1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2
COVER…………………………………………………………………………....1
KATA PENGANTAR………………………………………………………..…...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………………………………………….4
B. Rumusan masalah……….……………………………………………………….………………………………..5
C. Tujuan……………….……………………………………………………………………………….………………….6
BAB II PEMBAHASAN
A. Keperawatan sebagai suatu profesi………………………………………....7
B. Perkembangan profesionalisme keperawatan…...………………………….13
Saran………………………………………………………...…….……………34
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...….35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
profesional. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif.
B. Rumusan Masalah
5
5. Apa yang dimaksud Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Peran Perawat
6. Bagaimana tugas perawat ?
7. Apa yang dimaksud dengan praktek keperawatan ?
8. Bagaimana klasifikasi standar praktek keperawatan ?
9. Apa ciri-ciri standar praktek keperawatan ?
10. Bagaimana tipe standar praktek keperawatan ?
11. Apa yang dimaksud tujuan standar keperawatan.
C. Tujuan
BAB II
6
PEMBAHASAN
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-
menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal
melalui perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan
sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
7
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas dan fungsi.
6. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
8
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai
profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan telah dikembangkan
melalui teori-teori keperawatan. Model teori-teori memberikan kerangka kerja
bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan mendorong ke
arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.
b) Masa pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi
pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme
yang dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan
praktik. Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan
dua area penting yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut.
Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang
ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan
perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan
keperawatan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai
9
berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus
pada asuhan keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan
holisitik dan proses keperawatan.
c) Motivasi
Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko.
Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam
kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan
pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat
bahwa saat ini anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan
tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik seperti
mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang
dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan
profesi keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang melakukan
pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan
baik.
d) Otonomi
e) Komitmen
10
waktu yang lama. Komitmen perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi
karena kebanyakan dari perawat adalah wanita, yang harus membagi
perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering mengalami konflik
yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena
dengan adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan
bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.
f) Kesadaran bermasyarakat
g) Kode etik
Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko. Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat dalam
praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas
hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
dari praktik profesional adalah adanya komitmen yang kuat terhadap
kepedulian individu, khususnya kekuatan fisik, kesejahteraan dan
kebebasan pribadi, sehingga dalam praktik selalu melibatkan hubungan
yang bermakna. Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki
11
orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk melindungi
masyarakat serta memajukan profesi.
12
Magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai
dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI
(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) melakukan Lokakarya Nasional
Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad dan
bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
13
Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Peran Perawat
Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lain.
Tugas Perawat
14
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:
15
8. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan
serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat. Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim
keperawatan maupun tim kesehatan lain.
9. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam
melaksanakan kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan
manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
16
a) Pengertian Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
perundang undangan yang berlaku. ( PERMENKES RI NO.1239 Tahun
2001 tentang Registrasi dan Praktek perawat) Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang
sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. ( Seminar
Nasional Keperawatan 1983 ) Perawat profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan keparawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain
sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
17
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya.
18
yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran
ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
19
sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan
emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu
yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan
fisiknya.
direncanakannya.
20
10. Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
c) Fungsi perawat Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan
dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
21
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim
yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang
lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang
telah diberikan.
d) Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi).
22
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan Organisasi profesi keperawatan
memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan
mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang
dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang
mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta
meningkat. Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan
yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
a. Nilai intelektual Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan
terdiri dari a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan
kreatif.
Nilai komitmen moral Pelayanan keperawatan diberikan dengan
konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan.
23
b. Fair Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social
budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki.
24
daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan
bagi para anggotanya.
Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif
yaitu : nilai –nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan,
menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap
saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan
baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan
keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki
kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasar
manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
25
Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
berdiskusi dengan kliennya.
Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat
untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan
kliennya.
Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis
merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki
hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya
Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan
terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak
berhak mengetahuinya.
Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami
perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum
menerima orang lain.
C. Standar praktek keperawatan
Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan deskriptif
yang menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur,
proses dan hasil. Sedangkan menurut (ANA,1922,h.1), standar merupakan
pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada
praktek keperawatan profesional.
Menurut (lokakarya keperawatan nasional tahun 1983), keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu keperawatan, berbentuk
26
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Pelayanan juga
ditunjukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Menurut ( Gillies, 1989,h.121), standar praktek keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang di inginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien. Jadi, dapat disimpulkan,
bahwa standar praktek keperawatan adalah batas minimal yang harus dilakukan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Karena keperawatan telah
meningkat sebagai profesi, jumlah standar praktek keperawatan telah ditetapkan.
Standar untuk praktek sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk
perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi
asuhan ketika standar telah didefinisikan dengan jelas, klien dapat diyakinkan
bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi,
perawat mengetahui secara pasti apakah yang penting dalam pemberian askep
dan staf administrasi, dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan
memenuhi standar yang berlaku.
27
menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.
28
perawat. Sedangkan starndard kinerja diturunkan dari uraian tugas
dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi perilaku perawat yang
didasarkan atas pengetahuan, keterampilan, dan pencapaian aktifitas
kemajuan profesional.
b. Standar Asuhan. Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan
genetik, dan rencana asuhan (care plan). Mereka merupakan alat
untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan memastikan
hasil yang berasal dari pasien ini. Prosedur adalah uraian tahap
tentang bagaimana melakukan keterampilan psikomotor dan bersifat
orientasi tugas.
29
c. Klien. Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung
keluarga menjadi ringan.
d. Profesi. Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran
evaluasi.
e. Tenaga Kesehatan lain. Mengetahui batas kewenangan dengan
profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja
sama dengan baik.
30
a. Proses Normatif : Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli
profesional dan pola praktek klinis perawat di dalam suatu
badan/institusi tertentu.
b. Proses Empiris : Standar dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan
praktek keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan.Hubungan
standar dan Legislasi. Legislasi diperlukan untuk menopang,
melaksanakan, membina dan memberi pemantauan standar praktek
Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat. Lisensi Praktik.
Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan
bertanggungjawab terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
praktisi yang melakukan pelanggaran etis.Hukum, atau undang –
undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin
keselamatan pelaksanaan standar praktik keperawatan secara minimal.
31
pelayanan keperawatan yang berkualitas. American nurse association
(ANA) membut pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi
institusional menjadi lisensi individual, keperawatan secara konsisten
dapat mempertahankan:
1. Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab
maupun tanggung gugat perawat yang merupakan bagian dari lisensi
profesi.
2. Bila perawat meyakini bahwa profesi serta konstribusinya terhadap
asuhan kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan
percaya diri dan penuh tanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.
Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge,
32
berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi,
komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari
tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun
sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam
mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal
serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
33
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas
asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus
dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-
sumber pengembangan standar keperawatan. Tujuan dan manfaat standar
keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan
efektifitas menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan
pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang
bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan
tersebut. Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi,
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan.
Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi
perawat profesional dibidangnya.kami menyarankan pembaca untuk
menggunakan makalah ini sebagai alat untuk belajar.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ali,H. Ziadin.Pengantar keperawatan profesional.
Hidayat,Aziz Alimul.Konsep dasar keperawatan.
laskargaluh.blogspot.com/.../sejarah-perkembangan-keperawatan.htm
PROFESI http://www.scribd.com/doc/53424508/KEPERAWATAN-SEBAGAI-
PROFESI
https://pdfcoffee.com/makalah-peran-perawat-pdf-free.html
Khotimah, standar praktek keperawatan, Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).
Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. AndrinaFerderika). Jakarta:
Salemba Medika. Khotimah, Standar Praktek
Keperawatan,https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd1/standar-praktek-
keperawaan Mindya Rina, Standar Profesional dalam Praktik Keperawatan, 12
May 2011,http://regional.kompasiana.com/2011/05/12/standar-profesional-dalam-
praktikkeperawatan/PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
2012, http://www.inna-ppni.or.id Yohana R. Kawonal, standar praktek
keperawatan profesional di – indonesia,
2011http://wahyubraddasouljah.blogspot.com/2011/11/standar-
praktekkeperawatan- profesional.html Dewi elizadiani suza, standard untuk
praktek,2003KEPERAWATANhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3
584/1/keperaw atan-dewi.pdf
35