Anda di halaman 1dari 14

Peran dan Fungsi Manajer

2
Sebagai Pembuat Keputusan

Dr. DIKSON SILITONGA, MM.


PERUM. UNGGUL GRAHA PERMAI
BLOK B-4/7-8 TRIDAYA SAKTI-TAMBUN SELATAN, BEKASI
Telp. (021) 88328116 HP. 081317880248
E-mail: diksonsilitonga@yahoo.com
Blog : diksonsilitonga.wordpress.com
Peran dan Fungsi Manajer
Sebagai Pembuat Keputusan

 Proses Pembuatan keputusan


 Jenis Pembuatan Keputusan
 Faktor Pengambilan Keputusan
 Dasar Pengambilan Keputusan
 Gaya Pembuatan Kepiutusan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses Pengambilan Keputusan Menurut
Simon (1960) :
Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler (2000:223), tahapan proses pengambilan keputusan, yaitu:


 Identifikasi masalah.
 Pengumpulan dan penganalisis masalah.
 Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan.
 Pemilihan salah satu alternatif terbaik
 Pelaksanaan keputusan.
 Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.
JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Manajer di semua jenis organisasi menghadapi berbagai jenis masalah


dan keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.
 Jenis keputusan yang digunakan Tergantung pada sifat dari masalah
tersebut
 Jenis pengambilan keputusan :
1. Masalah yang Terstruktur dan Pengambilan Keputusan yang
Terprogram
2. Masalah yang Tidak Terstruktur dan Pengambilan Keputusan yang
Tidak Terprogram
Masalah yang Terstruktur dan Pengambilan Keputusan
yang Terprogram

 Karena masalah ini terstruktur, manajer tidak menemui kesulitan dan biaya untuk
melalui proses pengambilan keputusan.
 Tahap membuat alternatif-alternatif dalam proses pengambilan keputusan tidak ada atau
hanya diberikan sedikit perhatian. Mengapa? Karena apabila masalah yang
terstruktur telah didefinisikan, solusinya biasanya jelas atau setidaknya dikurangi menjadi
beberapa alternatif yang akrab dan telah terbukti berhasil di masa lalu.
 Manajer bergantung pada salah satu dari tiga jenis keputusan yang terprogram: prosedur,
aturan atau kebijakan.
 PROSEDUR adalah serangkaian langkah berurutan yang digunakan manajer untuk
menanggapi masalah yang terstruktur.
 ATURAN adalah pernyataan eksplisit yang memberitahu manajer apa yang bisa atau tidak
bisa dilakukan
 KEBIJAKAN menetapkan parameter umum bagi pengambil keputusan ketimbang secara
khusus menyatakan apa yang harus atau tidak harus dilakukan.
Masalah yang TidakTerstruktur dan Pengambilan
Keputusan yang TidakTerprogram

 Banyak situasi dalam organisasi melibatkan masalah yang tidak terstruktur, yakni
masalah yang baru atau tidak biasa dan dimana informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan adalah ambigu/tidak jelas atau tidak lengkap.
 Saat muncul masalah yang tidak terstruktur, manajer harus bergantung pada
pengambilan keputusan yang tidak terprogram dalam rangka untuk mengembangkan
solusi yang unik
 Pengambilan keputusan yang tidak terprogram adalah pengambilan keputusan yang
unik, tidak berulang dan melibatkan solusi yang bersifat unik.
 Manajer pada tingkat yang lebih rendah sebagian besar bergantung pada pengambilan
keputusan yang terprogram (prosedur, aturan, dan kebijakan) karena mereka
menghadapi masalah yang akrab dan berulang-ulang.
 Seiring dengan naiknya tingkatan manajemen dalam organisasi, masalah yang mereka
hadapi menjadi lebih tidak terstruktur. Karena manajer tingkat yang lebih rendah
menangani keputusan rutin dan membiarkan manajer di tingkat atas berurusan dengan
keputusan yang tidak biasa atau sulit.
FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Syamsi, ada beberapa faktor yang


mempengaruhi pengambilan keputusan, diantaranya yaitu
:
 Keadaan Internal
 Tersedianya informasi yang diperlukan.
 Keadaan Ekstern
 Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Terry dalam Syamsi (2000:16), umumnya dalam


pengambilan keputusan seseorang, didasari hal-hal berikut,
diantaranya yaitu:
 Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yakni mudah
terkena sugesti, pengaruh luar dan faktor kejiwaan lainnya. Pengambilan keputusan berdasarkan
intusisi, membutuhkan waktu yang singkat untuk masalah yang memiliki dampak terbatas.
 Pengalaman
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu memudahkan pemecahan masalah.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Fakta
Keputusan berdasarkan fakta, data atau informasi yang cukup merupakan keputusan yang baik dan
solid, tetapi untuk mendapatkan informasi yang cukup sangat sulit.
 Wewenang
Keputusan berdasarkan wewenang akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan
praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadang sering membuat pembuat keputusan
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
 Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah yang dihadapi
membutuhkan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif.
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Kuzgun, ada 4 (empat) gaya pengambilan keputusan, diantaranya yaitu:
 Rational (Rasional)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan strategi yang sistematis dan berencana
dengan orientasi masa depan yang jelas.
 Intuitive (Intuisi)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan ketergantungan pada pengalaman batin,
fantasi dan kecendrungan untuk memutuskan dengan cepat tanpa banyak pertimbangan atau
pengumpulan informasi.
 Dependent (Dependen)
Gaya pengambilan keputusan ini, menolak tanggung jawab atas pilihan mereka dan melibatkan
tanggung jawab kepada orang lain. Dengan kata lain, gaya ini cenderung pada keputusan orang
lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas seperti orang tua, keluarga dan teman.
 Indecisiveness (Keraguan)
Gaya pengambilan keputusan ini cenderung menghindari situasi pengambilan keputusan atau
tanggunga jawab terhadap orang lain.
ANDA TELAH MENGIKUTI
PRESENTASI INI

Anda mungkin juga menyukai