Anda di halaman 1dari 74

PROFESIONALISME

Oleh
Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T.,M.Kes.
*

• Perangkat atau atribut yg diperlukan guna


menunjang suatu tugas sesuai dengan standar
kerja yang diinginkan

• Penerapan Ilmu Kebidanan dalam memberikan


pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien
dengan pendekatan manajemen kebidanan
secara profesional
Profesional
• Memiliki Keterampilan dan kecakapan yang diperoleh dari
program pendidikan bidan
• Memiliki persyaratan yg telah dibakukan oleh organisasi
Profesi IBI dan pemerintah
• Diakui oleh masyarakat dan selalu memperhatikan
kewenangan, peran dan fungsi serta tanggung jawab
sebagai bidan
• Memperhatikan kompetensi bidan
• Mematuhi etika dan kode etik profesi, dan menjalankan
praktiknya sesuai dengan standar pelayanan dan standar
praktik kebidanan
• Harus memliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
baik bagi bidan yang praktik pada sarana
kesehatan dan perseorangan Bidan Praktik
Mandiri (BPM)
• Harus memliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
baik bagi bidan yang praktik pada sarana
kesehatan dan perseorangan Bidan Praktik
Mandiri (BPM)
Profesionalisme
Aspek

1. Aspek Potensial : memiliki potensial


herediter yg bersifat dinamis yg harus
berkambang dab dapat dikembangkan.
Potensi tsb antara lain daya ingat, daya
berfikir, bakat dan minat serta motivasi
Profesionalisme
Aspek

2. Aspek profesionalisme atau vokasional :


memiliki kemampuan dan keterampilan
kerja atau kejujuran dlm bidang tertentu
dgn kemampuan dan keterampilan yg dpt
menciptakan hasil secara optimal
Profesionalisme
Aspek

3. Aspek fungsional : melaksanakan pekerjaan


secara tepat guna dgn benerja sesuai tugas
fungsinya
Profesionalisme
Aspek

4. Aspek operasional : mendayagunakan


kemampuan dan keterampilannya dlm proses
dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yg
ditekuninya
Profesionalisme
Aspek

5. Aspek produktivitas : Memiliki motif


berprestasi dan berupaya agar berhasil
memberikan hasil yg baik secara kuantitas
dan kualitas
Karakteristik dan Ciri Profesionalisme

• Profesionalisme menghendaki sifat kesempurnaan hasil sehingga


dituntut selalu mencari peningkatan mutu
• Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yg
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
• Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tdk
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai
• Profesonalisme memerlukan integritas tinggi yg tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup
• Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan
perbuatansehingga terjaga efektivitasnya kerja yg tinggi
Karakteristik dan Ciri Profesionalisme

• Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya


• Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
• Bidan memiliki organisasi profesi
• Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta
dibutuhkan masyarakat
• Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan
sumber utama penghidupan.
DIMENSI PROFESIONALISME
Pengabdian pada profesi : sikap ini berkaitan dgn keteguhan
tekat individu tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan
instrinsik berkurang

Kewajiban social : manfaat yg diperoleh baik oleh masyarakat


dgn adanya suatu pekerjaan maupun bagi yg professional

Kemandirian : profesional harus mampu membuat keputusan


sendiri tanpa tekanan dari pihak lain
DIMENSI PROFESIONALISME

Keyakinan terhadap profesi: paling berhak dalam menilai kinerja


profesional adalah bukan pihak yg tidak mempunyai kompetensi
dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka

Hubungan dengan sesama profesi: Profesionalitas adanya ikatan


profesi baik dalam organisasi formal maupun kelompok kolega
informasi sebagai sumber utama ide utama pekerjaan
Indikator Profesionalisme

1. Kode etik
2. Tanggung jawab
3. Melakukan kolaborasi dan rujukan yg
tepat
4. Pendidikan berkelanjutan
5. Berkompetensi
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL
Atribut Bidan Profesional
 Atribut bidan professional meliputi atribut IBI, organisasi, Konggres (KONAS,
MUSDA, MUSCAB, MUSRAN), majalah/prosceeding, standar pelayanan,
standar
pendidikan, etika profesi, Serkom, STR, Midwefery update, KTA online, CPD
online.
 Dari tahun ke tahun IBI berupaya untuk meningkatkan mutu dan melengkapi
atribut-atribut organisasi, sebagai syarat sebuah organisasi profesi, dan sebagai
organisasi masyarakat LSM yaitu :
1. AD-ART, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan.
2. Kode Etik Bidan, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan.
3. Satuan Kredit Perolehan: alat ukur memantau peningkatan
pengetahuan dan keterampilan.
4. Buku Prosedur Tetap pelaksanaan tugas-tugas Bidan.
5. Buku Pedoman Organisasi.
6. Buku Pedoman Bagi Bidan di desa.
7. Buku Pedoman Klinik IBI.
8. Buku 50 tahun IBI, yang mencatat tentang sejarah dan
kiprah IBI, diterbitkan dalam rangka menyambut HUT ke
50 IBI pada tahun 2001
Khusus melalui kepengurusan tahun 2013-2018 atribut-atribut/
kelengkapan tersebut bertambah lagi dengan disusunnya:
1. Majalah Bidan
2. Majalah 1 Bundel
3. Jurnal Ilmiah Bidan
4. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Buku Petunjuk Pelaksana (Juklak)
6. Buku Rencana Strategis (Renstra)
7. Buku Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga
8. Buku WHO Wheel
9. Buku ABPK
10.PIN
11.Bunga Rampai
12.Proceeding Kongres – 2008
13.Proceeding Kongres – 2013
14.Proceeding Rakernas – 2011
15.Proceeding PIT Bidan 2014
16.Patograph
17.60 Langkah APN
18.Vandel
19.KTA
20.Medali
21. Standar Kompetensi Bidan
22. Standar Pendidikan Bidan
23. Standar Pelayanan Bidan
24. Buku Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Bidan
25. Buku Log Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Bidan
26. Buku Acuan Peserta Pelatihan Midwifery Update (MU)
27. Modul Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
28. Jurnal Ilmiah Bidan (terakreditasi Dikti)
29. Modul E-Learning Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan PEB
30. Modul Pelatihan Tim Penilai Kompetensi Kerja Bidan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
PERAN BIDAN SEBAGAI PRAKTISI
YANG OTONOM, TEORI OTONOMI,
AKUNTABILITAS, REGULASI
PERAN BIDAN SEBAGAI PRAKTISI YANG
OTONOM
 Setiap profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, yang terpenting adalah
pertanggungjawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang
dilakukannya.
 Semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based.
 Accountability diperkuat dengan suatu
landasan hukum yang mengatur batas-batas
wewenang profesi yang bersangkutan.
 Legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas,
bidan memiliki hak otonomi dan mandiri.
PENGERTIAN OTONOMI

Secara etimologi OTONOMI berasal dari


bahasa Yunani autos: sendiri, dan nomos:
hukuman/ aturan. Jadi Otonomi :
pengundangan sendiri
PENGERTIAN OTONOMI

Menurut Ateng Syafruddin, OTONOMI :


kebebasan dan kemandirian, tetapi bukan
kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau
kemandirian itu adalah wujud pemberian
kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
PENGERTIAN OTONOMI
KEBIDANAN

Kekuasaan untuk mengatur peran dan fungsi


bidan sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi yang dimiliki seorang bidan (suatu
bentuk mandiri dalam memberikan pelayanan
kebidanan).
OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

Bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk


bertindak secara profesional yang dilandasi
kemampuan berpikir logis dan sistematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan etika
profesi.
DASAR OTONOMI PELAYANAN KEBIDANAN

Kepmenkes 900/ Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan


praktik bidan.

Standar Pelayanan Kebidanan 2001

Kepmenkes RI No. 369/ Menkes/SK/III/2007 tentang Standar


Profesi Bidan

UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

UU Kesehatan No. 32/Tahun1996 tentang tenaga kesehatan.


Kepmenkes RI 1277/ Menkes/ SK/XI / 2001 tentang Organisasi dan
Tatakerja Depkes.

UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan


UU yang terkait dengan Hak Reproduksi dan Keluarga Berencana:
1. UU No. 10/1992 tentang pengembangan Kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera
2. UU No. 23/2003 tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan di dalam
rumah tangga
TUJUAN OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan

Untuk menyusun rencana asuhan

Untuk mengetahui perkembangan kebidanan melalui


penelitian
Berperan sebagai anggota tim kesehatan

Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan


Untuk mengelola perawatan pasien sesuai dengan lingkup
tanggung jawabnya
BENTUK-BENTUK OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan

Menyusun rencana asuhan kebidanan

Melaksanakan asuhan kebidanan

Melaksanakan dokumentasi kebidanan

Mengelola keperawatan pasien dengan lingkup tanggung jawab


Administrasi

PERSYARATAN Dapat diobservasi dan diukur


DALAM OTONOMI
KEBIDANAN
Realistis

Mudah dilakukan dan


dibutuhkan
PERSYARATAN DALAM OTONOMI
KEBIDANAN

Administrasi : Seorang bidan dalam melakukan praktek kebidanan, hendaknya memiliki sarana
dan prasarana yang melengkapi pelayanan yang memiliki standard dan sesuai dengan fasilitas
kebidanan.

Dapat diobservasi dan diukur : Mutu layanan kesehatan akan diukur berdasarkan
perbandingannya terhadap standar pelayanan kesehatan yang telah disepakati dan
ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan
Realistis : Kinerja layanan kesehatan yang diperoleh dengan nyata akan diukur terhadap
criteria mutu yang ditentukan, untuk melihat standar pelayanan kesehatan apakah tercapai
atau tidak.

Mudah dilakukan dan dibutuhkan


FAKTOR YANG MENUNJANG OTONOMI BIDAN

Ditinjau dari bidan itu sendiri : faktor


kesehatan, Faktor skill, Etika/perilaku,
kemampuan pembiayaan/dana, kewenangan
bidan.

Segi birokrasi

Perundang-undangan
KEGUNAAN OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

Pembangunan kesehatan, meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat dalam upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas.
TEORI OTONOM YANG AKUNTABILITAS
PENGERTIAN AKUNTABILITAS

Sebagai kemampuan untuk memberi jawaban kepada


otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang atau
sekelompok orang terhadap masyarakat secara luas
atau dalam suatu organisasi.
PENGERTIAN AKUNTABILITAS

Sebagai perwujudan pertanggungjawaban seseorang


atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya
yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka
pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa
laporan akuntabilitas secara periodik.
PENGERTIAN AKUNTABILITAS
BIDAN

Pertanggungjawaban dan tanggung gugat


(accountability) atas semua tindakan yang
dilakukannya. Oleh karena itu, semua tindakan yang
dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan
didasari suatu evidence based.
TUJUAN AKUNTABILITAS
BIDAN

1. Mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan


organisasi tempat bekerja.
2. Bertanggung jawab atas tindakan yang diambil untuk pasien dan
keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesi.
3. Mengevaluasi praktik professional dan para stafnya.
4. Menerapkan dan mempertahankan standart yang telah ditetapkan dan
yang dikembangkan oleh organisasi
5. Membina keterampilan staf masing-masing
6. Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan secara
jelas.
Mempertahankan akuntabilitas profesional dalam asuhan
kebidanan
Terhadap diri sendiri

• Tidak dibenarkan utk melakukan tindakan yg


membahayakan keselamatan dan kesehatan klien
• Mengiuti Pratik pelayanan kebidanan berdasarkan
standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
• Mengmbangan opini berdasarkan data dan fakta
Terhadap klien/Pasie

• Memberikan informasi yg akurat yg


berhubungan dg asuhan kebidanan
• Memberikan asuhan kebidanan berdasarkan
standar
Terhadap Profesi

• Berusaha mempertahankan dan memlihara kualitas


asuhan kebidanan berdasarkan standar dan etika
profesi
• Mengingatkan teman sejawat untuk selalu
bertindak
Terhadap institusi/organisasi

• Memenuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku,


termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi
atau organisasi
Terhadap masyarakat

• Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam


memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas
tinggi
REGULASI KEBIDANAN
PENGERTIAN PERLINDUNGAN
HUKUM

 Suatu jaminan yang diberikan oleh otoritas tertentu


kepada semua pihak untuk dapat melaksanakan hak
dan kepentingan hukum yang dimilikinya dalam
kapasitasnya sebagai subyek hukum.
 Perlindungan hukum diberikan bagi tenaga
kesehatan sebagai subyek hukum yang melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesinya.
Asas keadilan

ASAS
PERLINDUNGAN Asas kemanfaatan
HUKUM PROFESI

Asas kepastian hukum


HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MEWUJUDKAN
KEADILAN DALAM REGULASI KEBIDANAN

Melakukan penyempurnaan/ revisi regulasi kebidanan

Memberikan sosialisasi kepada bidan-bidan


Melakukan diseminasi hukum kesehatan di lingkungan pendidikan
formal/non formal dengan nilai-nilai keadilan.

Memasukkan materi etikologel dalam praktik kebidanan


Melakukan koordinasi dengan stakeholders dalam cakupan
kesehatan
Melakukan pembinaan kesadaran akan hukum yang mencerminkan nilai
keadilan kepada semua pihak
TRANSISI DARI MAHASISWA KE
OTONOM BIDAN YANG
AKUNTABEL
PENGERTIAN MAHASISWA

Seseorang yang dalam menimba ilmu ataupun belajar dan


terdaftar sedang menjalani pendidikan pd salah satu
bentuk PT yg terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institute dan unversitas (harjati, 2012)
PENGERTIAN MAHASISWA
KEBIDANAN

1. Mahasiswa kebidanan merupakan seseorang yg


sedang menempuh pendidikan tinggi dalam fakultas
kesehatan dg ilmu kebidanan atau profesi bidan.
2. Dalam pendidikan nya mahasiswa kebidanan memang
dikhususkan belajar ttg kehamilan, persalinan, nifas,
bahkan perencanaan kehamilan.
PENDIDIKAN PROFESIONAL
BERKELANJUTAN
Pengembangan Profesi Bidan

1. Merupakan kondisi yang menunjukkan adanya


peningkatan jenjang bagi seorang bidan baik jenjang
pengetahuan, ketrampilan dan jabatan.
2. Peningkatan tsb bisa melalui pendidikan pelatihan
berkelanjutan baik formal maupun nonformal yg hasil
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan professional
bidan dalam melaksankan fungsinya
Pengembangan Karir

1. Perencanaan karir : suatu proses dimana individu dapat


mengidentifikasi dan mengambil langkah2 utk mencapai
tujuan2 karirnya
2. Manajemen karir : proses dimana organisasi dapat
memilih, menilai, menugasakan dan mengembangkan
para pegawaianya guna menjadikan sutau kumpulan
orang2 yg berobot utk memenuhi kebutuhan2 dimasa yg
akan datang
Prinsip pengembangan professional bidan

1. Pendidikan berjelanjutan
2. Job Fungsional
Pendidikan berkelanjutan terdiri dari :

1. Pemenuhan standar
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningktakan pemahaman terhapat etika
profesi
4. Meningkatkan karir
5. Meningkatkan kepemimpinan
6. Meningkatkan kepuasan konsumen
STANDAR PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN BIDAN
Satadnar I : Organisasi

Penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan


bidan berada dibawah organisasi IBI pada
tingkat pengurus pusat (PP-IBI), pengurus
Daerah (PD-IBI), dan pengurus cabang (PC-
IBI)
Satadnar II : Filsafah

Pendidikan berkelanjutan untuk bidan


mempunyai falsafah yang selaras dg falsafah
organisasi profesi IBI yg tercermin pada visi,
misi dan tujuan
Satadnar III : Sumber Daya Pendidikan

Pendidikan berkelanjutan untuk bidan


mempunyai SDM, finansial, material untuk
memperlancar proses pendidikan
berkelanjutan
Satadnar IV : Program Pendidikan dan
Pelatihan

Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki


program pendidikan dan pelatihan yg
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan
dan pengembangan
Satadnar V : Fasilitas

Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki


fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan
standar
Satadnar VI : Dokumen penyelenggraan
Pendidikan Berkelanjutan

Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan


bidan perlu didokumentasikan
Satadnar VII : Pengendalian Mutu

Pendidikan berkelanjutan bidan melaksankan


pengendalian mutu pendidikan, pelatihan dan
pengembangan
BELAJAR SEPANJANG HANYA
KONSEP BELAJAR SEPANJANG HAYAT

Belajar sepanjang hanyat pertama kali


dikemukanan oleh edgar faure dr international
councilm of educational development (ICED)
atau komisi internasional pembangunan
pendidikan.
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
SEPANJANG HAYAT

• Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa


sekolah, tetapi sebuah proses yg berlangsung sepanjang
hidup
• Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sbg pendidikan
orang dewasa, ttp pendidikan seumur hidup mencakup &
memadukan semua tahap pendidikan
• Pendidikan sepanjang hayat mampu menghilangkan
tembok pemisah antara sekolah dg lingkungan kehidupan
nyata diluar sekolah
TUJUAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

1. Mengembangkan potensi kepribadaian manusia sesuai dg


kodrat dan hakikatnya
2. Pembelajaran mandiri/menyesuaikan diri dg perubahan
positif yg terus menerus & berkembang dlm sepanjang
kehidupan manusia & masy. serta menyiapkan diri guna
mencapai kehidupan yg lebih baik dimas ayg akan datang
3. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki
MANFAAT BELAJAR SEPANJANG HAYAT

1. Menjadikan seseorang tdk ketinggalan jaman


2. Memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka
yg sdh tdk mengenyam bangku sekolah lagi.
3. Menjadi individu yg tdk terasing oleh generasi
dibawahnya
4. Menjadikan individu yg berwawasan luas serta mmapu
beradaptasi dg perubahan yg akan datang, shg dpt tetap
memberikan sumbang ilmu pengetahuan bagi kehidupan
dilingkungannya
WADAH PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

1. Pendidikan persekolah
2. Pendidikan luar sekolah
3. Sumber informasi baik berupa terbitan
buku, majalah atau media massa baik cetak
maupun elektronik atau internet
KETERAMPILAN BELAJAR MANDIRI

1. Keterampilan belajar mandiri pd dasarnya dijelaskan dlm dua


perspektif yaitu belajar mandiri sbg sebuah proses pembelajaran yg
menjadikan pembelajar bertanggung jawab penuh dalam
merencanakan, melaksanakan, memiliki kebebasan penuh untuk
mengontrol materi pembelajarn yg penting serta mengevaluasinya.
2. Strategi belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yg bertujuan
utk membangun inisiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri

Anda mungkin juga menyukai