Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DTP JATISARI
Jl. Raya Jatisari Desa Mekarsari Kecamatan Jatisari Kodepos 41374
Telp (0264) 8360614, email puskesmasjatisari@yahoo.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATISARI

NOMOR : 169 / SK / IX/ PKMJTS / 07 / 2017


LAMPIRAN : 1 (satu) berkas

TENTANG

SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATISARI,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang bermutu


perlu meningkatkan keselamatan pasien;
b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu
menetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut diatas
maka perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala UPTD
PUSKESMAS DTP JATISARI tentang sasaran-sasaran
keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar pelayanan minimal Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 tentang
Panduan Praktik Kedokteran Bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP


JATISARI TENTANG SASARAN-SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

Kesatu : Menentukan sasaran-sasaran keselamatan pasien sebagaimana


terlampir dalam keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal : 6 Juli 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS


DTP JATISARI

EEN NURAENI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DTP
JATISARI
NOMOR : / SK / IX/ PKMJTS / 07 / 2017
TENTANG : PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL

SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran – sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut :


Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET
1. Ketepatan Identifikasi Pasien (sebelum pemberian obat) 100%
2. Peningkatan komunikasi yang efektif (Pelaporan hasil lab 100%
kritis)
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus 100%
diwaspadai (Pelabelan LASA, MgSo4 40 % dengan
Dextrose 40 % di Poned)
4. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan 100%
(Pengukuran tekanan darah sebelum tindakan pencabutan
gigi permanen)
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas 100%
(Kepatuhan peugas melaksanakan hand hygiene)
6. TidakTerjadinya Pasien Jatuh 100%

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah
seluruh pasien yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Terlaksananya Komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis


Komunikasi yang efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, dan jelas akan
mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Pengukuran indicator dilakukan dengan cara menghitung jumlah hasil
pemeriksaan lab kritis yang dilaporkan ke dokter/ dokter gigi dan petugas
medis lainnya dibagi jumlah seluruh hasil pemeriksaan laboratorium kritis.

Jumlah hasil pemeriksaan lab kritis yg dilaporkan


X 100%
Jumlah seluruh hasil pemeriksaan lab kritis

3. Meningkatkan keamanan obat yang harus diwaspadai


Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka
penerapan manajemen yang benar penting/krusial untuk memastikan
keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) adalah obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama
Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).
Contoh obat LASA dan berpotensi terjadinya insiden adalah MgSO4 40 %
dengan Dextrose 40 % di Poned, sehingga harus ada pelabelan LASA untuk
obat tersebut.
Pelabelan Obat LASA
Obat LASA X 100%

4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran
indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan yang dilakukan
dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan seluruh
tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan


prosedur

X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Jomin wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
6 langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.
Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan
X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang berkunjung di Puskesmas Jomin dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh.
Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap
pasien yang beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang .
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara


menhitung jumlah pasien yang berkunjung dikurangi kejadian pasien jatuh
dibagi dengan jumlah semua pasien yang berkunjung.

Jumlah pasien yg berkunjung – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang berkunjung

Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua


Puskesmas yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Pusksmas. Maksud dari Sasaran
Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh. Enam sasaran
keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. SASARAN I : TIDAK TERJADINYA KESALAHAN IDENTIFIKASI
PASIEN
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien
Elemen penilaian sasaran I :
1) Pasien diidentifikasi menggunakan nama, umur dan nomor rekam
medis pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur

2. SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk efektifitas komunikasi antar
para pemberi layanan
Elemen penilaian sasaran II :
1) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
2) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dibacakan secara lengkap oleh penerima perintah
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten

3. SASARAN III: TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PEMBERIAN


OBAT KEPADA PASIEN
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan
pemberian obat kepada pasien
Elemen penilaian sasaran III :
1) Menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi
2) Menghitung kesalahan pemberian obat
4. SASARAN IV : KETEPATAN PROSEDUR TINDAKAN MEDIS
DAN KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran
indikator dilakukan dengan cara menghitung pelaksanaan tindakan medis dan
keperawatan yang tepat sesuai prosedur dibagi dengan seluruh tindakan medis
yang dilakukan.

5. SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT


PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP V Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Elemen penilaian sasaran V :
1) Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum dari WHO
Guidelines on Patient Safety
2) Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif
3) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan

6. SASARAN VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH


Standar SKP VI Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi resiko pasien dari cedera jatuh.
Elemen penilaian sasaran VI :
1) Puskesmas menerapkan suatu proses asemen awal atas pasien terhadap
resiko jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasi
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dan lain-lain
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan
4) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di
puskesmas

KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATISARI,

EEN NURAENI
.

Anda mungkin juga menyukai