Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS REMBON
Jln. Poros Malimbong – Balepe, Kec. Malimbong Balepe’ Kab. Tana Toraja
E-mail : pkmrembon@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS REMBON
NOMOR: 005.2/17.SK/ C /PKM.R/I/21
TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS REMBON,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan klinis yang


bermutu perlu meningkatkan keselamatan pasien;
b. Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu
menetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b
perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Rembon tentang Sasaran Keselamatan Pasien.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009,tentang Praktik


Kedokteran;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009,tentang
Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.128/Men.Kes/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar
Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan
No.290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS REMBON TENTANG
PENETAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN.

KESATU : Menentukan sasaran keselamatan pasien sebagaimana


terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapnnya,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Rembon


Pada tanggal : 21
Kepala UPT Puskesmas Rembon,

BENEDICTA M.W.S
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS REMBON
TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN
NOMOR :
TANGGAL :

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari diteatpkannya sasaran keselamatan pasien adalah


untuk mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran
menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan
dan menjelaskna bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatan keselamatan pasien perlu dilakukan
pengukuran terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel
berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada 100%


pasien
3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan 100%
medis dan keperawatan
4. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas ≥75%
5. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu :
nama, umur, nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien
dilakukan pada saat pemberian obat, pengambilan specimen, atau
pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang terindentifikasi tepat yang disurvey pada suatu
unit pelayanan yang dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani pada
unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang diidentifiaksi tepat

X 100%

Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Tidak Terajdinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien


Ketetapan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar
tidak terjadi kesalahan iidentifikasi pada saat memberikan obat
kepada pasien.
Pengukuran indicator dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian
keslahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang
mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yang dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

3. Tidak Terajadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan


Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan,
petugas harus selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan
medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indicator
dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan yang dilakukan
dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan
seluruh tindakan medis yang dilakukan .

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan prosedur

X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi , maka semua petugas UPT
Puskesmas Rembon wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara
mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir atau hands scrub. Tujuh langkah cuci tangan harus
dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan sekitar lingkungan pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di UPT Puskesmas Rembon
dilakukan dengan cara menghitung jumlah petugas yang melakukan
7 langkah cuci tangan pada 5 keadaan tersebut diatas yang disurvei
dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan 7 langkah cuci tangan pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di UPT Puskesmas Rembon dilakukan
pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan
risiko jatuh . Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan
cara :

a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pasien


yang beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang
rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta
memberikan lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan


dengan cara menghitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi
kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang
dirawat.

Jumlah pasien yang dirawat – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

Ditetapkan di: Rembon


Pada tanggal : 21
Kepala UPT Puskesmas Rembon,

BENEDICTA M.W.S

Anda mungkin juga menyukai