Kelas : 5B
NIM : 1202060058
Resume Mikrobiologi
Nutrisi dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Sel terutama terdiri atas makromolekul dan air. Makromolekul merupakan polimer dari
unit terkecil yang disebut monomer, nutrisi untuk mikroorganisme biasannya memanfaatkan
monomer yang diperlukan untuk pertumbuhan sel, Mikroorganisme yang berbeda
membutuhkan serangkaian nutrien (substansi yang dibutuhkan) yang berbeda dan tidak
semua nutrien yang diperlukan ada dalam jumlah yang sama.
1. Nutrisi Mikroorganisme
Nutrisi mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makronutrien (C, H, O,
N, P, S, K, MG, Ca, Na, Fe) dan mikronutrien (Co, Cu, Mn, Mo, Ni, Se, W, V, Zn, Fe)
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit oleh sel, sering disebut sebagai unsur kelumat
yang berperan sebagai komponan berbagai enzim. Makronutrien dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak, berikut beberapa contoh dari makronutrien:
A. Karbon (C)
Semua sel membutuhkan karbon dan sebagian besar prokariot membutuhkan
senyawa karbon organik sebagai sumber karbon. Karbon meliputi 50% dari berat
kering sel dan karbon merupakan unsur utama dalam makromolekul. Sebagian
prokariot bersifat autotrof, mampu membentuk struktur selular dari
karbondioksida dengan energi dar cahaya atau senyawa anorganik lain.
B. Nitrogen (N)
Bakteri mengandung 12% nitrogen dalam bobot sel kering. Nitrogen penting
untuk protein, asam nukleat, dan penyusun sel. Di alam, nitrogen tersedia dalam
bentuk organik dan anorganik (NH3, NO3- ,N2). Sebagian besar bakteri dapat
menggunakan amonia sebagai sumber nitrogen atau nitrat sedangkan gas nitrogen
dibutuhkan oleh bakteri tertentu yang tergolong penambat N 2. Beberapa contoh
dari nitrogen:
Fosfor, untuk sintesis asam nukleat dan fosfolipid
Sulfur, untuk struktur asam amino sistein dan metionin, juga dijumpai pada
beberapa vitamin seperti tiamin, biotin, asam lipoat, dan koenzim.
Kalium, berbagai enzim yang terlibat sintesis protein membutuhkan kalium
untuk aktivitasnya.
Magnesium, berfungsi untuk menstabilkan ribosom, membran dan asam
nukleat, juga diperlukan enzim untuk aktivitasnya serta dapat menstabilkan
dinding sel dan berperan dalam stabilitas endospore.
Natrium, dibutuhkan organisme tertentu dan dipakai sebagai indikator
habitatnya (mikroorganisme marin berbeda mikroorganisme air tawar).
C. Besi (Fe)
Besi, memegang peranan penting dalam respirasi selular dan merupakan
komponen kunci sitokrom dan protein Fe-S yang terlibat dalam transpor elektron.
Pada lingkungan anoksik Fe berada dalam bentuk Fe 2+ yang mudah larut
sedangkan pada lingkungan oksik dalam bentuk Fe3+ yang tak larut. Untuk
memperoleh besi dari mineral, sel menghasilkan siderofor yang mengikat besi dan
mentranspornya ke dalam sel. Salah satu kelompok siderofor terdiri atas derivat
asam hidroksamat yang mengkelat besi dengan kuat. Setelah komplek Fe -
hidroksamat masuk sel. Besi dilepaskan dan hidroksamat dieksresikan untuk
kembali mentranspor Fe. E coli dan Salmonella typhimurium menghasilkan
siderofor fenolat enterobaktin, merupakan derivat senyawa aromatik katekol yang
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap Fe. Tanpa agen pengikat Fe, patogen
tidak dapat memulai infeksi. Besi sedikit dijumpai pada jaringan hewan karena Fe
cepat diikat.
2. Faktor Tumbuh
senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dan tidak diperlukan untuk
semua sel. Faktor tumbuh meliputi vitamin, asam amino, purin dan pirimidin. Tidak
semua mikroorganisme dapat mensintesis senyawa tersebut sebagian di dapat dari
lingkungan atau ditambahkan di dalam media. Vitamin dibutuhkan sebagai zat tumbuh
dan berfungsi sebagai komponen koenzim.
3. Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan larutan nutrient yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium. Media dapat berupa terstruktur
(disiapkan dengan menambahkan substansi kimia murni baik organik maupun anorganik
dengan jumlah yang tepat ke dalam air destilata) dan kompleks (dapat mengandung
bahan tanaman atau hewan seperti kasein (protein susu), daging, kedelai, sel khamir atau
substansi lain bernilai gizi tinggi). Selain itu ada juga media selektif (mengandung
senyawa yang secara selektif dapat menghambat sebagian mikroorgansme dan sebagian
tidak) dan media diferensial (mengandung indikator, misalnya pewarna, yang
memungkinkan diferensiasi dari reaksi kimia yang berlangsung selama pertumbuhan
mikroorganisme).
4. Kultur Mikroorganisme
Setelah media disiapkan dan disterilkan, maka media dapat diinokulasikan dengan
organisme dan diinkubasi pada keadaan yang dapat menunjang pertumbuhan. Pada
keadaan terkendali atau keadaan laboratorium, dengan tehnik inokulasi dapat dihasilkan
kultur murni. Kultur yang hanya terdiri atas satu tipe mikroorganisme. Organisme yang
tidak diinginkan disebut kontaminan, dan tehnik mikrobiologi digunakan untuk
mencegah kontaminasi untuk mendapatkan kultur murni seringkali digunakan media
padat dalam cawan petri.
Media pertumbuhan mikroorganisme dapat berupa padat, setengah padat, dan cair.
Pada kultur media padat, sel terimobilisasi memungkinkan pertumbuhan membentuk
masa terisolasi yang disebut koloni. Koloni bakteri dapat memperlihatkan berbagai
bentuk dan ukuran tergantung pada organisme, kondisi kultur, nutrien, oksigen, dan
beberapa parameter fisiologi lainnya.
Beberapa contoh dari inoculum yaitu ragi, starter, bibit, biang dan kultur induk.
Tipe inoculum antara lain berdasarkan komposisi (Tunggal dan campuran), berdasarkan
teksturnya (Padat dan Cair) serta berdasarkan jenisnya (sel vegetative, miselium dan
spora). Waktu pertumbuhan (aktivasi) inoculum beragam, pada lyofilisasi (4 – 10 hari).
Kultur beku pada bakteri (4 – 48 jam), pada actinomycetes (1 – 5 hari), pada fungi ( 1- 7
hari). Kultur refrigerated pada bakteri ( 4 – 24 jam), pada actinomycetes ( 1 – 3 hari) dan
pada fungi (1 – 5 hari). Ada dua metode dalam kultur mikroorganisme yaitu metode
tuang dan metode inokulasi.
N = N02n
Keterangan:
N = jumlah sel akhir
N0 = jumlah sel awal
N = jumlah generasi setelah pertumbuhan eksponensial
Soal HOTS
1. Pewarnaan gram pada bakteri dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi spesies bakteri
pada berbagai penyakit infeksi seperti pneumonia, tonsilitis bakterial, meningitis, dan
gonorrhea. Prosedur pewarnaan gram dapat membantu mengidentifikasi organisme
penyebab penyakit.
Berdasarkan pernyataan di atas, berikut ini merupakan zat – zat yang ditambahkan
pada pewarnaan gram adalah…
A. Violet kristal
B. Metilen blue
C. Kalsium karbonat
D. Nitrat
E. Magnesium hidroksida
3. Dalam kultur mikroba ada beberapa teknik yang digunakan untuk menanamkan
mikroba pada media, dibawah ini mana yang tidak termasuk ke dalam teknik
penanaman mikroba?
A. Pour plate methode (metode taburan)
B. Plate Count Agar (PCA)
C. Streak plate method (metode gores)
D. Spread plate method (metode sebaran)
E. Zig zag method (metode zigzag)