Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

ENTERPREUNERSHIP DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

1. Alharunurrasyid (NIM 18.20.2996)


2. Mariyana (NIM 18.20.2999)
3. Mujiman (NIM 18.20.3003)
4. Nenda Prasasti (NIM 18.20.2994)
5. Raheni Priyanti (NIM 18.20.2993)
6. Ratih Rumaya Dewi (NIM 18.20.2995)
7. Zainudin (NIM 18.20.2992)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, atas berkah dan

RahmatNya penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Enterpreunership

Dalam Keperawatan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas atau materi

ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa

kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan

bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa

teratasi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan,

untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam

menyelesaikan pembuatan makalah ini. Besar harapan semoga makalah ini dapat

bermanfaat terutama bagi penulis dan profesi perawat pada umumnya.

Banjarmasin, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................ 3
2.1 Keperawatan ...........................................................................................3
2.2 Enterpreneur ...........................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN ................................................................. 15
BAB IV PENUTUP ............................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 19

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-

haknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan

nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi

sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia keperawatan. Orientasi bahwa

sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik seharusnya sudah mulai

ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah Entrepreneurship,

dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan

yang dimilikinya.

Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi

keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara

pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan

keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai

dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok

yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata.

Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk

menghasilkan uang tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu.

Mungkin pernyataan tersebut membuat sebagian orang berpikir tentang

perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya Entrepreneurship tidak hanya berbicara

soal penjual – pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam membuka

peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru,

1
mengembangkan ide – ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-

hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and value

yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan

tindakan dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk

menyiapkan kasa dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan

klien harian dan hal-hal minor yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika

contoh tersebut dikelola sehingga bernilai jual. Contoh lainnya, saat ini penderita

penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi kuantitas.

Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit dalam

jangka waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost

inefective. Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu

meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena itu, pengembangan

Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat

tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak

sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur ?


2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus
dilakukan?

1.3 Tujuan

1. Dengan makalah ini dapat memotivasi perawat untuk membuka usaha


sendiri.
2. Perawat mampu mengetahui strategi yang harus ditempuh dan mendapat
hasil yang sesusai.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Keperawatan

Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif

serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun

sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan

Nasional 1986).

1. Ciri-ciri keperawatan (Shortridge, (1985) )

Adapun ciri-ciri keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat

Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan ada

diatas kepentingan pribadi agar kebutuhan klien ( individu, keluarga, dan

masyarakat ) akan asuhan keperawatan terpenuhi. Keperawatan

merupakan suatu pelayanan sosial yang esensial dank lien mempunyai hak

menggunakan pelayanan keperawatan dari perawat secara professional.

b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu

Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh

sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan. sebagai suatu profesi,

keperawatan mempunyai badan ilmu body of knowledge yaitu ilmu terapan

sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu. Ciri utama pelayanan

3
keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan keperawatan

dilakukan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu proses

keperawatan. meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, pelaksanaan,

evaluasi. Manfaatnya adalah menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan

keperawatan serta menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat

perawat.

c. Adanya otonomi

Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang, dan

tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi

dalam menetapkan standar baku penyelenggara pendidikan, pelayanan

keperawatan serta praktik keperawatan dalam bentuk legislasi

keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan profesi

keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan proses evaluasi

terhadap kemajuan yang telah dicapai.

d. Memiliki kode etik

Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh

profesi dan menjadi pedoman dan acuan perawat dalam melakukan

aktifitas keperawatan sesuai kewenangan dan tanggung jawab yang

diembannya.

2. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik


Keperawatan
a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan

4
Artinya, pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan

ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan

sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya

perawatan dan penyembuhan. Kiat keperawatan (Nursing Arts) lebih

difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti

menggunakan kiat-kiaat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan

dan kenyamanan pada klien.

b. Bersifat komprehensif

Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan

keperawatan yang diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek

biologi, psikologi, sosial dan spiritual.

c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun


sakit

Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek keperawatan,

asuhan keperawatan dapat diberikan kepada individu pada institusi

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik keperawatan

mandiri dan rumah sakit.

d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis

(kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang

kesehatan ( gizi, farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian integral

pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan

5
kesehatan lain. Hal ini bertujuan pemberian asuhan keperawatan

sejalan dengan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.

e. Mencakup siklus hidup manusia

Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam

kandungan sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma

dan ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja, dewasa, usia lanjut

sampai menjelang kematian.

3. Fokus Praktek Keperawatan Profesional

Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat

dunia dan sistem kesehatan nasional. focus utama keperawatan saat ini adalah

kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Manusia tidak hanya

dipandang dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai makhluk bio-

psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek keperawatan sesuai yang dicanangkan

WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan

kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan

kepercayaan diri.

Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan

(Kozier, Erb,1990) :

a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).

Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat mengembangkan

sumber–sumber atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya

6
adalah mencapai kesehatan yang optimal, dengan contoh menjelaskan

manfaat program latihan bagi pasien.

b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).

Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat

mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah

mengajarkan atau menganjurkan seseorang usia lanjut melakukan latihan

untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.

c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).

Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien

memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah

mengajarkan pasien merawat luka atau membantu orang cacat

mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.

d. Perawatan orang yang menjelang ajal.

Perawat memnerikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan

menjelang ajal. kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan

fasilitas kesehatan yang lain.

2.2 Enterpreneur

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur

(wirausahawan) berasal dari bahasa Perancis entreprend yang berarti mengambil

pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur

is one who undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.

7
Kewirausahaan/ Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk

mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan

agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita.

Kewirausahaan juga berarti, proses menciptakan sesuatu yang berbeda

dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung

risiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan

kepuasan pribadinya.

Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship intrapreneurship, entrepreurial

dan entrepreneur yaitu:

1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk


menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship
meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga
kemampuan manajerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di
dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu
dengan keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber
daya berupa tenaga kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi
yang menambahkan nilai yang lebih besar dari pada sebelumnya, dan juga
dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi dan aturan baru.
4. Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau
berwirausaha.

Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:

1. Pengambilan inisiatif
2. Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis.
3. Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

8
Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian

timbulpengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan

dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu

yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan

akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian

personal. Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh

seorang wirausahawan yaitu:

1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan


menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha
ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam
kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko yang
mugkin terjadi pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward, dalam hal ini reward terpenting adalah independensi
atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reeward
berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan
usahanya.
A. Pendidikan Kewirausahaan

Anggapan lama mengatakan “ Entrepreneurship are born not

made” sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan.

Sementara anggapan sekarang “ Entrepreneurship are not only born also

made”. Sehingga kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau

9
urusan pengalaman di lapangan saja, tetapi merupakan disiplin ilmu yang

dapat dipelajari.

Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhir-

akhir ini. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat. Mata kuliah

kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum ataupun bentuk

konsentrasi program studi.

Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi:

1) Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan
modelnya.
2) Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan
venture growth, tidak memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
3) Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4) Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
5) Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, perbaharuan dan kemajuan.
6) Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan
bertujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal,
mengatur waktu, dan membiasakan diri untuk belajar dari
pengalaman.
7) Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

10
B. Motivasi Berwirausaha

Teori 3 kebutuhan David McClelland:

1) N’Ach, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini


selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-
ciri:
a) Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya.
b) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat
mengukur keberhasilan atau kegagalan.
c) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d) Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
e) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

2) N’Pow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi,


mengendalikan dan menguasai orang lain. Ciri umum adalah senang
bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang lain.
3) N’Aff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan
disukai oleh orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih
menyukai persahabatan, bekerjasama, dan saling pengertian.

C. Prinsip-prinsip Kewirausahaan
1. Prinsip Wirausaha I

Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri dari

tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan diawali

bukan dari ketersediaan uang, strategi, network, tim ataupun rencana

bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang berpotensi tinggi

terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada ketersediaan

sumbe daya atau tim pada saat itu. Peran entrepreneur dan tim adalah

11
menjaga keseimbangan antara tiga kekuatan tersebut dalam lingkungan

yang terus berubah. Ketidakpastian dan resiko menjadi teman sejati para

entrepreneur.

Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam mencapai

keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa harus merusak

lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis berfungsi sebagai

komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan pada saat tertentu.

2. Prinsip Wirausaha II

Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan

yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat

dengan paradoks.

1) Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.

Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal,

entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk

perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan.

2) Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.

Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis

menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi

kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi uang begitu ia

selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan berencana dan

bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan intuisi sampai

kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks.

12
3) Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu
yang mengimbangi.

Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai

komersialiasi teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini

tidak akan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan

masyarakat.

4) Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus


sabar.

Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar

menentukan kapan ia harus bertindak dan kapan ia harus bertahan.

5) Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan,


semakin rendah kinerja.

Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan

taktik. Kontrol dan keteraturan yang berlebih dapat menghambat

kemajuan perusahaan

3. Prinsip Wirausaha III

Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun

dengan entrepreneur, berikut adalah beberapa resiko yang umum di hadapi

entrepreneur yaitu:

1) Resiko Finansial

Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian

simpanannya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini

akan hilang jika perusahaan ternyata gagal. Entrepreneur akan

bertangggung jawab menanggung kewajiban perusahaan yang nilainya

13
mungkin jauh melebihi jumlah simpanan. Oleh karena itu,

entrepreneur beresiko kebangkrutan.

2) Resiko karir

Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah

mereka akan menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya

yang dulu jika bisnisnya gagal. Resiko ini merupakan pertimbangan

utama bagi manajer yang bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang

menarik.

3) Resiko keluarga dan social

Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari

entrepreneur. Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan

dikorbankan. Entrepreneur yang sudah menikah, terutama yang

memiliki anak, akan beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya untuk

keluarganya. Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu juga.

4) Resiko kesehatan

Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan

entrepreneur. Uang dapat digantikan, keluarga dapat beradaptasi,

namun kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk diperbaiki.

14
BAB III

PEMBAHASAN

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu

profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji

perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan

pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin tampak pada

ketidakjelasan RUU Keperawatan karena saat ini perawat di Indonesia masih

belum memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi yang

bisa diambil untuk mem-backup kesejahteraan perawat tanpa perlu

menggantungkan pada gaji dari pemerintah bagi perawat yang bekerja sebagai

PNS adalah dengan menjadi nurpreseneur (Perawat Pengusaha).

Konsep nurpreseneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di

Indonesia konsep ini belum begitu familiar. nurpreseneur (Perawat Pengusaha)

berasal dari kata Nurse dan Entrepreneur yang jika diartikan secara harfiah adalah

perawat pengusaha atau perawat pebisnis.

Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari

peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola

klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi,

manager Nursing Center, manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan

refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain

sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal,

penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya.

15
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai

contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif,

kompres modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian

direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan

solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka perawat

manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang bersangkutan,

termasuk riset kepuasan klien.

Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang

pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan.

Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah

atau perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.

Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep nursepreseneur ini, yaitu

untukmenjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5

langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah

itu adalah bagian dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Jika dikaitkan dengan nursepreseneur,

proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi

perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :

1. Pengkajian
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan

pengkajian.Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari

prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah

apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah

16
pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis

adalah mengkaji kebutuhan pasar.

2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.

Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang

selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk

menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah

tahap diagnosa.

3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah

selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang

sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus

memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.

4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas

harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang

paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling

sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take

action.

5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh

terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang

kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan

memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan

17
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun

jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian

untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis.

Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru

yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur

(wirausahawan, berasal dari Bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil

pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur

is one who undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.

Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk

mengambil keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan

sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan

keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan

dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–

gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

18
DAFTAR PUSTAKA
ICN. 2004. Guidelines on the Nurse Entre/Intrapreneur Providing NursingService.

International Council of Nurses: Geneva.

http://25071990.blogspot.com/2013/10/makalah-enterpreneur-dan-

keperawatan.html?m=1

Triton PB. 2007. Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha. Tugu

Publisher, Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai