1. Suhu
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh
sangat cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka dapat tumbuh.
Pembelahan sel sangat sensitif terhadap efek kerusakan yang disebabkan
temperatur; betuk yang besar dan aneh dapat diamati pada pertumbuhan kultur
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur yang mendukung tingkat
pertumbuhan yang sangat cepat (Wibowo MS, 2012). Menurut Wibowo MS
(2012) Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi pertumbuhan,
bakteri dikelompokkan menjadi tiga:
1) Psikrofilik, -5C sampai 30C, optimum pada 10-20C
2) Mesofilik, 10-45C, optimum pada 20-40C
3) Termofilik, 25-80C, optimum pada 50-60C.
Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal
mikroorganisme. Jadi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada
temperatur 37C.
Menurut Fardiaz S,(1992) Suhu di mana suatu makanan disimpan sangat besar
pengaruhnya terhadap jenis jasad renik yang dapat tumbuh serta kecepatan
pertumbuhannya. Beberapa ketentuan mengenai pengaruh suhu terhadap
kecepatan pertumbuhan sel, yaitu;
1) Pertumbuhan jasad renik terjadi pada suhu dengan kisaran kira-kira 30C.
2) Kecepatan pertumbuhan jasad renik meningkat lambat dengan naiknya suhu
sampai mencapai kecepatan pertumbuhan maksimum.
3) Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan cepat
dengan naiknya suhu.
2. PH
PH medium biakan juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, untuk
pertumbuhan bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal. Pada bakteri
patogen pH optimalnya 7,2 7,6. Meskipun medium pada awalnya dikondisikan
dengan pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tetapi, secara bertahap besarnya
pertumbuhan akan dibatasi oleh produk metabolit yang dihasilkan
mikroorganisme tersebut(Wibowo MS, 2012).
Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara kontrol
regulasi pH sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH berbeda dengan 0,1
unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas
sistem transpor ion yang mempermudah masuknya proton. Bermacam-macam
sistem yang mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai
bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pHi 6,5 7,0; neutrofil memiliki nilai
rentang pHi 7,5 8,0, dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 9,0.
Mikroorganisme fermentatif memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada
mikroorganisme fermentatif , produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan
akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan pembatasan
pertumbuhan. Sejumlah mikroorganisme meningkatkan mekanisme kompensasi
untuk mencegah efek toksik dari akumulasi produk yang bersifat asam dan
berkonsentrasi tinggi tersebut(Wibowo MS, 2012).
Makanan yang mempunyai PH rendah (di bawah 4,5) biasanya tidak dapat di
tumbuhi oleh bakteri tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan khamir dan
kapang. Oleh karena itu, makanan yang mempunyai PH rendah relatif lebih tahan
selama penyimpanan di bandinkan dengan makanan yang memiliki PH netral atau
mendekati netral (Fardiaz S,1992).
3. Kelembapan
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri, umumnya
lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri, kecuali
pada Mycoplasma dan bakteri yang mengalami kerusakan dinging selnya, tidak
toleran terhadap perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor
kompleks dan alat pengatur sensor-osmotik untuk memelihara keadaan osmotik
konstat dalam sel(Wibowo MS, 2012).
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang terdapat
pada E. coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat dua bagian cairan
yang berbeda, sitoplasma yang terdapat pada membran dalam, dan daerah
periplasma yang terdapat di antara membran luar dan membran dalam. Pada saar
bakteri ini tumbuh pada medium dengan osmolaritas rendah maka membran
sitoplasma yang sedikit kaku akan mengembang paling tidak dapat mencegah
perubahan osmolaritas daerah periplasma, sama dengan pada sitoplasma.Pada sel
yang tumbuh dalam medium dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber
utama anion terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan memelihara tekanan
osmotik tinggi dan potensial membran Donnan pada bagian periplasma. Struktur
oligosakarida ini sangat layak untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini
memiliki BM antara 2200-2600 dan bersifat impermeabel terhadap membran luar,
suatu komponen penting untuk fungsi spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-
10 unit glukosa. Pertumbuhan sel pada medium dengan osmolaritas rendah
mensintesis MDO pada kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur
secara genetik untuk merespon perubahan osmolaritas medium(Wibowo MS,
2012).
5. Pengaruh oksigen
Mikroorganisme sering dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhannya
akan oksigen, yaitu:
- Aerob obligat , yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidupnya.
- Anaerob obligat, yaitu mikroorganisme yang tidak dapat hidup bila ada oksigen.
- Anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu tumbuh dalam lingkungan
dengan atapun tanpa oksigen.
- Mikroaerofil, yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen, namun hanya
dapat tumbuh bila kadar oksigen diturunkan menjadi 15% atau kurang (Lay,1994).
B. METABOLISME BAKTERI
Metabolisme Bakteri
Metabolisme adalah semua reaksi yang mencakup semua proses kimiawi yang
terjadi di dalam sel yang menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk sintesis
pada komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluler. Seperti untuk
pertumbuhan, pembelahan sel, pembaruan komponen sel, dan lain-lain. Kegiatan
kimiawi yang dilakukan oleh sel sangat rumit, beragamnya bahan yang digunakan
sebagai unsur nutrisi oleh sel. Dalam melakukan setiap aktivitas sel dalam tubuh
sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai substansi yang ada dalam sel
yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluller dan kehidupan. Semua
aktivitas metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan tidak akan
terjadi tanpa adanya enzim dalam tubuh mahluk hidup.
1. Metabolit Primer
Adalah suatu metabolit atau molekul yang merupakan produk akhir atau produk
antara proses metabolisme makhluk hidup yang fungsinya sangat esensial bagi
kelangsungan hidup organisme tersebut. Contohnya : protein, lemak, karbohidrat
dan DNA. Pada umumnya metabolit primer tidak diproduksi berlebihan. Pada
sebagian mikroorganisme, produksi metabolit yang berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan, dan kadang- kadang dapat mematikan mikroorganisme tersebut,
proses metabolisme untuk membentuk metabolit primer disebut metabolisme primer.
Ciri- ciri metabolit primer :
Fungsi metabolit sekunder bagi mikroorganisme penghasil itu sendiri sebagian besar
belum jelas.metabolisme dibuat dan disimpan secara ekstraseluler. Metabolit
sekunder banyak bermanfaat bagi menusia dan makhluk hidup lain karna banyak
diantaranya bersifat sebagai obat, pigmen, vitamin, ataupun hormon. Contohnya
adalah Chlorafenicol dari Streptomyces venezuellae, Penisillin dari Penicillium
notatum, serta papaverin yang dihasilakan oleh Papaver sp.
Ciri- ciri metabolit sekunder adalah :
Triptofan, Senyawa ini diduga berkaitan dengan induksi sintesis enzim yang
dibutuhkan untuk produksi alkaloid pada claviceps.
Metionin
C. GENETIK BAKTERI
Dewasa ini mucul keanekaragaman dan variasi genetik pada bakteri disebabkan oleh
proses rekombinasi gen antara jenis bakteri yang satu dengan bakteri lain.
Rekombinasi atau pertukaran gen ini melalui berbagai cara yaitu:
1. Transfer Gen
Materi genetik dan plasmid dapat berpindah atau dipindahkan melalui berbagai
mekanisme sebagai berikut:
a. Transduksi
DNA dari plasmid masuk ke dalam genom bakteriofaga. Oleh bakteriofaga
plasmid ditransfer ke populasi bakteri lain. Transduksi biasa terjadi pada
bakteri Gram positif seperti Staphylococcus, tapi diketahui pula terjadi pada
Salmonella
b. Transformasi
Fragmen DNA bebas dapat melewati dinding sel dan kemudian bersatu dalam
genom sel tersebut sehingga mengubah genotipnya. Hal ini biasanya
dikerjakan di
laboratorium dalam penelitian rekayasa genetika, tapi dapat pula terjadi secara
spontan
meskipun dalam frekuensi yang kecil.
c. Konyugasi
Transfer unilateral materi genetik antara bakteri sejenis maupun dengan jenis
lain dapat terjadi melalui proses konyugasi (mating = kawin). Hal ini
dimungkinkan karena adanya faktor F yang menentukan adanya pili seks pada
virus bakterial tertentu. Kuman yang mempunyai pili seks disebut kuman F+,
dan melalui pilinya materi genetik dari sel donor (F+) termasuk plasmid DNA-
nya dapat berpindah ke dalam sel resipien. Jadi gengen tertentu yang
membawa sifat resistensi pada obat dapat berpindah dari populasi kuman yang
resisten ke dalam kuman yang sensitif. Dengan cara inilah sebagian besar dari
sifat resisten obat tersebar dalam populasi kuman dan menimbulkan apa yang
disebut multi drug resistance.
d. Transposisi
Transposisi adalah pemindahan rantai DNA pendek (hanya beberapa urutan
saja) antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari kromosom ke plasmid
dalam sel tersebut.
A. Bidang Pertanian
Peran :
Proses :
Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi
akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut
menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya
mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak
dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit
sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat
tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat
menambah kesuburan tanah.
Peran :
Bakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu
komponen pengendalian nematoda pada tanaman lada. Pengendalian hayati ini
diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia (nematisida) yang
berdampak negative terhadap lingkungan. Penyakit kuning merupakan salah satu
kendala produksi lada di Bangka-Belitung dan Kalimantan. Penyakit tersebut
disebabkan oleh nematoda parasit terutama Radopholus similis dan Meloidogyne
incognita. Akibat serangan nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat serta warna daun dan dahan menjadi kuning. Daun-daun yang menguning
tidak menjadi layu, tetapi tergantung kaku dan sangat rapuh sehingga secara bertahap
akan gugur. Untuk mengendalikan penyakit kuning, para petani lada biasanya
menggunakan bahan kimia. Namun, penggunaan bahan kimia secara terus menerus
dapat mencemari lingkungan, menimbulkan resurjensi dan resistensi nematoda serta
terbunuhnya musuh-musuh alami yang mempunyai peranan dalam menjaga
keseimbangan hayati.
Proses :
B. Bidang Industri
Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam bidang ini.
Terutama dalam bidang industri pangan. Terdapat beberapa kelompok bakteri yang
mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada
pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada
umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau
bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa
makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan
C. Bidang Kedokteran
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga dapat memberikan
manfaat dibidang kedokteran. Antibotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikro
organisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikro organisme lain dan
senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa
bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Streptomyces griseus menghasilkan antibiotik streptomycin
Streptomyces aureofaciens menghasilkan antibiotik tetracycline
Streptomyces venezuelae menghasilkan antibiotik chloramphenicol
Penicillium menghasilkan antibiotik penisilin
Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polymixin.
A. Tumbuhan
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
1. Xanthomonas oryzae = Menyerang pucuk batang padi
2. Xanthomonas campestris = Menyerang tanaman kubis
3. Pseudomonas solanacaerum = Penyakit layu pada famili terung-terungan
4. Erwinia amylovora = Penyakit bonyok pada buah-buahan
B. Hewan
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
1. Brucella abortus = Brucellosis pada sapi
2. Streptococcus agalactia = Mastitis pada sapi
3. Bacillus anthracis = Antraks
4. Actinomyces bovis = Bengkak rahang pada sapi
5. Cytophaga columnaris = Penyakit pada ikan
C. Manusia
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
1. Salmonella typhosa = Tifus
2. Shigella dysenteriae = Disentri basiler
3. Vibrio comma = Kolera
4. Haemophilus influenza = Influensa
5. Diplococcus pneumoniae = Pneumonia
6. Mycobacterium tuberculosis = TBC paru-paru
7. Clostridium tetani = Tetanus
8. Neiseria meningitis = Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae = Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum = Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae = Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue = Puru atau patek
13. Corinebacterium diphteriae = Dipteri
14. Pasteurella pestis = Pes
15. Staphylococcus = Bisul