Anda di halaman 1dari 17

ASMA BRONKIAL PADA

ANAK
AMELINDA MANNUELA S
11 2016121
DEFINISI

Inflamasi saluran pernapasan + Mengi/Batuk berulang


• Episodik
• Malam/dini hari
• Setelah aktivitas
• Riwayat keluarga
EPIDEMIOLOGI

• WHO : pederita 300 juta orang dan akan terus meningkat


• Laki-laki : perempuan = 2 : 1
• Riskesdas  asma : 4,5%  jakarta : 5,2%
ETIOLOGI

• GERD
• Infeksi
• Ketegangan emosi
• Asap rokok
• Rhinitis alergi
• Alergen : makanan (<3th dan >3th) dan hirup (dalam rumah dan luar rumah)
FAKTOR RESIKO

• Atopi
• Usia
• Jenis kelamin
• Lingkungan
• Ras
• Polusi udara
• Infeksi respiratorik
KLASIFIKASI

• Berdasarkan derajat serangan


• Ringan
• Sedang
• Berat
• Berdasarkan kekambuhan
• Episodik jarang
• Episodik sering
• persisten
SERANGAN
• Mengucapkan kalimat wheezing akhir ekspirasi

Ringan •
Retraksi ringan
Tidak sianosis
PEF/FEV pra bronkodilator >60%
pasca bronkodilator >80%
• PaO2 normal PaCO2 <45mmHg

•Mengucapkan anak kalimat wheezing ins dan akhir ekspir


•Retraksi sedang 40-60%  60-80%
Sedang •Tidak sianosis PaCO2 <45 mmHg
•Pa02 > 60mmHg

• Mengucapkan kata wheezing terdengar tnp stetos


<40%  <60%
Berat •

Retraksi berat
sianosis PaCO2 >45 mmHg
• Pa02 < 60 mmHg
Parameter klinis, kebutuhan Asma episodik Jarang Asma episodik Sering Asma persisten
obat dan faal paru (Asma ringan) (Asma sedang) (Asma berat)

1. Frekwensi serangan < 1 x /bulan > 1 x /bulan Hampir sepanjang


tahun
1. Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
1. Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
1. Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
1. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
1. Pemeriksaan fisik diluar Normal (tidak ditemukan Mungkin terganggu Tidak pernah
serangan kelainan) (ditemukan kelainan) normal

1. Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu Perlu


inflamasi)
1. Uji faal paru (diluar PEF/FEV 1 > 80% PEF/FEV 1 60-80% PEF/FEV 1 <60%
serangan)
1. Variabilitas faal paru (bila Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
ada serangan)
PATOFISIOLOGI

10-20 mnt1-2j
Hipereaktivitas Respon bronkus dan ambang konstriksi
bronkus Respon asma cepat
IgE + sel mast
inflamasi Jalur imunologik +sel basofil Degranulasi histamin Dual response

Respon asma lambat

Polutan & asap rokok 4-8j12-48j


Spasm otot polos
Non-imunologik Rusak ep. Sal. nps Rangsang ujung N. X
bronkus
Onflamasi
Infeksi RSV hipersekresi
Anamnesis Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Fungsi Paru:


• Pulse oxymetri
Mengi berulang? Batuk? • Peak expiratory flow (PEF)variabitilas ≥20% (+)
Episodik? Malam/dini? • Flow expiratory volume in 1sperbaikan ≥12% (+)
Abis aktivitas? Riw. Pemeriksaan hiperaktivitas saluran napas
Keluarga? Penialian status alergiIgE serum

Pemeriksaan Diagnosis
Fisik Banding

Mengi, batuk, sesak,


takipneu, takikardi, Bronkiris akut
retraksi pneumonia
SERANGAN RINGAN
• nebulisasi 1x, respon baik, gejala (-)
• Observasi 1-2 jam
• Bila efek bertahan  boleh pulang
• Obat pulang: bekali dengan β-agonis (oral/inhalasi)
• Bila sudah ada obat pengendali  teruskan
• Bila ada infeksi virus tambahkan steroid
• Kontrol dalaam 24-28 jam

• Bila serangan muncul lagi  perlakukan sebagai serangan sedang


SERANGAN SEDANG
• Nebulisasi 2-3x, respon parsial
• Berikan oksigen
• Nilai kembali derajat serangan, bila sesuai dengan derajat serangan sedang  ruang observasi
• Pasang jalur intravena
• Di ruang observasi :
• Oksigen
• Beriksa steroid oral
• Nebulisasi tiap 2 jam
• Bila dalam 8-12 jam kondisi membaik dan stabil  boleh pulang
• Bila > 12 jam kondisi tidak membaik  rawat
SERANGAN BERAT
• Nebulisasi 3x, respon buruk
• Oksigenasi sejak awal saat/setelah nebulisasi
• Pasang jalur intravena
• Bila klinis sesuai dengan serangan berat  rawat inap
• Foto toraks
• Di ruangan:
• Oksigen diteruskan
• Steroid intravena tiap 6-8 jam
• Nebulisasi tiap 1-2 jam
• Bila dalam 4-6x nebulisasi klinis membaik interval jadi 4-6 jam
• Aminofilin intravena awal dilanjukan dengan rumatan
• Bila dalam 24 jam klinis perbaikan stabil boleh pulang

Bila setelah aminofilin + steroid iv tidak perbaikan atau tanda gagal nafas  ruang intensif
• Dosis
• Aminofilin (loading dose) 6-8 mg/kg diencerkan 1:1 dengan Nacl 0,9 %/D5%, kemudian dilanjutkan dengan
rumatan 0,5-1 mg/kg/jam

Metilprednisolon
• Dosis 1-2 mg/kg/ hari, diberikan dalam 3-4 x/hari
Pereda: bronkodilator beta agonis kerja pendek/ >3 dosis/mg = sering
Asma Episodik Jarang
gol. Xantin kerja cepat Serangan sdg-brt >1x/bln

8-12mg baik : dosis turun Pengendali: anti inflamasi =


KS hirup dosis rendah
Budesonid :
Gjl muncul = persisten Dosis naik 400 mcg/h 8-12mg gjl muncul 100-200 mcg <12thn
200 – 400mcg >12thn

KS hirup high dose Diturunkankontrol G baik KS medium + LABA/TSR/ALTR


Bisa +KS oral 3-5hr Budesonid :
200-400 mcg <12thn
400 – 600mcg >12thn

Steroid oral 1-2mg/kg >800mcg  buruk Dosis steroid tinggi 8-12mggejala


Budesonid :
>400 mcg <12thn
Baik turunkan dosis >600mcg >12thn
KOMPLIKASI
• Obstruksi  tahanan jalan nafas naik  terperangkap udara  hiperinflasi  hipoventilasi  PCO2
naik PO2 turun vasokonstriksi  asidosis  vasokonstriksi  penurunan surfaktan  atelektasis
• Tekanan intrapulmonal naik  mempersempit saluran napas  pneumotoraks

PROGNOSIS
• Bonam (angka mortalitas kecil)
KESIMPULAN

Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi bronkus oleh berbagai macam
pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan luas saluran napas bagian bawah. Rangsangan yang
dapat mencetus serangan asma antara lain: alergenik, lingkungan, pekerjaan, infeksi, berhubungan dengan
olahraga, dan emosional. Gejalanya meliputi sesak, batuk produktif malam/dini hari, dada terasa tertekan.
Patofisiologi asma terkait dengan terjadinya proses radang yang kemudian dengan cepat menimbulkan
konstriksi bronkus, pembentukan edema, meningkatkan produksi mukus. Pada anak, gambaran klinis asma
dibagi menjadi: asma episodic jarang, asma episodic sering, dan asma kronik/presisten. Penatalaksanaan
asma ditujukan untuk meredakan penyempitan jalan napas secepat mungkin, mengurangi hipoksemia,
mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya, dan untuk mencegah kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai