Anda di halaman 1dari 34

TATALAKSANA TUBERKULOSIS PARU

PADA PASIEN DEWASA


- dr. Dwi Rosa, SpP -
Curriculum Vitae
👩🏻‍
‍⚕ ️ dr.
️ Dwi Rosa Eka Agustina, SpP

📜 Anggota IDI Kota


Cirebon
📜Anggota PDPI Jawa 🎁 Surabaya, August
Barat 1st
📜 Sekretaris KOPI TB
Kota & Kab Cirebon

🎓 Universitas
📌 RS Pelabuhan
Brawijaya
Cirebon
🎓 Universitas Kristen
📌 RSUD Waled
Indonesia
Tuberculosis : Never ending story
https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/
Aktifitas Penemuan Kasus Ditingkatkan
Berkolaborasi dengan Meningkatkan
berbagai pihak secara aktif penemuan kasus
dan masif secara aktif
dibandingkan
menunggu
pasien datang

Kolaboratif Aktif

Pelayanan
Edukatif
TB
Tetap memperkuat Tetap memberikan
kolaborasi layanan TB edukasi baik
untuk penemuan kasus online maupun
secara pasif ditempat praktik
https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/
Program Pemberantasan Tuberkulosis
Nasional (National TB Control Programme)
the 5 elements of dots

Dengan Strategi DOTS


DIRECTLY
OBSERVED
TREATMENT AND
SHORT COURSE
TATALAKSANA TUBERKULOSIS

PNPK TATALAKSANA
TUBERKULOSIS TAHUN 2020
DEFINISI TB

• Tuberkulosis adalah suatu


penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
• Karakteristik penting dari M. tb :
multiplikasi sel yang sangat
lambat (60x lebih lambat dari
Staphylococcus), menjelaskan
mengapa perjalanan penyakit Tb
sangat lambat
POTENSIAL PENULARAN
PENDERITA TB

Ada 3 faktor yang menentukan


transmisi M.TB :
• Jumlah organisme yang keluar ke
udara.
• Konsentrasi organisme dalam udara,
ditentukan oleh volume ruang dan
ventilasi.
Batuk: 3.000 percik renik
• Lama seseorang menghirup udara Bersin: 1 juta percik renik
terkontaminasi.
FAKTOR RISIKO

• Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.


• Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka
waktu panjang.
• Perokok
• Konsumsi alkohol tinggi
• Anak usia <5 tahun dan lansia
• Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif
yang infeksius.
• Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis
(contoh: lembaga permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka
panjang)
• Petugas kesehatan
PATOFISIOLOGI

TB PRIMER PROGRESIF ≈ TB PASCA PRIMER

INFEKSI PRIMER
DIAGNOSIS TB

Gejala Klinis :
• Keluhan Respirasi : batuk ≥2
minggu, batuk berdahak, batuk
darah, sesak napas, nyeri dada.
• Gejala sistemik : Demam, BB ,
keringat malam, tidak nafsu
makan, malaise
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021
tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di
Indonesia

• Perubahan besar dalam penegakan diagnosis dan


pengobatan TBC telah direkomendasikan oleh WHO
tahun 2020 dalam buku WHO operational handbook
on tuberculosis – Module 3: rapid diagnostics for
tuberculosis.
• Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis di
Indonesia mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi terkini di bidang kesehatan.
• Perubahan paradigma dalam penegakan diagnosis
TBC dan TBC RO yang harus dilakukan:
a. Lebih dini
b. Lebih akurat
c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi obat
TBC.
TIPE DIAGNOSIS &
KLASIFIKASI PASIEN

TB • Pasien TB Paru dengan hasil BTA (+), Biakan Mtb Positif, TCM : Mtb Positif
Terkonfirmasi • Pasien TB ekstra paru yg terkonfirmasi bakteriologis dari contoh uji jaringan
• Pasien TB anak yang terdiagnosis dg Px bakteriologis

Bakteriologis

TB • Pasien TB paru BTA negatif, Foto toraks mendukung TB


• Pasien TB paru BTA negatif, tidak ada perbaikan klinis stelah diberikan AB non

Terdiagnosis OAT & punya faktor risiko TB


• TB ekstra paru terdiagnosis klinis, laboratoris dan histoPA tanpa terkonfirmasi
bakteriologis
Klinis • TB anak dg sistem skroring
TIPE DIAGNOSIS &
KLASIFIKASI PASIEN
BERDASARKAN LOKASI ANATOMIS
• Kasus TB yang melibatkan parenkim paru atau

TB PARU trakeobronkial.
• TB Milier
• TB Paru + ekstraparu

TB • kasus TB yang melibatkan organ di luar parenkim paru

EKSTRA seperti pleura, kelenjar getah bening, abdomen, saluran


genitorurinaria, kulit, sendi dan tulang, selaput otak.

PARU
TIPE DIAGNOSIS &
KLASIFIKASI PASIEN
BERDASARKAN RIW PENGOBATAN
• Pasien yang belum pernah mendapat OAT sebelumnya
KASUS BARU • Riwayat mendapatkan OAT kurang dari 1 bulan (< dari 28
dosis bila memakai obat program).

• Kasus Kambuh : pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan OAT


dan dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap pada akhir
pengobatan dan saat ini ditegakkan diagnosis TB episode kembali
KASUS DG • Kasus Pengobatan setelah gagal : pasien yang sebelumnya pernah
mendapatkan OAT dan dinyatakan gagal pada akhir pengobatan.
RIW • Kasus loss to follow up : Pasien yang pernah menelan OAT 1 bulan atau
lebih dan tidak meneruskannya selama lebih dari 2 bulan berturut-
PENGOBATAN: turut
• Kasus d Riw Pengobatan tidak diketahui : pasien yang tidak diketahui
riwayat pengobatan sebelumnya sehingga tidak dapat dimasukkan
dalam salah satu kategori di atas.
Pemeriksaan Penunjang Lain

• Pemeriksaan Radiologi : Foto Toraks


• Pemeriksaan Histopatologi pada
kasus yang dicurigai TB ekstraparu.
• Pemeriksaan uji kepekaan obat 
menentukan ada tidaknya
resistensi M. Tb terhadap OAT
• Uji serologi  Tidak dianjurkan
• Uji tuberkulin, IGRA, T-SPOT TB 
TB Laten
Penggunakan Xpert MTB/RIF untuk
mendiagnosis TB ekstraparu pada orang dewasa
dan anak

Deteksi M. tuberculosis kadar minimal 131 colony-forming units/mL sputum dan


resistensi terhadap rifampicin (mutasi pada gen RNA polymerase beta /rpoB)
dalam waktu kurang 2 jam dg polymerase chain reaction (PCR) amplification
Dengan kultur sebagai standar referensi, berikut ini nilai sensitivitas Xpert
MTB/RIF pada berbagai jaringan ekstraparu:
• Jaringan & cairan limfe : 84,9%
• Cairan lambung: 83,8%
• Cairan serebrospinal : 79,5%
• Cairan pleura : 43,7%
Alur dan penegakan diagnosis TBC
Monoresistan INH dilakukan
berdasarkan Surat Edaran (SE)
Direktur Jenderal P2P Nomor HK.
02.02/III.I/936/2021
Pengobatan TB

Tujuan adalah :
a.Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta
kualitas hidup
• Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak
buruk selanjutnya
• Mencegah terjadinya kekambuhan TB
• Menurunkan penularan TB
• Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat

Prinsipnya adalah
 Diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat
• Diberikan dalam dosis yang tepat
• Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat)
• Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup
terbagi dalam tahap awal serta tahap lanjutan
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia
PADUAN OAT KAT 1

4FDC(RHZE)
150/75/400/275
2FDC(RH)
150/75 2FDC(RH)
150/150
REKOMENDASI DOSIS OAT LINI 1
EVALUASI & MONITORING
PENGOBATAN TB

• Klinis : gejala respirasi & sistemik, BB


• Efek samping obat : rash/
kemerahan, tuli, gangguan liver,
gangguan ginjal
• Bakteriologi
• Radiologi
EFEK SAMPING OBAT
HASIL PENGOBATAN TB
PENGUATAN PENEMUAN DAN
PELAPORAN KASUS TBC
SITB

WIFI TB

Contoh MOU DPM dengan Puskesmas : bit.ly/2022_contohMOU-PKS


Penggunaan Aplikasi TB di
Smart Phone
HATUR NUHUN
🙏🏻

Anda mungkin juga menyukai