Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA PAREPARE

DINAS KESEHATAN DAERAH


UPTD PUSKESMAS LUMPUE
Jl. Jl. H. Iskandar No. 2 Kota Parepare
e-mail : PuskesmasLumpue@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LUMPUE NOMOR


............. TAHUN ...........

TENTANG

PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN


KEPALA PUSKESMAS LUMPUE NOMOR
003 TAHUN 2017 TENTANG SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS LUMPUE

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan dan keselamatan pasien, dibutuhkan
tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap
kejadian tidak diinginkan di fasilitas pelayanan
kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang
kembali;
b. bahwa untuk mengetahui keberhasilan pencapaian
keselamatan pasien maka perlu adanya indikator
sasaran keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan keputusan Penanggung
Jawab tentang indikator sasaran keselamatan
pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29


Tahun 2004 Praktik Kedokteran ;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
46 Tahun 2015 tentang Standar Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT


KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LUMPUE NOMOR 003
TAHUN 2017 TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN.
KESATU : Menetapkan indikator sasaran-sasaran keselamatan
pasien sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini;
KEDUA : Indikator sasaran-sasaran keselamatan pasien untuk
dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
KETIGA : Lampiran dalam surat keputusan ini tidak terpisahkan
dari surat keputusan

Keputusan Kepala Puskesmas Lumpue ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan

Ditetapkan di Parepare
Pada Tanggal : ...................

KEPALA PUSKESMAS LUMPUE,


LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR :
TENTANG : PERUBAHAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LUMPUE RAYA
NOMOR 007 TAHUN 2017 TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN REKAM
MEDIS PUSKESMAS LUMPUE

1. Puskesmas menyelenggarakan keselamatan pasien


2. Penyelenggaraan keselamatan pasien dilakukan melalui pembentukan
system pelayanan yang menerapkan:
a. Standar keselamatan pasien
b. Sasaran keselamatan pasien
c. Tujuh langkah menuju keselamatan
3. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
4. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien
5. Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
6. Indikator sasaran keselamatan pasien di Puskesmas Lumpue antara lain :

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
2 Peningkatan komunikasi yang efektif 100%
3 Peningkatan keamanan pelayanan obat 100%
4. Kepastian lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar dan pembedahan pada 100%
pasien yang benar
5. Pengurangan resiko infeksi akibat perawatan
100 %
kesehatan
6. Penngurangan resiko pasien Jatuh 100%

7. Pengukuran sasaran keselamatan pasien menggunakan metode


penghitungan sebagai berikut :
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi yaitu: nama dan tanggal lahir
atau alamat pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pendaftaran ‘ pelayanan klinis, pelayanan farmasi, pengambilan
spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah
pasien yang teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit
pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani pada unit
pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X

100%
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Membangun komunikasi yang efektif diantara pemberi layanan agar
meminimalisir kesalahan-keslahan yang terjadi akibat komunikasi yang
tidak efektif. Komunikasi efektif akan mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien..
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah
komunikasi efektif diantara semua komunikasi yang disurvei pada unit
pelayanan tersebut.

Jumlah komunikasi yang teridentifikasi efektif


X 100%
Jumlah seluruh komunikasi yang ada

3. Peningkatan keamanan pemberian obat


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian
obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat
4. Kepastian lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar dan
pembedahan pada pasien yang benar
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus
selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi
pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu
dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan
yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan dibagi
dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan


yang dilakukan – kejadian kesalahan
prosedur
X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Risiko Infeksi akibat perawatan kesehatan


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai
sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Klinik dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(CTPS) 6 langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi
dengan jumlah petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Pengurangan resiko jatuh


Setiap pasien yang berobat di Puskesmas dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi resiko jatuh pada setiap pasien yang memiliki resiko
jatuh

b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan


lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menhitung jumlah pasien yang berobat dikurangi kejadian pasien jatuh
dibagi dengan jumlah semua pasien yang berobat.

Jumlah pasien yg berobat – kejadian pasien jatuh


X
100%
Jumlah semua pasien yang berobat

Ditetapkan di Parepare
Pada Tanggal : ...................

KEPALA PUSKESMAS LUMPUE,

Anda mungkin juga menyukai