permainan (game).Sedangkan menurut Stoner et al. (1995: 245-246), ada dua kategori dalam
pengambilan keputusan yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak
terprogram yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Pengambilan Keputusan Terprogram
Pengambilan keputusan ini dibuat dalam kaitan dengan kebijakan, prosedur,atau peraturan tertulis dan
tidak tertulis yang menyederhanakan pembuatan
keputusan kedalam situasi yang terjadi berulang kali dengan membatasi atau mengeluarkan alternatif.
Keputusan terprogram digunakan untuk menangani masalah yang terjadi berulang kali, apakah
kompleks atau sederhana. Bila masalah terjadi berulang-ulang, dan bila komponen elemen dapat
ditentukan,
diramalkan dan dianalisis, dapat dipastikan masalah tersebut perlu diatasi oleh pengambilan keputusan
terpogram. Pengambilan keputusan terprogram sebenarnya dimaksudkan untuk melaksanakan
peraturan, atau prosedur yang kita gunakan agar membuat keputusan yang tepat dan cepat, sehingga
kita
dapat lebih mengerjakan kegiatan lain, yang lebih penting.
2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram
Berkaitan dengan masalah yang tidak biasa atau merupakan pengecualian.Apabila suatu masalah jarang
muncul untuk dicakup oleh suatu kebijakan atau demikian penting yang memerlukan perlakuan khusus,
maka harus ditangani sebagai keputusan tidak terprogram. Contoh dari masalah untuk ditangani
dengan pengambilan keputusan terprogram yaitu seperti cara mengalokasikan suatu sumber daya
organisasi, apa yang harus dilakukan mengenai jenis produk yang gagal, cara memperbaiki hubungan
dengan masyarakat, hampir semua masalah signifikan yang akan dihadapi oleh manajer biasanya
memerlukan keputusan tidak terprogram.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersediaSetiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan finalKeputusan dibuat
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan serta capaian.Dalam proses pengambilan
keputusan bisa jadi berupa rasional atau irasional Proses pengambilan keputusan adalah proses
penalaran berdasarkan asumsi nilai, preferensi, dan keyakinan pembuat keputusan.Dalam proses
memutuskan tentang sesuatu yang penting dapat dilakukan baik itu individu, sekelompok orang atau
dalam suatu organisasi.
Keputusan jika dilihat dari cara memperoleh informasi dapat dikategorikan menjadi empat yaitu
keputusan refresentasi, empiris, Informasi, ekpolorasi Keputusan Refresentasi merupakan keputusan
yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana
memanipulasi informasi tersebut.Keputusan Empiris merupakan keputusan yang kurang memiliki
informasi namun mengetahui bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh
dinamakan keputusan empirisKeputusan Informasi merupakan keputusan yang kaya akan informasi,
tetapi diliputi dengan kontroversi tentang bagaimana memperoleh informasi itu, dan selanjutnya akan
menghasilkan keputusan informasi.Keputusan Ekpolorasi merupakan keputusan yang kurang akan
informasi dan tidak ada kata sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta tidak tahu dari
mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.
SARAN

Dengan adanya konsep dasar manajemen dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
khususnya para pelajar untuk mengetahui maksud dari ruang kelas,serta diharapkan dari kepada pelajar
atau mahasiswa untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh dosen serta apa yang mereka
pelajari pada saat kegiatan belajar mengajar untuk diamalkan di kehidupan sekarang ataupun masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Agus. Konsep Pengambilan Keputusan dalam Managemen Pendidikan. Jurnal


-Online., http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian edisi Revisi. Malang : UMM Press

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI

Amir Syarifuddin. 2006.Hukum Islam di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat dan UU


Perkawinan. Jakarta : Prenada Media

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan. Jakarta :Rineka Cipta Arroba, T. 1998.
Decision making by Chinese – US. Journal of Social Psychology

Badawi, El-Said, Haleem, M. Abdel. 2008. Arabic-English dictionary of Qur’anic Usage. Brill Academic
Publishers

Black, A, James & Champion J, Dean. 2011. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : Refika
Aditama

Cohen,S. 2.004 Test anxiety and its effect on the personality of students with

learning disabilities. Journal of Learning Disability Quarterly

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan
Nusantara (LPKN)

Departemen Agama RI. 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja Buku Pegangan

Santri/Siwa. Jakarta : Bag. Proyek Motherhood


Departemen Agama RI. 2004. Korps Penasihat Perkawinan dan Keluarga Sakinah.

Iman Murtono Soenhadji

http://imansoenhadji.files.wordpress.com/2010/09/handout-tpk-iman.pdf -

(diakses tanggal 22 April 2012)

Anda mungkin juga menyukai