Novan Aryandi
TERAPI OKSIGEN
MEKANISME HIPOKSIA
Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml O2 per menit, dan
meningkat sampai 10x saat beraktifitas. Jaringan akan mengalami hipoksia apabila aliran
oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan jaringan, ini terjadi kira-kira 4-6 menit
setelah ventilasi spontan Berhenti
Berdasarkan Mekanisme-nya, Penyebab Hipoksia Jaringan dibagi 3 kategori :
1. Hipoksemia Arteri
2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya hipoksemia
arteri
3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan
Pemeliharaan oksigenasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ, yaitu :
1. Sistem kardiovaskular
2. Sistem hematologi
3. Sistem Respiratori
MANIFESTASI KLINIK HIPOKSIA
- Respirasi Sesak nafas, Sianosis
- Kardiovaskular Curah jantung meningkat, palpitasi, takikardia, aritmia, hipotensi,
angina, vasodilatasi, syok
- Sistem Saraf Pusat Sakit Kepala, perilaku tidak sesuai, bingung, eforia, delirium,
gelisah, edema papil, koma
- Neuromuskular Lemah, tremor, hiperrefleks, incoordination
- Metabolik Retensi cairan dan Kalium, Asidosis Laktat
PEMERIKSAAN LAB & PENUNJANG LAIN
- AGD (Analisis Gas Darah) : Invasif, Pemeriksaan PaO 2 arteri /Saturasi Oksigen Arteri
Spesimen diambil dari pembuluh darah arteri (a. radialis atau a. femoralis)
- Pulse Oximetry : Non Invasif, dengan cara menjepitkan alat oksimetri pada ujung jari atau
daun telinga).
Pengukuran saturasi melalui oksimetri tidak cukup untuk mendeteksi Hipoksemia, karena
hanya dapat memperkirakan PaO2 ≥ 60 mmHg atau PaO2<60 mmHg
MANFAAT TERAPI OKSIGEN
- Mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik
- Konsentrasi yang tepat dapat mengurani sesak nafas saat aktivitas.
- Dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas
- Dapat memperbaiki kualitas hidup
- Memperbaiki hemodinamik paru, kapasitas latiham, kor pulmonal, menurunkan cardiac
output, meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki fungsi neuropsikiatri, mengurangi
hipertensi pulmonal, memperbaiki metabolisme otot, diperkirakan dapat memperbaiki
Impotensi
Ringkasan Buku Ajar IPD | dr. Novan Aryandi
LEPTOSPIROSIS
DEFENISI :
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans tanpa
mamandang bentuk spesifik serotipenya.
Ditemukan oleh : Weil (1886)
Nama Lain : Mud Fever, Slime Fever, Swamp Fever, Autumnal fever, Infectious jaundice, field fever,
cane cutter fever, dll
ETIOLOGI :
Genus Leptospira, Famili Treponemataceae, suatu mikroorganisme spirochaeta.
Ciri Khas : berbelit, tipis, fleksibel, Panjang 5-15 um, dengan spiral halus, lebar 0,1-0,2 um. Salah satu
ujung organisme sering membengkak, membentuk
suatu kait.
Untuk melihar lebih jelas Gerakan leptospira
menggunakan Mikroskop Lapangan Gelap (Darkfield
Microscope)
Leptospira yang sering menginfeksi manusia :
- L. icterohaemorrhagica (Reservoir : Tikus)
- L. canicola (Reservoir: Anjing)
- L. Pomona (Reservoir: Sapi dan Babi)
PENULARAN
- Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang terkontaminasi
urine binatang yang telah terinfeksi
- Kadang akibat gigitan dari binatang yang telah terinfeksi
- Kontak dengan kultur leptospira di laboratorium
PATOGENESIS
Leptospira masuk kedalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir memasuki aliran darah dan
berkembang menyebar secara luas ke jaringan tubuh.
GAMBARAN KLINIS
Masa inkubasi 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan rata-rata 10 hari.
Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yang khas : Fase Leptospiremia dan Fase Imun
a. Fase Leptospiraemia
b. Fase Imun
DIAGNOSIS
- Anamnesis : Riw Pekerjaan, apakah termasuk kelompok resiko/tidak
- Gejala : Demam mendadak, sakit kepada di bagian frontal, nyeri otot, mata merah/fotofobia,
bradikardia, nyeri tekan otot, hepatomegaly, dll.
- Lab :
o Darah rutin : leukositosis, normal, atau sedikit menurun
o Gambaran : Neutrofilia
Ringkasan Buku Ajar IPD | dr. Novan Aryandi
o LED meningkat
o Urinalisa : Proteinuria, Leukosituria, Torak (Cast)
o Bila hati terlibat : Bilirubin direk ↑ tanpa peningkatan transaminase
o BUN, Ureum dan kreatinin bisa ↑ bila terjadi komplikasi ginjal.
- Kultur : mengambil specimen dari darah atau CCS. Dianjurkan mengambil kultur ganda dan
mengambil specimen pada fase leptospiremia serta belum diberikan antibiotic.
Kultur urine diambil setelah 2-4 minggu onset penyakit.
- Serologi
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya leptospira dengan cepat adalah dengan Polymerase
Chain Reaction (PCR), Silver strain atau fluroscent antibody stain, dan mikrospop lapangan
gelap
PENGOBATAN
Pengobatan suportif : Mendeteksi dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting.
Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa diatur sebagaimana pada penanggulangan gagal
ginjal. Jika terjasi azotemia/uremia berat sebaiknya dilakukan dialysis.
PROGNOSIS
Jika tidak ada icterus, penyakit jarang fatal.
Jika terjadi icterus, angka kematian 5% pada umur dibawah 30 tahun.
30-40% kematian pada usia lanjut.
PENCEGAHAN
- Bagi resiko tinggi, menggunakan perlindungan untuk mencegah kontak dengan bahan yang
terkontaminasi dengan kemih binatang resevoar
- Vaksinasi terhadap hewan-hewan tersangka reservoir sudah lama direkomendasikan
- Doksisikin 200 mg/minggu dikatakan bermanfaat untuk mengurangi serangan leptospira.