Anda di halaman 1dari 29

Ekologi Mikroorganisme

Disusun :
Eka Nurfitriani
Heryati Fauziah
Novan Fauzi
Ummu Suaidah
A. Pengertian Ekologi Mikroba

 Mikroorganisme atau mikroba (jasad renik) terdapat dimana-mana dan


disekitar kita. Mereka menghuni tanah, air dan atmosfer planet kita.
 Ekologi merupakan bagian dari biologi yang berhubungan dengan studi
mengenai hubungan organisme dengan lingkungannya
 Ekologi Mikroba yaitu merupakan Ilmu yang mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara mikroba dengan lingkungan hidupnya.
 Satuan dasar ekologi adalah ekosistem. Sistem ini mencapai komponen-
komponen biotik dan abiotik.
B. Ciri Ekosistem Mikroba

a. Keaneka Ragaman Spesies Mikroba


Mikroorganisme dalam lingkungan alamiahnya jarang terdapat sebgai
biakan murni. Berbagai specimen tanah atau air boleh jadi mengandung
berbagai macam spesies cendawan, protozoa, alaga, bakteri dan virus.
Karena itu konsep kultur murni harus dinilai kembali dalam penelaan ekosistem
mikroba.
b. Dinamika Populasi
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik didalam
lingkungannya hanya selama kondisinya menguntungkan bagi
pertumbuhannya dan untuk mempertahankan dirinya. Begitu terjadi
perubahan fisik atau kimiawi, seperti misalnya habisnya nutrient atau
terjadinya perubahan radikal dalam hal suhu atau pH, yang membuat kondisi
bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organism yang
telah teradaptasidengan baik di dalam keadaan lingkungan terdahulu
terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang telah teradaptasi
dengan baik.
c. Adaptasi dan Mutasi
Adaptasi fenotipik merupakan respons mikroorganisme terhadap
perubahan terbatas yang bersifat sementara. Misalnya banyak spesies
mikroorganisme dapat tumbuh dalam selang waktu yang luas. Namun
aktivitas metaboliknya tidak selalu sama pada suhu-suhu ekstrim di dalam
selang tersebut. Kemampuan adaptasi ini terletak di dalam batas-batas
genotip mikroorganisme yang bersangkutan. Perubahan genotipik
mengakibatkan mutasi. Mutan yang dihasilkan merupakan organism yang
telah berubah secara permanen.
d. Hubungan Antar-Mikroba dalam Ekosistem
Mikroorganisme yang menghuni suatu ekosistem memperlihatkan
berbagai macam tipe asosiasi dan interaksi di antara spesies. Beberapa
diantaranya bersifat netral (artinya spesies-spesies yang bersangkutanr tidak
terpengaruh). Beberapa bersifat menguntungkan atau positif bagi satu
anggota atau lebih., yang lainnya bersifat merugikan.
C. Peran Mikroba dalam Kehidupan
 Sebagai Mahluk Pengurai/Saprovor
Bersama-sama dengan jamur, bakteri berperan sebagai pengurai
mahluk-mahluk yang sudah mati
 Penghasil Antibiotik
Dari bakteri golongan Actinomycetes (bentuk peralihan antara bakteri
dan jamur) dihasilkan bermacam-macam antibiotik. Misalnya:
Streptomisin >> dari Streptomyces griseus, Kloramfemikol >> dari
Streptomyces venezuelae
 Penghasil Bahan Pangan
- Rizhopus oryzae → pembuatan tempe
- Aspergilus wentii→ pembuatan kecap
- Aspergilus orizae→ pembuatan tauco
- Neospora sitophila → pembuatan oncom
- Sacaromyces cereviceae→ pembuatan kue kue, tape dan minuman beralkohol
- Lactobacilus mesenteroides→ pembuatan asinan
- Sreptococus thermophilus→ pembuatan yogurt
- Streptococus lactis→ pembuatan keju
D. FAKTOR LINGKUNGAN MIKROBA

FAKTOR ABIOTIK FAKTOR BIOTIK


1. Suhu 1. Interaksi dalam satu populasi
mikroba

2. Kandungan air 2. Interaksi antar berbagai macam


populasi

3. Tekanan Osmosis
4. Ion-ion dan listrik
5. Radiasi
6. Tegangan Hidrostatik
1) Faktor AbiotikYang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba

 SUHU
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu
pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat
hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba.
Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba.
Mikroba berdasarkan suhu dapat dikelompokkan menjadi : 1. Mikroba Psikrofil
(kriofil), 2. Mikroba Mesofil, 3. Mikroba Termofil.
 Kandungan air (pengeringan)
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk
hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau
kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6.
Bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikroba yang osmotoleran
dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii.
Bakteri umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98.
 Tekanan osmosis
Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan
air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding
sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan
hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel
karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
 Ion-ion dan listrik
o Kadar Ion Hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup
pada pH tinggi (medium alkalin). Berdasarkan Ph mikroba dikelompokan
menjadi 3 jenis yaitu : 1. Mikroba Asidofil, 2. Mikroba Mesofil, 3. Mikroba Alkalifil.
o Listrik
Listrik dapat mengakibatkan terjadinya elektrolisis bahan penyusun medium
pertumbuhan. Selain itu arus listrik dapat menghasilkan panas yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sel mikroba dalam suspensi akan
mengalami elektroforesis apabila dilalui arus listrik. Arus listrik tegangan tinggi
yang melalui suatu cairan akan menyebabkan terjadinya shock karena
tekanan hidrolik listrik.
 Radiasi
Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma.
Cahaya umumnya dapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen
fotosintesis. Cahaya mempunyai pengaruh germisida, terutama cahaya
bergelombang pendek dan bergelombang panjang. Apabila tingkat iradiasi
yang diterima sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya
mutasi pada mikroba.
 Tegangan Muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut
menyerupai membran yang elastis. Seperti telah diketahui protoplasma
mikroba terdapat di dalam sel yang dilindungi dinding sel, maka apabila ada
perubahan tegangan muka dinding sel akan mempengaruhi pula permukaan
protoplasma.
 Tegangan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba.
Umumnya tekanan 1-400 atm tidak mempengaruhi atau hanya sedikit
mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba.
2) Faktor Biotik Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
 Interaksi dalam satu populasi mikroba
 Interaksi Positif
1. Peningkatkan kecepatan pertumbuhan dan kepadatan populasi
Contoh : Pertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau fase lag (fase adaptasi)
 Interaksi Negatif
1. Penurunan kecepatan pertumbuhan dengan meningkatnya kepadatan populasi, misal :
populsi mikroba yang ditumbuhkan dalam substrat terbatas.
2. Disebut juga kompetisi, contoh interaksi jamur Fusarium fsn Venticilium menghasilkan asam
lemak yang bersifat meracuni.
 Interaksi antar berbagai macam mikroba
Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan timbul berbagai macam
interaksi. Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif, ataupun tidak ada
pengaruh antar populasi mikroba yang satu dengan yang lain.
 Bentuk Interaksi
1. Mutualisme
2. Komensalisme
3. Parasitisme
4. Amensalisme
5. Predasi
6. Kompetisi
7. Netralisme
Bentuk Interaksi Mikroba

 Mutualisme
Asosiasi antara dua populasi mikroba yang keduanya saling tergantung
dan sama-sama mendapat keuntungan.
Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu populasi tidak dapat
digantikan oleh spesies lain yang mirip. Contoh: bakteri Rhizobium sp. yang
hidup pada bintil akar tanaman kacang-kacangan.
 Komensalisme
Hubungan terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain
tidak terpengaruh. Contoh: Bakteri Flavobacterium brevis dapat menghasilkan
ekskresi sistein. Sistein digunakan oleh Legionella pneumophila. Desulfovibrio
mensuplai asetat dan H2 untuk respirasi anaerobik Methanobacterium.
 Parasitisme
Terjadi antara dua populasi, satu diuntungkan (parasit) dan populasi lain
dirugikan (host/inang). Terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik,
ukuran parasit biasanya lebih kecil dari Inangnya dan memerlukan kontak
secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama. Contoh:
Jamur Trichoderma sp. Memparasit jamur Agaricus sp.
 Amensalisme / Antibiosisme /Antagonisme
Suatu interaksi antagonis (penghambatan atau penghentian pertumbuhan
dari satu organisme terhadap yang lain melalui senyawa metabolit yang
dihasilkan berupa antibiotik.
 Predasi
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator memangsa
atau memakan dan mencerna organisme lain(Prey).
Umumnya predator berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan
peristiwanya berlangsung cepat
 Kompetesi
Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami
kerugian yang ditandai dengan menurunnya sel hidup dan pertumbuhannya.
Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang menggunakan
nutrien/makanan yang sama, atau dalam keadaan nutrien terbatas. Contoh:
antara protozoa Paramaecium caudatum dengan Paramaecium aurelia.
 Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi dan terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah
atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat.
Netralisme terjadi pada keadaan mikroba tidak aktif, misal dalam keadaan
kering beku, atau fase istirahat (spora, kista). Contoh: interaksi antara mikroba
allocthonous (nonindigenous) dengan mikroba autocthonous (indigenous).
E. Habitat Mikroba

1. Lingkungan Terestrial/Daratan
o Termasuk “tanah” dan “tanaman”
o Pada habitat tanah, kebanyakan pertumbuhan mikroba terjadi di permukaan
partikel tanah (rhizosfer)
o Faktor utama yang mempengarunhi aktifitas mikroba di dalam tanah adalah
ketersediaan air.
2. Lingkungan Air
o Akuatik (air tawar)
 Lotik : sungai, parit
 Lentik : kolam, danau, rawa air tawar.
o Laut ( laut dangkal ) : muara, pantai pasir.
KARAKTERISTIK DALAM INTERAKSI MIKROBA

 Interaksi bersifat dinamis


 Kemampuan tumbuh mikroba sesuai dengan kondisi lingkungan yang
mendukung pertumbuhannya
 Beberapa mikroba dapat tumbuh pada inang juga mampu hidup bebas di
lingkungan.
 Dalam banyak kasus, kondisi fisiologis yang dibutuhkan pada dua keadaan
ini sangat berbeda.
 Mikroba harus mempunyai cara untuk mendeteksi apakah bisa
berinteraksi dengan inang
 Mikroba harus bereaksi terhadap keberadaan /ketiadaan inang melalui
perubahan dari ekspresi gen tertentu
KARAKTERISTIK DALAM INTERAKSI MIKROBA

 Mikroba harus hati-hati dalam memilih inang yang tepat


 Mikroba harus mampu melakukan kolonisasi pada inang dan mikroba
harus bisa mendapatkan senyawa pertumbuhan yang diperlukan selama
interaksinya
 Mikroba harus mempunyai mekanisme untuk mampu memenangkan
upaya pertahanan diri dari inang sehingga mikroba tetap bisa
mempertahankan kolonisasinya.
• Sebagian besar mikroorganisme ditemukan di alam tidak
dalam bentuk tunggal, tetapi dalam bentuk populasi di dalam
komunitas.
• Interaksi sangat berarti pada beberapa populasi yang ada
dalam komunitas. Interaksi yang terjadi bisa bersifat positif
ataupun negatif
• Masing-masing mikroorganisme mempunyai pengaruh
terhadap lingkungannya :
Mikroba pada tanaman tomat
Mikroba tanah
Mikroba pada rumen sapi
Mikroba pada rongga mulut manusia
Mikroba pada tanaman tomat
 Tomat
Kerusakan oleh Alternaria tenuis ditandai
dengan bintik hitam. Mikroorganisme masuk pada
tomat melalui celah dan luka pada tomat. Infeksi
biasanya berawal dari celah pada buah yang
disebabkan oleh tingkat kelembaban yang
berlebih, tampak dari warna abu-abu dan bau
asam. Miselium putih hadir pada tahap
pembusukan yang lebih lanjut. Kerusakan oleh
Rhizopus umumnya disebabkan oleh stolonnya.
Mikroba tanah
Mikroorganisme tanah juga mempengaruhi
ekosistem dengan kontribusinya terhadap nutrisi
tanaman, kesehatan tanaman, struktur tanah dan
kesuburan tanah. Tanah mengandung sejumlah
besar bakteri yang terdiri dari berbagai spesies, akan
tetapi lebih dari 99% spesies ini masih belum diketahui
dan tidak dapat dikultur. Di bidang pertanian
menjaga kesuburan tanah dan penanggulangan
penyakit sangat penting untuk mencapai produksi
yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
Mikroba pada rumen sapi

 Peranan mikroorganisme rumen dalam proses pencernaan pakan


berserat adalah mengurai senyawa-senyawa kompleks seperti selulosa
dan hemiselulosa menjadi senyawa-senyawa sederhana yang dapat
dimanfaatkan oleh hewan tersebut senagai sumber energi, protein,
vitamin untuk proses pertumbuhannya. Mikroorganisme di dalam rumen
menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis selulosa dan
hemiselulosa serta pati dengan adanya simbiosis dengan mikroorganisme
lain yang terdapat dalam rumen. Hasil hidrolisis yang berupa rantai karbon
sederhana dimanfaatkan menjadi asam lemak volatile (lemak terbang)
yang mampu diserap oleh tubuh dan dijadikan sumber energi bagi
hewan ruminansia.
 Secara garis besar di dalam rumen terdapat 3 kelompok utama mikroba
rumen, yaitu: bakteri, protozoa, dan jamur.
Mikroba pada rongga mulut manusia
Rongga mulut kita adalah pintu gerbang masuknya berbagai
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan,
minuman, ataupun benda asing yang kita masukkan kedalam mulut. Selain
mikroorganisme yang masuk bersama makanan, minuman dan benda asing
tersebut, di dalam rongga mulut juga dihuni oleh flora normal, yaitu
sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir atau
mukosa manusia pada kondisi sehat maupun sakit.
Di dalam rongga mulut, bakteri-bakteri tersebut menguraikan sisa-sisa
makanan dan menghasilkan senyawa yang bersifat asam. Senyawa asam
tersebut menempel pada email gigi dan akan mengikis email sehingga
menghasilkan permukaan email yang buram dan kasar. Selanjutnya
permukaan email yang kasar akan menjadi tempat berkembangnya bakteri
yang bersifat kariogenik (penyebab karies), yaitu Streptococcus mutans.
Interaksi yang terjadi pada mikroorganisme berlangsung antara

 Mikroorganisme >< tumbuhan


 Mikroorganisme >< hewan
 Mikroorganisme >< manusia
1) Interaksi antara Mikroba dengan Tanaman
 Interaksi yang Menguntungkan
Interaksi antara bakteri Rhizobum dengan akar kacang-kacangan
Tanaman kacang-kacangan seperti buncis, kedelai, akarnya memiliki
bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga
nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti. Simbiosis antara
tanaman dan bakteri saling menguntungkn untuk kedua pihak. Bakteri
mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan
tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk
melangsungkan kehidupannya.
Bakteri penghambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-
kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini masuk melalui rambut-
rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil pada
akar yang bersifat khas pada kacang-kacangan. Bakteri dalam genus
Rhizobium merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk bulat memanjang,
yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya
bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman Leguminoceae
Beberapa spesies rizobium dan tanaman simbiosisnya

Spesies Rhizobium Tanaman simbiosisnya

Rhizobium leguminaserum Pea (Pisum sp.)


Rhizobium phaseoli Kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
Rhizobium trifoli Clover (Trifolium subteranim)
Rhizobium melioti Alfafa (Medicago sativa)
Rhizobium lupini Lupin (Lupinus sp.)
Rhizobium japonicum Kedelai (Glycine max)
Rhizobium sp. Cowpea (Vigna sp.)
Interaksi antara Mikroba dengan Tanaman
 Interaksi yang merugikan
Interaksi yang merugikan yaitu adanya interaksi bakteri Pseudomonas
solanacearum yang menyebabkan penyakit “Darah Pisang”. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Disebut penyakit darah
karena bila akar tinggal tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental
yang berwarna kemerahan dari bekas pembuluh.. Penyakit tanaman pisang
mudah dikenali dengan tanda-tanda sebagai berikut:
 Tanaman pisang yang terserang pertumbuhan daunnya terhambat, cepat
patah dan menjadi kuning, layu dalam waktu yang relatif singkat.
 Jika batang dipotong maka dalam beberapa zat akan keluar cairan
kental berwarna merah seperti darah.
 Buah dari tanaman yang terserang apabila dipotong atau dibelah terlihat
ada getah kental berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk..
2). Interaksi antara Mikroba dengan Hewan
 Interaksi bakteri Bioluminesensi dengan ikan
Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup
karena adanya reaksi kimia tertentu. Sebagian besar plankton memiliki
kemampuan menghasilkan pendaran, terutama plankton yang hidup di
perairan laut dalam. Pada mikroba, bioluminesensi yang dihasilkan belum
diketahui manfaatnya, sedangkan pada hewan umumnya digunakan
sebagai sinyal kawin, predasi, dan perlindungan terhadap pemangsa.
Banyak ikan dilaut mempunyai bakteri bioluminesen yang menyediakan
sumber sinar untuk ikan yang umumnya pada lingkungan akuatik dengan
sedikit atau tanpa sinar. Mikroba bioluminesen ini adalah bakteri dari genus
Beneckea atau Photobacterium.bakteri- bakteri ini umumnya selalu terdapat
pada dekat mata, bagian mulut, abdomen, atau daerah rectal dari ikan.
3). Interaksi antara Mikroba dengan Manusia
 Bakteri yang Menguntungkan Manusia
Interaksi E coli pada usus manusia
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies
utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, Bakteri coli merupakan bakteri gram
negatif berbentuk batang, tidak memiliki spora, memiliki pili, anaerobik
fakultatif, suhu optimum 370C, flagella peritrikus, dapat memfermentasi
karbohidrat dan menghasilkan gas, bersifat patogenik, menyebabkan infeksi
saluran kemih
Interaksi antara Mikroba dengan Manusia
 Bakteri yang Merugikan Manusia
Bakteri dikatakan menjadi parasit (pathogen) atau merugikan ketika
bakteri dalam keadaan melebihi flora normal akibatnya akan menimbulkan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Jadi, bakteri merugikan
adalah bakteri yang menyebabkan penyakit/kerugian pada manusia.
Sebagian besar bakteri sebagai penyebab penyakit adalah bakteri gram
negative dan menginfeksi dalam jumlah jamak. Adapun beberapa penyakit
yang disebabkan oleh bakteri adalah sebagi berikut.
 a. Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera pada manusia.
 b. Mycobacterium tubercolosis, penyebab penyakit TBC (Tubercolosis).
 c. Salmonella typhosa, penyebab penyakit tifus pada manusia.
 d. Vibrio comma, penyebab penyakit kolera pada manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai