Anda di halaman 1dari 8

KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT BAZNAS

Alamat: Jl. Imogiri Barat Km 7.5 Timbulharjo, Sewon,Bantul, Yogyakarta


Telp. (0274) 4396409

KEPUTUSAN
KEPALA KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT BAZNAS YOGYAKARTA
Nomor : //Akre./2018

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT BAZNAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT BAZNAS


Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan klinis yang bermutu
perlu meningkatkan keselamatan pasien;

b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu menetapkan


sasaran – sasaran keselamatan pasien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu


menetapkan Keputusan Kepala Klinik Pratama Rumah Sehat
Baznas tentang Sasaran Keselamatan Pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 09 tahun
2014,tentang Klinik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017,tentang Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK TENTANG SASARAN


KESELAMATAN PASIEN KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT
BAZNAS.
Kesatu : Menentukan sasaran keselamatan pasien sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bantul
Pada tanggal : 01 April 2018
KEPALA KLINIK PRATAMA
RUMAH SEHAT BAZNAS

dr.Tria Meilla Retnaningtyastuti


NIP: 203081208
Lampiran 1
KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA
RUMAH SEHAT BAZNAS
NO……
TENTANG BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI KLINIK PRATAMA RUMAH SEHAT BAZNAS

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran
– sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien 100%

2 Tidak terjadinya komunikasi yang tidak efektif 100%

3 Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada 100%


Pasien

4. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan Medis 100%


dan Keperawatan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Klinik 100 %

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, tanggal lahir, alamat
pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat, pengambilan
spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Tidak terjadinya komunikasi yang tidak efektif
Membangun komunikasi yang efektif diantara pemberi layanan agar meminimalisir
kesalahan-keslahan yang terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif. Komunikasi efektif
akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Teknis komunikasi
efektif menggunakan TULBAKON. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah komunikasi efektif diantara semua komunikasi yang disurvei
pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah komunikasi yang teridentifikasi efektif


X 100%
Jumlah seluruh komunikasi yang ada

3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani
oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh
pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur
tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan prosedur
X100%
Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Klinik
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas wajib menjaga kebersihan tangan
dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir
atau hand scrub. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan
pada lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung
jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6 langkah pada 5
keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis
yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan


X100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Klinik dilakukan pengkajian terhadap kemungkinan risiko
jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan
dengan cara:
a. Memberikan identifikasi resiko jatuh pada setiap pasien yang memiliki resiko jatuh
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menhitung
jumlah pasien yang berkunjung dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah
semua pasien yang berkunjung.

Jumlah pasien yg berkunjung – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang berkunjung

Anda mungkin juga menyukai