PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
2019
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai proses memasuki dunia usaha dan pengembangan kewirausahaan
ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah kewirausahaan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. kami menyadari bahwa
masih ada kekurangannya baik dari segi penulisan maupun penataan bahasanya.
Untuk itu kami dengan sangat terbuka menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Profil Usaha Kecil Dan Usaha Besar Yang Akan Dilakukan dan Modal
Pengembangannya......................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................21
3.2 Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk sebagian pengelola dan pemilik usaha atau yang baru memasuki dunia
usaha, ada beberapa jenis kemampuan yang harus dipersiapkan dan dimiliki, antara
lain kemampuan teknik, kemampuan pemasaran, kemampuan finansial, dan
kemampuan hubungan. Pada saat memasuki dunia usaha, ada tiga cara yang dapat
1
dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha yaitu : merintis usaha
baru, membeli perusahaan orang lain, dan kerjasama manajemen atau waralaba.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau yang baru memasuki dunia usaha,
harus memiliki jiwa kewirausahaan, karena wirausahawan adalah orang yang
mengorganisasikan, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai
pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha, ia harus memiliki kecakapan
untuk bekerja, mengorganisasikan, kreatif, dan lebih menyukai tantangan. Adapun
tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau
memasuki dunia usaha yaitu :
Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang
sendiri. Menurut lambing (2000), ada dua pendekatan utama yang digunakan
wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru. Pertama,
pendekatan inside-out atau disebut dengan idea-generation, yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Kedua,
pendekatan outside-in yang disebut juga opportunity-recognition, yaitu pendekatan
yang menekankan pada basis ide bahwa perusahaan akan berhasil apabila
menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar.
3
pelanggan dan kemampuan pesaing sangat membantu dalam menentukan posisi
bisnis yang akan dijalankan dan bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk
mempertahankan posisi tersebut di pasaran, karena pesaing juga memiliki strategi
untuk mempertahankan posisinya. Menurut Norman Scarborough, kompetensi
usaha yang diperlukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
Dalam memasuki area bisnis atau memulai usaha baru, seseorang tidak hanya
dituntut untuk memiliki kemampuan tapi juga ide dan kemauan. Usaha diawali
dengan sebuah ide, setelah ide kita harus mencari sumber dana dan fasilitas, baik
barang, uang, maupun sumber daya manusia. 1 Dalam merintis usaha baru juga ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal berikut ini:
Dalam bidang dan jenis usaha ini, ada beberapa bidang usaha yang mencakup
bidang-bidang berikut:
4
- Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan
jalan raya.
- Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan
ekspor-impor.
- Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.
- Jasa perorangan, meliputi usaha potonh rambut, salon, laundry, dan
ketring.
- Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel dan
distribusi.
- Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok.2
2) Bentuk usaha dan kepemilikan yang dipilih
Setelah menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih, langkah
selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Pemilihan bentuk
kepemilikan badan usaha ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha dan sumber
daya yang dimiliki. Ada beberapa bentuk kepemilikan usaha yang bisa dipilih,
yaitu sebagai berikut:
2
Edward Zebua, Buku Ajar dan Perangkat Pembelajaran Kewirausahaan, (Padang Panjang: INSTITUT SENI
INDONESIA PADANGPANJANG, 2017), hal 48.
5
ditanggung bersama. Dalam firma terdapat tanggung jawab renteng antar
anggota.
3) Tempat usaha yang akan dipilih
6
Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya berperan
sebagai small business operator. Dalam perusahaan yang lebih besar seperti
Perseroan Terbatas (PT) dan (CV), maka organisasi perusahaan lebih kompleks
lagi. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri
dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris,
dewan direktur, dan tim manajer.
Jaminan usaha ini bisa berupa asuransi maupun jaminan dari pemerintah,
seperti insentif usaha. Adanya jaminan usaha ini dapat memberikan kepastian
bagi seorang wirausahawan untuk memulai kegiatan bisnisnya, terutama dalam
mengantisipasi perubahan secara mendadak dari lingkungan usaha.
- Lingkungan mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan mikro adalah pemangku kepentingan yang berhubungan
langsung dengan perusahaan, terutama dalam mengambil keputusan.
- Lingkungan makro
7
Lingkungan makro adalah pemegang saham di luar perusahaan yang
berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan. Lingkungan
makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi
daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi hal-hal
lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosiopolitik, dan
lingkungan demografi serta gaya hidup.
3
Suryana, Kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses, (Jakarta: salemba empat, 2014), hal 127-138.
8
Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung kerugian
dan permasalahan, baik eksternal maupun internal.
9
pembelian, juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang
akan dibeli, diantaranya mencakup hal-hal berikut:
10
4) Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual. Bagaimana kondisi keuangan
perusahaan yang akan dijual tersebut, apakah “sehat” atau tidak? Bagaimana
potensi keuntungan yang akan diperoleh? Bagaimana laporan rugi labanya
selama lima tahun terakhir? Bagaimana pajak pendapatannya? Bagaimana
kompensasi laba bagi pemilik?
1) Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkan alasan
membeli perusahaan dari pada merintis usaha-usaha baru atau Franchising
(waralaba).
2) Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu
mengelolanya. Teguhkan kekuatan, kelemahan, tujuan,dan kepribadian anda.
3) Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari
perusahaan tersebut : uang, kebebasan, atau fleksibilitas?
4) Pertimbangkan lokasi yang diinginkan. Tempat seperti apa yang anda
inginkan?
5) Pertimbangkan kembali gaya hidup. apakah anda ingin memiliki perusahaan
ini selama-lamanya atau untuk kesenangan saja.
6) Jejaki penyandang dana sebelumnya.
7) Persiapkan bahwa anda akan menjadi pedagang.
8) Tetapkan perusahaan yang ingin anda beli.
9) Pilihlah penjual terbaik.
10) Adakan penelitian sebelum anda menyetujuinya.
11) Buatlah surat perjanjian dalam bentuk yang spesifik, misalnya jangka waktu
pembayaran berakhir.
12) Jangan lupa untuk menilai karyawan.
13) Yakinlah bahwa harga yang ditawarkan ini mencerminkan nilai perusahaan.4
4
Suryana, Kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses, (Jakarta: salemba empat, 2014), hal 139-140.
11
2.1.3 Kerjasama Manajemen Atau Waralaba
5
Sri Redjeki Slamet, “WARALABA (FRANCHISE) DI INDONESIA”, Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 2, April 2011, hal
129-132.
12
Selain unsur-unsur dan sifat perjanjian waralaba, adapun Jenis-jenis waralaba
dibawah ini:
1) Waralaba yang bersifat kerjasama distribusi: Dalam hal ini penerima waralaba
berperan sebagai distributor penjualan daripada produk yang dihasilkan oleh
perusahaan induk. Sistem ini biasanya terjalin oleh perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur kendaraan bermotor seperti Toyota, Honda, Isuzu,
Subaru dll.
2) Waralaba yang bersifat kerjasama gaya berantai: Bentuk waralaba inilah yang
paling sering dijumpai dan paling berekembang, pada sistem ini penerima
waralaba berhak menggunakan merek dagang perusahaan induk, menjual
produk perusahaan induk dan wewenang lainnya tetapi sistem manajemen
baik itu masalah harga, promosi, sistem keuangan, serta sistem lainnya diatur
oleh perusahaan induk.
3) Waralaba yang bersifat generalisasi ide: Dalam bentuk waralaba ini
perusahaan induk memberikan beberapa kemampuannya menghasilkan
produk, baik itu resep, teknik, dan tata cara lainnya kepada suatu pihak dan
pihak itu boleh menggunakannya untuk menciptakan suatu produk baru.6
2.2 Profil Usaha Kecil dan Usaha Besar Yang Akan Dilakukan dan Model
Pengembangannya
1) Laundry
Jasa laundry pakaian adalah salah satu bisnis yang tidak ada matinya.
Semakin hari, semakin ada saja alasan untuk tidak mencuci pakaian sendiri.
Misalnya tidak ada waktu yang bisa diluangkan karena terlalu sibuk, malas, atau
cuaca yang tidak mendukung seperti musim hujan.
6
Raja Bongsu Hutagalung & Syafrizal Helmi Situmorang, Pengantar Kewirausahaan, (Medan: USU Press, 2008),
hal 64-66.
13
Target pasar bisnis laundry sangat luas, apalagi jika laundry yang kita
jalankan berada disekitar kos-kosan mahasiswa dan karyawan. Kita tidak perlu
memulai seperti laundy ternama yang mahal. Jika modal terbatas kita bisa mulai
dengan laundry kiloan yang harganya juga terjangkau oleh pelanggan. Kita bisa
menyediakan menu-menu tertentu sesuai kebutuhan pelanggan seperti: cuci
basah, cuci kering, cuci+setrika, setrika saja. Adapun beberapa hambatan dan
tantangan untuk memulai dan menjalankan bisnis laundry yaitu :
Kerupuk menjadi salah satu makanan yang tidak boleh dilewatkan saat
bersantap. Kerupuk memiliki rasa gurih dengan tekstur yang sangat renyah saat
digigit. Peluang bisnis kecil seperti kerupuk ini sangat menguntungkan.
14
Konsumen kerupuk memang tidaklah sulit, suguhan sensasi nikmat yang
disajikan kerupuk mampu memikat banyak orang. Konsumen kerupuk
cukup besar dan tak terbatas mulai kalangan anak-anak hingga orang
dewasa.
- Bahan-bahan usaha kerupuk
Dalam menjalankan usaha kerupuk memerlukan bahan baku yakni tepung
tapioka, tepung sagu, ketumbar, bawang putih, penyedap rasa dan lain-
lain. Untuk mencari bahan-bahan untuk membuat kerupuk tidak sulit
didapat karena semua bahan yang ada bisa dijumpai di pasar terdekat.
- Harga jual kerupuk
Patokan harga untuk membuat kerupuk dapat dihitung dalam kemasan
dimana harga mulai Rp 8.000 hingga sampai Rp 15.000 perbungkusnya.
3) Menjual Kue
Salah satu usaha kecil dengan modal kecil tetapi menguntungkan yaitu
menjual kue, usaha menjual kue penjual bisa balik modal dalam waktu sehari
saja, tidak seperti usaha lainnya. Membuat kue tidak perlu membuatnya di
tempat-tempat seperti restaurant karena dirumah sendiri juga bisa membuatnya.
Langkah memulai usaha menjual kue. Berikut ini cara memulai usaha kue dengan
modal kecil:
15
Tentunya kita pernah melihat orang yang sibuk dengan laptop-nya di restoran
cepat saji atau kafe kopi premium. Jangan berpikir negatif dulu, orang itu bukan
mengisi waktu nganggurnya dengan nge-gem atau hal lainnya. Terkadang orang
seperti itu sibuk dengan pekerjaannya dan selalu berkutat dengan laptop. Mereka
butuh tempat yang cozy sebagai pemantik inspirasi agar ide kreatif pun bermuculan.
Oleh karena itu, mereka betah lama-lama disana meski uang habis. Tapi jika setiap
hari demikian, bisa-bisa jadi boros karena uang habis untuk beli makan dan kopi
yang mahal.
16
1) Tantangan dan Hambatan
a) Konsep Co-Working speace belum terlalu familir di telingan masyarakat
Keberadaan co-working speace belum terlalu dicari. Tetapi jika
masyarakat mengetahui ada tempat yang nyaman seperti ini dan bisa
digunakan untuk bekerja, niscaya mereka membutuhkan. Apa yang harus
kita lakukan? Tentunya sosialisasi dan edukasi tentang keberadaan bisnis
kita dan bagaimana pentingnya co-working speace.
b) Butuh modal besar
Kita butuh modal yang cukup untuk membeli tempat kerja, seperti ruko
atau rukan. Butuh 1-2 milyar untuk membeli dan merenovasi tempat yang
cazy. Untuk mencobanya, kita bisa menyewanya terlebih dahulu.
2) Bagaimana Menjalankannya?
17
dari jalan raya, bukan rumah yang aksesnya rumit. Jangan lupa perizinan
dari lingkungan sekitar kita urus juga.
c) Buat desain Interior yang apik.
Desain co-working speace yang dibutuhkan adalah desain yang
memberikan suasana nyaman, casual, cazy. Perhatikan sudut-sudut
ruangan, beri furnitur-furnitur yang unik.
d) Buat daftar layanan
Kita bisa berikan tempat multi layanan, tidak hanya untuk co-working
speace saja misalnya :
- Seminar
- Talkshow
- Meeting
- Presentasi dan Investor
- Launching produk
- Kegiatan komunikasi
- Dan Lainnya
e) Buat Daftar fasilitas
Fasilitas apa yang akan kita sediakan untuk membuat member tertarik
untuk menyewa tempat kita ? Untuk menentukannya, kita harus
mengetahui profil calon konsumen kita. Apa yang merekan inginkan saat
menggunkan co-working speace kita. Berikut bisa menjadi pertimbangan.
- Ruang kerja yang full AC
- Internet tanpa kabel (Wifi) super cepat
- Wireless printer yang bisa digunkan untuk encetak tanpa
menyambung kabel, langsung dari leptop konsumen.
- Scenner, Fax, copy
- Air minum
- Snakcks
- Mushalla
18
- Toilet
- Tempat parker
- Tempat merokok khusus
- Pojok perpustakaan
- Gemes corner dan lainnya7
Hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan kim Leahy yang diikuti oleh
Lambing mengidentifikasi enak tahap pengembangan bisnis, yaitu sebagai berikut:
1) Konsepsi (conception)
2) Survival
3) Stabilitas
4) Orientassi pertumbuhan
5) Pertumbuhan yang cepat
6) Kematangan
Banyak konsep yang di kemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern
tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan eksistensinya
secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa
keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan internal yang
7
Arini Tathagati, Bisnis-bisnis Keren Masa depan, (Jakarta: Progressio,2016), Hal 115-118.
19
meliputi kompetensi khusus. Sementara itu Michael Porter dalam teori competitive
statregy nya mengemukakan bahwa untuk mencapai daya saing khusus, perusahan
harus menciptakan keunggulan melalui strategi generik yaitu strategi yang
menekankan pada low cost strategi differentiation dan fokus. Dengan strategi ini
perusahaan akan mempunyai daya tahan hidup secara berkelanjutan (sustainability).
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang ini,
menurut D’Aveni (1987), perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan
kompetensi inti (building core-competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk
menciptakan keunggulan seperti yang telah diungkapkan. Keunggulan tersebut
diciptakan melalui “The New 7-S’strategy(The New 7-S’s)’ yaitu:
BAB III
8
Sahirul Alim, “Hipotesis Model Pengembangan dan Strategi Pemasaran Usaha Mikro”, Jurnal El-Hikam, Volume
VIII, Nomor 1 Januari-Juni 2015, hal 168-169.
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun unsur yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, diantaranya
menentukan bidang dan jenis usaha, menentukan bentuk usaha dan kepemilikan
perusahaan, tempat usaha, organisasi usaha, jaminan usaha, dan lingkungan usaha.
Serta pada saat merintis usaha kita perlu membuat profil usaha yang kita dirikan dan
model pengembangan usaha kita dan juga membuat kerangka hipotesis untuk
pengembangan usaha kita dengan cara melakukan 6 tahapan dari hasil studi yang
dilakukan oleh John Eggers dan kim Leahy yang diikuti oleh Lambing.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
Alim, Sahirul. 2015. “Hipotesis Model Pengembangan dan Strategi Pemasaran
Usaha Mikro”, Jurnal El-Hikam, Volume VIII, Nomor 1, Januari-Juni.
Suryana. 2014. “Kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses”. Jakarta: salemba
empat.
22