Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Buku Ajar IPD | dr.

Novan Aryandi

TERAPI OKSIGEN

Molekul Oksigen ditemukan  Joseph Priestly (1775)


Bukti adanya pertukaran gas pada proses pernafasan  Lavoiser
Tahun 1920  Oksigen ditetapkan suatu konsep bahwa dapat digunakan sebagai terapi

MEKANISME HIPOKSIA
Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml O2 per menit, dan
meningkat sampai 10x saat beraktifitas. Jaringan akan mengalami hipoksia apabila aliran
oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan jaringan, ini terjadi kira-kira 4-6 menit
setelah ventilasi spontan Berhenti
Berdasarkan Mekanisme-nya, Penyebab Hipoksia Jaringan dibagi 3 kategori :
1. Hipoksemia Arteri
2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya hipoksemia
arteri
3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan
Pemeliharaan oksigenasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ, yaitu :
1. Sistem kardiovaskular
2. Sistem hematologi
3. Sistem Respiratori
MANIFESTASI KLINIK HIPOKSIA
- Respirasi  Sesak nafas, Sianosis
- Kardiovaskular  Curah jantung meningkat, palpitasi, takikardia, aritmia, hipotensi,
angina, vasodilatasi, syok
- Sistem Saraf Pusat  Sakit Kepala, perilaku tidak sesuai, bingung, eforia, delirium,
gelisah, edema papil, koma
- Neuromuskular  Lemah, tremor, hiperrefleks, incoordination
- Metabolik  Retensi cairan dan Kalium, Asidosis Laktat
PEMERIKSAAN LAB & PENUNJANG LAIN
- AGD (Analisis Gas Darah) : Invasif, Pemeriksaan PaO 2 arteri /Saturasi Oksigen Arteri
Spesimen diambil dari pembuluh darah arteri (a. radialis atau a. femoralis)
- Pulse Oximetry : Non Invasif, dengan cara menjepitkan alat oksimetri pada ujung jari atau
daun telinga).
 Pengukuran saturasi melalui oksimetri tidak cukup untuk mendeteksi Hipoksemia, karena
hanya dapat memperkirakan PaO2 ≥ 60 mmHg atau PaO2<60 mmHg
MANFAAT TERAPI OKSIGEN
- Mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik
- Konsentrasi yang tepat dapat mengurani sesak nafas saat aktivitas.
- Dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas
- Dapat memperbaiki kualitas hidup
- Memperbaiki hemodinamik paru, kapasitas latiham, kor pulmonal, menurunkan cardiac
output, meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki fungsi neuropsikiatri, mengurangi
hipertensi pulmonal, memperbaiki metabolisme otot, diperkirakan dapat memperbaiki
Impotensi
Ringkasan Buku Ajar IPD | dr. Novan Aryandi

INDIKASI TERAPI OKSIGEN


1. Terapi Oksigen Jangka Pendek (Short-Term Oxygen Therapy)
Indikasi yang sudah direkomensasikan :
o Hipoksemia Akut (PaO2<60 mmHg, SaO2 <90%)
o Henti Jantung dan Henti Nafas
o Hipotensi (TDS < 100 mmHg)
o Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolic (Bikarbonat <18 mmol/L)
o Respiratory Distress ( RR>24x/i)

Indikasi yang masih dipertanyakan :


o Infark Miokard tanpa komplikasi
o Sesak nafas tanpa hipoksemia
o Krisis Sel sakbit
o Angina
2. Terapi Oksigen Jangka Panjang (Long-Term Oxygen Therapy)
Indikasi Pemberian Oksigen secara Kontinyu
o PaO2 istirahat ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
o PaO2 Istirahat 56-59 mmHg atau Saturasi oksigen 89% pada salah satu keadaan :
 Edema yang disebabkan karena CHF
 P Pulmonal pada pemeriksaan ECG ( P>3mm pada Lead II,III,AVF
o Eritrositemia (Ht >56%)
o PaO2 > 59 mmHg atau Oksigen Saturasi >89%

Indikasi Pemberian Oksigen Tidak Kontinyu


o Selama Latihan : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
o Selama Tidur : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% dengan komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan aritmia
KONTRA INDIKASI
- Pasien dengan keterbatasan jalan napas berat dengan keluhan dispnue, tetapi dengan PaO2
≥ 60 mmHg dan tidak mempunyai hipoksia kronik
- Pasien meneruskan merokok, karena prognosis buruk dan dapat meningkatkan risiko
kebakaran
- Pasien tidak menerima terapi adekuat.
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN
Cara pemberian oksigen dibagi 2 jenis, yaitu :
a. Sistem Arus Rendah :
Kanul Nasal, Topeng Oksigen, Reservoir Mask, Kateter Transtracheal, Simple Mask
o Kanul Nasal : mengalirkan oksigen ke nasofaring 1-6 L/I, dengan FiO2 antara 0,24-
0,44 (24-44%). Aliran lebih tinggi mengakibatkan mukosa membran menjadi kering.
o Electronic Demand Device : 50-86% penghematan oksigen, namun bunyi yang gaduh
o Reservoir Nasal Canulas : Mengurangi penggunaan oksigen 50-75%, namun alat ini
tidak nyaman bagi pasien diantara harus bernafas dengan cara bibir di katup
o Transtracheal Oxygen : Menghemat penggunaan oksigen 30-60%, tidak menyolok
mata, tidak gaduh, tidak ada iritasi muka/hidung. Rata oksigen yang diterima 80-
96%. Kerugian : biaya tinggi dan risiko infeksi lokal
b. Sistem Arus Tinggi :
Venturi Mask, Reservoir Nebulizer Blenders.
Ringkasan Buku Ajar IPD | dr. Novan Aryandi

LEPTOSPIROSIS
DEFENISI :
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans tanpa
mamandang bentuk spesifik serotipenya.
Ditemukan oleh : Weil (1886)
Nama Lain : Mud Fever, Slime Fever, Swamp Fever, Autumnal fever, Infectious jaundice, field fever,
cane cutter fever, dll

ETIOLOGI :
Genus Leptospira, Famili Treponemataceae, suatu mikroorganisme spirochaeta.
Ciri Khas : berbelit, tipis, fleksibel, Panjang 5-15 um, dengan spiral halus, lebar 0,1-0,2 um. Salah satu
ujung organisme sering membengkak, membentuk
suatu kait.
Untuk melihar lebih jelas Gerakan leptospira
menggunakan  Mikroskop Lapangan Gelap (Darkfield
Microscope)
Leptospira yang sering menginfeksi manusia :
- L. icterohaemorrhagica (Reservoir : Tikus)
- L. canicola (Reservoir: Anjing)
- L. Pomona (Reservoir: Sapi dan Babi)
PENULARAN
- Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang terkontaminasi
urine binatang yang telah terinfeksi
- Kadang akibat gigitan dari binatang yang telah terinfeksi
- Kontak dengan kultur leptospira di laboratorium
PATOGENESIS
Leptospira masuk kedalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir  memasuki aliran darah dan
berkembang  menyebar secara luas ke jaringan tubuh.
GAMBARAN KLINIS
Masa inkubasi 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan rata-rata 10 hari.
Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yang khas : Fase Leptospiremia dan Fase Imun
a. Fase Leptospiraemia

b. Fase Imun
DIAGNOSIS
- Anamnesis : Riw Pekerjaan, apakah termasuk kelompok resiko/tidak
- Gejala : Demam mendadak, sakit kepada di bagian frontal, nyeri otot, mata merah/fotofobia,
bradikardia, nyeri tekan otot, hepatomegaly, dll.
- Lab :
o Darah rutin : leukositosis, normal, atau sedikit menurun
o Gambaran : Neutrofilia
Ringkasan Buku Ajar IPD | dr. Novan Aryandi

o LED meningkat
o Urinalisa : Proteinuria, Leukosituria, Torak (Cast)
o Bila hati terlibat : Bilirubin direk ↑ tanpa peningkatan transaminase
o BUN, Ureum dan kreatinin bisa ↑ bila terjadi komplikasi ginjal.
- Kultur : mengambil specimen dari darah atau CCS. Dianjurkan mengambil kultur ganda dan
mengambil specimen pada fase leptospiremia serta belum diberikan antibiotic.
Kultur urine diambil setelah 2-4 minggu onset penyakit.
- Serologi
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya leptospira dengan cepat adalah dengan Polymerase
Chain Reaction (PCR), Silver strain atau fluroscent antibody stain, dan mikrospop lapangan
gelap

Jenis Uji Serologi pada Leptospirosis


Microscopic Agglutination Test (MAT) Macroscopic Slide Agglutination Test (MSAT)
Uji Tarik Celup : Enzyme Linked Immunosorbant Assay
- Lepto Dipstick (ELISA)
- LeptoTek Lateral Flow Microcapsule agglutination test
Aglutinasi lateks kering (LeptoTek Dry-Dot) Patoc-Slide agglutination test (PSAT)
Indirect Fluorescent Antibody Test (IFAT) Sensitized arythrocyte lysis test (SEL)
Indirect Haemagglutination Test (IHA) Counter Immune Electrophoresis (CIE)
Uji Aglutinasi Lateks
Complement Fixation test (CFT)

PENGOBATAN

Pengobatan suportif : Mendeteksi dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting.
Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa diatur sebagaimana pada penanggulangan gagal
ginjal. Jika terjasi azotemia/uremia berat sebaiknya dilakukan dialysis.

Pemberian Antibiotik secepat mungkin.


Leptospirosis Ringan Leptospirosis Sedang/Berat Kemoprofilaksis
Doksisiklin 2x100 mg Penisilin G 1,5 jt unit/6 jam IV Doksisiklin 200 mg/minggu
Ampisilin 4x500-750 mg Ampisilin 1 gram/6 jam IV
Amoksisilin 4x500 mg Amoksisilin 1 gram/6 jam IV
Penisilin masih merupakan antibiotic pilihan utama, namun perlu diingat Antibiotik bermanfaat jika
leptospira masih di darah (fase leptospiraemia). Pada pemberian penisilin, dapat muncul reaksi
Jarisch-herxherimer 4 sampai 6 jam setelah pemberian intravena

PROGNOSIS
Jika tidak ada icterus, penyakit jarang fatal.
Jika terjadi icterus, angka kematian 5% pada umur dibawah 30 tahun.
30-40% kematian pada usia lanjut.

PENCEGAHAN
- Bagi resiko tinggi, menggunakan perlindungan untuk mencegah kontak dengan bahan yang
terkontaminasi dengan kemih binatang resevoar
- Vaksinasi terhadap hewan-hewan tersangka reservoir sudah lama direkomendasikan
- Doksisikin 200 mg/minggu dikatakan bermanfaat untuk mengurangi serangan leptospira.

Anda mungkin juga menyukai