TINJAUAN PUSTAKA
A. Nutrisi bakteri
dan bagian – bagian sel lainnya). Bahan – bahan tersebut dinamakan nutrient.
kimia di dalam sel. Semua reaksi terarah yang berlangsung di dalam sel itu
disebut metabolisme.
Jasad hidup atau organisme sangat bergantung pada suplay zat – zat
ekogen (yang berasal dari luar tubuhnya) untuk tumbuh, berkembang dan
kompleks, asam – asam lemak, asam – asam amino, dan vitamin – vitamin.
sumber energi, bahan pembangun sel, juga sebagai aseptor dan donor elektron.
4
besar menjadi molekul – molekul yang lebih kecil
secara pinositosis.
a. Air
dalam bentuk donor H yaitu berupa substrat yang dapat dioksidasi. Air
air sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain
itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
b. Sumber energi
5
c. Sumber karbon
karbon selular. Perubahan CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah
(Sumarsih, 2003)
d. Sumber nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur yang diperlukan oleh semua jasad
cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga yang
6
e. Sumber Belerang
bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. (Jawetz,
f. Sumber phospor
dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak
metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid),
g. Sumber oksigen
juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu
masih banyak organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau
(Sumarsih, 2003)
7
h. Sumber aseptor elektron
pemindahan elektron dari substrat. Oleh karena elektron di dalam sel tidak
dapat berada dalam bentuk bebas, maka harus ada sesuatu yang dapat
aseptor elektron.
senyawa organik, NO3-, NO2--, N2O, SO4-, CO2--, dan Fe+++ . (Haribi, Ratih,
2008)
lainnya yang diperlukan oleh mikrobia adalah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.
Sedangkan yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit adalah Fe,
senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana.
8
Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam
purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai
gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim. (Jawetz, Melnick, Adelberg,
2005)
Proses nutrisi donor hidrogen dan sumber karbon dibagi menjadi dua
a. Mikroorganisme autotrof
b. Mikroorganisme heterotrof
9
lainnya termasuk autotrof. Perbedaan kedua golongan tersebut di atas
energi dari hasil oksidasi reduksi tanpa adanya sinar matahari sebagai
Sumber Sumber
Jenis Gizi Energi Karbon Contoh Bakteri
10
3. Penggolongan jasad berdasarkan kebutuhan oksigen
dari air. Unsur oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga
terdapat dalam CO2 dan dalam banyak senyawa organik. (Moat, 2007)
respirasi aerob, pada peristiwa ini oksigen direduksi menjadi air. Oksigen
a. Mikroorganisme Aerob
energi yang tersedia dari oksidasi sempurna molekul glukosa lebih besar
dari pada energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa. (Sumarsih, 2003)
11
b. Mikroorganisme Anaerob
dan SO4 yang berperan sebagai akseptor hydrogen atau akseptor elektron.
peroksida yang bersifat racun dan ion-ion superioksida (O2), O2 dan CO2
organisme terakhir yang terpisah karena organisme ini bukan aerob dan
bukan pula fermentatif. Bakteri ini adalah anaerob obligat tetapi bukannya
1) Pereduksi sulfat
12
2) Pereduksi nitrit
jika bahan itu tersedia, jika tidak organisme ini Akan melakukan
3) Bakteri metan
tersebut sebagai akseptor elektron akhir. Akan tetapi kalau tidak ada
karena oksigen bebas hanya diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit
sekali atau hanya kira-kira 20% dalam atmosfer atau kurang dari
13
persentasi oksigen dalam atmosfer. Pada media makanan padat didalam
dimana oksigen dapat masuk secara difusi kedalam medium. (Lud, 2006)
Jika dua atau lebih jasad yang berbeda ditumbuhkan bersama – sama
interaksi dalam penggunaan nutrisi yang dikenal dengan nama sintropik atau
tersebut akan segera tumbuh dengan adanya hasil metabolisme bakteri lain
Contoh lain adalah biakan campuran mikrobia yang terdiri dari satu
vitamin – vitamin atau asam – asam amino penting (esensial) untuk mikrobia
yang lain. Adanya kenyataan ini akan menimbulkan koloni satelit (satelite
colony) yang dapat dilihat pada medium padat. Kolon satelit ini hanya dapat
14
tumbuh kalau ada eksresi dari mikroba lain yang merupakan faktor tumbuh
pertumbuhan jasad yang lain karena kedua jasad tersebut saling memerlukan
Ratih, 2008)
dapat dibiak, dan faktor-faktor sepeti pH, suhu, dan penganginan harus
dikuasai dengan baik. Suatu perbenihan cair biasa dipakai, perbenihan tersebut
terhadap aksi kuman dan karena dapat larut pada 1000 C dan tidak menjadi
padat sebelum suhu turun dibawah 450 C, sel-sel dapat disuspensi dalam
15
empirik. Sebagian besar organisme (neutrofil) tumbuh baik pada pH 6,0-
8,0, meskipun ada pula (asidofil) yang memiliki pH optimal 3,0 dan yang
internal diatur oleh suatu set system pengangkutan proton dalam selaput
pada suhu rendah (15º C - 20º C). bentuk mesofilik tumbuh baik pada 300 -
370C; dan bentuk termofilik tumbuh paling baik pada 50º C - 60º C.
untuk banyak bentuk yang hidup bebas dan suhu tubuh tuan rumah adalah
16
fungsi linier yang berbanding terbalik dengan suhu; karena pertumbuhan
sel merupakan akibat suatu reaksi kimia, maka juga akan memperlihatkan
atas dan di bawah batas normal, log K turun dengan cepat, sehingga suhu
ekstrem akan membunuh jasad renik. Panas yang ekstrem digunakan untuk
kuman, meskipun suhu yang dingin tidak dapat digunakan secara aman
3. Oksigen
anaerob dan yang lain lagi bersifat anaerob obligat yang memerlukan suatu
zat yang lain dari oksigen sebagai penerima hydrogen dan sangat peka
peroksida (H2O2) dan radikal bebas yang lebih beracun lagi, superoksida
17
ini karena adanya superoksidasa dismutase, suatu enzim yang
mengkatalisa reaksi:
4. Tekanan osmotik
dari laut dan organisme yang sudah beradaptasi dan hidup didalam larutan
gula yang pekat misalanya, faktor – faktor ini sangatlah perlu diperhatikan.
osmofilik.
18
Sebagian besar kuman sanggup menahan tekanan osmotik luar dan
5. Salinitas
a. Non halofil
b. Halotoleran
d. Halofil ekstrim
C. Pertumbuhan Bakteri
dari satu fase perkembangan ke fase lainnya. Nilai logaritmik jumlah sel
19
suatu kelipatan-dua dari populasi. Kurva pertumbuhan bakteri dapat
a) Fase Lag
suatu aktivitas dalam lingkungan baru. Oleh karena itu selama fase
b) Fase Akselerasi
c) Fase Eksponensial
20
kandungan hara di dalam medium kultur, suhu, kadar oksigen,
(waktu).(Sumarsih, 2003)
d) Fase Retardasi
sebagainya.(Purnomo, 2004)
e) Fase Stasioner
datar. Fase ini juga diakibatkan karena sumber hara yang semakin
f) Fase Kematian
21
g) Fase kematian logaritmik
terlalu lama karena faktor lingkungan kurang mendukung, tanpa fase lag
baik faktor biotik maupun faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari
dalam dan ada faktor biotik dari lingkungan. Faktor biotik dari dalam
22
pemacu, baik yang berasal dari lingkungaan maupun yang dihasilkan
sendiri.(Purnomo, 2004)
D. Media kultur
dan cepat. Media biak (larutan biak) dapat di buat dari senyawa-senyawa
Media kultur adalah suatu medium yang terdiri atas campuran nutrisi
koch. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus
sifat – sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu media sebagai
1. Persyaratan media
pergerakan lazimnya, media biakan berisi air, sumber energi, zat hara
23
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidorgen dan
trace element. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahakan faktor
2003)
anatara lain:
oleh mikroorganisme
pertumbuhan mikroorganisme
24
karbon dioksida dinamakan ototrof. Sedangkan mikroba yang memerlukan
satu atau lebih senyawa organik sebagai sumber karbon disebut heterotrof.
