Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber

data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian

keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan

fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu

diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

respon individu. (Budiono, 2016)

a. Pengumpulan Data

a. Data Dasar

Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, data dasar

ini meliputi data umum, data demografi, riwayat keperawatan, pola fungsi

kesehatan dan pemeriksaan. Data dasar yang menunjukkan pola fungsi

kesehatan efektif/optimal merupakan data yang dipakai dasar untuk

menegakkan diagnosa keperawatan sejahtera.

b. Data Fokus

Data focus adalah informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang

dari keadaan normal. Data fokus dapat berupa ungkapan klien maupun hasil

pemeriksaan langsung Anda sebagai seorang perawat.

c. Data Subjektif

Data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara langsung dari klien

maupun tidak langsung melalui orang lain yang mengetahui keadaan klien
secara langsung dan menyampaikan masalah yang terjadi kepada Anda sebagai

perawat berdasarkan keadaan yang terjasi pada klien.

d. Data Objektif

Data yang diperoleh Anda secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan

pada klien. Data objektif harus dapat diukur dan diobservasi, bukan merupakan

interpretasi atau asumsi dari Anda. (Budiono, 2016)

b. Sumber data Keperawatan

a. Sumber data primer

Klien adalah sebagai sumber utama data (primer) dan Anda dapat menggali

informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien. Apabila klien

dalam keadaan tidak sadar, mengalami gangguan bicara, atau pendengaran,

klien masih bayi atau karena beberapa sebab klien tidak dapat memberikan data

subjektif secara langsung, Anda dapat menggunakan data objektif untuk

menegakkan diagnosis keperawatan. Namun, apabila diperlukan klarifikasi data

subjektif, hendaknya Anda melakukan anamnesis pada keluarga.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh selain klien, yaitu Orang

terdekat, orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami

gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun,

misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar.

c. Sumber data lainnya

1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan

terdahulu dapat Anda gunakan sebagai sumber informasi yang dapat

mendukung rencana tindakan perawatan.


2. Riwayat penyakit. Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan

riwayat penyakit dapat Anda peroleh dari terapis. Informasi yang diperoleh

adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk

menentukan rencana tindakan medis.

3. Konsultasi. Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim

kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau

dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut

dapat Anda ambil untuk membantu menegakkan diagnosa.

4. Hasil pemeriksaan diagnostik. Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan

tes diagnostik, dapat Anda gunakan sebagai data objektif yang dapat

disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik

dapat Anda gunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan

keperawatan.

5. Perawat lain. Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,

maka Anda harus meminta informasi kepada teman sejawat Anda yang telah

merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan

yang telah diberikan.

6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,

Anda dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.

Memperoleh literatur sangat membantu Anda dalam memberikan asuhan

keperawatan yang benar dan tepat. (Budiono, 2016)

c. TeknikPengumpulanData

1) Anamnesis

Anamnesis adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak

klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan, mencakup keterampilan secara
verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian yg tinggi. Teknik Verbal,

meliputi: pertanyaan terbuka/tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi

respon klien. Sedangkan teknik non Verbal, meliputi: mendegarkan secara aktif,

diam, sentuhan dan kontak mata.

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang Anda lakukan dengan menggunakan metode atau teknik

P.E. (Physical Examination) yang terdiri dari :

1) Inspeksi, yaitu: teknik yang dapat Anda lakukan dengan proses observasi

yang dilaksanakan secara sistematik.

2) Palpasi, yaitu: suatu teknik yang dapat Anda lakukan dengan menggunakan

indera peraba. Langkah-langkah yg Anda perlu diperhatikan adalah:

a) Ciptakan lingkungan yg kondusif, nyaman dan santai

b) Tangan Anda harus dalam keadaan kering, hangat, kuku pendek

c) Semua bagian nyeri dilakukan palpasi yg paling akhir.

3) Perkusi, adalah: pemeriksaan yang dapat Anda lakukan dengan mengetuk,

dengan tujuan untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah

permukaan tubuh dengan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk:

mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Contoh

suara-suara yang dihasilkan: Sonor, Redup, Pekak, Hipersonor/timpani.

4) Auskultasi, Auskultasi, adalah merupakan pemeriksaan yang dapat Anda

lakukan dengan mendengarkan suara yg dihasilkan oleh tubuh dengan

menggunakan stetoskop. (Budiono, 2016)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons individu,

keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan actual
ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil

tempat perawat bertanggung jawab.Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa

keperawatan adalah :

1. Pertama Anda harus melakukan klasifikasi data. Klasifikasi data adalah aktivitas

pengelompokakan data-data klien atau keadaan tertentu tempat klien mengalami

permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.

Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia yang dikelompokkan

dalam data subjektif dan data objektif.

2. Kedua Anda harus membuat Interpretasi Data, Anda bertugas membuat interpretasi

atas data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk masalah keperawatan atau

masalah kolaboratif.

3. Ketiga Anda harus Menentukan Hubungan Sebab Akibat, Dari masalah

keperawatan yang telah Anda tentukan kemudian, Anda harus menentukan factor-

faktor yang berhubungan atau faktor risiko yang menjadi kemungkinan penyebab

dari masalah yang terjadi. Kemungkinan penyebab harus mengacu pola kelompok

data yang sudah ada.

4. Keempat Anda harus Merumuskan Diagnosis Keperawatan, Perumusan diagnosis

keperawatan yang Anda buat didasarkan pada pola identifikasi masalah dan

kemungkinan penyebab.(Budiono, 2016)

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,

dan mengatasi masalahmasalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan.

Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana Anda mampu menetapkan cara

menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien. (Budiono, 2016)


Rencana tindakan keperawatan terdiri dari empat aspek yaitu tujuan, kriteria hasil,

intervensi, dan rasionalisasi. Prinsip pembuatan tujuan sebagai berikut (Nursalam, 2008

: 54)

Tujuan merupakan perubahan prilaku pasien yang diharapkan oleh Anda setelah

tindakan keperawatan berhasil dilakukan. Kriteria tujuan harus dirumuskan S-M-A-R-

T:

S : artinya Spesifik, berfokus pada pasien, singkat dan jelas.

M : artinya Measurable, dapat diukur.

A : artinya Achievable, realistis.

R : artinya Reasonable, Ditentukan oleh perawat dan klien.

T : artinya Time, kontrak waktu. (Budiono, 2016)

Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik atau indikator keberhasilan dari

tujuan yang telah ditetapkan.Selain itu berorientasi pada masalah dan kemungkinan

penyebab dan merujuk pada simptom dan meliputi empat aspek yaitu kognitif

(pengetahuan), afektif (perubahan status fungsi), psikomotor (perilaku), dan perubahan

fungsi tubuh. (Budiono, 2016)

Rencana tindakan keperawatan merupakan desain spesifik untuk membantu pasien

dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil.

Tipe Rencana Tindakan Keperawatan terdiri dari:

1. Diagnostik/Obserevasi

Rencana tindakan keperawatan diagnostik adalah rencana tindakan untuk mengkaji

atau melakukan observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara

langsung yang Anda lakukan secara kontinu. Dengan observasi ini, diharapkan hal-

hal yang Anda tetapkan dalam kriteria hasil dapat Anda pantau secara

berkesinambungan sampai tujuan berhasil dicapai.


2. Terapeutik/Nursing Treatment

Rencana tindakan keperawatan terpeutik adalah rencana tindakan yang ditetapkan

untuk mengurangi, memperbaikidan mencegah perluasan masalah.Rencana

tindakan ini berupa intervensi mandiri Anda yang bersumber dari ilmu, kiat dan seni

keperawatan. Dalam suatu masalah keperawatan, biasa didapatkan beberapa (lebih

dari satu) alternatif penyelesaian masalahnya, Anda dituntut untuk dapat memilih

mana yang paling sesuai untuk Anda tetapkan pada pasien.

3. Penyuluhan /Health Education/Pendidikan Kesehatan

Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan kesehatan adalah

rencana tindakan yang Anda tetapkan bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri

kilen dengan penekanan pada partisispasi klien untuk betanggung jawab terhadap

perawatan diri, terutama untuk perawatan dirumah. Penyuluhan atau pendidikan

kesehatan diperlukan, terutama bila masalah keperawatan dan kriteria hasil

berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penyuluhan yang

Anda lakukan dapat berbentuk penyuluhan umum tentang segala sesuatu tentang

penyakit dan perawatan klien atau juga lebih spesifik sesuai dengan masalah yang

terjadi.

4. Rujukan atau Kolaborasi atau Medical Treatment

Rencana tindakan keperawatan kolaboratif adalah tindakan medis yang

dilimpahkan kepadaAnda. Rencana kolaboratif ini disesuaikan dengan masalah

yang terjadi. Masalah yang bersifat kognitif, afektifdan psikomotor mungkin tidak

memerlukan tindakan medis. Namun, untuk masalah yang berhubungan dengan

perubahan fungsi tubuh, sering memerlukan tindakan kolaboratif.

Rasional rencana tindakan keperawatan adalah dasar pemikiran atau alasan ilmiah

yang mendasari ditetapkannya rencana tindakan keperawatan. Kegiatan ini pada


umumnya diperlukan untuk proses pembelajaran, dengan harapan Anda dapat

menerapkan prinsip dan konsep ilmiah yang mendasari ditetapkannya desain rencana

keperawatan. Rasional rencana tindakan keperawatan menerapkan berpikir kritis dan

bertanggung jawab pada pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah klien.

(Budiono, 2016)

4. Implementasi Tindakan Keperawatan

Sebelum tindakan keperawatan diimplementasikan perawat perlu memvalidasi

apakah rencana tindakan yang ditetapkan masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini

(here and now). Perawat juga perlu mengevaluasi diri sendiri apakah mempunyai

kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal sesuai dengan tindakan yang akan

dilaksanakan. Setelah tidak ada hambatan lagi, maka tindakan keperawatan bisa

diimplementasikan.

Saat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat

kontrak dengan pasien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta

pasien yang diharapkan. Kemudian penting untuk diperhatikan terkait dengan standar

tindakan yang telah ditentukan dan aspek legal yaitu mendokumentasikan apa yang

telah dilaksanakan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada pasien. Evaluasi ada dua macam, yaitu (1) evaluasi proses atau

evaluasi formatif, yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, dan (2)

evaluasi hasil atau sumatif, yang dilakukan dengan membandingkan respons pasien

pada tujuan khusus dan umum yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan

pendekatan SOAP, yaitu sebagai berikut.

S : Respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.


O : Respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah

masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang kontradiksi terhadap

masalah yang ada.

P: Tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.

Rencana tindak lanjut dapat berupa hal sebagai berikut.

1. Rencana dilanjutkan (jika masalah tidak berubah).

2. Rencana dimodifikasi (jika masalah tetap, sudah dilaksanakan semua tindakan

tetapi hasil belum memuaskan).

3. Rencana dibatalkan (jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan

masalah yang ada). Rencana selesai jika tujuan sudah tercapai dan perlu

mempertahankan keadaan baru.

Anda mungkin juga menyukai