Anda di halaman 1dari 6

NUTRISI DAN BUDIDAYA MIKROBA

Dosen : Nur Hidayah M.Pd

Oleh :
POOJA HUJAIBAH (0310193115)

Tadris Biologi 4 Semester VI

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2022/2023
A. KATEGORI NUTRISI
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsurntersebut
diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda
tergantung pada keperluannya. Beberapa golonganbmikroba misalnya diatomae dan alga tertentu
memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding
sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae
hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation
monovalen yang lain.
Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan).
Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan
yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat
pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih
dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal
sebagai extracorporeal digestion.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagaisumber energi,
bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan
makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
1. Air; air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air adalah sebagai
sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai
pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
2. Sumber energi; ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik
atauanorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3. Sumber karbon; sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik
maupun anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino,
asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik
misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk
tumbuhan tingkat tinggi.
4. Sumber aseptor elektron; proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan
pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk
bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap
elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada
mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa organik, NO3-,
NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+
5. Sumber mineral; mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C,
O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.
Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn,
Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang
digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur
oligo,dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro sering terdapat sebagai
ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat
kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun
sel, unsur mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+
(kemasaman, pH), dan potensial oksidasi reduksi (redox potential) medium.
6. Faktor tumbuh; faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat
disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat
tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.Berdasarkan struktur dan
fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai
penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin
sebagai gugus prostetis atau bagian aktifdari enzim.
7. Sumber nitrogen; mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat,
asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan tergantung
pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas
N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen.
B. BAGAIMANA NUTRISI MASUK KEDALAM SEL MIKROBA
Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di dalamsel,
nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel yang bertanggung jawab
bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membransitoplasma. Transport nutrien melintasi
membran sitoplasma pada umumnya bersifatspesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem
transport yang dapat diangkut.
Mekanisme transport zat dapat dibedakan menjadi beberapa proses. Duadiantaranya
hanya mengangkut saja, tanpa adanya penimbunan zat di dalam sel.Sebaliknya ada sejumlah
proses dengan transport zat secara aktif yang mengakibatkanakumulasi zat di dalam sel.
Transport zat ke dalam sel terdiri dari difusi biasa ataudifusi pasif, difusi dipermudah, transport
aktif, dan translokasi gugus

1. Difusi Biasa atau Difusi Pasif


Difusi Pasif yaitu penerobosan spesifik dari zat ke dalam sel. Difusi ini hanya berdasar
pada perbedaankonsentrasi. Hanya yang konsentrasi di luar sel lebih besardibanding di dalam sel.
Contohnya CO2, O2, dan lemak terlarut

2. Difusi Dipermudah
Pada difusi dipermudah, zat-zat yang terdapat dalam larutan nutrien ditransport kedalam
sel mengikuti gradien konsentrasinya. Proses ini tergantung dari energimetabolisme, kecepatan
transport dalam cakupan luas tergantung dari kadar substratdalam medium. Nutrien tidak dapat
ditimbun melawan gradien konsentrasi yangterdapat di dalam sel. Contohnya gula, asam amino,
dan ion logam.3.
3. Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energi, kalau energi metabolisme tersedia maka zat
bersangkutan dapat ditimbun di dalam sel melawan gradien konsentrasi yang ada didalam sel.
Pada transport aktif molekul yang dilepaskan ke dalam sitoplasma samadengan molekul yang
diambil dari larutan nutrien. Hidrolisis ATP yang terjadi di dalamsel akan menghasilkan energi
yang akan digunakan untuk memompa H+ keluar sel.Sehingga H+ di luar sel akan
mempengaruhi konfigurasi protein karier dan afinitas substrat

4. Translokasi Gugus
Pada translokasi gugus molekul mengalami modifikasi kimia ketika diangkut.Misalnya
gula yang diambil sebagai gula dilepaskan di bagian dalam sel sebagai gulafosfat. Glukosa,
fruktosa, dan karbohidrat lain diambil oleh sistem fosfotransferase yangtergantung pada
fosfoenolpiruvat. Sistem ini terdiri dari satu komponen spesifik dansatu komponen aspesifik.
Komponen yang apesifik terdiri atas suatu protein stabilterhadap panas (HPr) yang dalam reaksi
yang enzimatik enzim (EI) difosforilasi olehfosfoenolpiruvat. EI terletak di dalam sitoplasma.
Komponen kedua merupakan enzimII yang spesifik untuk masing-masing gula, terletak di dalam
membran dan dapatdiinduksi. Enzim ini mengkatalisis pemindahan fosfat dari HPr ke gula pada
saat penerobosan

C. BUDIDAYA MIKROORGANISME DI LABORATORIUM


Laboratorium mikrobiologi adalah laboratorium yang didesain secara khusus untuk
keperluan praktikum atau eksperimen yang berhubungan dengan mikrobiologi. Budidaya
mikroorganisme dapat di lakukan dengan isolasi atau penanaman mikroba.
Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba Untuk menanam suatu mikroba perlu
diperhatikan faktor-faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara
menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang aerob. Mengisolasi suatu
mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya
sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam
dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya.
Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan campuran
bermacam-macam spesies mikroba. Macam-macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia
adalah :
1). Spread plate method (tebar/sebar),
2). Streak platemethod (gores),
3). Pour plate method (tabur).

1. Spread Plate Method (Tebar/Sebar)


Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur
mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba
pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga
sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300
koloni). Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung

2. Pour Plate Method (Tabur)


Dasar dari metode ini yaitu menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada
temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke
dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di permukaan
agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.

3. Streak Plate Method (Gores)


Metode gores umumnya digunakan mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar
sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu
dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar
yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-
koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki
flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan yang
basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang benar-benar kering
permukaannya

Anda mungkin juga menyukai