Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Konsep Dasar Decision Making

Pengambilan Keputusan atau Decision Making adalah suatu proses pemikiran dalam pemilihan
dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu
untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi kedepan. Menurut Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan (Save, 2006:185), pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan pemilihan
keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif
atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang
akan diambil.

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis yang dipengaruhi oleh banyak
kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi.
Pengambilan keputusan adalah ilmu dan seni pemilihan alternatif solusi atau alternatif tindakan
dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan yang tersedia guna menyelesaikan masalah
(Dermawan, 2004).

Berikut ini beberapa pengertian pengambilan keputusan dari beberapa sumber buku:

Menurut Wang dan Ruhe (2007), pengambilan keputusan adalah proses yang memilih pilihan
yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang
diberikan.

Menurut Suharnan (2005), pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan
berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.

Menurut Terry (2003), pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua
alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu
diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan.

Menurut Simon (1993), pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan
harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.Menurut Baron dan Byrne (2008),
pengambilan keputusan adalah suatu proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan
mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan
tindakan.
Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (Syamsi, 2000:16), pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang umumnya
didasari hal-hal sebagai berikut:

a. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya
terbatas.

b. Pengalaman

Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.


Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah
dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

c. Fakta

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu
sangat sulit.

d. Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.

e. Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
1.2 TIPE-TIPE KEPUTUSA
Keputusan-keputusan Perseorangan dan Organisasi

Pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh perseorangan (individual decisions) maupun


oleh organisasi. Keputusan oleh perseorangan berupa keputusan berpartisipasi dan keputusan
berproduksi demi organisasi. Dalam hal keputusan berpartisipasi seorang melakukan perhitungan
tentang dorongan serta sumbangannya pada organisasi. Ini berarti orang menaggapi hadiah dari
organisasi dan harapan organisasi terhadap fungsi seseorang. Bila hadiah dari organisasi lebih
sedikit daripada sumbangannya kepada organisasi orang akan selalu mencari alternatif lain yaitu
tidak ikut serta dalam organisasi, bila hadiah organisasi sama dengan sumbangan seseorang,
orang tersebut akan mencari informasi tambahan untuk memutuskan ya atau tidak ikut dalam
organisasi dan bila sumbangannya lebih kecil dari hadiah organisasi maka orang akan
memutuskan untuk ikut serta dalam organisasi.

Selanjutnya keputusan untuk memproduksi atau berkarya tergantung pada tujuan


perseorangan. Bagaimanapun juga orang terpengaruh oleh orang lain, kelompoknya,
organisasinya dan pimpinan sehingga tujuan perseoranganpun dapat berubah dan sama dengan
tujuan orang lain, kelompok, organisasi dan pimpinan. Dengan demikian orang dapat dengan
mudah dipengaruhi dan mendasarkan keputusan-keputusannya pada tujuannya yang sesuai
dengan tujuan organisasi.

Keputusan organisasi berupa usaha organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi. Penyesuaian ini bisa bersifat rutin bisa inovatif. Dalam hal pertama organisasi bisa
memiliki program atau rencana. Bila terjadi perubahan yang mempengaruhi sistem, maka sistem
tersebut mengadakan tanggapan terhadap sifat perubahan dan mengadakan pilihan program yang
sudah ada untuk bertindak agar menanggulangi perubahan tersebut.

Pada situasi penyesuaian inovatif organisasi dihadapkan pada situasi dimana organisasi tidak
memiliki program untuk menghadapi perubahan, sehingga harus menemukan cara baru untuk
menanggulangi perubahan tersebut. Dalam hal ini organisasi perlu mencari informasi tambahan
agar dapat sampai pada keputusan untuk menanggulangi perubahan yang ada.
Perbedaan Keputusan-Keputusan Pribadi dan Organisasional

Perbedaan antara keputusan pribadi dan organisasi dijelaskan oleh Chester Barnard. Menurut
pendapatnya perbedaan dasarnya adalah bahwa keputusan- keputusan pribadi (personal
decisions) biasanya tidak dapat didelegasikan kepada orang lain , sedangkan keputusan-
keputusan organisasi (organizational decesions) sering didelegasikan. Jadi manajer membuat
keputusan organisasi yang ditujukan pada pencapaian tujuan organisasi dan keputusan pribadi
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pribadi. Dalam kenyataannya sering sulit bahkan tidak
mungkin untuk memisahkan kedua aspek keputusan menejemen ini. Terkadang keputusan
pribadi dan organisasi sesuai sehingga mempermudah pencapaian masing-masing tujuan dan
terkadang tidak sesuai sehingga saling menghambat masing-masing tujuan

Keputusan-keputusan Dasar dan Rutin

Satu lagi cara umum untuk mengklasifikasikan berbagai tipe keputusan adalah dengan kategori
dasar (basic) dan rutin. Mc Farland mengemukakan bahwa keputusan-keputusan dasar
merupakan keputusan-keputusan unit, investasi dalam jumlah besar, keputusan satu kali yang
menyangkut komitmen (keterikatan) jangka panjang dan relatif permanen dan tinggi derajat
pentingnya karena suatu kesalahan pengambilan keputusan akan mencelakakan organisasi secara
serius. Berbagai contoh keputusan dasar dalam suatu organisasi perusahaan antara lain keputusan
yang berkaitan dengan lokasi pabrik, struktur organisasi, negosiasi pengupahan, lini produk dan
integrasi vertikal. Dengan kata lain hampir semua keputusan kebijaksanaan (policy) menajemen
puncak dapat dianggap sebagai keputusankeputusan dasar.

Keputusan-keputusan rutin adalah keputusan-keputusan yang sangat berlawanan dengan


keputusan dasar. Tipe keputusan ini merupakan setiap hari, bersifat sangat repetitif (berulang-
ulang) dan mempunyai sedikit dampak pada organisasi keseluruhan. Bagaimanapun juga
digabungkan dengan keputusan dasar, keputusan rutin memainkan peranan sangat penting dalam
menentukan sukses tidaknya suatu organisasi. Contohnya seorang manajer personalia menarik
karyawan baru, seorang akuntan membuat keputusan tentang suatu rekening baru , seorang
tenaga penjualan memutuskan daerah yang akan didatangi. Tentu saja proporsi keputusan yang
dibuat dalam organisasi sebagian besar merupakan berbagai macam keputusan rutin, meskipun
proporsi yang tepat tergantung pada tingkatan organisasi mana keputusan dibuat. Contoh ,
penyelia (lini) pertama membuat hampir semua keputusan rutin, sedangkan manajer puncak
membuat keputusan rutin lebih sedikit tetapi lebih banyak dasar.

Disamping faktor-faktor organisasi juga ada faktor-faktor pribadi yang menentukan


apakah suatu keputusan adalah dasar atau rutin. Pengalaman, motivasi dan kepribadian mungkin
mempunyai pengaruh pada tipe mana keputusan akan diambil. Seorang manajer tingkat bawah
yang dihadapkan dengan suatu keputusan rutin secara non formal bila mengubahnya menjadi
suatu keputusan dasar yang mempunyai dampak jangka panjang terhadap organisasi secara
keseluruhan.

Dapus

Chaniago, Aspizain.2017.Teknik Pengambilan Keputusan.Jakarta:Lentera Ilmu Cendikia.

Dermawan, Rizqi. 2004. Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta.

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai