PULMONOLOGI
d r. B u s t o n
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
o Anatomi Paru o Abses Paru (3B)
o Fisiologi Paru o Bronkiektasis (3B)
o Kapasitas dan Volume Paru
o Atelektasis (3A)
o Gangguan Ventilasi
o Kanker Paru (3A)
o Asma (4)
o Tumor Mediastinum (2)
o Penyakit Paru Obstruktif Kronis (3B)
o Pneumokoniosis (2)
o Tuberkulosis Paru (4, 3A)
o Flu Burung (3B)
o Pneumonia (4)
o Edema Paru (3B) o Severe Acute Respiratory Syndrome
3
Pulmonologi
Anatomi Paru
5
Pulmonologi
Fisiologi Paru
Volume Cadangan Inspirasi (IRV)
Volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi
7
• Obstruksi à Gangguan Aliran Udara (Air Trapping) à
Peningkatan Volume Paru
• Contoh : ASMA, PPOK, Bronkiektasis, Fibrosis kistik
8
Normal Obstruksi Restriksi Campuran
FVC ≥80% ≥80% <80% <80%
FEV1 ≥80% <80% N/< <80%
FEV1/FVC >70% <70% >70% <70%
TLC 80-120% <80%
Menilai Reversibilitas
• Reversibel jika FEV1 Post bronkodilator >12%
• Tidak reversibel jika FEV1 Post bronkodilator <12%
9
Pulmonologi
4
Asma
4
Definisi
• Inflamasi kronis saluran napas yang berhubungan dengan hiperreaktivitas
bronkus terhadap allergen, bersifat reversible baik dengan atau tanpa
pengobatan
Fitur Utama Asma
GEJALA PERNAPASAN
Wheezing / mengi à Terutama saat ekspirasi LIMITASI ALIRAN UDARA /
paksa, Sesak napas, Dada tertekan, Batuk AIRFLOW LIMITATION
berdahak, Silent Chest à Status Asmatikus
DENGAN KARAKTERISTIK
• Memberat pada malam hari / cuaca dingin
• Respon terhadap pemberian bronkodilator
14
4
Patogenesis
15
4
Gejala Klinis
• Sesak napas
• Mengi
• Batuk berulang
• Dada terasa berat
• Gejala dicetuskan à infeksi, olahraga, pajanan allergen, perubahan
cuaca, zat iritan
Pemeriksaan Fisik
• Dapat terlihat tanda rinitis alergi atau dermatitis atopi
• Auskultasi à wheezing ekspiratorik
16
4
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
•Gold Standard àdilakukan saat stabil
•Obstruksi respiratori
•FEV1 ↓ (<80% Prediksi)
•FEV1/FVC <0.75
•Reversibilitas
•FEV meningkat >12% / 200cc pasca bronkodilator
•Menilai derajat asma
Spirometri
Peak Flow Meter (APE)
•Dapat dilakukan saat eksaserbasi
•Variabilitas >20%
•Pemantauan terapi
SpO2
APE
AGDA à Gagal Nafas / Asma Eksaserbasi berat Hasil spirometri
17
4
Penggalan kalimat/
Cara berbicara Satu kalimat Kata demi kata Tidak berbicara
beberapa kata
Duduk membungkuk
Posisi Dapat tidur telentang Duduk Biasanya tertidur
(Tripod position)
Mengantuk, kesadaran
Kesadaran Semakin gelisah Gelisah Gelisah
menurun
Kelelahan otot; gerakan
Otot bantu napas Tidak ada Ada Ada torakoabdominal
paradoksal
Frekuensi napas < 20 x/menit 20 – 30 x/menit > 30 x/menit
Nadi < 100 x/menit 100 – 120 x/menit > 120 x/menit
Mengi/wheezing Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest
19
4
Tatalaksana
PENILAIAN AWAL Apakah salah satu dari hal berikut ini ada?
A: AIRWAY B: BREATHING C: CIRCULATION Mengantuk, kebingungan, silent chest
OBSERVASI
TIDAK YA AWAL
Triase lebih lanjut dengan status klinis Konsul ke ICU, mulai SABA dan O2, dan
berdasarkan pada fitur terburuk siapkan pasien untuk intubasi
20
4
Tatalaksana
21
4
Tatalaksana
P. BERAT
P. SEDANG
P. RINGAN
INTERMITTEN
22
4
Gejala harian
Keterbatasan
aktivitas Terdapat 1-2 Terdapat 3-4
Terdapat 0 kriteria
kriteria setiap kriteria setiap
Asma malam hari setiap minggunya
minggunya minggunya
(nocturnal)
Kebutuhan obat
reliever
23
4
Inhaler
Golongan Contoh obat
Short acting β2 agonist (SABA) Salbutamol (Albuterol), Terbutaline
Long acting β2 agonist (LABA) Salmeterol, Formoterol
Short acting muscarinic agonist (SAMA) Ipratropium bromide
Long acting muscarinic agonist (LAMA) Tiotropium bromide
Inhaled corticosteroid (ICS) Fluticasone, Budesonide
ICS + LABA, seperti:
Kombinasi • Salmeterol + Fluticasone
• Formoterol + Budesonide
Non-inhaler
Leukotriene receptor antagonist (LTRAs) Montelukast
Anti IgE Ab Omalizumab
Oral corticosteroid (OCS) Prednisolone, Methylprednisolone
24
Tatalaksana
25
Pulmonologi
3B
Penyakit Paru
Obstruktif Kronis
(PPOK)
26
3B
Definisi
• Penyakit dengan gejala keterbatasan aliran udara
persisten dan progresif oleh karena respon peradangan
kronik saluran napas dan/atau alveolar yang
disebabkan paparan signifikan terhadap partikel atau
gas berbahaya.
• PPOK tidak seperti asma, tidak reversibel sepenuhnya
Etiologi
• Asap Rokok
• Polusi udara
• Paparan asap pekerjaan
• Faktor genetik (defisiensi alfa 1-tripsin)
29
3B
Gejala Klinis
• Sesak
• Progresif
• Memberat dengan aktivitas • Persisten
• Batuk Kronik
• Dengan mengi berulang
• Batuk Berdahak
• Riwayat paparan
• Merokok / paparan asap rokok lama
• Partikel gas dari memasak dan bahan bakar
• Uap, asap, gas, dan senyawa kimia okupasional
30
3B
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi • Pursed lip breathing (mulut mencucu)
• Sianosis
• Barrel chest
• Sela iga melebar
• Penggunaan otot bantu pernafasan
• Clubbing finger
Palpasi Fremitus melemah
Perkusi Hipersonor, batas jantung mengecil
Auskultasi • Suara pernafasan vesikuler
• ekspirasi memanjang
• Ronki/wheezing
31
3B
Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri à Gold Standard
• FEV1/FVC < 0.7 post-bronkodilator à menandakan adanya persistent airflow
limitation.
32
3B
Pemeriksaan Penunjang
• FOTO THORAX
• Bronkitis kronik: corakan bronkovaskuler
bertambah
• Emfisema: hiperlusen & hiperinflasi
• Anterior CXR:
• diafragma turun dan mendatar (>iga
posterior ke-10),
• Jantung tampak menggantung →
jantung pendulum/tear drop
• Lateral CXR: ruang retrosternal melebar
33
3B
Klasifikasi derajat keparahan hambatan aliran udara pada pasien PPOK (berdasarkan
hasil FEV1 paska pemberian bronkodilator)
34
3B
mMRC Grade 3. q
Sesak napas setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit
mMRC Grade 4. Sesak napas ketika berganti pakaian atau berangkat meninggalkan q
rumah
35
3B
Grup C Grup D
>2 eksaserbasi sedang
atau LAMA/
≥1 eksaserbasi yang harus
dirawat di rumah sakit LAMA LAMA + LABA/
ICS + LABA
Grup A Grup B
0 atau 1 eksaserbasi sedang
dan
Tidak pernah dirawat di rumah SABA LABA/LAMA
sakit
36
3B
Gejala Klinis
• Bertambahnya sesak
• Meningkatnya jumlah sputum
• Terjadi perubahan karakteristik dan konsistensi sputum
Derajat Keparahan
• Ringan à ditatalaksana dengan hanya short acting bronchodilators /SABA)
• Sedang à ditalalaksana dengan SABA + antibiotik dan/atau kortikosteroid
oral
• Berat à pasien dirawat inap
37
3B
Tatalaksana
• Oksigen
• Pertahankan saturasi 88-92%
• Bronkodilator
• SABA ± SAMA
• Kortikosteroid Sistemik
• Oral prednisone 40mg/hari selama 5 hari
• Metilprednisolone 3x30mg IV
• Antibiotik
• Amoksisilin 3 x 500 mg PO selama 3-7 hari.
• Alternatif: Levofloxacin 1 x 750 mg
• Antioksidan
• Mukolitik
• Immunomodulator
38
3B
Inhaler
Golongan Contoh obat
Short acting β2 agonist (SABA) Salbutamol (Albuterol), Terbutaline
Long acting β2 agonist (LABA) Salmeterol, Formoterol
Short acting muscarinic agonist (SAMA) Ipratropium bromide
Long acting muscarinic agonist (LAMA) Tiotropium bromide
Inhaled corticosteroid (ICS) Fluticasone, Budesonide
ICS + LABA, seperti:
Kombinasi • Salmeterol + Fluticasone
• Formoterol + Budesonide
Non-inhaler
Leukotriene receptor antagonist (LTRAs) Montelukast
Anti IgE Ab Omalizumab
Oral corticosteroid (OCS) Prednisolone, Methylprednisolone
39
PPOK
40
ASMA VS PPOK OUTLINE
PATOFISIOLOGI KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI / DERAJAT TATALAKSANA
Stabil: à”poliklinik…”
Intermitten à bulanan
P. Ringan à mingguan
Spirometri à Gold Standard Tatalaksana
P. Sedang à harian
Sesak (saat stabil) Eksaserbasi
P. Berat à setiap saat
Inflamasi KRONIS Wheezing • FEV1 ↓ (<80% Prediksi) • Oksigen
RELIEVER à ICS + LABA
ASMA Oleh allergen Memberat • FEV1/FVC <0.75 • Nebu Saba ±
(GINA 2020)
Reversible saat dingin/ • FEV1 ↑ >12% Post SABA SAMA
Eksaserbasi
malam PEA à Saat eksaserbasi • Kortikosteroid
Ringan à kalimat
• Variabilitas >20% sistemik
Sedang à penggalan
kalimat
Berat à kata / kata
41
Pulmonologi
4
3A
Tuberkulosis
Paru
4
3A
Definisi
• Penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
• Bakteri berbentuk batang dan tahan asam à basil tahan asam (BTA).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya
43
4
3A
Gejala Klinis
• Batuk ≥ 3 minggu, batuk darah
• Sesak nafas, nyeri dada
• Demam subfebris, malaise
• Keringat malam
• BB menurun
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Pernapasan tertinggal apabila TB paru unilateral
• Palpasi : Fremitus meningkat
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Ronki +/+, bunyi amforik
44
4
3A
Pemeriksaan Penunjang
Bakteriologis
• Tes cepat molekuler
• Pemeriksaan Mikroskopis à Sputum BTA pagi – sewaktu
• Kultur sputum
45
4
3A
Pemeriksaan Penunjang
46
4
3A
Klasifikasi
Klasifikasi Berdasarkan Organ Tubuh Yang Terkena
47
4
3A
Klasifikasi
48
4
3A
Klasifikasi
Lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Rifampisin & Isoniazid secara
Poliresisten
bersamaan
Multi Drug Resistant
Resisten Rifampisin & Isoniazid secara bersamaan
(MDR)
Pre-extensive Drug
TB-MDR + min. 1 OAT florokuinolon
Resistant (TB pre-XDR)
Extensive Drug TB MDR + min. 1 florokuinolon + min. 1 OAT lini kedua jenis suntikan
Resistant (XDR) (kanamisin, kapreomisin, amikasin)
Resisten Rifampisin
Resisten Rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT lain
(RR)
49
50
4
3A
Alur Diagnostik TB
pada Fasilitas Kesehatan dengan TCM
51
4
3A
Alur Diagnostik TB
pada Fasilitas Kesehatan tanpa TCM
52
4
3A
Tatalaksana TB Paru
• Pasien TB kasus baru
Regimen Kategori 1 à 2(RHZE) / 4(RH) • Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
• 2 bulan fase intensif/inisiasi/awal (RHZE setiap hari) • Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• 4 bulan fase lanjutan (RH setiap hari) • Pasien TB ekstra paru
53
54
4
3A
Tatalaksana TB Paru
55
4
3A
Tatalaksana TB Paru
Regimen obat
Kategori Jenis kasus
Tahap awal Tahap lanjutan
• Pasien kasus baru
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Kategori I 2RHZE 4RH atau 4R3H3
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• TB ekstra paru
56
4
3A
Dosis dan Efek Samping OAT
57
4
3A
Dosis dan Efek Samping OAT
58
4
3A
Dosis dan Efek Samping OAT
Isoniazid (H) Neuropati perifer à Th/ Piridoksin (Vit B6) 1x100 mg/hari, hepatotoksis
59
4
3A
Pemantauan Pengobatan
Evaluasi Klinik
•Penderita dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
•Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
•Evaluasi klinik meliputi keluhan , berat badan, pemeriksaan fisik
Evaluasi Bakteriologik (0 - 2 - 5)
• Evaluasi dilakukan pada akhir fase awal (bulan ke-2)
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas
• Bila hasil positif: teruskan pengobatan, lakukan pemeriksaan
sputum ulang di akhir bulan ke-3
• Evaluasi di akhir bulan ke-5
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas, cek
ulang sputum di akhir pengobatan
• Bila hasil positif: gagal pengobatan dan terduga RO (resisten
obat
60
4
3A
TB Paru dengan HIV
• Tatalaksana dimulai dengan OAT, lalu setelah 2-8 minggu (segera setelah toleransi)
berikan ARV.
• ARV yang terpilih menggunakan NNRTI berupa EFZ (efavirenz)
• ARV diberikan tanpa mempertimbangkan hitung CD4+
• Apabila sebelumnya sudah rutin minum ARV makan obat TB langsung dapat diminum,
begitu pula apabila sebelumnya sudah meminum OAT maka ARV langsung dapat
diminum dan dipantau toleransinya.
• Paduan obat yang yaitu: 2 RHZE/RH diberikan sampai 6-9 bulan
• Menurut WHO paduan obat dan lama pengobatan sama dengan TB paru tanpa HIV /
AIDS.
• Obat suntik kalau dapat dihindari kecuali jika sterilisasinya terjamin
• INH diberikan terus menerus seumur hidup.
61
4
3A
TB Paru dengan DM
• Regimen sama, tapi TB akan lebih sulit dikendalikan sehingga umumnya diperpanjang sampai 9
bulan
• Rifampisin interaksi negatif sulfonilurea (mis. glibenklamid) → dosis perlu disesuaikan
• Hati-hati dengan penggunaan etambutol, karena efek samping etambutol ke mata; sedangkan
penderita DM sering mengalami komplikasi kelainan pada mata
62
4
3A
TB Paru dengan Hepatitis Imbas Obat
63
64
TUBERKULOSIS PARU OUTLINE
DEFINISI DAN TATALAKSANA DAN EFEK
KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI
ETIOLOGI SAMPING
• Kategori I (2RHZE/4RH)
• Bakteriologik: S/P • Kasus baru
• Bulan (0-2-5/9) • Kategori II
à Monitoring (2RHZES/RHZE/5RHE)
• Organ à Paru &
• Ziehl-Nielsen • Sudah pernah
• Batuk ≥ 3 ekstra paru
• Lowenstein berobat
minggu, • Mikroskopis à BTA + / -
Jensen • Dosis:
berdarah • Riwayat pengobatan:
• sesak napas • TCM • KDT 2,3,4,5 tablet
• Kasus baru
BTA • nyeri dada • Radiologis • Efek samping
TB • Kasus relaps
Mycobacterium • Demam • Aktif: • R : Kencing merah à
PARU Tuberculosis subfebris • Kasus lalai
• Infiltrat edukasi
• malaise • Kasus putus
• Kavitas • H : Neuropati à
• keringat malam berobat
anoreksia
• Milier piridoxin
• • Kasus gagal
• BB menurun • Efusi pleura • Z : GA à allopurinol
• Kasus pindahan
• Inaktif: • E : penglihatan à
• Kalsifikasi hentikan obat
• Ranke • S : pendengaran à
• schwarte hentikan obat
• DILI à Hentikan obat
65
Pulmonologi
4
Pneumonia
4
Definisi
Klasifikasi Etiologi
68
4
69
4
70
4
71
4
72
4
Anamnesis
• Demam (dapat > 40oC)
• Menggigil
• Batuk dengan dahak mukoid atau purulen, kadang disertai darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
• Palpasi : Fremitus mengeras
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Ronkhi, biasanya di lobus bawah
73
4
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Leukositosis
• Peningkatan LED
• Pemeriksaan dahak à Kultur Sputum (Gold Standard)
• Kultur darah dan serologi
• Kultur darah (+) pada 20-25% penderita tidak diobati
• AGDA à hipoksemia, hiperkarbi à bisa sampai asidosis respiratorik
Gambaran Radiologis
74
4
75
76
4
• Florokuinolon respirasi
• Levofloxacin 1x750 mg PO
• Moksifloxacin 1x400 mg PO
• β-laktam + Makrolid
• Amoksisilin 3x1000 mg/ hari atau Amoksisili-klavulanat 2x2000mg/hari + Azitromisin/Klaritromisin
77
4
78
IDSA/ATS criteria for severe CAP
79
Pulmonologi
MED QUIZ
+
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang dibawa ke IGD dengan
keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien hanya bisa berbicara
beberapa kata. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 10 tahun.
Pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, HR 122x/menit, RR 32 x/menit, suhu
37 C, SpO2 95%, wheezing pada akhir ekspirasi dikedua paru.
Tatalaksana awal yang dapat diberikan adalah?
A. Oksigen + Salmeterol inhalasi
B. Oksigen + Salbutamol inhalasi
C. Oksigen + Mukolitik inhalasi
D. Oksigen + Formoterol inhalasi
E. Oksigen saja
81
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang dibawa ke IGD dengan
keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien hanya bisa berbicara
beberapa kata. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 10 tahun.
Pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, HR 122x/menit, RR 32 x/menit, suhu
37 C, SpO2 95%, wheezing pada akhir ekspirasi dikedua paru.
Tatalaksana awal yang dapat diberikan adalah?
A. Oksigen + Salmeterol inhalasi
B. Oksigen + Salbutamol inhalasi
C. Oksigen + Mukolitik inhalasi
D. Oksigen + Formoterol inhalasi
E. Oksigen saja
82
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas saat
beraktivitas yang dirasakan sejak 2 bulan. Sesak napas dirasakan memberat apabila
pasien berjalan kurang lebih 100 meter. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak
hilang timbul. Riwayat dirawat di rumah sakit atau datang ke IGD karena sesak
sebelumnya disangkal oleh pasien. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 90 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan
rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak ada infiltrate. Riwayat merokok
dijumpai selama 30 tahun terakhir, dengan jumlah rokok 2 bungkus/hari.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Terbutalin
B. Formoterol
C. Salbutamol
D. Ipratropium bromide
E. Formoterol + Budesonide
83
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas saat
beraktivitas yang dirasakan sejak 2 bulan. Sesak napas dirasakan memberat apabila
pasien berjalan kurang lebih 100 meter. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak
hilang timbul. Riwayat dirawat di rumah sakit atau datang ke IGD karena sesak
sebelumnya disangkal oleh pasien. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 90 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan
rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak ada infiltrate. Riwayat merokok
dijumpai selama 30 tahun terakhir, dengan jumlah rokok 2 bungkus/hari.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Terbutalin
B. Formoterol
C. Salbutamol
D. Ipratropium bromide
E. Formoterol + Budesonide
84
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak
yang dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan batuk
darah, BB turun, dan keringat malam. Pasien pernah didiagnosis
dengan TB paru 1 tahun yang lalu namun hanya mengonsumsi OAT
selama 3 minggu karena pasien sudah merasa sembuh. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmHg, HR 76 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 37,5 C, SpO2
96%. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil (+/+).
Apakah terapi yang tepat pada pasien ini?
A. 2(RHZE)3/4(RH)
B. 2(RHZE)/4(RH)3
C. 2(RHZ)/4(RH)3
D. 2(RHZES)/(RHZE)/5(RH)3
E. 2(RHZES)/(RHZE)/5(RH)3E3
85
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak yang
dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan Pasien pernah
didiagnosis dengan batuk darah, BB turun, dan keringat malam.TB paru 1
tahun yang lalu namun hanya mengonsumsi OAT selama 3 minggu
karena pasien sudah merasa sembuh. Pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg,
HR 76 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 37,5 C, SpO2 96%. Pada pemeriksaan
BTA didapatkan hasil (+/+).
Apakah terapi yang tepat pada pasien ini?
A. 2(RHZE)3/4(RH)
B. 2(RHZE)/4(RH)3
C. 2(RHZ)/4(RH)3
D. 2(RHZES)/(RHZE)/5(RH)3
E. 2(RHZES)/(RHZE)/5(RH)3E3
86
Seorang perempuan, 35 tahun, datang dengan keluhan demam dan
batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari SMRS. Dahak pasien berwarna
kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 87x/min, RR 26x/min, suhu 38,7°C, pada
auskultasi didapatkan ronkhi basah halus pada kedua lapang paru.
Tatalaksana yang paling tepat pada kasus tersebut adalah?
A. Rawat inap non-ICU, antibiotik Levofloxacin IV
B. Rawat jalan, antibiotik Azithromycin PO
C. Rawat ICU, antibiotik Levofloxacin IV
D. Rawat jalan, antibiotik Cefadroxil PO
E. Rawat ICU, antibiotik Ceftriaxone IV
87
Seorang perempuan, 35 tahun, datang dengan keluhan demam dan
batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari SMRS. Dahak pasien berwarna
kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 87x/min, RR 26x/min, suhu 38,7°C, pada
auskultasi didapatkan ronkhi basah halus pada kedua lapang paru.
Tatalaksana yang paling tepat pada kasus tersebut adalah?
A. Rawat inap non-ICU, antibiotik Levofloxacin IV
B. Rawat jalan, antibiotik Azithromycin PO
C. Rawat ICU, antibiotik Levofloxacin IV
D. Rawat jalan, antibiotik Cefadroxil PO
E. Rawat ICU, antibiotik Ceftriaxone IV
88
Pulmonologi
3B
Edema Paru
89
3B
Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di
luar jantung (disebut sebagai edema paru kardiogenik dan non-kardiogenik)
90
3B
Pemeriksaan Fisik
• Ronki basah basal
Foto Thorax
• Batwing appearance / Kerley B Line
Tatalaksana
• O2 as needed
• Furosemid 0.5 – 1 mg/kg bolus
• Morfin 2-4 mg IV
• Nitrogliserin SL kemudian lanjut 10-20 mcg/menit
jika SBP>100
• Jika syok à masuk tatalaksana syok
91
Pulmonologi
2
Emboli Paru
92
2
Definisi
• Obstruksi pada arteri pulmonal oleh thrombus /
tumor / udara / lemak yang berasal dari
pembuluh darah lain (cth: DVT, AF)
Gejala Klinis
• Sesak napas
• Hemoptisis
• Nyeri dada pleuritik
• Sianosis
• Berdebar-debar
• Low grade fever
• Wells Criteria
93
Well’s Criteria for Pulmonary Embolism
2
Pemeriksaan Penunjang
EKG
• Sinus takikardi, RV Strain, SIQIIITIII , RBBB, RAD
Foto Thorax
• Westermark Sign
• Hampton Hump sign
Pemeriksaan Laboratorium
• D-Dimer
• CT Angiography à Gold Standard
95
2
96
2
Tatalaksana
• Antikoagulan à UFH, fondaparinux, LWMH
• Reperfusi
• Trombolitik à streptokinase, alteplase, urokinase
• Embolektomi à Emboli massif, tidak membaik dengan pemberian fibrinolitik
/ kontraindikasi medikamentosa
Komplikasi
• Hipertensi pulmoner
• Infark Paru
• Henti jantung
• Shock obstruktif
97
Pulmonologi
3A
Efusi Pleura
98
3A
Definisi
• Efusi pleura : ketika terjadi penumpukan cairan berlebihan di rongga pleura
• Jika pus / nanah à EMPYEMA
Etiologi
• Paru: TB, pneumonia, keganasan
• Non-paru: Gagal jantung, DBD
Manifestasi Klinis
• Asimptomatik
• Sesak
• Nyeri dada pleuritic
• Gejala sesuai dengan penyakit yang mendasari
99
3A
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Gerakan dada asimetris
• Palpasi : Fremitus taktil menurun
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : suara napas menurun, egofoni pada bagian atas efusi
100
3A
Foto Thorax
• Sudut kostofrenikus tumpul, jika jumlah sedikit à foto lateral
decubitus
• Bila jumlah banyak dapat membentuk meniscus sign à garis
Ellis-damoiseau
MENISKUS SIGN
101
3A
Light’s Criteria
Jenis Cairan Efusi Pleura
Transudat Eksudat
• Transudat (Gagal Jantung, Sirosis, SN)
Protein Pleura :
• Eksudat (Keganasan, infeksi) ≤0.5 >0.5
Serum
LDH Pleura :
≤0.6 >0.6
Serum
LDH Cairan < 2/3 batas atas > 2/3 batas atas
• Torakosentesis à analisa cairan pleura Pleura nilai normal nilai normal
102
3A
Tatalaksana
• Torakosentesis : dilakukan untuk diagnosis dan terapi bila efusi pleura disertai
gejala, tindakan dapat diulang bila diperlukan
• Pemasangan WSD: biasanya diipilih pada kasus yang berisiko mengalami
reakumulasi
• Penatalaksanaan sesuai dengan penyebab efusi pleura
103
Pulmonologi
3B
Abses Paru
104
3B
Definisi
• Lesi intraparu yang timbul akibat nekrosis jaringan yang mengalami supurasi
Etiologi
• Bakteri anaerobic : Peptostreptococcus, Fusobacterium, Prevotella, dan Bacteroides.
• Bakteri aerobic : streptococcus dan staphylococci → terkadang methicillin-
resistantstaphyloccus aureus (MRSA)
Faktor Risiko
• Obstruksi bronkus (kanker paru, aspirasi benda asing, stenosis bronkial)
• Imunokompromais
• Pneumonia
• Penyakit periodental
105
3B
Manifestasi Klinis
• Demam tinggi
• Malaise
• Batuk berdahak sputum bau amis, kecokelatan
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan
Pemeriksaan Fisik
106
3B
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Radiologis
CT Scan
107
3B
Tatalaksana
Antibiotik
108
MED+easy
Edema Paru Emboli Paru Efusi Pleura Abses Paru
Etiologi / Bakteri anaerob,
CHF DVT, AF, Trombus Infeksi, keganasan
Faktor Resiko infeksi
109
Pulmonologi
MED QUIZ
+
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas secara
mendadak yang dialami sejak 1 jam SMRS. Pasien memiliki riwayat atrial
fibrilasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak, TD
100/60, HR 140 x/menit, RR 32 x/menit, Suhu 37,8%, SpO2 85%. Pada
pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran westermark sign. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kadar D-dimer.
Pilihan terapi pada pasien ini adalah?
A. Methylprednisolon IV
B. Aspirin PO
C. Salbutamol inhalasi
D. LMWH IV
E. Ceftriaxone IV
111
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas secara
mendadak yang dialami sejak 1 jam SMRS. Pasien memiliki riwayat atrial
fibrilasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak, TD
100/60, HR 140 x/menit, RR 32 x/menit, Suhu 37,8%, SpO2 85%. Pada
pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran westermark sign. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kadar D-dimer.
Pilihan terapi pada pasien ini adalah?
A. Methylprednisolon IV
B. Aspirin PO
C. Salbutamol inhalasi
D. LMWH IV
E. Ceftriaxone IV
112
Seorang perempuan, 45 tahun, datang dengan keluhan demam dan batuk
dengan dahak berwarna kecoklatan sejak 3 bulan SMRS. Pasien juga
mengeluhkan penurunan berat badan, nyeri dada dan sesak nafas sesekali.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 24x/menit, suhu 39 C, pada perkusi pekak pada lapang tengah paru kanan,
pada auskultasi didapatkan suara amforik. Saat dilakukan pemeriksaan foto
thorax didapatkan adanya gambaran kavitas dengan air fluid level.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Aspergilloma
C. Abses paru
D. Emboli paru
E. Edema paru
113
Seorang perempuan, 45 tahun, datang dengan keluhan demam dan batuk
dengan dahak berwarna kecoklatan sejak 3 bulan SMRS. Pasien juga
mengeluhkan penurunan berat badan, nyeri dada dan sesak nafas sesekali.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 24x/menit, suhu 39 C, pada perkusi pekak pada lapang tengah paru kanan,
pada auskultasi didapatkan suara amforik. Saat dilakukan pemeriksaan foto
thorax didapatkan adanya gambaran kavitas dengan air fluid level.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Efusi pleura
B. Aspergilloma
C. Abses paru
D. Emboli paru
E. Edema paru
114
Pulmonologi
3B
Bronkiektasis
115
3B
Definisi
Etiologi
116
3B
Manifestasi Klinis
• Pada umumnya batuk berdahak, beberapa batuk kering lama.
• Sputum mukoid, mukopurulen, kental atau campuran ketiganya yang
dikenal dengan sputum tiga lapis
• Hemoptisis (50-70%)
• Lemas, penurunan BB, mialgia
• Dispneu, mengi
• Demam, nyeri dada pleuritic
Pemeriksaan Fisik
• Takipneu
• Suara pernapasan bronkial, ekspirasi memanjang
• Ronki basah
• Mengi
• Clubbing finger
• Jika disertai penyakit sistemik à hipoksemia kronik, kor pulmonal, gagal ventrikel kanan
117
3B
Klasifikasi
118
3B
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
119
3B
Tatalaksana
Eksaserbasi Ringan-Sedang
• Antibiotik oral à berdasarkan uji sensitivitas
• Belum/tidak diketahui à Fluorokuinolon (Levofloxacin 1 x 750 mg selama 10-14 hari).
Eksaserbasi Berat
• Rawat inap
• Antibiotik intravena à berdasarkan uji sensitivitas
Pencegahan Eksaserbasi
• Bronchodilator
• Mukolitik
• Inhaled corticosteroid
• Rehabilitasi (ACBT, Positioning)
120
Pulmonologi
3A
Atelektasis
121
3A
Definisi
• Kolapsnya paru akibat gangguan ventilasi
Klasifikasi
• Atelektasis obstruktif à paling sering
• Obstruksi saluran napas (benda asing, keganasan, dll)
• Atelektasis non-obstruktif
• Kompresi à Efusi Pleura
• Relaksasi à Pneumothorax
• Sikatriks à TB, Sarkoidosis, Fibrosis
• Adhesif à akibat kurangnya surfaktan
(ARDS, HMD)
• Atelektasis post-operatif
• Umumnya terjadi 72 jam setelah operasi
122
3A
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen thorax
• Opasifikasi pada lobus yang kehilangan udara
• Elevasi hemidiafragma ipsilateral
• Mediastinum tertarik ke arah yang sakit
123
3A
Tatalaksana
• Analgetik
• Latihan pernapasan
• CPAP
• Terapi sesuai etiologi
124
Pulmonologi
3A
Kanker Paru
125
3A
Definisi
• Seluruh keganasan yang terdapat pada paru baik yang berasal dari paru (primer) maupun
metastasis dari tempat lain (sekunder)
Etiologi
Klasifikasi
• Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK = non small cell carcinoma)
• Karsinoma sel skuamosa (KSS)
• Adenokarsinoma
• Karsinoma sel besar (KSB)
• Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK = small cell carcinoma)
126
3A
Manifestasi Klinis
127
3A
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: venektasi dada dan edema wajah (jika telah terjadi Sindrom Venak Kava
Superior/SVKS), paru tertinggal jika ada efusi pleura
• Auskultasi: suara napas abnormal (pada tumor ukuran besar, ada efusi pleura, atau
atelektasis); sindrom Horner (jika menjadi Pancoast tumor)
• Perkusi: suara pekak pada massa tumor, redup jika ada efusi pleura
128
3A
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
• Foto toraks: sebagai pemeriksaan paling awal
• CT Scan: untuk evaluasi penyakit dan penyebarannya
• Bronkoskopi: prosedur utama untuk menggakkan diagnosis
• Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB); transtorachal biopsy, biopsi cairan
pleura: untuk pemeriksaan PA
129
3A
Pemeriksaan Radiologis
130
Pulmonologi
2
Tumor
Mediastinum
131
2
132
2
Anterior à 4T
• Thymus
• Teratoma
• Thyroid
• Terrible Lymphoma
Media
• Oesophageal Cyst
• Lymphadenopathy
Posterior
• Neuroblastoma
• Schwannoma/Neurofibroma
133
2
Manifestasi Klinis
Gejala Umum
• Sesak
• Batuk
• Nyeri dada
• Stridor
• Disfagia
Menurut Lokasi
• Trakea-bronkus à batuk, sesak, stridor
• Esofagus à disfagia
• N. Frenikus à paralisis diafragma
• Penekanan sistem saraf à nyeri dinding dada
Menurut Ukuran Tumor
• Ukuran kecil à asimtomatis, terdiagnosis pada pemeriksaan rutin
• Ukuran besar à sindroma vena cava superior, TVJ meningkat
134
2
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan awal à X-Ray Thorax
• Pemeriksaan lanjutan
• CT Scan thorax
• USG
• MRI
• Lab: LED, AFP, B-HCG
• Bila gagal à torakostomi eksplorasi
135
MED+easy
Bronkiektasis Atelektasis Ca Paru T. Mediastinum
Kolaps Paru à
Etiologi / Obstruksi à
Obstruktif / Non Usia Tua Muda/Dewasa Muda
Faktor Resiko Penumpukan Sputum
Obstruktif
Sesak
Manifestasi Khas Sputum 3 Lapis
Hipoksemia
Penurunan BB Peningkatan TVJ
Honeycomb
Wedge Shape Coin Shape Lesion Massa
Rontgen Appereance
Trakea Tertarik Sudut Tajam Sudut Tumpul
Tram-track Line
Pemeriksaan HRCT Scan à Gold
Histopatologi
Lain Standard
Fisioterapi Dada
Tatalaksana AB (Azitromycin)
Bronkoskopi Kemoterapi/ Operatif Kemoterapi/Operatif
136
Pulmonologi
MED QUIZ
+
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk yang dialami
sejak 3 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan sesak yang tidak berkurang
dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 20 tahun.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 85x/min, RR 26x/min,
suhu 37 C, perkusi pekak pada seluruh lapangan paru kanan. Pada
pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran perselubungan homogen
pada lapang paru bagian atas dan penarikan trakea dan mediastium ke
sisi kanan.
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah?
A. Karsinoma paru
B. Bronkopneumonia
C. Pneumotoraks
D. Efusi pleura
E. Atelektasis
138
Seorang laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan batuk yang dialami
sejak 3 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan sesak yang tidak berkurang
dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 20 tahun.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 85x/min, RR 26x/min,
suhu 37 C, perkusi pekak pada seluruh lapangan paru kanan. Pada
pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran perselubungan homogen
pada lapang paru bagian atas dan penarikan trakea dan mediastium ke
sisi kanan.
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah?
A. Karsinoma paru
B. Bronkopneumonia
C. Pneumotoraks
D. Efusi pleura
E. Atelektasis
139
Seorang perempuan, 30 tahun, datang keluhan demam dan batuk
berdahak yang dialami sejak 3 bulan yang lalu. Dahak berwarna
kehijauan, kental dan berbau. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/80 mmHg, RR 22 x/min, nadi 92 x/min, temp 37,8°C.
Pemeriksaan penunjang didapatkan BTA (-/-) dan pemeriksaan radiologis
didapatkan honeycomb appearance pada paru kiri.
Pemeriksaan gold standard pada kasus ini adalah?
A. Foto Thorax
B. Pemeriksaan Sputum
C. HRCT Scan
D. Bronkoskopi
E. Torakosentesis
140
Seorang perempuan, 30 tahun, datang keluhan demam dan batuk
berdahak yang dialami sejak 3 bulan yang lalu. Dahak berwarna
kehijauan, kental dan berbau. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/80 mmHg, RR 22 x/min, nadi 92 x/min, temp 37,8°C.
Pemeriksaan penunjang didapatkan BTA (-/-) dan pemeriksaan radiologis
didapatkan honeycomb appearance pada paru kiri.
Pemeriksaan gold standard pada kasus ini adalah?
A. Foto Thorax
B. Pemeriksaan Sputum
C. HRCT Scan
D. Bronkoskopi
E. Torakosentesis
141
Pulmonologi
2
Pneumokoniosis
142
2
Definisi
• Berasal dari kata Pneuma yang berarti udara; dan Konis yang berarti debu
• Akumulasi debu (dust) pada paru dan reaksi jaringan paru terhadap zat asing
tersebut
• Bukan merupakan suatu keganasan pada paru-paru
Patogenesis
143
2
Etiologi
- Silikosis: akibat debu silika - Berrylliosis: akibat debu berilium
- Asbetosis: akibat debu asbes - Siderosis: akibat debu oksidan besi
- Coal worker pneumoconiosis - Tanosis: akibat debu timah
(arthracosis): akibat debu batu bara - Talcosis: akibat debu talc (magnesium
silika)
(coal)
- Bauxite fibrosis: akibat debu bauksit
- Byssinosis: akibat debu kapas
- Mixed dust pneumoconiosis: paparan
- Bagassosis: akibat debu pohon tebu debu yang telah bercampur
(sugarcane) - Hard metal pneumoconiosis: paparan
- Farmer’s lung: akibat debu atau spora debu logam seperti cobalt
jamur atau produk pertanian lainnya
144
2
Diagnosis
•Berdasarkan oleh gejala umum seperti sesak, batuk produktif, dan adanya riwayat terpapar inhalan.
145
Pneumokoniosis
Penyebab Nama penyakit Faktor Resiko Karakteristik
Pabrik besi, kaca,
Silika Silikosis Egg shell classification
timah
Antrakosis/ black lung
Pekerja tambang Focal and interstitial
Batu Bara disease / Coal Worker
batu bara fibrosis
Pneumonia
Pemintalan asbes,
Asbestos Asbestosis pekerja galangan Pleural plaque
kapal
Tebu Bagassosis
Spora Farmers lung
Berilium Beriliosis Pekerja seng
Monday disease à
Kapas Bissinosis Industri kapas batuk dan sesak pada
hari pertama kerja
146
Pulmonologi
3B
Flu Burung
147
3B
Etiologi
• Virus Influenza tipe A (H5N1)
• Port d’entree: mulut, hidung, konjungtiva
Gejala Klinis
• Demam, batuk, nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, riwayat kontak dengan unggas
Tatalaksana
• Isolasi mandiri, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan saturasi oksigen
• Antivirus:
• Suspek : 1 x 75 oseltamivir 7 hari
• Probable & Konfirmasi : 2 x 75 mg oseltamivir 5 hari atau zanamivir 2x10 mg (2 puff)
selama 2 hari
• Kortikosteroid (dengan pertimbangan)
• Antibiotik (dengan pertimbangan)
148
3B
Definisi Kasus
Dalam • Kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pasien suspek, probable dan terkonfirmasi flu
Investigasi burung ATAU
• Disekitar wilayah terdapat banyak unggas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang mati
diduga atau terbukti flu burung (H5N1)
Suspek Kontak erat + Demam dengan suhu ≥ 38 C disertai satu atau lebih gejala : batuk, nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas
Probabel • Kriteria suspek ditambah dengan hasil lab non-spesifik mendukung ke arah flu burung (selain
swab PCR, titer antibodi, dan isolasii virus H5N1)
• Atau seorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan suatu kasus probable atau suatu
kasus konfirmasi H5N1
Konfirmasi Seorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable dan disertai satu dari hasil lab spesifik
menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari apusan tenggorok/nasofaring, yang
diantaranya:
- Hasil PCR H5 positif
- Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibody
- Isolasi virus H5N1
- Titer antibody mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80
149
Pulmonologi
3B
SEVERE ACUTE
RESPIRATORY
SYNDROME
(SARS)
150
3B
SARS
• Disebabkan oleh Corona-virus
• Manifestasi tersering yang dialami: demam, nyeri otot, meriang, nyeri kepala, malaise, pusing,
batuk, nyeri tenggorokan, dan pilek
• Foto rontgen biasa tampak seperti bayangan berawan unilateral, dan bertambah luas dan
bilateral setelah 1-2 hari dirawat.
• Masa Inkubasi à 2-7 hari, biasanya 3-5 hari
Metode Transmisi
• Metode transmisi biasa berasal dari kontak langsung ataupun tidak langsung terhadap droplet
yang mengandung Coronavirus
• Metode transmisi lainnya dapat melalui tindakan yang menghasilkan keluaran aerosol seperti
pemasangan ETT, RJPO, bronkoskopi, ataupun nebulisasi
• Virus awalnya berasal dari hewan kelelawar, SARS merupakan penyakit yang biasanya ditemukan
pada luwak
• Virus dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama beberapa jam hingga 4 hari
151
3B
Transmisi: airborne/droplet
Manifestasi Klinis
Asimptomatis Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat Kritis
• Tidak memiliki • Tidak ada bukti • Dewasa: •Dewasa: Derajat • ARDS
gejala apapun pneumonia dan Pneumonia sedang + salah satu • Sepsis
hipoksia (batuk,demam,ses dari
• Hanya terdeteksi • Syok sepsis
dengan pem. • Gejala : Demam, ak, nafas cepat) + •RR> 30x/i
Penunjang batuk, lemas, SpO2 ≥93% room air •Distres napas berat
anoreksia, napas • Anak: Pneumonia •SpO2<93%
pendek, mialgia, non berat (batuk •Demam akut
nyeri tenggorokan, atau sulit bernapas •Anak: Derajat sedang
kongesti hidung, + napas cepat) + salah satu dari
sakit kepala, diare, •Sianosis sentral atau
mual-muntah, SpO2 <93%
anosmia, ageusia •Distres napas berat
•Tidak mampu
meyusu/minum
•Kejang
•Penurunan
kesadaran
152
3B
Definisi Kasus
153
3B
Tatalaksana
Asimptomatis Ringan Sedang Berat/Kritis
Mandiri (10 hari + 3 hari
Isolasi Mandiri (10 hari) RS RS
bebas gejala
• Tablet Vitamin C
non acidic 500 • Tablet Vitamin C non
200 – 400 mg/8 jam dalam 3 x 200 – 400 mg/8 jam
mg/6-8 jam oral acidic 500 mg/6-8 jam
100 cc NaCl 0,9% habis dalam 100 cc NaCl 0,9%
(untuk 14 hari) oral (untuk 14 hari)
Vit C dalam 1 jam diberikan habis dalam 1 jam
• Tablet isap vitamin • Tablet isap vitamin C
secara drip IV diberikan secara drip
C 500 mg/12 jam 500 mg/12 jam oral
Intravena
oral (selama 30 (selama 30 hari)
hari)
Vit D 1000-5000 IU/hari 1000-5000 IU/hari 1000-5000 IU/hari 1000-5000 IU/hari
Vit B1 1 ampul/24 jam/intravena
Favipiravir Favipiravir Favipiravir
Hari 1: loading dose Hari 1: loading dose Hari 1: loading dose 2x1600
Antivirus 2x1600 mg 2x1600 mg mg
Hari 2-5: 2 x 600 mg Hari 2-5: 2 x 600 mg Hari 2-5: 2 x 600 mg
Dexamethason 6 mg/24
Kortikosteroid
jam selama 10 hari
154
Pulmonologi
Keseimbangan
Asam Basa
155
Keseimbangan Asam Basa
• pH: 7,35-7,45 JENIS GANGGUAN pH pCO2 HCO3
• pCO2: 35-45
Murni (tidak terkompensasi) ↓ ↑ N
• HCO3: 22-26
Asidosis respiratorik Terkompensasi sebagian ↓ ↑ ↑
Terkompensasi penuh N ↑ ↑
Terkompensasi penuh N ↓ ↓
Gangguan Respiratorik
• Asidosis Respiratorik
⎯ Peningkatan kadar PCO2 karena gangguan fungsi paru/retensi CO2
⎯ Ditemukan pada pasien pneumonia, emfisema, keracunan morfin
⎯ Mekanisme kompensasi: peningkatan ekskresi H+ oleh ginjal untuk membentuk HCO3
• Alkalosis Respiratorik
- Penurunan kadar PCO2 karena gangguan fungsi paru/hiperventilasi
- Ditemukan pada pasien demam tinggi, keracunan salisilat, histeria
- Mekanisme kompensasi: menunkan ekskresi H+
156
157
Keseimbangan Asam Basa
• pH: 7,35-7,45 JENIS GANGGUAN pH pCO2 HCO3
• pCO2: 35-45
Murni (tidak terkompensasi) ↓ N ↓
• HCO3: 22-26
Asidosis metabolik
Terkompensasi sebagian ↓ ↓ ↓
Terkompensasi penuh N ↓ ↓
Gangguan Metabolik
• Asidosis Metabolik
⎯ Akibat penurunan kadar HCO3
⎯ Ditemukan pada pasien DM, tirotoksikosis, dehidrasi
⎯ Mekanisme kompensasi: tubuh membentuk tambahan HCO3
• Alkalosis Metabolik
- Peningkatan kadar HCO3 karena konsumsi/hilangnya substansi asam yang berlebihan
- Ditemukan pada pasien dengan obstruksi usus, muntah-muntah
- Mekanisme kompensasi: pernapasan dangkal dan lambat untuk retensi CO2
158
MED QUIZ
+
Seorang laki-laki, usia 45 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan sesak napas
serta batuk tidak produktif sejak 4 hari lalu. Pasien juga mengeluhkan sering
merasa lemas dan tidak bertenaga. Berdasarkan anamnesis diketahui o.s.
bekerja sebagai seorang tukang keramik sejak 30 tahun lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan ronkhi basah kasar di basal paru dan ujung-ujung jari pasien tampak
membengkak. Pemeriksaan radiologis menunjukkan nodul di bagian bawah paru
dan adanya gambaran eggshell calcification.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Silikosis
B. Asbetosis
C. Bisinosis
D. Beriliosis
E. Coal worker pneumokoniosis
160
Seorang laki-laki, usia 45 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan sesak napas
serta batuk tidak produktif sejak 4 hari lalu. Pasien juga mengeluhkan sering
merasa lemas dan tidak bertenaga. Berdasarkan anamnesis diketahui o.s.
bekerja sebagai seorang tukang keramik sejak 30 tahun lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan ronkhi basah kasar di basal paru dan ujung-ujung jari pasien tampak
membengkak. Pemeriksaan radiologis menunjukkan nodul di bagian bawah paru
dan adanya gambaran eggshell calcification.
Diagnosis pasien ini adalah?
A. Silikosis
B. Asbetosis
C. Bisinosis
D. Beriliosis
E. Coal worker pneumokoniosis
161
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan nyeri
tenggorokan sejak 2 hari yang lalu. Pasien memiliki peternakan ayam namun
minggu lalu seluruh ternaknya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 28x/min, suhu 38,8°C. Pada pemeriksaan
radiologis didapatkan gambaran infiltrat perihiler bilateral. Pemeriksaan PCR
Influenza H5N1 positif.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Zanamivir 1 x 10 mg selama 5 hari
D. Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
162
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan nyeri
tenggorokan sejak 2 hari yang lalu. Pasien memiliki peternakan ayam namun
minggu lalu seluruh ternaknya mati mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan
TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 28x/min, suhu 38,8°C. Pada pemeriksaan
radiologis didapatkan gambaran infiltrat perihiler bilateral. Pemeriksaan PCR
Influenza H5N1 positif.
Tatalaksana yang tepat terkait kasus ini adalah?
A. Oseltamivir 1 x 75 mg selama 7 hari
B. Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari
C. Zanamivir 1 x 10 mg selama 5 hari
D. Remdesivir 1 x 100 mg selama 5 hari
E. Azitromisin 1 x 500 mg selama 3 hari
163
Pulmonologi
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense+