Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Raya Kemuning – Tarik Telp 031 8970415 , 031 8976915
Email.tarik.puskesmas@yahoo.com
TARIK

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS TARIK


NOMOR : 440/141/404.3.2.15/2016

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS TARIK

Menimbang : a. bahwa agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu
dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun
sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu.
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan sasaran-
sasaran keselamatan pasien dengan keputusan Kepala Puskesmas Tarik.

Mengingat :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman


Penyusunan dan Penerapan mutu Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 458;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang pusat kesehatan masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun
2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan;
8. Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG SASARAN


KESELAMATAN PASIEN SAAT PANDEMI COVID 19

PERTAMA : Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Sasaran Keselamatan Pasien.

KEDUA : Dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Puskesmas ini, maka apabila


terdapat peraturan yang bertentangan dengan Kepala Puskesmas ini maka
peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.

KETIGA : Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud di atas dipergunakan


sebagai acuan yang harus dilaksanakan oleh petugas / aparat Puskesmas
Tarik.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : S I D O A R J O
Pada tanggal : 25 Februari 2016

KEPALA PUSKESMAS TARIK

HINU TRI SULISTIJORINI, RIRIN


Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Tarik
Nomor : 440/ 150 / 404.3.2.16 /2016
Tanggal : 25 Februari 2016
Tentang : Sasaran Keselamatan Pasien

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran –
sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN TARGET


PASIEN
1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien 100%
2. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat 100%
Kepada Pasien
3. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan 100%
Medis dan Keperawatan
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di 100%
Puskesmas
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%
6. Tidak terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi 100 %
yang efektif

Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama lengkap,NIK, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani
oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh
pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

3. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur
tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan prosedur
X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Tarik wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun
dan air mengalir. Tujuh langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan
pada tujuh keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum pasien masuk puskesmas
4. Setelah pasien keluar dari puskesmas
5. Sebelum tindakan aseptik
6. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
7. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung


jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7 langkah pada 7
keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis
yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Tarik dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya
pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menhitung
jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua
pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yg dirawat – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

6. Tidak Terjadinya Kesalahan dalam Berkomukasi yang Efektif


Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah
mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui
telpon, bila diperbolehkan peraturan perundangan.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien memungkinkan seperti di kamar operasi dan dalam situasi gawat
darurat/emergensi di IGD atau ICU.

Jumlah pasien yang kurang memahami komunikasi


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

KEPALA PUSKESMAS TARIK

HINU TRI SULISTIJORINI, RIRIN

Anda mungkin juga menyukai