dr.Jumilarita.SpA.MKes
TUJUAN
Wheezing, Batuk, Sesak napas, Dada • Biasanya lebih dari satu gejala respiratori
tertekan, Produksi sputum • Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring
waktu
• Gejala memberat pada malam atau dini
hari
• Gejala timbul bila pencetus
Bronchospasme
Patho-phys
Smooth muscle
Pathology
Adaptive
Some
response
children
Insults
NON-Classic
Clinical Asthma Symptoms Cough &
cough
Patho-phys
Airway
inflammation
Pathology
Adaptive
response
Other
children
Insults
‘Only cough’
Asthma ???
“Cough and/or recurrent wheeze” that:
➢Episodic
Here's what we'll cover:
➢Nocturnal
➢Reversible
➢Atopic history
KLASIFIKASI
Berdasarkan kekerapan timbulnya
gejala
➢Asma intermiten
➢Asma persisten ringan
➢Asma persisten sedang
➢Asma persisten berat
Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-kunjungan awal
dan dibuat berdasarkan anamnesis :
Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma
Intermiten <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu
Here's what we'll cover:
Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan
Persisten
>1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang
Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat beratnya serangan
➢ Asma serangan ringan-sedang
➢ Asma serangan berat
➢ Serangan asma dengan ancaman henti
napas
Penilaian Derajat Serangan Asma
Asma serangan Serangan asma dengan
Asma serangan berat
ringan-sedang ancaman henti napas
• Bicara dalam kalimat • Bicara dalam kata • Mengantuk
• Lebih senang duduk • Duduk bertopang • Letargi
daripada berbaring lengan • Suara napas tak
• Tidak gelisah • Gelisah terdengar
• Frekuensi napas • Frekuensi napas
meningkat meningkat
• Frekuensi nadi • Frekuensi nadi
meningkat meningkat
• Retraksi minimal • Retraksi jelas
• SpO2 (udara kamar): 90 • SpO2 (udara kamar) <
– 95% 90%
• PEF > 50% prediksi atau • PEF < 50% prediksi atau
terbaik terbaik
PENENTUAN DIAGNOSIS
Penilaian awal:
A: airway B:Breathing C: Circulation
Apakah ada:
Mengantuk, letargi, suara paru tak terdengar
BERAT
➢ Bicara dalam kata Alur tatalaksana gawat darurat
➢ Duduk bertopang lengan serangan asma ANCAMAN HENTI NAPAS
➢ Gelisah
Pada anak di fasyankes/UGD
➢ Frekuensi napas meningkat Siapkan perawatan icu
➢ Frekuensi nadi meningkat dan rumah sakit (lanjutan) ➢ Inhalasi agonis 𝛽2 kerja pendek
➢ Retraksi jelas ➢ Oksigen
➢ SpO2 (udara kamar) <90% ➢ Siapkan intubasi jika perlu
➢ PEF <50% prediksi atau terbaik
Mulai terapi
➢ Inhalasi agonis 𝛽2 kerja pendek + Nilai kondisi klinis secara berkala
ipratropium bromide Periksa spirometry/PEF (1 jam setelah terapi
awal)
➢ Steroid IV
➢ Oksigen untuk menjaga SpO2 94-
98%
➢ Berikan Aminofilin IV
FEV1 atau PEF 60-80% dan FEV1 atau PEF <60% dan
terdapat perbaikan gejala tidak terdapat gejala
Jika memburuk, Kelola sebagai serangan SEDANG BERAT
asma dengan Pertimbangkan rawat jalan Lanjutkan tata laksana
ancaman henti napas dan dan evaluasi berkala
pertimbangkan rawat ICU
Tata laksana awal :
Anak dengan eksaserbasi akut / subakut /
episode wheezing akut
Rencana pulang/follow up
➢ Yakinkan peralatan di rumah adekuat
➢ Obat Pereda: dilanjutkan seperlunya TIDAK RESPONS atau
➢ Obat pengendali: pertimbangkan perlu/tidak, MEMBURUK setelah
pengaturan dosis pengendali regular pemberian 10 semprot
➢ Cek Teknik inhaler dan kepatuhan
➢ Follow up dalam 1-7 hari salbutamol setelah 3-4 jam
➢ Jelaskan rencana terapi selanjutnya
KUNGJUNGAN FOLLOW UP
Bila tidak tersedia obat-obatan lain, gunakan ADRENALIN untuk asma yang berhubungan dengan anafilaksis dan
angioderma, dosis 10 ug/kgBB (0,01 ml/kgBB adrenalin 1:1000). Maks. 500 ug (0,5 ml)
Garis Besar Tatalaksana Asma
• Penghindaran pencetus, termasuk pengelolaan
lingkungan
• Tatalaksana medikamentosa
• KIE (komunikasi, informasi, edukasi)
• Rencana aksi (action plan)
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
Tujuan :
1. Mencapai dan mempertahankan kendali asma
2. Menjamin tercapainya tumbuh kembang anak secara
optimal
Obat Asma :
1. Obat pereda(reliever): meredakan serangan atau gejala asma bila
sedang timbul
SERANGAN TERATASI → OBAT STOP
2. Obat pengendali (controller)
Obat Asma
Efikasi Kenyamanan
obat
Keamanan Biaya
Jenis Alat Inhalasi Sesuai Usia
Umur Alat inhalasi
▪ Nebulizer dengan masker
<5 tahun ▪ MDI dengan spacer: aerochamber,
pocketchamber, babyhaler
▪ Nebulizer dengan mouth piece
5−8 tahun ▪ MDI dengan spacer
▪ DPI : turbuhaler, swinghaler, diskhaler
▪ Nebulizer dengan mouth piece
>8 tahun ▪ MDI dengan atau tanpa spacer
▪ DPI : turbuhaler, swinghaler, diskhaler
PEMAKAIAN SPACER
➢ Mengurangi deposisi obat dalam mulut (orofaring).
➢ Jumlah obat yang tertelan berkurang sehingga
mengurangi efek sistemik.
➢ Deposisi obat dalam saluran respiratori bawah lebih
baik sehingga didapatkan efek terapeutik yang baik.
➢ Spacer dapat dibuat menggunakan gelas plastik atau
botol plastik dengan volume 500 ml yang sama
efektifnya dengan spacer konvensional.
Jenjang dalam pengendalian asma
o Seorang anak laki usia 9 tahun dibawa ke UGD karena sesak napas sejak 3 jam yang
lalu disertai batuk-batuk. Sore hari sebelum sesak anak mengkonsumsi coklat.
Menurut ibunya anak alergi terhadap udang dan coklat. Anak didiagnosis asma,
pernah sesak dua bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisis:
o Berat badan 27 kg, kesadaran komposmentis, laju napas 45x/menit, nadi 100x/menit.
Anak bisa menjawab pertanyaan dokter dengan kalimat, tampak retraksi subkostal.
Pemeriksaan toraks terdengar wheezing di kedua lapangan paru. Saturasi oksigen
perifer 95%