Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dr. Budhi Antariksa, Ph.D , Sp P.


Tempat/tgl lahir : Palu, 18 Desember 1966
Agama : Islam
Status pekerjaan : Pegawai Negeri RS Persahabatan
Staf Pengajar bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FK Universitas
Indonesia RS Persahabatan.
Bahasa asing yang dikuasai : Bahasa Inggris dan bahasa Jepang
Status perkawinan : Menikah, 13 Desember 1992
Nama Isteri : Dr. Rianti Koesrindartini
Bekerja di J-clinic ( Japan – clinic) Rumah Sakit Pondok Indah
Nama anak : 1. Anisa Ramadhianti, perempuan, 10 tahun
2. Andito Pramadika, laki-laki, 8 tahun
3. Andanu Raditya, laki-laki, 6 tahun
Riwayat Pendidikan

1975 – 1981 : SDK Sang Timur, Jakarta Barat


1981 – 1983 : SMPK Sang Timur, Jakarta Barat
1983 – 1985 : SMAN 3 Teladan Setiabudi, Jakarta Selatan
1985 – 1991 : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Okt 1995 : Masuk Program Pendidikan Dokter Spesialis Paru, FKUI Jakarta
1998 – 2003 : Memperoleh beasiswa dari Departemen Pendidikan Jepang, mengikuti
program research student dan Post Graduate Course pada Second Internal
Medicine, Hiroshima University, Japan.
Maret 2003 : Lulus dan memperoleh Ph.D. dari Second Internal Medicine, Hiroshima
University, Japan.
Sept 2004 : Lulus Program Pendidikan Dokter Spesialis Paru,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Juli 2007 : Kursus Pendidikan USG tingkat Dasar di PUSKI Jakarta
BUDHI ANTARIKSA
Dept of Pulmonology and Respiratory Medicine
FKUI
Radang kronik (menahun)
saluran napas yang
menyebabkan
penyempitan saluran
napas dengan keluhan
mengi, sesak, dada
berat/sempit dan batuk
bersifat episodik yang bisa
hilang spontan atau
dengan pengobatan.

NIH, 2002
Normal Asthma
PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA
 Makin cepat pengobatan dimulai
makin mudah mengatasi serangan

 Makin lama dan makin berat


serangan makin sukar pengobatannya
dan penyembuhannya juga makin lama
 Alergen
 Infeksi saluran napas
 Exercise dan hiperventilasi
 Cuaca
 Sulfur dioksida
 Makanan, bumbu, obat-obatan
 Menghilangkan obstruksi secepat mungkin
 Menghilangkan hipoksemi
 Mengembalikan faal paru ke normal secepat
mungkin
 Mencegah kekambuhan
 Riwayat gagal napas dan pemasangan
intubasi
 Pemakaian steroid sistemik
 Kunjungan ke unit gawat darurat / perawatan
karena asma
 Penatalaksanaan asma yang tidak adekuat
 Depresi berat dan atau masalah psikososial
 Serangan ringan
 Serangan sedang
 Serangan berat
 Serangan mengancam jiwa
 Sesak napas : Waktu berjalan
Bisa berbaring

 Berbicara : Kalimat

 Kesadaran : Mungkin agitasi

 Frekuensi napas : < 20 x


 Pemakaian otot
bantu napas : Biasanya tidak
 Mengi : akhir ekspirasi paksa
 Nadi : < 100 kali/menit
 Pulsus : tidak ada paradoksus
 APE sesudah terapi
Awal : > 80 %
 Pa O2 : Normal
 Pa CO2 : < 45 mmHg
 Saturasi O2 : > 95 % (udara biasa)
 Sesak napas : Waktu berbicara
lebih suka duduk
 Berbicara : Kata-kata
 Kesadaran : Biasanya agitasi
 Frekuensi napas : 20 – 30 x
 Pemakaian otot
Bantu napas : Biasanya ada
 Mengi : akhir ekspirasi
 Nadi : 100 - 120 kali/menit
 Pulsus : mungkin ada
paradoksus : 10 - 25 mmHg
 APE sesudah
terapi awal : 60 - 80 %
 Pa O2 : > 60 mmHg
 Pa CO2 : < 45 mmHg
 Saturasi O2 : 91 - 95 %
(udara biasa)
 Sesak napas : saat istirahat
duduk
membungkuk
 Berbicara : kata demi kata
 Kesadaran : biasanya agitasi
 Frekuensi napas : > 30 x / menit
 Pemakaian otot
bantu napas : biasanya ada
 Nadi : > 120 kali/menit
 Mengi : ekspirasi & inspirasi
 Pulsus paradoksus : sering ada
> 25 mmHg
 APE : < 60 %
< 100 L/menit
 Pa O2 : < 60 mmHg
 Pa CO2 : > 45 mmHg
 Saturasi O2 : < 90 %
(udara biasa)
 Kesadaran : Tidak begitu sadar
 Pemakaian otot
bantu napas : Pergerakan torako
abdominal yang
paradoksal
 Mengi : Tidak ada
 Nadi : Bradikardi
 Pulsus paradoksus : Tidak ada karena
kelelahan otot napas
MANAJEMEN ASMA AKUT
GINA 2006
Penilaian Awal
Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan

Terapi Awal
•Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam.
•Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)
•Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien
sebelumnya sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan
sudah berat
•Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.

Penilaian Ulang setelah 1 jam


APE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan
Ref. GINA 2006
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis: - auskultasi
- penggunaan otot bantu
- denyut jantung
- frekuensi napas
 APE atau VEP1
 Saturasi O2
 Uji lain yang diperlukan
 Inhalasi agonis β2 kerja singkat terus
menerus selama I jam
 Oksigen sampai saturasi ≥ 90%
 Steroid sistemik bila :
- tidak ada respons segera
- pasien sudah dapat steroid oral
- keparahan sudah berat
 Sedasi merupakan kontra indikasi pada
semua eksaserbasi
 Injeksi adrenalin 0.2 – 0.3 mg subcutan
diberikan tiap 15 menit sebanyak tiga kali

 Injeksi terbutalin 0.5 mg subcutan


diberikan tiap 15 menit sebanyak tiga kali
 APE
 Saturasi oksigen
 Uji lain yang diperlukan
lanjutan ….
Penilaian Ulang stlh 1 jam

Derajat Sedang Derajat Berat


•APE 60-80% dari yang diperkirakan •APE < 60% dari yang diperkirakan
•Pem. Fisis : gejala sedang, penggunaan •PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada
otot bantu pernapasan •Riwayat faktor risiko mendekati asma
yangg fatal
•Tidak ada perbaikan setelah terapi awal
•Oksigen
•Inhalasi 2-agonis dan anti-kolinergik
setiap 60 menit •Inhalasi 2 -agonis dan anti-kolinergik
•Glukokortikosteroid oral •Oksigen
•Teruskan terapi 1-3 jam jika ada •Glukokortikosteroid sistemik
perbaikan •Magnesium IV

Penilaian Ulang stlh 1-2 jam

Respons baik Respons tidak baik Respons buruk


selama 1-2 jam selama 1-2 jam
Ref : GINA 2006
 APE 60-80% dari yang diperkirakan
 Pemeriksan fisis : gejala sedang, penggunaan
otot bantu napas

 Oksigen
 Inhalasi agonis β2 terus menerus setiap 60
menit
 Kortikosteroid oral
 Teruskan terapi 1-3 jam bila ada perbaikan
 APE < 60% dari yang diperkirakan
 Pemeriksan fisis : gejala berat saat istirahat, retraksi
dada
 Riwayat faktor risiko mendekati asma yang fatal
 Tidak ada perbaikan setelah terapi awal

 Inhalasi agonis β2 dan antikolinergik


 Oksigen
 Kortikosteroid sistemik
 Magnesium IV
lanjutan ….

Penilaian Ulang stlh 1-2 jam

Respons tidak baik Respons buruk


Respons baik selama 1-2 jam selama 1-2 jam

Ref : GINA 2006


Respons Baik Respons tidak lengkap Respons buruk
•Bertahan 60 menit setelah selama 1-2 jam selama 1 jam
terapi terakhir •Pasien risiko tinggi
• Pasien risiko tinggi •PF: gejala berat, kesadaran
•PF : normal
• PF: gejala ringan-sedang menurun, kebingungan
•APE > 70%
• APE < 70% •APE < 30%
•Tidak stres
• Saturasi O2 tidak membaik •PCO2 > 45mm Hg
•Saturasi O2 > 90%
(95% pada anak-anak) •PO2 < 60mm Hg

Pulangkan ke Rumah Rawat di ICU


•Lanjutkan 2-agonis inhalasi Rawat di Rumah Sakit
•Inh 2-agonis + anti-kolinergik
•Pertimbangkan steroid oral (acute care setting)
•Steroid IV
•Pertimbangkan inhaler •Inh 2-agonis ± anti-kolinergik •Pertimbangkan 2 -agonis IV
kombinasi •Steroid sistemik
•Oksigen
•Edukasi pasien: •Oksigen
•Pertimbangkan teofilin IV
Cara pakai obat yang benar •Magnesium IV
Buat rencana aksi •Monitor APE, saturasi O2 , nadi •Intubasi dan ventilasi mekanis
Follow-up teratur jika perlu

Perbaikan Tidak membaik


Kriteria bisa dipulangkan Rawat di ICU
Jika tidak ada perbaikan
• jika APE > 60% dari yang
setelah 6-12 jam
diperkirakan
• Kondisi tetap pada saat
terapi oral / inhalasi
 Bertahan 60 menit setelah terapi terakhir
 Pemeriksaan fisis normal
 Ape > 70%
 Tidak stres
 Saturasi O2 > 90%

Pulangkan ke rumah
 Lanjutkan agonis β2 inhalasi
 Pertimbangkan steroid oral
 Pertimbangkan inhalasi kombinasi
 Edukasi pasien : - cara pakai obat
- rencana terapi
- follow up teratur
 Pasien risiko tinggi
 Pemeriksaan fisis : gejala ringan, sedang
 APE < 70%
 Tidak stres
 Saturasi O2 tidak membaik

Rawat di rumah sakit


 Inhalasi agonis β2 + antikolinergik
 Steroid sistemik
 Oksigen
 Magnesium IV
 Monitor APE, Saturasi O2, nadi
 Pasien risiko tinggi
 Pemeriksaan fisis : gejala berat, kesadaran turun,
kebingungan
 APE < 70%
 PCO2 > 45 mmHg
 PO2 < 60 mmHg

Rawat di ICU
 Inhalasi agonis β2 + antikolinergik
 Steroid IV
 Pertimbangkan agonis β2 IV
 Oksigen
 Pertimbangkan aminofilin IV
 Intubasi dan ventilasi mekanis jika perlu
Pulangkan ke Rumah Rawat di ICU
•Lanjutkan 2-agonis inhalasi Rawat di Rumah Sakit
•Inh 2-agonis + anti-kolinergik
•Pertimbangkan steroid oral (acute care setting)
•Steroid IV
•Pertimbangkan inhaler •Inh 2-agonis ± anti-kolinergik
•Pertimbangkan 2 -agonis IV
kombinasi •Steroid sistemik
•Oksigen
•Edukasi pasien: •Oksigen
•Magnesium IV •Pertimbangkan teofilin IV
Cara pakai obat yang benar
•Monitor APE, saturasi O2 , nadi •Intubasi dan ventilasi mekanis
Buat rencana aksi
jika perlu
Follow-up teratur

Kriteria bisa
Perbaikan Tidak membaik
dipulangkan Rawat di ICU
• jika APE > 60% dari Jika tidak ada perbaikan
yang diperkirakan setelah 6-12 jam
• Kondisi tetap pada
saat terapi oral /
inhalasi
 Bila APE > 60% dari yang diperkirakan
 Kondisi menetap pada saat terapi oral /
inhalasi

Anda mungkin juga menyukai