KESEHATAN KERJA)
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Kelompok 1
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk
upaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosioekonomi, yaitu suatu usaha
yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar bisa memperoleh
surplus dengan cara pengelolaan yang profesional. Rumah sakit
merupakan institusi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya
majemuk, maka perlu pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap
unit kerja atau bidang kerja. Sebagai contoh pada bidang manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha promotif,
preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit umum. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja, lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Salah satu masalah Keselamatan dan Kesehatan kerja yang dapat dijumpai
di rumah sakit adalah low back pain.
Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan
manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh
yang merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang. LBP
sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara industri.
Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini
selama hidupnya.
Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko, tidak terkecuali perawat.
Perawat merupakan tenaga kesehatan di rumah sakit yang memiliki tugas
sangat bervariasi, antara lain mengangkat dan mendorong pasien. Posisi
yang salah atau tidak ergonomis dalam melakukan pekerjaan sering
menimbulkan ketidaknyamanan, salah satunya adalah low back pain.
Seorang perawat yang mengalami low back pain akan terganggu
produktivitas kerjanya. Produktivitas kerja yang menurun pada akhirnya
akan berdampak pada kualitas pelayanan pasien.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan membahas
mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit,
khususnya kejadian low back pain yang terjadi pada tenaga kesehatan
maupun pekerja di rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah bentuk kasus low back pain di rumah sakit dan
solusi untuk mengatasi maupun mencegahnya?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bentuk kasus low back pain di rumah sakit dan
solusi untuk mengatasi maupun mencegahnya.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Potensi dan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di
Rumah Sakit
c. Jenis penyakit akibat kerja
- low back pain
d. Pencegahan penyakit akibat kerja
e. Penatalaksanaan penyakit akibat kerja
f. Undang – undang yang mengatur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencegahan
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh tim K3 rumah sakit
untuk mencegah NPB antara lain dengan memberikan pelatihan cara bekerja yang
sesuai dengan standar ergonomi, seperti misalnya sikap tubuh yang baik saat
bekerja yakni tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai. Pemeriksaan radiologis
sebenarnya diperlukan untuk menyingkirkan kelainan anatomis atau penyakit
degenerative pada tulang belakang khususnya vertebra lumbosakral. Namun
karena keterbatasan biaya, maka pemeriksaan ini tidak dilakukan. Implikasi
terhadap hasil penelitian ini adalah kejadian NPB pada kelompok kasus dapat pula
disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut yang belum disingkirkan.
Selain itu, pada penelitian lain yang berjudul “The Incidence of Low Back
Pain among Theatre Nurses: A Case Study of University of Ilorin and Obafemi
Awolowo University Teaching Hospital” oleh Christiana D. Hinmikaiye dan
Eunice I. Bamishaiye (2012) menemukan bahwa dari 80 perawat yang menjadi
subjek penelitan, sebanyak 57 (78,1%) perawat mengalami NPB untuk pertama
kalinya tepat setelah mereka mulai menjadi seorang perawat. Nyeri yang biasa di
rasakan perawat terdapat pada punggung bagian bawah (77,9%). Menurut
penelitian ini juga, perawat kebanyakan meminum obat anti nyeri untuk mengatasi
NPB yang dirasakan (46,25%) sementara kegiatan yang menyebabkan perawat
merasakan NPB adalah memindahkan pasien baik itu dari kursi ke tempat tidur
ataupun sebaliknya(50%).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi dunia kesehatan yang semakin hari semakin membutuhkan
profesionalitas yang tinggi menuntut pihak penyedia layanan kesehatan
(dalam hal ini rumah sakit) untuk menyediakan fasilitas yang di dalamnya
terdapat variabel jaminan mutu pelayanan. Salah satu elemen dari variabel
itu adalah perawat, dimana perawat adalah salah satu tenaga kesehatan
yang paling sering berhadapan dengan pasien dalam usahanya
memberikan pelayanan keperawatan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan di rumah sakit yang memiliki
tugas sangat bervariasi, antara lain mengangkat dan mendorong pasien.
Posisi yang salah atau tidak ergonomis dalam melakukan pekerjaan sering
menimbulkan ketidaknyamanan, salah satunya adalah low back pain.
Seorang perawat yang mengalami low back pain akan terganggu
produktivitas kerjanya. Produktivitas kerja yang menurun pada akhirnya
akan berdampak pada kualitas pelayanan pasien.
Low Back Pain atau Nyeri Punggung Bawah merupakan salah satu
masalah kesehatan okupasi (occupational health problems) yang tertua.
Penemu ilmu kedokteran okupasi (occupational medicine), yaitu
Ramazzini B (1713), menyatakan bahwa gerakan-gerakan tertentu, yang
bersifat kasar dan tidak beraturan, disertai posisi tubuh yang tidak alami
dapat menyebabkan kerusakan struktur tubuh.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-
akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak (Bagus, 2009).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan kerja yang sering menimpa para perawat di rumah
sakit. Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu oleh Widiyanti,
Basuki dan Jannis (2009) dengan judul “Hubungan Sikap Tubuh Saat
Mengangkat dan Memindahkan Pasien pada Perawat Perempuan dengan
Nyeri Punggung Bawah” yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
penentu terjadinya nyeri punggung bawah pada perawat perempuan yang
bekerja di ruang rawat inap pasien dewasa di Rumah Sakit.
Selain itu, pada penelitian lain yang berjudul “The Incidence of
Low Back Pain among Theatre Nurses: A Case Study of University of
Ilorin and Obafemi Awolowo University Teaching Hospital” oleh
Christiana D. Hinmikaiye dan Eunice I. Bamishaiye (2012) menemukan
bahwa dari 80 perawat yang menjadi subjek penelitan, sebanyak 57
(78,1%) perawat mengalami NPB untuk pertama kalinya tepat setelah
mereka mulai menjadi seorang perawat.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh tim K3 rumah
sakit untuk mencegah NPB antara lain dengan memberikan pelatihan cara
bekerja yang sesuai dengan standar ergonomi, seperti misalnya sikap
tubuh yang baik saat bekerja yakni tubuh tegak, dada terangkat, bahu
santai. Pemeriksaan radiologis sebenarnya diperlukan untuk
menyingkirkan kelainan anatomis atau penyakit degenerative pada tulang
belakang khususnya vertebra lumbosakral. Namun karena keterbatasan
biaya, maka pemeriksaan ini tidak dilakukan sehingga kasus seperti ini
masih belum dapat disingkrikan secara total.
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
- Agar dapat lebih memahami tentang LBP (Low Back Pain) atau
NPB (Nyeri Punggung Bawah).
- Agar dapat lebih waspada tentang kejadian LBP (Low Back Pain)
di lingkungan sekitar dan segera menganjurkan untuk dirujuk ke
tempat pelayanan sehingga dapat ditangani dengan lebih dini.
b. Bagi Masyarakat
- Agar lebih waspada dengan berbagai macam kejadian yang dapat
memicu penyebab terjadinya LBP (Low Back Pain) di
lingkungannya.
- Agar lebih memperhatikan aktivitas atau perilaku anggota
keluarganya khususnya bagi yang mempunyai pekerjaan yang
rentan terhadap LBP (Low Back Pain) sehingga dapat ditangani
lebih dini jika terdapat suatu tanda atau gejala orang tersebut.
c. Bagi Tenaga Ahli
- Agar dapat menyediakan tempat konsultasi dan pemeriksaan untuk
masyarakat sehingga angka kejadian LBP (Low Back Pain) dapat
ditangani lebih dini.
.
DAFTAR PUSTAKA