Anda di halaman 1dari 3

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran
sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
NO
INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN TARGET
PASIEN
1.
Ketepatan identifikasi pasien
100%
2.
Komunikasi efektif
100%
3.
Peningkatan keamanan obat
100%
4
Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,dan tepat 100%
pasien
5
Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di 75%
Puskesmas
6.
Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
100%
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
1. Ketepatan identifikasi pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam
medis pasien/alamat. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Identifikasi pasien dengan gelang baik pada pasien dewasa,anak ataupun bayi.
Pada setiap tindakan juga dilakukan double cross check antara dokumen,pasien dan
petugas.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.
Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat
X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Komunikasi efektif

komunikasi efektif dilakukan dengan system SBAR(situation, back ground,assessment


dan recomendation) yang dilakukan saat serah terima pasien,melaporkan kondisi pasien
yang terbaru kepada dokter penanggung jawab pasien.
Selain itu dilaksanakan juga komunikasi verbal dengan READ BACK,yang dilakukan
saat petugas menerima instuksi verbal melalui pertelepon dari dokter penanggung jawab
pasien (per konsul),beri stempel read back dan dikonfirmasi ulang dalam waktu 1x 24
jam kepada dokter penanggung jawab pasien
Pengukuran indicator dengan cara menghitung jumlah pasien yang dikonsulkan dan di
stempel readback 100%
3. Peningkatan keamanan obat
Peningkatan keamanan obat dilakukan dengan sistem penyimpanan :
FIFO (FIRST IN FIRST OUT)
FEFO (FIRST EXPIRED FIRST OUT)
ALPHABETH (SISTEM ABJAD)
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien digunakan cara :
Double check sebelum obat di berikan kepada pasien
4. Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,dan tepat pasien
Pengukuran indicator kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, dan tepat pasien dapat dilihat
dari pelaporan survey harian yang sudah disebar di setiap ruangan.
Indicator target yang dicapai diharapkan angka kejadian pelaporan tidak ada kasus
tersebut.
Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur
tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan kejadian kesalahan prosedur
X100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Wonosalam wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan
sabun dan air mengalir. Tujuh langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus
dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik

4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien


5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung
jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6 langkah pada 5
keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis
yang disurvei.
Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan
X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei
6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Wonosalam dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya
pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menhitung
jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua
pasien yang dirawat.
Jumlah pasien yg dirawat kejadian pasien jatuh
X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat
Pencatatan dan pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dilaksanakan tiap
bulan dan dievaluasi tiap 6 bulan,kemudian ditindak lanjuti
2. Pelaporan dilaksanakan tiap unit ke tim PMKP

Anda mungkin juga menyukai