Anda di halaman 1dari 3

TATA LAKSANA

STATUS ASMATIKUS (ASMA AKUT BERAT)

1. ANAMNESIS Riwayat singkat serangan meliputi gejala, pengobatan yang telah


digunakan, respons pengobatan, waktu mula terjadinya dan penyebab/
pencetus serangan saat itu, dan ada tidaknya risiko tinggi untuk
mendapatkan keadaan fatal/ kematian yaitu:
1. Riwayat serangan asma yang membutuhkan intubasi/ ventilasi
mekanis
2. Riwayat perawatan di rumah sakit atau kunjungan ke darurat
gawat dalam satu tahun terakhir
3. Saat serangan, masih dalam glukokortikosteroid oral, atau baru
saja menghentikan salbutamol atau ekivalennya
4. Dengan gangguan/ penyakit psikiatri atau masalah psikososial
termasuk penggunaan sedasi
5. Riwayat tidak patuh dengan pengobatan (jangka panjang) asma.

2. PEMERIKSAAN
FISIK Pada fasilitas layanan kesehatan sederhana dengan
kemampuan sumber daya manusia terbatas, dapat hanya
menekankan kepada :
1. Posisi penderita
2. Cara bicara
3. Frekuensi napas
4. Penggunaan otot-otot bantu napas
5. Nadi
6. Tekanan darah (pulsus paradoksus)
7. Ada tidak mengi
3. PEMERIKSAAN 1. Pada serangan asma, APE sebaiknya diperiksa sebelum
PENUNJANG pengobatan, tanpa menunda pemberian pengobatan.
Pemeriksaan ini dilakukan jika alat tersedia.
2. Saturasi oksigen dengan pulse oxymetry dapat
dilakukan bila alat tersedia.
3. Pemeriksaan analisis gas darah dilakukan jika fasilitas tersedia.

4. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


KLINIS fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
Gejala dan Berat serangan akut
tanda Ringan Sedang Berat

Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat


Posisi Dapat tidur Membungkuk Duduk membungkuk
telentang
Cara bicara Satu Beberapa kata Kata demi
kalimat kata
Kesadaran Mungkin Gelisah Gelisah
gelisah

Frekuensi < 20/menit 20-30/menit >30/menit


napas
Nadi <100 100-120 >120
Pulsus - 10 mmHg +/- 10-20 + > 25 mmHg
Paradoksus mmHg
Otot bantu - + +
napas dan
retraksi
Mengi Akhir Akhir Inspirasi dan
ekspirasi ekspirasi ekspirasi
paksa
APE 80 % 60-80 % < 60 %
PaO2 > 80 mmHg 80-60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
SaO2 > 95 % 91-95 % < 95 %
5. DIAGNOSIS 1. Obstruksi saluran napas atas
BANDING 2. Benda asing di saluran napas
3. PPOK eksaserbasi
4. Penyakit paru parenkimal
5. Disfungsi pita suara
6. Gagal jantung akut
7. Gagal ginjal akut

6. PENATALAKSA Penilaian berat serangan


NAAN Anamnesis, pemeriksaan fisik ( auskultasi, penggunaan otot bantu,
nadi, laju napas, APE, saturasi oksigen, analisa gas darah jika pasien
sangat buruk)
Terapi Awal
Oksigen untuk mencapai saturasi ≥ 0%
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat secara kontinyu dalam 1 jam
Glukokortikosteroid sistemik jika pasien tak ada respons segera
atau sebelumnya pasien telah mendapat glukokortikosteroid oral
atau jika serangan hebat
Re-evaluasi setelah 1 jam  pemeriksaan fisis, APE, saturasi
Respon Baik
Gejala (batuk/ berdahak/ sesak/ mengi) membaik.
Perbaikan dengan agonis beta-2 dan bertahan selama 4 jam. APE >
80% prediksi / nilai terbaik
Respon Buruk
Gejala menetap atau bertambah berat APE < 60% prediksi / nilai
terbaik
1. Agonis B-2 diulang
2. Tambahkan glukokortikosteroid sistemik
Bila Respon Baik
1. Lanjutkan agonis beta-2 inhalasi setiap 3–4 jam untuk
24 – 48 jam
Alternatif : Bronkodilator oral setiap 6 – 8 jam
2. Steroid inhalasi diteruskan dengan dosis tinggi (bila
sedang menggunakan steroid inhalasi) selama 2
minggu, kmd kembali ke dosis sebelumnya
Bila respon buruk
RUJUK

Tabel 10.7 Pengobatan asma berdasarkan berat serangan


dan tempat pengobatan

SERANGAN PENGOBATAN TEMPAT


PENGOBATAN

RINGAN Terbaik: Di rumah


Aktiviti relatif Inhalasi agonis beta-2
normal kerja singkat tunggal Di praktek dokter/
Berbicara satu atau dikombinasikan klinik/ puskesmas
kalimat dalam dengan antikolinergik
satu napas
Nadi <100 Alternatif:
APE > 80% Kombinasi oral
agonis beta-2
dan aminofilin /
teofilin

SEDANG Terbaik Darurat Gawat/ RS


Jalan jarak Nebulisasi agonis Klinik
jauh beta- 2 tiap 4 jam Praktek dokter
timbulkan Alternatif: Puskesmas
gejala -Agonis
Berbicara
beberapa kata beta-2 subkutan
dalam satu -Aminofilin IV
napas Nadi -Adrenalin
100-120
APE 60-80% 1/1000 0,3ml SK

Oksigen bila
mungkin
Kortikosteroid
sistemik

BERAT Terbaik Darurat Gawat/ RS


Sesak saat Nebulisasi agonis Klinik
istirahat beta- 2 tiap 4 jam
Berbicara kata Alternatif:
perkata dalam -Agonis beta-2 SK/ IV
satu napas -Adrenalin
Nadi >120
APE 1/1000 0,3ml SK
<60
% Aminofilin
atau
100 bolus dilanjutkan drip
l/dt Oksigen
Kortikosteroid IV

MENGANCAM Seperti serangan akut Darurat Gawat/ RS


JIWA berat ICU
Kesadaran Pertimbangkan
berubah/ intubasi dan
menurun ventilasi mekanis
Gelisah
Sianosis Gagal
napas
7. EDUKASI 1. Meningkatkan kebugaran fisik
2. Berhenti merokok
3. Menghindari pencetus di lingkungan sehari-hari

8. PROGNOSIS
1. Ad vitam : Dubia ad bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam

9. KEPUSTAKAAN Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Anda mungkin juga menyukai