Anda di halaman 1dari 35

Keperawatan sebagai suatu profesi

peran perawat professional


standar praktik keperawatan profesional

Mata Kuliah : Proses keperawatan dan berfikir kritis


Dosen Pembimbing : Ns. Novita Sari, S.Kep

Di susun oleh: kelompok 1


1. Naziratul Aini
2. Ananda Bunayya Fathiah
3. Dilla Uznia
4. Raihan Rz
5. M Aulia Syawitara
6. Try Purnama Sari Nasution

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MEDIKA NURUL ISLAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Sigli,18 juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
COVER…………………………………………………………………………....1

KATA PENGANTAR………………………………………………………..…...2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………………………………………….4

B. Rumusan masalah……….……………………………………………………….………………………………..5

C. Tujuan……………….……………………………………………………………………………….………………….6

BAB II PEMBAHASAN
A. Keperawatan sebagai suatu profesi………………………………………....7
B. Perkembangan profesionalisme keperawatan…...………………………….13

C. Standar praktek keperawatan………...……………………………………..26

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…..…………………………………………………………………31

Saran………………………………………………………...…….……………34

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...….35

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada Seminar


Nasional keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh kelompok kerja
keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun 1985 dibuka Program Studi Ilmu
Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada Program ini
dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali kepada mahasiswa sehingga setiap
lulusan diharapkan mempunyai landasan keilmuan yang kokoh dalam memberi
pelayanankeperawatan. Sesuai dengan hakekat profesi khususnya yang terkait
dengan pendidikan dimana untuk dapat memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan yang berkualitas dan pengembangan ilmu keperawatan diperlukan
pendidikan keperawatan pada jenjang magister keperawatan.

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade


profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya
hanyalah semata – mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan
perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara –
negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia
maupun di Indonesia. Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan
jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini
bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu
perawat dituntut memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat

4
profesional. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif.

Keperawatan hubunganya sangat banyak keterlibatan dengan segmen


manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan aktual dan
potensial. Keperawatan memandang secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien.
Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara. Penerimaan dan pengakuan
keperawatan sebagai pelayanan profesional diberikan dengan perawat profesional
sejak tahun 1983, maka upaya perwujudanya bukanlah hal mudah di Indonesia.
Disisi lain, keperawatan Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal
internal yang kesemuanya membutuhkan upaya sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. Dalam kaitanya
dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di atas maka PPNI harus
memberikan respon, sensitive serta peduli untuk mengembangkan standar praktek
keperawatan. Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek keperawatan di
Indonesia akan menjadi titik inovasi baru yang digunakan sebagai falsafah dan
pengembangan aspek – aspek keperawatan Indonesia, sebagai tolak ukur
efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan, dan perwujudan diri keperawatan
profesional.

B. Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai profesi ?


2. Apa ciri – ciri keperawatan sebagai profesi ?
3. Apa yang dimaksud dengan kristeria profesi ?
4. Apa yang dimaksud Perkembangan Profesionalisme Keperawatan ?

5
5. Apa yang dimaksud Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Peran Perawat
6. Bagaimana tugas perawat ?
7. Apa yang dimaksud dengan praktek keperawatan ?
8. Bagaimana klasifikasi standar praktek keperawatan ?
9. Apa ciri-ciri standar praktek keperawatan ?
10. Bagaimana tipe standar praktek keperawatan ?
11. Apa yang dimaksud tujuan standar keperawatan.

C. Tujuan

1. Memahami keperawatan sebagai profesi


2. Memahami keperawatan sebagai profesi
3. Memahami kristeria profesi
4. Memahami Perkembangan Profesionalisme Keperawatan
5. Memahami Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Peran Perawat
6. Memahami tugas perawat
7. Memahami definisi standar praktek keperawatan
8. Memahami klasifikasi standar praktek keperawatan
9. Memahami ciri-ciri standar praktek keperawatan
10. Memahami tipe standar praktek keperawatan
11. Memahami tujuan standar keperawatan.

BAB II

6
PEMBAHASAN

A. Keperawatan Sebagai Profesi

Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu


pekerjaan yang harus melalui proses empat tahapan antara lain :

1. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi Menjadi


pekerjaan utama
2. Adanya organisasi profesi Terdapat kode etik

Ciri – Ciri Profesi

Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.

Profesi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-
menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal
melalui perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan
sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).

Kriteria Profesi

1. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.


2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan
secara terus-menerus.

7
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas dan fungsi.
6. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik.

Wilayah Kerja Profesi

1. Pembinaaan organisasi profesi.


2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam


menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya. Dengan adanya perkembangan
keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin yang menjadi pemenuhan
kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan yang sangat besar dalam
dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya berdasarkan pada insting
dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan profesional berdasarkan ilmu
dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan kemajuan zaman.
Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut: Memiliki
body of knowledge. Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori
yang spesifik dan sistematis yang dikembangan melalui penelitian. Penelitian
keperawatan yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal
perkembangan keperawatan. Pada tahun 1950 dengan semakin berkembangnya
penelitian yang dilakukan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam dunia
pendidikan keperawatan dan pada tahun 1960 penelitian lebih banyak dilakukan
pada praktik keperawatan. Sejak tahun 1970, penelitian keperawatan lebih banyak
dilakukan dengan memfokuskan diri pada praktik yang dihubungkan dengan isu-
isu yang ada pada saat itu.

8
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai
profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan telah dikembangkan
melalui teori-teori keperawatan. Model teori-teori memberikan kerangka kerja
bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan mendorong ke
arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.

a) Berhubungan dengan nilai-nilai sosial


tuntutan tersebut telah bergeser, perawat juga mengharapkan
kompensasi dan mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya
sebagai perawat.
Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk yang relevan dengan
nilai-nilai masyarakat, seperti pentingnya kesehatan, kesembuhan dan
keperawatan. Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat
mempunyai tugas untuk melawan klien dan juga melakukan upaya-upaya
dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit tetapi masih ada
sebagian masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat adalah
sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari perawat itu sendiri agar
dapat meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan sesuai
dengan yang diinginkannya.

b) Masa pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi
pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme
yang dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan
praktik. Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan
dua area penting yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut.
Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang
ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan
perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan
keperawatan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai

9
berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus
pada asuhan keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan
holisitik dan proses keperawatan.

c) Motivasi
Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko.
Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam
kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan
pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat
bahwa saat ini anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan
tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik seperti
mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang
dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan
profesi keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang melakukan
pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan
baik.

d) Otonomi

anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu tujuan


dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan
mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan praktik
anggotanya. Otonomi juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam
bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang dilakukannya.

e) Komitmen

Kategori keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang


komitmen untuk bekerja menunjukkan adanya suatu keunggulan, untuk
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya
kemangkiran, menekuni pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode

10
waktu yang lama. Komitmen perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi
karena kebanyakan dari perawat adalah wanita, yang harus membagi
perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering mengalami konflik
yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena
dengan adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan
bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.

f) Kesadaran bermasyarakat

Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota


kelompok yang ikut mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib
serta memiliki kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol
yang dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti
seragam putih, pin dan cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang
mengubah identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan yang
kuat untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.

g) Kode etik
Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko. Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat dalam
praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas
hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
dari praktik profesional adalah adanya komitmen yang kuat terhadap
kepedulian individu, khususnya kekuatan fisik, kesejahteraan dan
kebebasan pribadi, sehingga dalam praktik selalu melibatkan hubungan
yang bermakna. Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki

11
orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk melindungi
masyarakat serta memajukan profesi.

Mengingat pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan agar dapat


bekerja dengan baik maka perlu adanya pemahaman tentang fungsi dari asosiasi
keperawatan yang terdiri dari:

1. Penetapan standar praktik, pendidikan dan pelayanan keperawatan. 2.


Menetapkan kode etik bagi perawat.
2. Menetapkan sistem kredensial dalam keperawatan.
3. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi, program pemerintah,
kebijakan kesehatan nasional dan internasional.
4. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik, evaluasi dan perhatian
dalam keperawatan.
5. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa dan desiminasi dari
informasi yang relevan dengan keperawatan.
6. Promosi dan proteksi ekonomi dan kesejahteraan bagi perawat.
7. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat nasional maupun
internasional.
8. Membina sikap profesionalisme bagi perawat.
9. Menyelenggarakan program secara benar.
10. Memberikan pelayanan masalah-masalah politik pada perawat.
11. Menjaga terjadinya komunikasi bagi seluruh anggotanya.
12. Menyediakan advokasi bagi anggotanya.
13. Berbicara dan menjelaskan tentang profesi keperawatan kepada pihak lain.
14. Melindungi dan mempromosikan kemajuan kesejahteraan manusia yang
terkait dengan perawat kesehatan.

B. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan

12
Magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai
dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI
(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) melakukan Lokakarya Nasional
Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad dan
bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.

Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring


dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan
perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatarbelakang
pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat
generalis sebagai perawat profesional pemula, dikembangkan dengan landasan
keilmuan yang cukup dan landasan profesional yang kokoh.

Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat


keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diploma saja, diilhami
keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka
berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program
paska sarjana FIK UI (1999). Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan
dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain:

1. Mengembangkan sistem seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria


dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang
visi dan misi organisasi, dedikasi serta ketersediaan waktu yang dimiliki
untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang konkrit dan diterjemahkan melalui
kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas
utama adalah program pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota
memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi
masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga
keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk
menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sektor swasta.

13
Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.

Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi


diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.

1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lain.

Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan


keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses

14
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:

1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta


sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Mengumpul data, menganilisis dan menginterpretasikan data.
2. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan Mengembangkan
rencana tindakan keperawatan.
3. termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal. Menggunakan dan
menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial
budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. Menentukan kriteria yang dapat
diukur dalam menilai rencana keperawatan. Menilai tingkat pencapaian
tujuan. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.
5. Mendokumentasi proses keperawatan. Mengevaluasi data permasalahan
keperawatan. Mencatat data dalam proses keperawatan. Menggunakan
catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta
merencanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan.
Membuat usulan rencana penelitian keperawatan. Menerapkan hasil
penelitian dalam praktik keperawatan.
7. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien
keluarga kelompok serta masyarakat. Mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan kesehatan. Membuat rencana penyuluhan kesehatan.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan. Mengevaluasi hasil penyuluhan
kesehatan.

15
8. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan
serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat. Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim
keperawatan maupun tim kesehatan lain.
9. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam
melaksanakan kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan
manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.

Definisi dan Analisis Penyusun Mengenai Keperawatan Sebagai Profesi

seseorang yang telah menyelesaikan studinya dan telah siap untuk


mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Perawat merupakan salah satu pekerjaan
yang mulia dengan cara memberikan perawatan yang benar, sesuai dengan ilmu
yang telah didapatkannya. Ilmu tersebut diterapkannya dengan suatu metode yang
dikenal dengan “Proses Keperawatan”. Metode ini merupakan metode yang
sistematis, meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan. Dari tahapan metode ini,
perawat sering menemukan hal-hal baru dari setiap kasus yang ditanganinya. Oleh
karena itu, mereka perlu meningkatkan wawasannya agar mampu menangani
klien-kliennya dengan benar. Hal inilah yang membawa perubahan besar bagi
dunia keperawatan karena pelayanan yang pada awalnya hanya berdasarkan
pengalaman, kemudian berkembang menjadi pelayanan yang didasarkan pada
ilmu keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Profesi merupakan suatu keahlian yang membutuhkan ilmu pendidikan dan


pelatihan sebagai dasar pengembangan teori untuk menangani permasalahan yang
sering muncul dalam bidangnya. Dengan melihat definisi dan ciri-ciri dari profesi
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keperawatan dianggap sebagai suatu
profesi. Hal ini dikarenakan keperawatan memiliki ciri-ciri yang sama dengan
profesi.

16
a) Pengertian Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
perundang undangan yang berlaku. ( PERMENKES RI NO.1239 Tahun
2001 tentang Registrasi dan Praktek perawat) Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang
sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. ( Seminar
Nasional Keperawatan 1983 ) Perawat profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan keparawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain
sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).

b) Peran perawat profesional Peran adalah seperangkat tingkah laku yang


diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.

1. Pemberi Asuhan Keperawatan Sebagai pemberi asuhan keperawatan,


perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui
proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan
bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy
dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa

17
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya.

2. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana


sampai yang kompleks. Pembuat Keputusan Klinis Membuat keputusan
klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir
kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian
perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana
tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat
membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan
keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan
berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya
(Keeling dan Ramos,1995).

3. Pelindung dan Advokat Klien Sebagai pelindung, perawat membantu


mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien
dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai
pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi
terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di
komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat
melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang
sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya.
Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara

18
yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran
ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat


mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli
gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan
perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan
perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih
antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat
asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990).
Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan
tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.

5. Rehabilitator Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke


tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang
menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami
gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini,
perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan Perawat klien sebagai seorang manusia, karena


asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan

19
sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan
emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu
yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan
fisiknya.

7. Komunikator Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan


keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber
informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif
dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin
dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.

8. Penyuluh Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep


dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti
aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang
dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat
menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang

direncanakannya.

9. Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja


melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan
lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.

20
10. Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11. Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap


masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.

12. Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan


mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

c) Fungsi perawat Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan
dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak


tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini

21
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim
yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang
lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang
telah diberikan.
d) Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi).

e) Solusi Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat


1. Pengembangan pendidikan keperawatan Sistem pendidikan tinggi
keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional,
pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang
keperawatan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional Depertemen
Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan

22
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan Organisasi profesi keperawatan
memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan
mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang
dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang
mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta
meningkat. Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan
yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
a. Nilai intelektual Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan
terdiri dari a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan
kreatif.
Nilai komitmen moral Pelayanan keperawatan diberikan dengan
konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan.

Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap


masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan
keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone,
1994)

23
b. Fair Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social
budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki.

c. Fidelity Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin


membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang
memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual
klien.Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat Otonomi merupakan
kebebasan dan kewenang untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak
otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi
melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab
serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai
pengatur dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi
pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi
keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan praktik,
menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung
gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien.

Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan


melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain :
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui penetapan
kriteria dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan,
pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.

2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan


melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat

24
daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan
bagi para anggotanya.

3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota


memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan
kompensasi masing-masing.

4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga


keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk
menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.

5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi


keperawatan di luar negeri,bukan anya untuk pengurus pusat saja
tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan.Kiat keperawatan (nursing arts) lebih
difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti
menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan
kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah : •

Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif
yaitu : nilai –nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan,
menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap
saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan
baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan
keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki
kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasar
manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

25
 Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
berdiskusi dengan kliennya.
 Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat
untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
 Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan
kliennya.
 Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis
merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
 Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
 Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki
hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya
 Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
 Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan
terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak
berhak mengetahuinya.
 Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
 Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami
perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
 Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum
menerima orang lain.
C. Standar praktek keperawatan
Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan deskriptif
yang menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur,
proses dan hasil. Sedangkan menurut (ANA,1922,h.1), standar merupakan
pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada
praktek keperawatan profesional.
Menurut (lokakarya keperawatan nasional tahun 1983), keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu keperawatan, berbentuk

26
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Pelayanan juga
ditunjukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Menurut ( Gillies, 1989,h.121), standar praktek keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang di inginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien. Jadi, dapat disimpulkan,
bahwa standar praktek keperawatan adalah batas minimal yang harus dilakukan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Karena keperawatan telah
meningkat sebagai profesi, jumlah standar praktek keperawatan telah ditetapkan.
Standar untuk praktek sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk
perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi
asuhan ketika standar telah didefinisikan dengan jelas, klien dapat diyakinkan
bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi,
perawat mengetahui secara pasti apakah yang penting dalam pemberian askep
dan staf administrasi, dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan
memenuhi standar yang berlaku.

Klasifikasi Praktek Keperawatan


1. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan. Perawat memegang peranan
penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat
dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.

2. Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional. Adanya perkembangan dan


perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek keperawatan dan
bidang teknologi medis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki perawat dengan pelaksana
praktek yang dilakukan sehari-hari, selain itu pihak atasan membutuhkan
bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan
tertentu. Dilain pihak, perawat mempunyai hak untuk menerima atau

27
menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Ciri-ciri Standar Praktek Keperawatan


Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan
hasil pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus
utamanya. Praktek keoerawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut : 1. Otonomi dalam pekerjaan. 2. Bertanggung jawab dan bertanggung
gugat. 3. Pengambilan keputusan yang mandiri. 4. Kolaborasi dengan disiplin
lain. 5. Pemberian pembelaan. 6. Memfasilitasi kepentingan pasien.

Tipe Standar Keperawatan


Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah
standar asuhan (standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level
asuhan yang akan diterima oleh pasien, dan standar praktek (standard of
practice) atau harapan terhadap kinerja perawat dalam memberikan standar
asuhan. Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa level perawatan
pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam kinerja ini
di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan
menyediakan suatu struktur praktek tersebut dan untuk membantu perawat
dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.
a. Standar Praktek. Standar praktek meliputi kebijakan (policy), uraian
tugas (job description), dan standar kinerja (performance standard),
menuntun perawat dalam melaksanakan perawatan pasien dan juga
menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat
untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan
menggambarkan definisi institusi tentang apa yang dapat dilakukan
oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi
yang harus tersedia menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas
mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang
diperlukan bagi semua orang yang memiliki peran atau posisi

28
perawat. Sedangkan starndard kinerja diturunkan dari uraian tugas
dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi perilaku perawat yang
didasarkan atas pengetahuan, keterampilan, dan pencapaian aktifitas
kemajuan profesional.
b. Standar Asuhan. Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan
genetik, dan rencana asuhan (care plan). Mereka merupakan alat
untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan memastikan
hasil yang berasal dari pasien ini. Prosedur adalah uraian tahap
tentang bagaimana melakukan keterampilan psikomotor dan bersifat
orientasi tugas.

Protokol meliputi lima kategori utama :


1. Manajemen pasien dengan peralatan invasi
2. Manajemen pasien dengan non invatif
3. Manajemen status fisiologis
4. Manajemen status psikologis
5. Diagnosa keperawatan tertentu Standar asuhan genetik menguraikan harapan
asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien dimanapun pasien
dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan
diagnosa medil pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

Tujuan Standar Praktek Keperawatan


Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau
proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang
diharapkan berguna untuk :
a. Perawat. Pedoman membimbing perawat dalam menentukan
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien.
b. Rumah Sakit. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit.

29
c. Klien. Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung
keluarga menjadi ringan.
d. Profesi. Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran
evaluasi.
e. Tenaga Kesehatan lain. Mengetahui batas kewenangan dengan
profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja
sama dengan baik.

Manfaaat Praktek Keperawatan.


a. Praktek Klinis. Memberikan serangkaian kondisi untuk
mengevaluasi kualitas askep dan merupakan alat mengukur mutu
penampilan kerja perawat guna memberikan saran/kritik untuk
perbaikan.
b. Administrasi Pelayanan Keperawatan. Memberikan informasi
kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola
staf, program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari
program orientasi.
c. Pendidikan Keperawatan. Membantu dalam merencanakan isi
kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.
d. Riset Keperawatan. Hasil proses evaluasi merupakan penelitian
yang pertemuanya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
askep.
e. Sistem Pelayanan Kesehatan. Implementasi standar dapat
meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam mengembangkan
mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga
terbina hubungan kerja yang baik dan memberikan kepuasan bagi
anggota tim kesehatan.

Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan.


Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan :

30
a. Proses Normatif : Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli
profesional dan pola praktek klinis perawat di dalam suatu
badan/institusi tertentu.
b. Proses Empiris : Standar dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan
praktek keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan.Hubungan
standar dan Legislasi. Legislasi diperlukan untuk menopang,
melaksanakan, membina dan memberi pemantauan standar praktek
Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat. Lisensi Praktik.
Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan
bertanggungjawab terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
praktisi yang melakukan pelanggaran etis.Hukum, atau undang –
undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin
keselamatan pelaksanaan standar praktik keperawatan secara minimal.

Undang – undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992, Bab V Pasal 32


ayat 2 dan 3 menyebutkan : Ayat 2 : Penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
Ayat 3 : Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan
ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggung jawabkan. Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan
bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat profesional dalm
melakukan kegiatan praktik secara bertanggung jawab. Pengertian
lisensi adalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi atau
departemen kesehatan berupa penerbitan surat ijin praktek bagi perawat
profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan.

Lisensi diberikan bagi perawat sesuai keputusan menteri kesehatan RI


No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat.
Whasington State Nursing Practice Act (The State Nurses Association)
menyatakan bahwa orang yang terdaftar secara langsung bertanggung
gugat dan bertanggung jawab terhadap individu untuk memberikan

31
pelayanan keperawatan yang berkualitas. American nurse association
(ANA) membut pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi
institusional menjadi lisensi individual, keperawatan secara konsisten
dapat mempertahankan:
1. Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab
maupun tanggung gugat perawat yang merupakan bagian dari lisensi
profesi.
2. Bila perawat meyakini bahwa profesi serta konstribusinya terhadap
asuhan kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan
percaya diri dan penuh tanggung jawab.

UU Praktek Keperawatan Setiap negara bagian dan provinsi


mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi sebagian besar
memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan
dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa definisi
yang mewakili cakupan praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan
dalam sebagian besar negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada
dekade terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek keperawatan
mereka untuk menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran
keperawatan dalam praktek keperawatan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.
Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge,

32
berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi,
komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.

Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari
tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun
sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam
mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal
serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian


integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang
sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat
dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge,
pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki
perhimpunan atau organisasi profesi, memberlakukan kode etik
keperawatan,otonomi dan motivasi bersifat altruistik.

perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat


keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator,
pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator,educator perawat profesional dan
konsultan sebagai fungsi idependen pembaharu. Adapun fungsi dan
interdependen. Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara,
pendekatan serta kiat kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni
dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman
dan kepuasan pada klien.

33
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas
asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus
dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-
sumber pengembangan standar keperawatan. Tujuan dan manfaat standar
keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan
efektifitas menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan
pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang
bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan
tersebut. Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi,
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan.

Saran

Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi
perawat profesional dibidangnya.kami menyarankan pembaca untuk
menggunakan makalah ini sebagai alat untuk belajar.

34
DAFTAR PUSTAKA
Ali,H. Ziadin.Pengantar keperawatan profesional.
Hidayat,Aziz Alimul.Konsep dasar keperawatan.
laskargaluh.blogspot.com/.../sejarah-perkembangan-keperawatan.htm
PROFESI  http://www.scribd.com/doc/53424508/KEPERAWATAN-SEBAGAI-
PROFESI
https://pdfcoffee.com/makalah-peran-perawat-pdf-free.html

Khotimah, standar praktek keperawatan,  Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).
Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. AndrinaFerderika). Jakarta:
Salemba Medika. Khotimah, Standar Praktek
Keperawatan,https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd1/standar-praktek-
keperawaan Mindya Rina, Standar Profesional dalam Praktik Keperawatan, 12
May 2011,http://regional.kompasiana.com/2011/05/12/standar-profesional-dalam-
praktikkeperawatan/PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
2012, http://www.inna-ppni.or.id Yohana R. Kawonal, standar praktek
keperawatan profesional di  – indonesia,
2011http://wahyubraddasouljah.blogspot.com/2011/11/standar-
praktekkeperawatan- profesional.html Dewi elizadiani suza, standard untuk
praktek,2003KEPERAWATANhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3
584/1/keperaw atan-dewi.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai