Anda di halaman 1dari 16

A.

Karakteristik Protozoa
Protozoa merupakan kelompok dari Protista, yang berukuran kecil. Hewan
mikroskopis ini memiliki ukuran tubuh antara 5-100 milimikron. Bentuk Protozoa sangat
beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, dan memanjang. Tubuh
Protozoa umumnya tidak mempunyai dinding sel yang kuat dan di dalamnya terdapat
nukleus, vakuola, mitokondria, dan ribosom.
Protozoa hidup di perairan, misalnya di kolam, air laut, air tawar, tetapi ada juga
yang hidup sebagai parasit pada hewan atau tumbuhan, bahkan manusia. Di tanah pun
mereka bisa hidup, untuk itulah hewan tersebut dimasukkan
kelompok kosmopolit, artinya dapat ditemukan di berbagai tempat. Karena hidupnya ada
yang berada di perairan, maka mereka mempunyai peranan penting dalam rantai makanan
untuk komunitas lingkungan akuatik. Pada umumnya protozoa membutuhkan suhu
optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C.
Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH
6-8. Protozoa berkembang biak secara aseksual/vegetatif dengan cara :
- Pembelahan secara mitosis pada semua Protozoa
- Pembelahan multipel berganda pada Amoeba, Euglena, dan Sporozoa
Sebagai predator, mereka memangsa protozoa lainnya, ganggang, bakteri,
dan mikrofungi. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan
populasi bakteri. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka
misalnya pada Amoeba. Protozoa memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna makanan menggunakan enzim kemudian dibentuk menjadi bagian-bagian yang
sederhana. Terdapat beberapa tipe dalam nutrisi protozoa yaitu :
 Holozoik yaitu makan seperti hewan yang memakan organisme lain
 Holofitik yaitu mensintesis makanannya sendiri dari zat organik dengan
bantuan klorofil dan cahaya seperti tumbuhan.
 Saprofitik yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati

B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan Protozoa


1. Suhu
Masing-masing mikrobia memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya. Suhu
pertumbuhan suatu mikrobia dapat di bedakan dalam suhu minimum, optimum dan
maksimum. Berdasarkan atas perbedaan suhu pertumbuhannya dapat di bedakan
mikrobia yang psikhrofil, mesofil, dan termofil. Untuk tujuan tertentu suatu mikrobia
perlu di tentukan titik kematian termal (Thermal Death Point) dan waktu kematian termal
(Thermal Death Time) nya. Daya tahan terhadap suhu itu tidak sama bagi tiap-tiap
spesies. Ada spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam
cairan medium pada suhu 60°C, sebaliknya, bakteri yang membentuk spora seperti genus
Bacillus dan Clostridium itu tetap hidup setelah di panasi dengan uap 100°C atau lebih
selama kira-kira setengah jam. Untuk sterilisali, maka syaratnya untuk membunuh setiap
spesies untuk membunuh setiap spesies bakteri ialah pemanasan selama 15 menit dengan
tekanan 15 pound serta suhu 121°C di dalam autoklaf. Mengenai pengaruh suhu terhadap
kegiatan fisiologi, maka seperti halnya dengan mahluk-mahluk lain, mikrooganisme pun
dapat bertahan di dalam suatu batas-batas suhu tertentu. Batas-batas itu ialah suhu
minimum dan suhu maksimum, sedang suhu yang paling baik bagi kegiatan hidup itu
disebut suhu optimum. Berdasarkan itu adalah tiga golongan bakteri, yaitu:
 Bakteri termofil (politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali pada
suhu setinggi 55° sampai 65°C, meskipun bakteri ini juga dapat berbiak pada suhu
lebih rendah atau lebih tinggi daripada itu, yaitu dengan batas-batas 40°C sampai
80°C. Golongan ini terutama terdapat didalam sumber air panas dan tempat-tempat
lain yang bersuhu lebih tinggi dari 55°C.
 Bakteri mesofil (mesotermik), yaitu bakteri yang hidup baik di antara 5° dan 60°C,
sedang suhu optimumnya ialah antara 25° sampai 40°C, minimum 15°C dan
maksimum di sekitar 55°C. Umumnya hidup di dalam alat pencernaan, kadang-
kadang ada juga yang dapat hidup dengan baik pada suhu 40°C atau lebih.
 Bakteri psikrofil (oligotermik), yaitu bakteri yang dapat hidup di antara 0° sampai
30°C, sedang suhu optimumnya antara 10° sampai 20°C. Kebanyakan dari golongan
ini tumbuh di tempat-tempat dingin baik di daratan ataupun di lautan.
2. pH
Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri pada
pH 6,5 – 7,5; khamir pada pH 4,0 – 4,5 sedangkan jamur dan aktinomisetes pada daerah
pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum dan maksimum untuk
pertumbuhanya. Berdasarkan atas perbedaan daerah pH untuk pertumbuhanya dapat
dibedakan mikrobia yang asidofil, mesofil ( neutrofil ) dan alkalofil. Untuk menahan
perubahan dalam medium sering ditambahkan larutan bufer. pH optimum pertumbuhan
bagi kebanyakan bakteri antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam
keadaan sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di kuitivasi di dalam suatu
medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misal 7 maka mungkin pH ini akan berubah
sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama
pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar sehingga mengahambat
pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH dapat dapat dicegah dengan
menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan penyangga adalah senyawa atau
pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan pH.
3. Oksigen
Mikrobia dapat dibedakan atas 3 kelompok berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu,
mikrobia bersifat aerobik, anaerobik, dan anaerobic fakultatif. Kapang dan khamir pada
umumnya bersifat aerobic sedangkan bakteri bersifat aerobic dan anaerobic. Dalam suatu
proses fermentasi yang menggunakan mikrobia aerobic, maka aerasi selama proses
fermentasi sangat berpengaruh terhadap produk akhir yang dihasilkan.
4. Kelembaban
Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk
pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85°C, sedangkan
untuk jamur dan aktinomises diperlukan kelembaban yang rendah dibawah 80°C. Kadar
air bebas didalam lautan (aw) merupakan nilai perbandingan antara tekanan uap air
larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk
bakteri pada umumnya terletak diantara 0,90 – 0,999 sedangkan untuk bakteri halofilik
mendekati 0,75. Banyak mikroorganisme yang tahan hidup didalam keadaan kering
untuk waktu yang lama seperti dalam bentuk spora, konidia, arthrospora, klamidospora
dan kista. Seperti halnya dalam pembekuan, proses pengeringan protoplasma,
menyebabkan kegiatan metaobolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan-lahan
menyebabkan perusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya
dengan naiknya kadar zat terlarut.
4. Tekanan osmosis
Pada umumnya mikrobia terhambat pertumbuhannya di dalam larutan yang
hipertonis. Karena sel-sel mikrobia dapat mengalami plasmolisa. Didalam larutan yang
hipotonis sel mengalami plasmoptisa yang dapat di ikuti pecahnya sel. Beberapa
mikrobia dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan osmose yang tinggi; tergantung pada
larutanya dapat dibedakan jasad osmofil dan halofil atau halodurik. Medium yang paling
cocok bagi kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika
bakteri di tempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri
akan mengalami plasmolisis. Larutan garam atau larutan gula yang agak pekat mudah
benar menyebabkan terjadinya plasmolisis ini. Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di
dalam air suling akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri,
dengan kata lain, bakteri dapat mengalami plasmoptisis. Berdasarkan inilah maka
pembuatan suspense bakteri dengan menggunakan air murni itu tidak kena, yang
digunakan seharusnyalah medium cair.Jika perubahan nilai osmosis larutan medium
tidak terjadi sekonyongkonyong, akan tetapi perlahan-lahan sebagai akibat dari
penguapan air, maka bakteri dapat menyesuaikan diri, sehingga tidak terjadi plasmolisis
secara mendadak.
5. Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, Zn, Li, dan Pb. Walaupun pada
kadar sangat rendah akan bersifat toksis terhadap mikroorganisme karena ion-ion logam
berat dapat bereaksi dengan gugusan senyawa sel. Daya bunuh logam berat pada kadar
rendah disebut daya ologodinamik. Anion seperti sulfat tartratklorida, nitrat dan benzoat
mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroorganisme. Karena adanya perbedaan sifat
fisiologi yang besar pada masing-masing mikroorganisme maka sifat meracun dari anion
tadi juga berbeda-beda. Sifat meracun alakali juga berbeda-beda, tergantung pada jenis
logamnya. Ada beberapa senyawa asam organik seperti asam benzoat, asetat dan sorbet
dapat digunakan sebagai zat pengawet didalam industry bahan makanan. Sifat meracun
ini bukan disebabkan karena nilai pH, tetapi merupakan akibat langsung dari molekul
asam organik tersebut terhadap gugusan didalam sel.
6. Nutrien
Konsentrasi substrat dalam suatu medium dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan populasi mikrobia dan perolehan sel total dari suatu kultur mikrobia. Pada
konsentrasi substrat yang amat minim, maka laju pertumbuhan mikrobia secara
proposional akan menurun. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan
pertumbuhan, menikuti konsep pada kinetika enzim yaitu tentang pengaruh konsentrasi
substrat terhadap kecepatan reaksi enzimatis.

C. Klasifikasi Protozoa
Protozoa adalah protista mirip hewan (protozoa = hewan pertama (Yunani)). Awalnya
protozoa disebut hewan bersel satu, tetapi karena terdapat beberapa ciri yang berbeda dengan
hewan maka digolongkan ke dalam kingdom protista. Tubuh protozoa terdiri atas satu sel
yang berukuran mikroskopis (antara 3-300 mikron), tidak mempunyai dinding sel, dan pada
keadaan kurang menguntungkan ada yang dapat membentuk kista. Protozoa dapat dijumpai
di parit, sawah, sungai, bendungan, air laut, bahkan ada yang hidup dalam makhluk hidup
lain. Protozoa berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dengan membelah diri
atau membentuk spora, dan secara seksual dengan konjugasi. Berdasarkan alat geraknya,
protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1 Protozoa

D. Contoh-Contoh Spesies Protozoa


1. Rhizopoda

Gambar 4.1 Rhizopoda

Rhizopoda adalah protozoa yang menggunakan kaki semu (pseudopodia) sebagai


alat geraknya. Kaki semu tersebut berasal dari sitoplasma yang menjulur. Pseudopodia
juga berfungsi untuk memangsa makanan. Beberapa jenis rhizopoda memiliki cangkang
yang terbuat dari kalsium karbonat dan silika. Contoh rhizopoda adalah Amoeba sp.
Berikut adalah ciri-ciri rhizopoda:
1. Alat gerak pseudopodia (kaki semu)
2. Pembelahan biner
3. Bentuk sel tidak tetap
4. Bersifat heterotrof
5. Dapat berubah menjadi kista saat kondisi lingkungan tidak memadai sehingga
tidak aktif dan dapat aktif kembali.
6. Tidak memiliki bentuk yang tetap.
7. Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia) yang
merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak dengan
menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.
8. Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.
9. Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.

Taksonomi Amoeba proteus


Kingdom : Protista
Phylum : Protozoa
Class : Rhizopoda
Order : Amoebida
Family : Amoebida
Genus : Amoeba
Species : Amoeba proteus
2. Ciliata

Gambar 4.2 Cilliata


Taksonomi Paramecium caudatum
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Class : Infosoria
Ordo : Holotrichida
Family : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Spesies : Paramecium caudatum

Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk mendorong
tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu. Selain itu, silia bisa
digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata berkembang biak secara vegetatif (aseksual)
dengan membelah diri dan secara generatif (seksual) dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan sandal,
karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada permukaan membrane
sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel dengan getaran silia. Makanan yang
masuk ke mulut sel lalu masuk ke kerongkongan sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola
makanan beredar dalam sel sambil mencerna makanan. Sisa makanan berbentuk cair
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan
berbentuk padat dikeluarkan melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran
sel. Berikut adalah ciri-ciri ciliata:
1. Alat gerak berupa silia (bulu getar)
2. Memiliki dua inti sel (makronukleus dan mikronukleus)
3. Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
4. Reproduksi seksual dengan konjugasi
5. Memiliki trikokis
6. Bersifat heterotroph
3. Flagellata

Gambar 4.3 Flagellata

Taksonomi Euglena Viridis


Kingdom : Animalia
Phylum : Euglenophyta
Kelas : Phitomatigophora
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena Viridis

Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu cambuk
(flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini digunakan dengan
mencambukkan bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan menggunakannya untuk
memindahkan dirinya sendirContoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara
parasit dalam darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri,
dan menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
lalat tse-tse.
Berikut adalah ciri-ciri flagellata :
1. Alat gerak berupa flagelum (bulu cambuk)
2. Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
3. Hidup di air, bersimbiosis, atau menjadi parasit di dalam tubuh hewan
4. Sporozoa

Gambar 4.4 Sporozoa

Taksonomi Plasmodium vivax


Kingdom : Protista
Phylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium vivax

Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Semua jenis sporozoa
hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Contoh sporozoa adalah Plasmodium sp.
Berikut adalah ciri-ciri sporozoa:
1. Tidak memiliki alat gerak
2. Pembelahan ganda
3. Tidak memiliki vakuola kontraktil
4. Memiliki daur hidup kompleks
5. Dapat bereproduksi secara seksual maupun as3ksual
6. Memiliki spora
E. Peranan Protozoa

Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Beberapa manfaat Protozoa


antara lain :
1. Mengendalikan populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa bakteri sebagai
makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam.
2. Sumber makanan bagi ikan, udang, kepiting dan ikan.
3. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang
berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.
4. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses pembusukan
sisa makanan.
5. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah
tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat digunakan sebagai
petunjuk adanya minyak bumi.
6. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok.
7. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
Protozoa yang merugikan bagi manusia, yaitu menyebabkan penyakit antara lain sebagai
berikut :
1) Entamoeba histolytica, penyebab disentri

Gambar 5.1 Entamoeba histolytica


 Disentri merupakan penyakit pada gangguan pencernaan yang ditandai dengan
peradangan usus besar.
 Gejala : diare berat sehingga timbul darah pada saat BAB, muntah yang dapat
menimbulkan resiko dehidrasi.
 Cara mengobati : dengan meminum air putih yang cukup dan segera membawa
penderita ke dokter. Untuk mengobati disentri dengan cara alami, kunjungi situs
2) Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.

Gambar 5.2 Trypanosoma brucei

Gambar 5.3 Siklus hidup Trypanosoma brucei


 Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat, yang dinamakan lalat tse-tse.
 Gejala : pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil yang berwarna merah. Apabila
penyakit itu akan berkembang, tanda-tanda dan gejala-gejala akan nampak lebih
lanjut dalam waktu dua atau tiga minggu. Kebanyakan dirasakan sakit kepala, nyeri
urat syaraf, tidak dapat tidur (insomnia), kehilangan kesanggupan untuk
mempersatukan pikiran dan denyut nadi yang cepat.
3) Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki.
Gambar 5.4 Trypanosoma brucei
 Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan seksual (PMS),
seseorang beresiko terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati
dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti
terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
 Pada wanita : gejalanya Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau hubungan seksual,
rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin,
keputihan berwarna putih susu bergumpal disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat
kelamin dan sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal,
timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan,
lecet atau borok pada alat kelamin.
 Pada laki-laki : gejalanya Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis
atau alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin, rasa
gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing,
bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
4) Balantidium coli, penyebab diare.

Gambar 5.5 Balantidium coli


 Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare dan muntah-muntah.
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau
lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
 Tanda tanda yang mudah untuk kita kenali pada penderita diare yaitu Buang air besar
encer (mencret), disertai rasa melilit (sakit perut), disertai rasa perut kembung,
kadang disertai suhu badan yang meningkat (demam) terutama sering terjadi pada
bayi dan anak.
5) Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis

Gambar 5.6 Toxoplasma gondii


 Toxoplasma gondii bisa menyerang manusia dan semua hewan berdarah panas
terutama burung, ayam dan sejenisnya serta Hewan berkaki empat seperti sapi,
kambing, kerbau, domba dll.
 Gejala akibat Toxoplasmosis pada orang sehat, antara lain demam, sakit kepala,
pembesaran kelenjar limfa (Getah bening), lemah, lesu, nyeri tenggorokan, nyeri dan
pegal di seluruh badan.
6. Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria.

Gambar 5.7 Plasmodium sp


 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan
Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di
Amerika, Asia dan Afrika.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jild 1. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar

Campball, Neil. 2010. Campball Biologi Jild 1. Jakarta: penerbit Erlangga.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga. Hal : 171-172.

Schlegel, Hans G. 1984. Mikrobiologi Umum Edisi Ke Enam. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Volk, Wesley A. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jild 1. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar

Campball, Neil. 2010. Campball Biologi Jild 1. Jakarta: penerbit Erlangga.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga. Hal : 171-172.

Schlegel, Hans G. 1984. Mikrobiologi Umum Edisi Ke Enam. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Volk, Wesley A. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jild 1. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar.

Asalam. 2013. Protista Mirip Tumbuhan (Alga). http: //aslam02. wordpress.com/


materi/biologi-kelas-x/ protista/protista-mirip-tumbuhan-alga/. Diakses tanggal 2
Agustus 2017.

Campball, Neil. 2010. Campball Biologi Jild 1. Jakarta: penerbit Erlangga.

Campball, Neil. 2010. Campball Biologi Jild 2. Jakarta: penerbit Erlangga.

Dunggio,Yolan. 2013. Ganggang (Algae). http://edukasi.kompasian a.com/2013/08/29/ga


nggang-algae-58739 6.html. Diakses tanggal 2 Agustus 2017.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga. Hal : 171-172.

Sridianti. 2014. Ciri-ciri Umum Alga. http://www.sridianti.com/ciri-ciri-umum-alga.html.


Diakses tanggal 2 Agustus 2017.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131.

Anda mungkin juga menyukai