a. Media hidup
hewan percobaan.
b. Media mati
macam, yakni:
25
a) Media padat
terbagi menjadi media agar miring dan media deep. Selain agar –
bahan yang sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda
c) Media cair
26
2) Penggolongan media mati berdasarkan fungsinya
berwarna.(Lud, 2008)
b) Media differensial
c) Media eksklusif
27
dihambat atau dimatikan. Contohnya yaitu media air pepton alkali
(Sumarsih, 2003)
e) Media khusus
g) Media universal
kaldu nutrien.
28
E. Pati Sagu
Pati sagu merupakan hasil ekstraksi empulur pohon sagu (Metroxylon sp)
yang sudah tua (berumur 8-16) tahun. Komponen terbesar yang terkandung dalam
sagu adalah pati. Pati sagu tersusun atas dua fraksi penting yaitu amilosa yang
merupakan fraksi linier dan amilopektin yang merupakan fraksi cabang. (McClatchey
dkk, 2006) Pati adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
persediaan bahan makanan. Komposisi kimia dalam 100 gram pati sagu yaitu :
dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat dikenal juga
29
Pati merupakan butiran atau ganula berwarna putih mengkilat, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa. Ganula pati mempunyai bentuk dan ukuran
yang beranekaragam, tetapi pada umumya berbentuk elips atau bola. Pati sagu
mm dan relatif lebih besar dari pati serealia. Pada dasarnya pati merupakan
polimer glukosa dengan ikatan 1,4 glukosa. Berbagai macam pati tidak sama
sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya. Pati terdapat dalam dua fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi yang larut dalam air disebut
amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin. Struktur dari amilosa
dalam setiap jenis pati. Pati sagu mengandung sekitar 27% amilosa dan
sifat-sifat pati itu sendiri. Apabila kadar amilosa tinggi maka pati akan bersifat
kering, kurang lekat dan cenderung meresap air lebih banyak.(Suryana, 2004)
30
Hidrolisis amilum (Pati) dapat menghasilkan oligosakarida yang
glukosa (monosakarida)
H O H O H O
Amilum 2 Dekstrin 2 Maltosa 2 Glukosa
(Polisakarida) (Oligosakarida) (Disakarida) (Monosakarida)
Sifat pati tidak larut dalam air, namun bila suspensi pati
molekul air yang menjadi lebih kuat dari pada daya tarik- menarik antara
molekul pati dalam ganula, sehingga air dapat masuk kedalam pati
membengkak luar biasa dan pecah sehingga tidak dapat kembali pada kondisi
semula. Perubahan sifat inilah yang disebut Gelatinasi. Suhu pada saat butir
serat pangan pun akan rusak. Oleh sebab itu terjadinya peningkatan
sebagian sudah berada dalam butir -butir pati dan tidak bergerak bebas
lagi karena terikat gugus hidroksil dalam molekul pati. Apabila suhu
31
sekitar 60 - 72º C tetapi menurut tetapi menurut sumber yang lain mengatakan,
Sifat pati sagu tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. Sifat amilografi pati
sagu dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan komposisi kimia pati sagu
Kandungan Range
Bentuk Ukuran Amilosa/ Suhu
Jenis Pati Granula Granula Amilopektin Gelatinisasi
(µm) ( C)
32
Tabel 5. Komposisi Kimia Pati Sagu
F. Kerangka Teori
Nutrisi (protein)
pH
Temperatur
Steril
Media
Tekanan
osmolaritas Kultur
Pertumbuhan
Bakteri
33