Anda di halaman 1dari 10

INDIKATOR MUTU PELAYANAN

KEPERAWATAN KLINIK
Indikator klinik keperawatan adalah suatu variabel untuk Mengukur dan mengevaluasi
kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak terhadap pelayananan kesehatan.
INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KLINIK
NO
INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KLINIK
1
2
3
4
5

Keselamatan pasien (patient safety)


Keterbatasan Perawatan Diri
Kepuasan pasien
Kecemasan
Kenyamanan

Pengetahuan

INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KLINIK


A. Angka Kejadian Dekubitus
Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas kulit.
Terjadi akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya.
Jumlah kejadian dekubitus
X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus

Angka Kejadian Dekubitus


Jumlah kejadian dekubitus adalah yang merupakan jumlah kejadian baru dekubitus yang
terjadi selama periode waktu tertentu.
Pengumpulan data dilakukan setiap hari
Pelaporan dilakukan setiap bulan
Angka Kejadian Dekubitus
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru setelah dilakukan pengkajian
memiliki satu atau lebih faktor resiko.

Factor resiko sbb:


Usia lanjut
Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa bantuan, seperti pada
cidera medula spenalis atau cidera kepala atau mengalami penyakit neuromuskular
Malnutrisi / status gizi
Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu/ lebih area tubuh lebih dari 2 jam di TT
/ penggunaan kursi roda
Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit vaskuler.
Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang lembab
B. Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat

Kejadian nyaris cidera (KNC) pada pasien (near miss), kejadian ini sebagai tanda
bahwa adanya kekurangan dalam sistem pengobatan pasien dan mengakibatkan
kegagalan dalam keamanan pasien

Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event adalah : suatu kejadian salah
pemberian obat yang mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan, karena suatu
tindakan atau karena tidak bertindak.

Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat


Angka KTD dalam pemberian obat
Jumlah pasien yang terkena KTD dalam Pemberian obat
x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

Angka KNC dalam pemberian obat


Jumlah pasien yang terkena KNC dalam Pemberian obat
x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat
Kejadian salah pemberian obat : Sesuai dengan 6 Benar
Salah pasien :
Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record
Salah waktu :
a)Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadual)*
b)Pemberian obat yang terlalu cepat (30 menit sesudah jadual)*

c)Obat stop tetap dilanjutkan


Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat
Salah cara pemberian/ route :
adalah salah cara memberikan obat (Oral, Intravena, Intra musculer, Subcutan, Supositoria,
Drip). Misal: Pemberian Intramuskuler diberikan secara Intravena, dll
Salah Dosis :
Dosis berlebih : adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter.
Dosis Kurang adalah jika dosis obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan
dokter
Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat
Salah obat :
adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
Salah dokumentasi :
adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaan.
C. Angka Kejadian Pasien Jatuh
Pasien Jatuh adalah jatuhnya pasien di unit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien
terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu
banyak aktivitas.
Angka Kejadian Pasien Jatuh adalah presentasi jumlah insidensi pasien jatuh yang terjadi di
unit perawatan pada periode waktu tertentu setiap bulan.
Angka Kejadian Pasien Jatuh
Jumlah pasien jatuh
X 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh
D. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain
Cedera akibat restrain adalah cedera berupa lecet pada kulit, terjatuh, atau aspirasi yang
diakibatkan oleh pemasangan restrain.
Pengecualiannya adalah semua pasien yang sudah cidera sebelum dilakukan pemasangan
restrain, seperti lecet atau luka.
Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain
Jumlah pasien dengan cidera akibat restrain
X 100 %
Total pasien yang dipasang restrain
E. KETERBATASAN PERAWATAN DIRI
Angka TIDAK terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, toileting (eliminasi) yang
disebabkan oleh keterbatasan perawatan diri

Keterbatasan diri dibagi menjadi keterbatasan sebagian dan total, sehingga menyebabkan
tingkat ketergantungan sebagian dan total pada asuhan keperawatan.
Jumlah pasien yg tidak terpenuhi kebutuhan diri
x 100%
Jumlah pasien dirawat dgn tingkat ketergantungan sebagian & total
Sub Indikator terpenuhinya perawatan diri adalah
Mandi : kulit, gigi, mata, rambut, tidak bau badan, perineum bersih.

Berpakaian dan berhias : Baju bersih dan kering, rambut rapih, wajah segar

Toileting: berkemih (b.a.k) dan defekasi (b.a.b) pola normal

F. TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN


KEPERAWATAN
Kepuasan pasien adalah
Terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan.
Persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
jumlah pasien yang menyatakan puas thd yankep
Angka kepuas =

X 100%
jumlah pasien yg dilakukan survey pada periode tertentu

Elemen indikator terdiri dari:


kelengkapan dan ketepatan informasi
penurunan kecemasan
perawat trampil profesional
pasien merasa nyaman
terhindar dari bahaya
perawat ramah dan empati

Kriteria pasien yang dilakukan survey adalah setiap pasien baru yang telah dirawat :
selama 3 hari

tidak pulang paksa

pulang hidup

G. KENYAMANAN
Angka Tatalaksana Pasien Nyeri
Tujuan

Paling sedikit 90% askep yang terdokumentasi akan mencakup skala nyeri yang
dialami pasien seperti yang didefinisikan dalam standar nyeri.

Paling sedikit 90% tindakan yang dilakukan perawat adalah respon terhadap nyeri
yang dikemukakan oleh pasien untuk mencapai kriteria nyaman/ nyeri terkontrol.

A.Angka Tatalaksana Pasien Nyeri


Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi
x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu
Persentase tatalaksana pasien nyeri:
Jumlah total tindakan perawat sbg respon nyeri
x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri skala > 4 per periode waktu tertentu .
Angka Kenyamanan Pasien
Pasien merasa nyaman: Pasien dengan rasa nyeri terkontrol
Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekadar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu, bersifat subjektif dan sangat individual

Pasien dengan nyeri terkontrol adalah pasien yang menunjukkan skala nyeri dibawah 4
sampai dengan 0 pada skala 0-10 atau dengan gold standard : pasien menyatakan tidak
merasakan nyeri, tidak ada ketakutan, kecemasan dan depresi setelah diberikan tindakan
keperawatan selama periode waktu tertentu.

Angka Kenyamanan Pasien


Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol
x 100 %
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode waktu tertentu

H. ANGKA KEJADIAN CEMAS


Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi suatu yang
dirasakan sebagai ancaman.
Angka Kejadian Pasien Cemas adalah presentasi jumlah prevalensi pasien cemas (dari
rata-rata identifikasi aspek: materi pendidikan/penyuluhan kepada pasien yang diberikan
diulang/review oleh pasien, materi pendidikan/penyuluhan direview kembali oleh perawat
dan dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup diberikan untuk mengurangi cemas) yang
dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan.

Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat Umum =


Jumlah pasien cemas
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat

I. PENGETAHUAN
A.Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui informasi tentang perawatan
penyakitnya
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
B.Perencanaan Pasien Pulang

Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan keputusan
dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu
tempat perawatan ke tempat lainnya.

Perencanaan pemulangan dimulai sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan


sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien yang akan dilakukan operasi, dokter telah
memberikan penjelasan berapa lama pasien akan dirawat

B.Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)


pasien yg tdk dibuat discharge planning pd periode ttt
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
dari

: Unit Rawat Inap


: Efektifitas dan keamanan dari asuhan keperawatan

pasien rawat inap yang mendapatkan infus

NAMA INDIKATOR

DASAR PEMIKIRAN

: Angka Infeksi Jarum Infus (Tromboflebitis)

: Tromboflebitis yang terjadi akan berdampak pada


kesehatan
pasien
dengan
menimbulkan
karakteristik berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau
sekitar insersi jarum infus dan berakibat
mengurangi
mobilitas
ekstremitas
serta
meningkatkan biaya perawatan keadaan ini juga
menunjukkan kualitas asuhan keperawatan.

DEFINISI INDIKATOR

KRITERIA

Inklusi

: Semua pasien yang mendapatkan infus

Eksklusi

TIPE INDIKATOR

: Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lokasi infus yang mengalami infeksi


PENYEBUT (Denominator): Jumlah seluruh lokasi jarum infus

STANDARD

: 0%

KETERANGAN

UNIT KERJA
RUANG LINGKUP

: Unit Rawat Inap


: Efektifitas dan keamanan dari asuhan
keperawatan dari pasien rawat inap yang

dipasang
Kateter

NAMA INDIKATOR

: Angka Infeksi Saluran Kemih Nosokomial

DASAR PEMIKIRAN

DEFINISI INDIKATOR

: Infeksi Saluran Kemih Nosokomial didefinisikan


sebagai suatu keadaan dengan gejala/keluhan
spesifik seperti
Demam > 38, Disuri, Nikuri,
Nyeri Suprapubis, atau tanpa keluhan tersebut
dengan hasil biakan urin porsi tengah 105
kuman per ml urine dengan jenis kuman tidak
lebih dari 2 species.

KRITERIA

Inklusi
Eksklusi
TIPE INDIKATOR

Infeksi Saluran Kemih merupakan jenis infeksi


nosokomial yang paling sering terjadi sekitar
40% dari seluruh infeksi pada rumah sakit setiap
tahunnya (Burke And Zavasky 1999). Dan 10%
dari pasien rawat inap menggunakan kateter
(Asher,
Oliver
dan
Fry).
Terjadinya
ISK
Nosokomial menunjukkan kualitas dari asuhan
keperawatan.

: Semua pasien yang mendapatkan pemasangan


kateter
:
: Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien yang mengalami ISK Nosokomial


PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien yang terpasang kateter

STANDARD

: 0%

KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP

:
: Unit Rawat Inap
: Efektifitas Asuhan Keperawatan

NAMA INDIKATOR

: Angka Kejadian Dekubitus

DASAR PEMIKIRAN

: Terjadinya Dekubitus menunjukkan


Keperawatan yang tidak baik.

Asuhan

DEFINISI INDIKATOR

KRITERIA

Inklusi

Suatu daerah yang jaringan cutaneousnya


mengalami kerusakan diakibatkan oleh tekanan
yang terus menerus pada pasien non ambulatory
yang tidak dilakukan alih posisi

: Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah


baring.

Eksklusi

TIPE INDIKATOR

Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan pada


pasien tirah baring.

: Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Kasus Dekubitus


PENYEBUT (Denominator): Jumlah Pasien yang Non Ambulatory

STANDARD

: 0%

KETERANGAN

UNIT KERJA
RUANG LINGKUP

: Unit Rawat Inap


: Keamanan dan efektifitas pasien rawat inap

NAMA INDIKATOR

: Angka Perawatan Ulang

DASAR PEMIKIRAN

: Pasien rawat inap yang dikelola dengan baik


tidak akan memerlukan perawatan ulang yang
tidak direncanakan.

DEFINISI INDIKATOR

: Jumlah pasien rawat inap ulang dengan penyakit


sama dalam kurun waktu kurang dari tujuh hari
setelah pasien pulang dari rumah sakit

KRITERIA

Inklusi

: Semua pasien dengan penyakit akut yang


mengalami rawat ulang dengan masalah
kesehatan yang sama

Eksklusi
TIPE INDIKATOR

: Pasien pulang paksa, rawat


direncanakan dan kehamilan aterm.

ulang

yang

: Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah


tertentu

pasien

rawat

ulang

dalam

periode

PENYEBUT (Denominator): Jumlah pasien rawat inap dalam periode yang


sama

STANDARD

: 0%

KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai