Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN ALAT TCM

DAN
OPTIMALISASI
PENGGUNAAN CARTRIDGE
MONEV TCM SUMATERA BARAT
TANGGAL 6 OKTOBER 2022
BASKO HOTEL PADANG
Curriculum vitae
SD : 1989 di Batang Gasan Pd Pariaman Kit box

SMP : 1992 Di Batang Gasan Pd


Pariaman
SMAK : 1995 Yayasan Perintis
D3 Analis Kesehatan : 2003 Poletekkes CD

Jakarta III
S1 Biologi Medik : 2007 Unas Jakarta
Tempat Kerja : 1997 sd Sekarang
it (RS
Paru)
Pengalaman TB : Pelatihan Mikroskopis utk RS, Pelatihan uji silang
mikroskopis LRI,
Pelatihan TOT Genexpert, Pelatihan Kultur dan Uji Kepekaan Media Cair
OUTLINE

01 02 03 04 05
Pendalhulu Alur Pemanfaata Algoritma kesimpula
an Diagnosis n TCM n
Tes Cepat Molekuler
Kit box

CD
• Terobosan baru
diagnosis tb
secara molekuler
Gen
• Deteksi TB it
sekaligus
resistensi
Rifampisin (deteksi
gen rpOB) Xpert ® MTB/RIF
• TAT 1 hari Disposable transfer cartridge
pipette SR (Sample Reagent)
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia

● Perubahan besar dalam penegakan diagnosis


dan pengobatan TBC telah direkomendasikan
oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO
operational handbook on tuberculosis – Module 3:
rapid diagnostics for tuberculosis.
● Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
● Perubahan paradigma dalam penegakan
diagnosis TBC dan TBC RO yang harus
dilakukan:
a. Lebih dini
b. Lebih akurat
c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TBC.
3 komponen utama SE Dirjen P2P No.
936/2021
PENGOBAT
AN
DIAGNOSIS
PEMANTAUA
N
PENGOBATA
N
Pemanfaatan TCM
Capaian TB
Diagnosis TB Sumbar ??
Awal Penggunaan : 2021 :
Hanya untuk suspek TB RO 2022 :
Untuk Target Eliminasi TB
2030 : Semua suspek dg
TCM
Utilitas TCM Sumbar ?
TCM Jn 2022 Feb-22 Mar-22 Apr-22 Mei 2022 Jun-22

Jumlah Modul 182 185 187 174 167 140

Total Tes 4646 3614 4627 3684 3672 4572

Utilisasi TCM 51 39 49 42 44 65
JENIS SPESIMEN

 1. Dahak • 2. . Non Dahak


Kualitas dahak
yang baik - Jenis : LCS, Jaringan,
Purulent Kelenjar limfe, Bilas
- Volume 3-5 ml lambung/aspirat lambung
- Mukopurulent - Cara Pengambilan:
tergantung pada lesi
it

Mukoid
Sampel non dahak harus dikerjakan dg
BSC dan bio-containment sentrifus
untuk menjamin keamanan petugas
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
dalam Program TB
LINE PROBE
TCM MIKROSK • Lini 2: ASSAY
gol Fluorokuinolon dan
• Deteksi: MTB dan obat injeksi lini dua (individual
resistansi Rif

• OPIS
Deteksi: bakteri tahan asam
Tidak bisa membedakan drug)
• 2 jam pemeriksaan, BTA lingkungan/MOTT • Lini 1: INH dan Res
TAT 1 hari • TAT 1 hari • 2 hari pemeriksaan, TAT 7 hari

Biakan UJI KEPEKAAN


• Menumbuhkan kuman • Menumbuhkan kuman dalam
dalam media cair (2-6 media cair (2-6 minggu) maupun
minggu) maupun padat padat (2-8 minggu)
(2-8 minggu)
DIAGNOSIS
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan
diagnosis Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra paru, baik
riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan
pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC paru) dan non dahak (untuk
terduga TBC ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan yang saat
ini sudah mempunyai alat TCM.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak, volume 3-5 ml dan mukopurulen. Hasil
pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate, MTB
negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result).
6. Penegakan diagnosis TBC klinis harus didahului pemeriksaan bakteriologis. Fasyankes bersama
dinkes mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan klinis (60:40)
Diagnosis (2)
6. Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum/tidak mempunyai TCM, harus merujuk terduga
TBC atau dahak dari terduga TBC tersebut ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM.
Merujuk dahak lebih direkomendasikan dibanding merujuk terduga TBC terkait alasan pengendalian infeksi
7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring rujukan dan menetapkan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan TCM menjadi pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan di sekitarnya.
8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber daya di fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan mengoperasikan TCM.
9. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses layanan TCM berupa
kesulitan transportasi, jarak dan kendala geografis maka penegakan diagnosis dapat
dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis.
10. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan
pemeriksaan lanjutan menggunakan TCM.
Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
TCM terdekat.
Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak.
Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi terhadap Rifampisin.
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan
1st TB SO Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan Mikroskopis
2nd TB RO Dan biakan
D. FAKTOR RESIKO KEJADIAN TB
RO
RESIKO
1st TINGGI
– 9 Kriteria

2nd Resiko Termasuk TB anak, TB DM, TB


rendah ODHA
Kriteria Terduga TB RO Terduga TB RO dg riwayat pengobatan sebelumnya
KRITERIA 9
1. Pasien TB RO yang gagal pengobatan
1. Pasien TB gagal kategori 2
2. Pasien TB RO kasus kambuh
2. Pasien TB kategori 2 yang tidak konversi 3. Pasien TB RO yang kembali setelah putus
3. Pasien TB dengan riwayat pengobatan berobat
● TB tidak standar
4. Pasien TB gagal kategori 1 TERDUGA TB RO ANAK DENGAN GEJALA TB DISERTAI SALAH SATU :
5. Pasien TB kategori 1 yang tidak konversi 1. Kotak erat dg pasien TB RO (serumah, sekolah, penitipan
anak)
6. Pasien TB yang kambuh/relaps 2. Kontak erat dengan pasien meninggal akibat TB, gagal
7. Pasien TB dari kembali setelah putus pengobatan, tidak patuh berobat, pengobatan kat 2
3. Anak dalam terapi OAT 2-3 bulan dengan dosis dan
● berobat ketaatan berobat namun tidak menunjukkan perbaikan
8. Terduga TB yang kontak erat dengan 4. Memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
● pasien TB-MDR 5. Anak TB HIV tidak responsif dengan pengobatan TB
9. Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak yang adekuat
● respons terhadap pemberian
kesimpulan
1. Pencatatan Pelaporan
2. Keputusan Pengobatan oleh TAK perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
 TCM ke-3  tidak diperbolehkan sesuai ketentuan Program TB,
pengulangan hanya diperbolehkan 1 kali
 Biakan  Jika pasien diobati dengan pengobatan TB SO dan TAK
mempertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan biakan,
pembiayaan pemeriksaan biakan tidak ditanggung oleh Program
TB
 Telusuri kembali riwayat pengobatan pasien – pastikan tidak ada
riwayat pengobatan sebelumnya atau tidak ada kontak dengan
pasien TB RO. Pertimbangkan pengobatan sebagai TB SO / TB RO/
Monoresisten INH (Juknis Pengobatan Monoresiten INH tahun
2022)
Thanks
!
Mursyida Muzar

mursyidassi

085263712812

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
MURSYIDA,S.Si
and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai