Anda di halaman 1dari 54

MIKROORGANISME

YANG SERING TERJADI


PADA KASUS
KEBIDANAN

Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T.,M.Kes.


MIKROORGANISME MERUPAKAN PENYEBAB PENYAKIT
• Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme
dapat menimbulkan penyakit dirumuskan setelah
berbagai penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch
(1843 – 1910).
• Penelitian:
Penyakit Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus
anthracis. jika darah hewan yang menderita antraks
diinjeksikan ke tubuh hewan lain yang sehat, maka
hewan tersebut akan menderita antraks
HUBUNGAN KUMAN DENGAN HOSPES &
LINGKUNGAN
• Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu
diikuti dengan keadaan sakit.
• Wujud hubungan kuman-hospes tersebut ditentukan
oleh keseimbangan antara virulensi kuman dan daya
tahan hospes.
• Patogenitas ialah kemampuan suatu mikrooganisme
untuk menyebabkan penyakit yang disebabkan
karena adanya virulensi kuman
• Virulensi kuman dipengaruhi oleh: daya invasi &
toksigenitas
1. DAYA INVASI KUMAN
• Daya invasi ialah kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan,
mengatasi pertahanan tubuh hospes, berkembang biak dan
menyebar.
• Daya invasi dipengaruhi oleh komponen permukaan dan
enzim-enzim kuman tertentu yang membantu penyebaran
kuman serta membuatnya resisten terhadap fagositosis.
• Komponen permukaan dapat berupa kapsul polisakarida yang
dihasilkan oleh S. pneumoniae, H. influenzae, dan K.
pneumoniae ; M-protein dari Streptococcus pyogenes ; kapsul
polipeptida pada Bacillus anthracis.
• Enzim-enzim yang dihasilkan kuman yang membantu
penyebarannya antara lain koagulase, fibrinolisin
(streptokinase), hyaluronidase, kolagenase, lesitinase,
deoksiribonuklease.
Enzim yang dihasilkan bakteri…
JENIS ENZIM CARA KERJA
Koagulase enzim protein yg diproduksi oleh bbrp mikroorganisme yg memungkinkan
konversi fibrinogen menjadi fibrin
Fibrinolisin Enzim fibrinolitik yg berguna utk mencegah pembentukan
gumpalan/pembekuan darah
Hyaluronidase enzim ini mempengaruhi masuknya patogen dalam jaringan dengan cara
menghidrolisis asam hyalurat. Asam ini merupakan bahan pelekat utama
jaringan. Hyaluronidase merupakan enzim adaptif dan hanya dibentuk
oleh organisme tertentu.
Lesitinase Enzim ini mempunyai kemampuan merusak sel-sel jaringan
 lisis sel darah merah
Kolagenase Kemampuan merusak kolagen yang terdapat pada otot, tulang, sel
tulang rawan
Leukositin Enzim yang membunuh leukosit (sel darah putih)
Hemolisin Substansi yang melisis sel-sel darah merah, membebaskan
haemoglobin
2. TOKSIGENITAS
• Ada 2 jenis toksin yang dihasilkan kuman:
1. Endotoksin toksin pd bakteri gram negative, terikat
pd bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme
mengalami lisis/pecahnya sel (Neisseria coli)
2. Eksotoksin menyebabkan kerusakan pd host dg
menghancurkan sel/mengganggu metabolism sel
normal. Eksotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram
positif antara lain: Corynebacterium diphteriae, C.
tetani,
C. botulinum, Staphylococcus serta beberapa bakteri
Gram negatif termasuk Shigella dysentriae,
V. Cholerae, dan beberapa strain E. Coli
Toksin yang dihasilkan bakteri

JENIS TOKSIN CARA KERJA


Type I Toksin yang melakukan penempelan pada
permukaan sel kemudian masuk ke dalam
molekul transmembran signal
Type II Toksin langsung berada pada membran sel atau
dengan formasi saluran atau lipid bilayer
Type III Toksin langsung berada pada sitosol melalui
translokasi komponen enzim yang dimodifikasi
sebagai target molekul intraseluler dengan
tempat transkripsi
DAUR HIDUP MIKROORGANISME
• Untuk bertahan hidup, mikroorganisme akan
melakukan interaksi atau hubungan dengan
lingkungannya.
• Bentuk hubungan mikroorganisme dengan
lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu
a. hubungan dengan lingkungan
Biotik/lingkungan hidup (manusia, binatang,
mikroba lain)
b. Hubungan dengan lingkungan Abiotik/
lingkungan tak hidup (suhu, tekanan hidrostatik,
cahaya, air, CO2, O2, mineral, substansi organik)
HUBUNGAN KUMAN DENGAN LINGKUNGAN BIOTIK
Bentuk hubungan Proses interaksi
Bebas Hama Kelompok mikroorganisme bebas dari segala macam
hubungan dengan mikroorganisme lain

Sintrofisme Hubungan antara mikroorganisme yang tidak terlalu dekat


tapi saling memberikan keuntungan secara timbal balik

Netralisme Hubungan mikroorganisme yang berbeda spesies, meskipun


hidup dalam spesies yang sama namun tidak saling
merugikan

Kompetisi Hubungan antara mikroorganisme yang bersaing untuk


hidup dalam media yang sama akibat terbatasnya makanan
dan spesies yang mampu
HUBUNGAN KUMAN DENGAN LINGKUNGAN BIOTIK
Antagonisme Hubungan antara mikroorganisme yang saling berlawanan.
Mikroorganisme satu dapat mengeluarkan zat atau hasil
metabolismenya yang dapat meracuni atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Hubungan ini sering disebut juga
sebagai hubungan antibiosis atau amensalisme (dasar
penemuan zat bioaktif atau antibiotika terhadap
mikroorganisme )
Simbiosis Hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan
mikroorganisme , yang dapat berlangsung lama atau sebentar.
a. Mutualisme (saling menguntungkan)
b. Komensalisme (salah satu mendapat keuntungan dan yang
lain tidak dirugikan
c. Parasitisme (salah satu merugikan)

Predator Saling memangsa  predator


HUBUNGAN KUMAN DENGAN LINGKUNGAN ABIOTIK
Suhu Masing – masing mikroorganisme mempunyai suhu optimum,
minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya. Hal ini
disebabkan dibawah suhu minimum dan diatas suhu
maksimum aktivitas enzim akan berhenti, bahkan pada suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terdenaturasinya
enzim mikroorganisme yang berakibat kematian
mikroorganisme
PH (Konsentrasi Sebagian besar Mikroorganisme memiliki jarak pH optimal
ion Hidrogen ) yang cukup sempit untuk pertumbuhannya.
pH dimana bakteri dapat tumbuh baik atau maksimum pada
kisaran pH 6,5 – 7,5
Tersedianya air Mikroorganisme memerlukan air untuk hidup dan berkembang
dan Kelembaban biak. Oleh karena itu pertumbuhan jasad renik pada makanan
Udara relatif sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang tersedia
HUBUNGAN KUMAN DENGAN LINGKUNGAN ABIOTIK
Oksigen Konsentrasi oksigen di dalam bahan pangan dan lingkungan
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen untuk pertumbuhanya maka
mikroorganisme dibedakan menjadi 3 group:
a. Aerob Bakteri yang dapat tumbuh baik bila ada oksigen atau mutlak
memerlukan oksigen. Bakteri ini mempunyai enzim
superoksidase dismutase yang memecah oksigen bebas dan
enzim katalase yang memecah hidrogen peroksida sehingga
menghasilkan senyawa akhir berupa air dan oksigen yang tidak
beracun bagi bakteri yang bersifat aerob
b. Anaerob Bakteri yang dapat hidup dalam keadaan dengan atau tanpa
fakultatif oksigen, walaupun pertumbuhanya jauh lebih cepat bila ada
(fermentasi) oksigen.
c. Anaerobik Bakteri yang mutlak dapat tumbuh bila tidak ada oksigen.
Adanya oksigen bagi bakteri ini dapat menimbulkan kematian
MACAM MIKROORGANISME
Bakteri Bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti
tongkat atau batang. untuk menyebutkan sekelompok
mikroorganisme yang bersel satu, berbiak dengan pembelahan
diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan
mikroskop

Virus Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
Cara hidup virus: secara intraseluler dalam tubuh inang dan
ekstrseluler diluar tubuh inang

Jamur Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme


eukariotik yang mempunyai inti dan organel.
1. PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN BAKTERI
Kurva pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi
empat fase utama :
• fase lag (fase lamban atau lag phase),
• fase pertumbuhan eksponensial (fase pertumbuhan
cepat atau log phase),
• fase stationer (fase statis atau stationary phase)
• fase penurunan populasi (decline).
Fase-fase tersebut mencerminkan keadaan bakteri dalam
kultur pada waktu tertentu. Di antara setiap fase terdapat
suatu periode peralihan dimana waktu dapat berlalu
sebelum semua sel memasuki fase yang baru.
NUTRISI UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI
• Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari
energi cahaya (fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).
• Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon
anorganik (karbon dioksida) dan karbon organik
(seperti karbohidrat).
• Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam
bentuk garam nitrogen anorganik (seperti kalium
nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam
amino).
NUTRISI UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI
• Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti
kalium, natrium, magnesium, besi, tembaga dsb).
• Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi
metabolik dan pertumbuhannya.
Bakteri dapat tumbuh dalam medium yang mengandung
satu atau lebih persyaratan nutrisi seperti di atas
(medium agar, medium uji, kaldu cair, susu, dll)
2. PENGEMBANGBIAKAN VIRUS
• Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk
membantu sintesis protein virus dan virion baru;
jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus bisa sedikit
dan bisa banyak.
• Untuk tujuan diagnostik, sebagian besar virus
ditumbuhkan dalam biakan sel, baik turunan sel
sekunder atau kontinu
• Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus
sering berasal dari jaringan tumor, yang dapat
digunakan secara terus menerus
PROSES PENGEMBANG BIAKAN VIRUS
1. TAHAP 1: Perlekatan (Adsorpsi)
penempelan virus pada inang spesifik
2. TAHAP 2: Penetrasi
pengeluaran enzim virus untuk membuka dinding sel bakteri
 DNA masuk ke dalam bakteri.
asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri
untuk membentuk bagian-bagian tubuh virus.
3. TAHAP 3: Penggabungan
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri  menjadi virus
baru
4. TAHAP 4: Replikasi
Dengan terbentuknya enzim lisoenzim yang melarutkan
dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah virus-virus
baru yang mencari sel bakteri lain.
LANJUTAN…
• Siklus replikasi virus yang dianggap sangat mirip
dengan metabolisme normal manusia menyebabkan
setiap usaha untuk menekan reproduksi virus juga
dapat membahayakan sel yang terinfeksi.
3. PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN JAMUR
• Faktor-faktor pertumbuhan jamur meliputi kelembaban yang
tinggi, persediaan oksigen, dan persediaan bahan organik.
• Jamur merupakan saprofit dan dapat hidup dari bahan organik
yang telah mati atau yang mengalami pembusukan.
• Melewati dinding selnya, jamur dapat mengabsorbsi molekul-
molekul kecil yang kemudian diabsorbsi dan digunakan secara
langsung atau disusun menjadi molekul organik dalam sel.
• Spora jamur memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat
dihasilkan secara seksual maupun aseksual
• Terbawa oleh angin atau air, spora- spora tersebut
berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada
permukaan yang sesuai
MIKROORGANISME PADA KASUS KEBIDANAN
• Mikroorganisme yang sering terjadi pada kebidanan
adalah adanya penyakit Infeksi Saluran Reproduksi
dan Infeksi Menular Seksual.
• Gangguan pada alat reproduksi adalah keputihan
• Keputihan dapat disebabkan oleh jamur, virus dan
bakteri/mikroorganisme
• Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna
cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-
kuningan dengan bau yang khas. Keputihan jamur bisa
diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB, steroid,
diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah,
dan lain sebagainya.
• Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan
keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri
cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan
beraroma amis
• Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya
bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes
dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker
rahim. Keputihan virus herper menular dari
hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di
sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan
rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri
gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau
yang sering menyerang ibu hamil.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Jenis Asal Cara Penularan Contoh
Infeksi endogen Organisme yang Biasanya tidak Infeksi jamur, infeksi
biasa ditemukan di ditularkan dari vagina yang
vagina seorang kepada disebabkan oleh
orang lain, tetapi bakteri (vaginosis
pertumbuhan yang bakterial)
berlebihan dapat
mengarah
timbulnya gejala-
gejala
Infeksi yang Pasangan seks yang Hubungan seks Gonore,
ditularkan melalui menderita IMS dengan klamidiosis, sifilis,
hubungan seks pasangannya yang chancroid,
sudah menderita trikomoniasis,
IMS herpes genital, HIV
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Jenis Asal Cara Penularan Contoh
Infeksi Di dalam tubuh atau • Melalui prosedur medis Penyakit radang
iatrogenik dari luar tubuh : atau setelah pemeriksaan panggul (Pelvic
• Endogen (vagina) atau intervensi selam Inflammatory
• IMS (serviks atau kehamilan, persalinan Diseases/PID)
vagina) atau masa nifas. setelah terjadi
• Pencemaran dari • Infeksi mungkin terdorong keguguran atau
luar masuk melalui serviks ke prosedur trans-
saluran genital bagian servikal. Juga banyak
atas dan menyebabkan komplikasi infeksi
infeksi serius pada rahim, yang berasal dari
tubafallopi dan organ kehamilan dan masa
panggul lain. Jarum atau nifas.
alat lain yang
terkontaminasi, misalnya
sonde uterus
Cara Penularan ISR (infeksi Saluran Reproduksi)
Patogen penyebab dan
jenis IMS yang ditimbulkan

PATOGEN MANIFESTASI KLINIS DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN


INFEKSI BAKTERI
Neisseria gonorrhoeae GONORE
Laki-laki: uretritis, epididimitis
Perempuan: servisitis, endometritis, salpingitis, bartolinitis,
penyakit radang panggul
Laki-laki & perempuan: proktitis, faringitis, infeksi
gonokokus diseminata
Neonatus: konjungtivitis, kebutaan

Chlamydia trachomatis KLAMIDIOSIS (INFEKSI KLAMIDIA)


Laki-laki: uretritis, epididimitis
Perempuan: servisitis, endometritis, salpingitis, penyakit
radang panggul, perihepatitis, umumnya asimtomatik
Laki-laki & perempuan: proktitis, faringitis, sindrom Reiter
Neonatus: konjungtivitis, pneumonia
PATOGEN MANIFESTASI KLINIS DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
INFEKSI BAKTERI
Treponema pallidum SIFILIS
Laki-laki & perempuan: ulkus durum dengan pembesaran
kelenjar getah bening lokal, erupsi kulit, kondiloma lata,
kerusakan tulang, kardiovaskular dan neurologis
Perempuan: abortus, bayi lahir mati, kelahiran prematur
Neonatus: lahir mati, sifilis kongenital

klebsiella GRANULOMA INGUINALE (DONOVANOSIS)


(Calymmatobacterium) Laki-laki & perempuan: pembengkakan kelenjar getah
granulomatis bening dan lesi ulseratif didaerah inguinal, genitalia dan
anus.

Mycoplasma genitalium Laki-laki: duh tubuh uretra (uretritis non-gonore)


Perempuan: servisitis dan uretritis non-gonore, mungkin
penyakit radang panggul
PATOGEN MANIFESTASI KLINIS DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
INFEKSI VIRUS
Human Immunedeficiency INFEKSI HIV / ACQUIRED IMMUNEDEFICIENCY SYNDROME
Virus (HIV) (AIDS)
Laki-laki & perempuan: penyakit yang berkaitan dengan
infeksi HIV, AIDS
Herpes simplex virus (HSV) HERPES GENITALIS
tipe2 dan tipe 1 Laki-laki & perempuan: lesi vesikular dan/atau ulseratif
didaerah genitalia dan anus
Neonatus: herpes neonatus
Human papillomavirus Laki-laki: kutil di daerah penis dan anus, kanker penis dan
(HPV) KUTIL KELAMIN anus
Perempuan: kutil di daerah vulva, vagina, anus, dan serviks;
kanker serviks, vulva, dan anus
Neonatus: papiloma larings
Virus hepatitis B HEPATITIS VIRUS
Laki-laki & perempuan: hepatitis akut, sirosis hati, kanker
hati
PATOGEN MANIFESTASI KLINIS DAN PENYAKIT YANG
DITIMBULKAN
INFEKSI JAMUR
Candida albicans KANDIDIASIS
Laki-laki: infeksi di daerah glans penis
Perempuan: vulvo-vaginitis dengan duh
tubuh vagina bergumpal,disertai rasa gatal &
terbakar di daerah vulva
JENIS MIKROBA PENYAKIT GENITALIA
• TREPONEMA PALLIDUM
• VIRUS HERPES SIMPLEX
• BAKTERI GONORHOE
• HIV
• E. COLLI
• dll
SIFAT BAKTERI TREPONEMA PALLIDUM
• Bakteri gram negatif berbentuk spiral
• Aktif bergerak, berotasi hingga 90 derajat dengan
cepat di endoflagelnya bahkan setelah menempel
pada sel melalui ujungnya yang lancip.
• Partikel protein intramembran pada membran bagian
luar T. Pallidum jumlahnya sedikit  dapat
menghindar dari respon imun penjamu.
SIFAT T.PALLIDUM
• Penularan bakteri ini melalui hubungan seksual
(membran mukosa vagina dan uretra)
• Bakteri T.pallidum masuk dengan cepat melalui
membran mukosa yang utuh dan kulit yang lecet lalu
masik ke dalam kelenjar getah bening dan aliran
darah kemudain menyebar ke seluruh organ tubuh.
• Kerusakan vaskular mengakibatkan aliran darah
didaerah papula berkurang sehingga terjadi erosi
atau ulkus  sifat dari enzim lesitin
SIFAT VIRUS HIV
• HIV menginfeksi beberapa jenis sel darah putih,
terutama sel CD4. Sel CD4 dan makrofag memiliki
fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh
• Virus yang masuk ke dalam tubuh akan
menghancurkan dan merusak sistem kekebalan
tubuh, sehingga orang yang terinfeksi akan
mengalami defisiensi imun secara bertahap.
• Virus HIV adalah virus kompleks yang mempunvai 2
molekul RNA di dalam intinya.
• CD4 menurun pada tahap asimptomatik,
membuktikan bahwa virus HIV membunuh sel CD4
melalui cara lisis.
• Sel CD4 yang turun terus menerus bisa menyebabkan
immunosupresi yang menyebabkan terjadinya infeksi
oportunistik.
PATOFISIOLOGI HIV
• Partikel virus dalam tubuh penderita bergabung
dengan DNA sel penderita, sehingga satu kali
seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap
terinfeksi.
• Penderita HIV sebagian besar masuk ke tahap AIDS
pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi
AIDS pada 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir
semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala
AIDS  Gejala yang timbul adalah demam, nyeri
menelan, pembengkakan kelenjar getah bening,
ruam, diare, atau batuk
LANJUTAN….
• Penderita HIV yang masih merasa sehat, tidak
menimbulkan gejala, namun terjadi replikasi HIV
yang tinggi, 10 pertikel setiap hari.
• Replikasi ini disertai mutasi dan seleksi virus sehingga
virus menjadi resisten.
• Replikasi virus yang semakin meningkat
menyebabkan kehancuran limfosit CD4 yang tinggi.
SIFAT HERPES VIRUS
• Ciri khas yang menonjol:
- Menyandikan banyak enzim
- Menyebabkan infeksi laten
- Menetap tidak terbatas dalam penjamu yang
terinfeksi
- Sering diaktifkan kembali di dalam penjamu dengan
imunosupresi  sering rekurensi
- Beberapa jenis menyebabkan kanker
STRUKTUR & KOMPOSISI VIRUS HERPES
• Merupakan jenis virus yang besar
• Inti DNA beruntai ganda, dikelilingi selubung protein
• Nukleokapsid berasal dari membran inti sel yang
terinfeksi dan mengandung tonjolan glikoprotein
JENIS VIRUS HERPES
• Infeksi HSV 1 pada orofaring  laten pada ganglia
trigeminalis
• Infeksi HSV 2 pada genital  laten pada ganglion
sakralis
• Infeksi primer  ringan dan asimptomatik
• Infeksi multipel organ terjadi karena imunitas
menurun sehingga tidak bisa menghalangi replikasi
virus dan terjadi viremia
VIRUS HERPES…
• Infeksi Laten
- Virus menetap di ganglion pada stadium tidak bereplikasi
- Persistensi virus di ganglion seumur hidup
- Stimulus provokatif : cedera, demam, stres fisik,
emosional
- Virus kembali ke perifer dan terjadi replikasi  peran
imunitas untuk membatasi replikasi virus agar tidak
terlalu luas dan berat
- Sering rekurensi: asimptomatik
- > 80% populasi manusia mengandung HSV 1 bentuk laten
dan hanya sedikit yang rekuren
BAKTERI PENYEBAB KORIOAMNIONITIS
• Bakteri aerob: Mycoplasma pneumoniae
• Bakteri anaerob: Gardnerella vaginalis, Bacteroides
spp.
• Bakteri anaerob fakultatif: Streptococcus grup
B, Ureaplasma urealyticum, Escherichia coli, Listeria
monocytogenes.
PATOFISIOLOGI KORIOAMNIONITIS
Terdapat 4 tahap dalam infeksi asendens:
• Munculnya bakteri patogen atau terjadi perubahan mikroba flora
normal yang ada pada vagina dan serviks, misalnya akibat infeksi
saluran kemih
• Mikroorganisme mencapai kavitas amnion dan akan menetap pada
bagian polus bawah uterus (di antara membran dan korion)
• Mikroorganisme menginvasi pembuluh darah janin (koriovaskulitis)
atau melalui amnion (amnionitis) kemudian menuju kavitas amnion
dan menyebabkan korioamnionitis. Keadaan ini akan menstimulasi
produksi mediator inflamasi (prostaglandin dan radikal oksigen
reaktif)
• Pada tahap ini, mikroorganisme dapat mencapai janin melalui
saluran pernapasan, pencernaan, atau membran mukosa (membran
timpani atau konjungtiva
• Pada penelitian ini gejala infeksi saluran kemih yang
ditimbulkan tidak spesifik (asimptomatik) dan
diagnosa ini ditegakkan berdasar hasil kultur urine
yang menunjukkan adanya pertumbuhan kuman.
• Hasil kultur menunjukkan 5 penderita dengan hasil
pertumbuhan kuman bakteri Eschericia coli (36%).
BAKTERI E. COLI PENYEBAB KORIOAMNIONITIS
• Beberapa jenis bakteri tertentu dapat menghasilkan
fosfolipase A2 yang melepaskan prekursor prostaglandin
dari membran fosfolipid.
• Respon imunologis terhadap infeksi juga menyebabkan
produksi prostaglandin oleh sel korion akibat
perangsangan sitokin yang diproduksi oleh monosit.
• Sitokin juga terlibat dalam induksi enzim Siklooksigenase
II yang berfungsi mengubah asam arakhidonat menjadi
prostaglandin.
• Prostaglandin mengganggu sintesis kolagen pada selaput
ketuban dan meningkatkan aktivitas MMP-1 dan MMP-3
yang menyebabkan lemahnya selaput ketuban.
FAKTOR PENYEBAB KORIOAMNIONITIS
• Faktor risiko lain seperti penyakit ibu kronis, status
gizi ibu, dan stres emosional, yang semuanya dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh ibu juga dapat
memicu terjadinya korioamnionitis
SIFAT BAKTERI E. COLI
• Bakteri E. coli umum hidup di dalam saluran
pencernaan manusia atau hewan.
• Secara fisiologi, E. coli memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang sulit
nutrisi
• Penyakit yang ditimbulkan oleh E. coli disebabkan
karena kemampuannya untuk beradaptasi dan
bertahan pada lingkungan yang berbeda.
BAKTERI E. COLI PENYEBAB KORIOAMNIONITIS
• Ada beberapa jenis kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi E. coli untuk dapat tetap bertahan,
misalnya lingkungan asam (pH rendah) seperti pada
saluran pencernaan manusia, perubahan suhu, serta
tekanan osmotik.
• Kemampuan E. coli untuk bertahan hidup selama
pendinginan dan pembekuan telah terbukti menjadikan
E. coli toleran terhadap kondisi kering.
• Escherichia coli dapat hidup dan bertahan pada tingkat
keasaman yang tinggi di dalam tubuh manusia. E. coli
juga dapat hidup dan bertahan di luar tubuh manusia
yang penyebarannya melalui feses.
LANJUTAN…
• Escherichia coli memiliki waktu generasi sekitar 30
sampai 87 menit bergantung pada suhu.
• Waktu generasi merupakan waktu yang dibutuhkan bagi
sel E. coli untuk membelah diri menjadi dua kali lipat.
• Suhu optimum bagi pertumbuhan E. coli adalah 37
derajat C dengan waktu generasi tersingkat, yaitu selama
30 menit.
• Escherichia coli yang terpapar oleh kondisi lingkungan
yang tidak sesuai, akan menghasilkan ekspresi gen
khusus, mengalami mutasi adaptif, dan mengalami
perubahan morfologi sel.
LANJUTAN…
• Stres lingkungan lain yang di hadapi E. coli adalah
tekanan osmotik.
• Keberadaan gula dan garam dalam pangan dapat
menurunkan aktivitas air dan meningkatkan tekanan
osmotik sehingga dapat menghambat pertumbuhan
E. coli.
• E.coli tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan
kandungan NaCl 2.5 %, dan menjadi lambat pada
NaCl 6.5 %, serta tidak terjadi pertumbuhan pada
NaCl 8.5 %.
LANJUTAN…
• Enterohemoragik E. coli ditransmisikan melalui rute
fecal-oral. Pangan yang berasal dari hewan, seperti
daging, produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau
sayuran yang telah terkontaminasi, daging mentah,
es batu (bakteri mampu hidup dalam suhu rendah)
merupakan pembawa transmisi utama dari
penyebaran EHEC ke manusia.
• Di Indonesia, penelitian Nababan et al. (2017)
melaporkan bahwa 6.34% sampel minuman es
teridentifikasi positif mengandung bakteri E. coli dan
0.7% diantaranya merupakan jenis ETEC
LANJUTAN…
• Sayuran dan buah mentah serta jus yang tidak
dipasteurisasi rentan terhadap kontaminasi E. coli.
Sayuran hasil pertanian dapat terkontaminasi oleh
bakteri patogen ketika tumbuh, selama pemanenan,
pencucian, pengupasan, pengemasan, dan persiapan
untuk dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai