Anda di halaman 1dari 108

PLM 48

MANTAP KALI KALI MANTAP


NOV 2018
PLM48
Sukses UNAS selanjut nya,
semua pasti bisa !!
Tips :
- Jangan BB masukan senior
dan stase
- Belajarlah berkelompok
- Selalu berdoa dan berbuat baik
- Semangati kawan
- Jaga kesehatan !!
(u know ur limit)

Semangat !

- THERE IS A WILL THERE IS A WAY -

Yang penting ada ‘WILL’ nanti pasti kita akan ketemu ‘WAY’
OSCE MDR

Anamnesis
1. Menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mendapatkan data:
 Nama
 Umur
 Pendidikan
 Suku
 Pekerjaan
 Alamat
Status pernikahan
4. Menanyakan keluhan utama
 Batuk: sejak kapan?dahak?volume?warna?bau
 Batuk darah: sejak kapan?volume per kali batuk? Berapa kali sehari? Warna?
 Sesak napas: sejak kapan? Berhubungan dengan aktivita s atau cuaca?
 Napas bunyi: sejak kapan?
 Nyeri dada: sejak kapan? Lokasi? Penjalaran? Terasa tertusuk-tusuk? Terutama
saat menarik napas atau batuk?
5. Menanyakan keluhan tambahan
 Demam
 Keringat malam
 Penurunan berat badan: berapa kg? Dalam?
 Penurunan selera makan
 Lemah/lelah
6. Menanyakan riwayat pengobatan TB
Riwayat OAT? Kapan? Kat brp? Dimakan berapa lama? Diperoleh dari sapa?
Berdasarkan apa? Dinyatakan sembuh atau tidak?
7. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
 Hipertensi
 DM
 Jantung
 Asma/PPOK
 Kanker
8. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Apakah di keluarga ada yang sakit?
Riwayat kontak di rumah:
9. Menanyakan riwayat sosial
 Pekerjaan
 Pasien menikah atau tidak: Anak berapa? Usia berapa?
 Merokok: berapa batang/hari? Berapa lama? Masih merokok atau sudah
berhenti
 Sex bebas
Pemeriksaan fisis
1. KU/KP/KG

1|OS C E M D R –P LM 4 8
2. BB dan TB
3. Pemeriksaan fisis
A. Kepala
B. Leher
KGB. Jika ada deskripsikan ukuran, permukaan, nyeri, mobile/imobile,
konglumerasi, batas
C. Toraks
D. Abdomen
E. Ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sputum:
 BTA sputum
 Pemeriksaan GenXpert sputum
 Pemeriksaan kultur M.Tb
 Pemeriksaan Uji resistensi Minta hasil setelah 1 bulan pengobatan
2. Pemeriksaan sebelum pengobatan
 Darah lengkap
 Faal hati
 Faal ginjal
 Elektrolit
 KGD sewaktu**
 TSH, T3, T4
 HIV 3 metode
 Tes kehamilan
 EKG
 Foto toraks
 Tes Pendengaran
 Tes penglihatan
Menegakkan diagnosis: MDR TB atau Pre XDR TB
Penatalaksanaan Farmakologis. JANGAN LUPA INFORMED CONSENT
1. Panduan Standar Jangka Pendek
KRITERIA PENGOBATAN TB RO DENGAN PADUAN JANGKA PENDEK
1. Tidak ada bukti resistan terhadap fluorokuinolon / obat injeksi lini kedua
2. Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
4. Tidak terdapat intoleransi terhadap obat-obat pada paduan standar jangka pendek
5. Tidak hamil
6. Bukan kasus TB ekstra paru berat
7. Tidak terdapat risiko terjadinya unfavorable outcome
Catatan:
 Yang termasuk kasusTB ekstraparu berat ialah meningitis TB, tuberkuloma otak, dan spondilitis
TB. Kasus TB ekstraparu selain yang disebutkan di atas (mis. limfadenitis TB, efusi pleura
unilateral) dapat dipertimbangkan untuk pemberian pengobatan jangka pendek.
 Yang termasuk risiko unfavorable outcome:
o pemanjangan gelomban QTcF >500 m
o kenaikan kadar SGOT-SGPT > 5x normal
o klirens kreatinin <30 cc/menit
o TB paru lesi sangat lanjut
o severe underweight.

2|OS C E M D R –P LM 4 8
DT
4-6 Km-Mfx-Eto(Pto)-H -Cfz-E-Z / 5 Mfx-Cfz-E-Z

Nama Obat Dosis berdasarkan kelompok berat badan

<33 kg 33 – 50 kg >50 – 70 kg >70 kg

Kanamisin* 0,5 g 0,75 g 0,75 g 1g

Moxifloxacin 400 mg 600 mg 800 mg 800 mg


Clofazimin 50 mg# 100 mg 100 mg 100 mg
Etambutol 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg
Pirazinamid 750 mg 1500 mg 2000 mg 2000 mg
IsoniazidDT 300 mg **450 mg **600 mg 600 mg 600 mg

Etionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg


Protionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg

3|OS C E M D R –P LM 4 8
2. Panduan Pengobatan Individual

• Paduan pengobatan individual terdiri dari setidaknya lima (5) obat efektif: 4 obat inti
lini kedua ditambah Pirazinamid (Z)
• Yang dimaksud dengan obat efektif adalah:
– Terbukti sensitif berdasarkan hasil uji kepekaan atau diperkirakan masih sensitif
– Tidak ada resistansi silang pada golongan yang sama
– Tidak ada riwayat pemakaian obat >1 bulan

4|OS C E M D R –P LM 4 8
5|OS C E M D R –P LM 4 8
Obat standar Km–Lfx–Cs-Eto–Z / Lfx-Cs-Eto-Z

Jika sejak awal Cm – Lfx – Eto–Cs–Z/ Lfx – Eto – Cs–Z


terbukti resistan
terhadap OAT suntik Alternatif dengan Bdq:
lini 2 (TB pre-XDR) Lfx - Eto – Cs – Z –Bdq / Lfx - Eto – Cs – Z
atau alergi terhadap
OAT suntik lini 2

Jika sejak awal Km – Mfx – Eto –Cs – PAS –Z / Mfx – Eto – Cs – PAS –Z
terbukti resistan
terhadap Alternatif dengan Bdq:
fluorokuinolon (TB Km - Eto – Cs – Z - Bdq/ Eto – Cs – Z
pre-XDR) atau alergi
fluorokuinolon

Jika sejak awal Cm - Mfx – Eto –Cs– PAS –Z/ Mfx – Eto – Cs – PAS–Z
terbukti resistan
terhadap kanamisin Alternatif dengan Bdq:
dan fluorokuinolon Eto – Cs – Z – PAS–Bdq – Lnz– Cfz/Eto – Cs – Z – PAS –Lnz– Cfz
(TB XDR)

JANGAN LUPA VITAMIN B6 YA


Edukasi sebelum pengobatan:
1. Memberitahu tentang penyakitnya, serta memberitahu bahwa penyakitnya menular
Berikan kesempatan pasien bertanya
2. Penyakit TB MDR dapat disembuhkan dengan cara berobat secara teratur dan jangan
sampai putus
3. Agar menerapkan etika batuk untuk mencegah penularan penyakitnya dan jangan
membuang ludah sembarangan untuk mencegah penularan penyakitnya
4. Minum OAT setiap hari dari puskesmas atau RS dekat rumah yang sudah ditunjuk
5. Efek samping mungkin terjadi dari yang ringan seperti nyeri lambung sampai yang
berat seperti hepatitis karena OAT
6. Bila ada efek samping segera melapor ke petugas kesehatan
7. Kontrol teratur ke dokter atau puskesmas sesuai jadwal yang sudah ditentukan
8. Memeriksakan anak pasien untuk kemungkinan menderita TB atau TB MDR terutama
bila ditemukan tanda-tanda TB pada anak seperti demam tidak terlalu tinggi terus-
menerus, tidak nafsu makan, berat abdan tidak naik
9. Menjaga kesehatan pasien serta makan makanan bergizi.
10. Jika pasien mengatakan tidak mau berobat, diberitahu mengenai konsekuensi
prognosis yang terjadi bila apsien tidak mau berobat. Pilihan tempat pengobatan
bisa di Puskesmas (yang sudah ditunjuk) dekat rumah agar apsien bisa berobat tanpa
ada alasan waktu, jarak, dan transportasi.

6|OS C E M D R –P LM 4 8
11. Permasalahan utama bila pasien tidak mau diobati yaitu penularan ekpada anggota
keluarga lain terutama anaknya yang masih kecil.
12. Motivasi persuasif terhadap pasien

7|OS C E M D R –P LM 4 8
OSCE PEMASANGAN WSD

No Yang dinilai: mengatakan yang akan dikerjakan mengerjakan yang Nilai


dikatakan dan mengatakan hasilnya
1 Melakukan persiapan pasien (@nilai 1) 5
 Meminta izin kepada pasien sebelum tindakan
 Membuat informed consent
 Menandai lokasi pemasangan
Lokasi aman di triangle of safety: ICS IV atau V pada anterior/medial
axillary line. Batas anterior M pektoralis mayor, batas posterior
Latissmus dorsi, puncak di bawah axilla dan bawah garis di atas papilla
mammae
 Mengukur vital sign
 Memasang IV line dan oksigen
2 Mempersiapkan alat dan obat (@nilai 1) 5
 Trokar dan cannula atau sejenisnya
 Selang penyambung streil
 Botol WSD atau sejenisnya
 Minor surgery set steril
 Lidocain inj, spuit 10 cc, gaas steril, Betadine SOL, alkohol 96%,
benang jahit kulit no.1, jarum jahit kulit, pisau no.11, plester, DVK
steril
3 Melakukan tindakan desinfeksi (@5 nilai) 10
 Memakai masker, peutup kepala dan sarung tangan steril, jangan lupa
cuci tangan sebelumnya ya
 Melakukan desinfeksi lokasi dengan betadine dan alkohol 96%
4 Melakukan anestesi lokal , dilanjutkan proef punksi 5
5 Melakukan insisi sedalam kulit 5
6 Melakukan pelebarab luka insisi secara tumpul sampai dengan tembus pleura 5
parietal
7 Memasukkan trokar beserta cannulanya sampai batas tertentu (8 s/d 16 cm) 5
8 Mencabut trokar secara perlahan 5
9 Melakukan penjahitan fiksasi selang 5
10 Melakukan penjahitan luka secara matras 5
11 Menyambung selang dada ke botol berisi cairan 5
12 Menutup luka dengan gaas dan plester 5
13 Melaporkan hasil pemasangan selang dada (@5 nilai) 20
 Menyebutkan ada tidaknya undulasi
 Menyebut ada tidaknya bubble
 Menyebutkan ada tidaknya produksi cairan, bila ada sebutkan
jumlahnya
 Bila ada cairan sebutkan warna dan bau
14 Mengukur vital sign lagi 5
15 Memberitahukan kepada pasien bahwa tindakan pasang selang dada telah 5
selesai
16 Menentukan metode drainase selanjutnya 5

1|OS C E W SD – PL M 4 8
Baca dan pahami soal, tentukan diagnosis dan rencana terapi yaitu pemasangan WSD.
Jangan sampai salah letak kelainannya konformasi soal dan foto toraksnya. Apabila ragu
tanyakan ke penguji dimana toraks kanan /kiri kambingnya. Waktu osce 10 menit.

Contoh skemario;

Seorang laki-laki 30 tahund atang ke IGD dengan nyeri dada kanan sejak 2 hari sebelum
amsuk RS. Pasien terlihat sesak naps dan pucat. Nyeri dada dirasakan mendadak ketika
pasien akan mandi. Pasien mengeluh ada batuk berdahak selama 1 bulans ebelumnya.
Nafsu makan menurun dan ada keringat malam. Pengobatan penyakit paru dan lainnya
disangkal.

Pemeriksaan fisis
Pasien sadar. Tampak sakit berat, terlihat sesak. TD 140/90 mmHg, FP 42xmenit, T 37,6
Pemeriksaan paru
Inspeksi: paru kanan terlihat cembung, tertinggal saat bernapas
Palpasi: fremitus kanan melemah
Perkusi: Hipersonor pada paru kanan, sonor pada paru kiri
Auskultasi: Vesikuler melemah pada paru kanan, vesikuler pada paru kiri

2|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE BRONKOSKOPI FISIOLOGIS

No Kompetensi Bronkoskopi Nilai


1 Persiapan (@ 5 nilai) 15
 Alat
 Bronkoskopi dengan satu unit dengan “light source’ harus
berfungsi baik
 Unit penyedot berfungsi baik
 Lampu kepala
 Aparatus instilasi lidokain
 Oksimeter
 Sumber oksigen dengan aparatusnya harus tersedia dengan baik
 Monitor tekanan darah
 Mouth piece, kain penutup mata
 Bahan-bahan dan alat lain: lidocain, xylocain spray, NS 0,9%,
diazepam/midazolam, SA, cairan pencuci bronkoskopi, spuit
 Obat-obat gawat darurat: NaCl 0,9% dingin, darenalin,
deksametason, sulfas atropin, bronkodilator harus tersedia
 Pasien
 Ada indikasi BC: diagnostik, etrapi, dan perioperatif
Diagnostik
a. Penyakit atau keadaan paru yang belum jelas
penyebab/situasi/lokasinya
b. Penilaian percabangan bronkus
c. Bronkografi selektif
d. Pengambilan bahan/spesimen di bronkus
e. Pemeriksaan BAL
Terapi
a. Pengeluaran benda asing
b. Pengeluaran bekuan darah pada hemoptisis masif
c. Pengeluaran penumpukan sekret bronkus (mocous plug)
d. Pemasangan pipa trakea
e. Terapi kanker dengan laser (NAD-Yag, KTP)
f. Pemasangan trakeobronchial stent
g. Tindakan bronkial termoplasty
Perioperatif
a. Menentukan diagnosa prabedah
b. Evaluasi saluran napas sebelum dan sesudah tindakan bedah
 Tanda tangan persetujuan tindakan bronkoskopi
 Dilakukan pemeriksaan sebagai berikut
o CXR PA/Lat atau CT sacn toraks terbaru
o Faal paru (VC ≥1000 ml)
o EKG tidak ada kelainan
o Faal hemostasis normal
o Tes Xylocain
 Puasa 4-6 jam
 Pastikan pasien tidak mengkonsumsi antikoagulan, antitrombolitik

3|OS C E W SD – PL M 4 8
atau minimal 3 hari sebelum tindakan
 Premedikasi
o Minum codein 20 mg 12 jam dan 6 jam sebelum tindakan
FOB
o Injeksi sulfas atropine 0,25-0,5 mg IM/IV 15 menit sebelum
anestesi. Bila perlu ditambahkan diazepam 5-10 mg atau
midazolam 0,07-0,67 mg/kg BB IM/IV
 Anestesi
o Kumur2 lodocain 2% sebanyak 5ccselama 5 menit
o Lakukan semprotan xylocain spray 10% pada lidah, faring,
laring 5-7 semprot, maks 20 spray
o Instilasi xylocain 2% 2cc melalui plica vocalis masuk ke
trakea, total sekitar 4-6 ml
 Pasien diposisikan terlentang, dengan kepala ekstensi maskimal
 Pasang Oksigen 3 L/menit nasal kanul, manset pengukur tekanan
darah, oksimeter, tutup mata, mouth piece
 Operator
 Menguasai teknik bronkoskopi
 Menyiapkan berkas-berkas untuk pelaporan
 Cuci tangan
 Memakai APD: tutp kepala, google, apron, sarung tangan, masker
(sudah dilakukan sebelum masuk ruangan)
2 “Pak, FOBnya dimulai ya’. Alat bronkoskopi dicek dulu sumber cahayanya. 10
Bronkoskopi menyusuri pangkal lidah, faring, laring, sampai plika vokalis
Pemberian anastesi lokal lidokain (@2 nilai)
 Pita suara: jangan lupa nilai gerak simetris dan mukosa licin tidak ada
hiperemis
 Proksimal trakea
 Karina
 BUKa
 BUKi
3 Identifikasi lobus paru kanan (@ 2 nilai) 6
 Lobus atas kanan (LAKa)
 Lobus Medius (LM)
 Lobus bawah kanna (LBKa)
4 Identifikasi bronkus paru kanan (@ 2 nilai) 20
 B1 (apikal)
 B2 (posterior)
 B3 (anterior)
 B4 (lateral)
 B5 (medial)
 B6 (superior)
 B7 (mediobasal)
 B8 (anterobasal)
 B9 (laterobasal)
 B10 (posterobasal)

4|OS C E W SD – PL M 4 8
5 Identifikasi lobus paru kiri (@ 2 nilai) 4
 Lobus atas kiri (LAKi)
 Lobus bawah kiri (LBKi)
6 Identifikasi lobus paru kiri (@ 2 nilai) 16
 B1+2 (apikoposterior)
 B3 (anterior)
 B4 (superior)
 B5 (inferior)
 B6 (superior)
 B8 (anteromediobasal)
 B9 (laterobasal)
 B10 (posterobasal)

Bronkoskopi selesai. FOB dikeluarkan secara perlahan.


Alat FOB dicuci dengan larutan sidecim dan direndam dalam larutan sidex
selama 15 menit
‘Pak FOBnya sudah selesai”, buka tutup mata dan mouth piece. Jangan lupa
tutup kepala dan oksigen dilepas, pasien di posisi duduk, pemeriksaan
hemodinamik.
KIE ke apsien: bapak tetap pausa selama 2 jam, sampai lidah tidak terasa baal
ya pak
7 Posisi tangan/tubuh (@5 nilai) 15
 Posisi tubuh
 Posisi tangan
 Pengendalian alat
8 Navigasi (@ 5 nilai) 10
 Bronkoskopi selalu di tengah
 Tidak menabrak dinding bronkus/trakea
9 Sebutkan kelainan pada foto 4
Foto 1, Foto 2, Foto 3, Foto 4
Interpretasi kelainan pada foto:

1. Orificium:
 Terbuka:
 Tertutup: tertutup hampir total/sebagian/total
2. Mukosa:
 Permukaan; licin, massa, infiltrasi, berbenjol-benjol, mudah berdarah)
 Warna: hiperemis, pucat
 Oedem
3. Sekret: Serous/serohemoragik
4. Lain-lain: Tidak ada/ massa dan permukaan tidak rata, tertutup oleh lapisan nekrotik yang mudah
berdarah/ massa berdungkul-dungkul mudah berdarah/massa submukosa
5. Kesan
 Stenosis edematous
 Massa infiltratif tertutup sebagian (hampir total)
 Stenosis edematous menutup total orifisium
 Massa menekan plika vokalis
Stenosis infiltratif dengan lesi infiltratif menutup total orificium
 Massa submukosa DD stenosis kompresi menutupi total orificium

5|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE BRONKOSKOPI PATOLOGIS

NO KOMPETENSI BRONKOSKOPI Nilai


1 Persiapan (@ 5 nilai) 15
 Alat
 Pasien
 Operator
2 Pemberian anastesi lokal lidokain (@2 nilai) 10
 Pita suara
 Proksimal trakea
 Karina
 BUKa
 BUKi
3 Identifikasi kelainan (@ 5 nilai) 15
 Permukaan mukosa
 Warna mukosa
 Infiltrasi
4 Pengambilan keputusan dan konfirmasi (@ 5 nilai) 15
 Menemukan kelainan
 Pemberian adrenalin pada kelainan (1:10.000 sebanyak 2 cc)
 Melanjutkan pemeriksaan ke sisi normal dengan cepat (toleransi tindakan)
5 Tindakan biosi aspirasi jarum (@2,5 nilai) 15
 Memasukan jarum
 Mengeluarkan jarum dan penyesuaian
 Fiksasi jarum dengan jari kelingking
 Meminta syringe vakum
 Menusuk berulang kali
 Mempersiapkan sediaan (di objek glass dan masukkan ke alkohol 96%)
6 Tindakan biopsi forceps (@ 3 nilai) 15
 Memasukan biopsi forceps
 Membuka forceps dan penyesuaian jarak
 Fiksasi forceps dengan jari kelingking
 Mencubit kelianan
 Mempersiapkan sediaan (cungkil dengan jarum dan masukkan ke formalin 10%)
7 Tindakan sikatan bronkus (@ 5 nilai) 15
 Memasukan sikatan
 Menyikat kelainan
 Mempersiapkan sediaan (di objek glass dan masukkan ke alkohol 96%)

Evaluasi perdarahan-tidak adacabut bronkoskop keluar perlahan


Alat FOB dicuci dengan larutan sidecim dan direndam dalam larutan sidex selama 15
menit
‘Pak FOBnya sudah selesai”, buka tutup mata dan mouth piece
KIE ke apsien: bapak tetap pausa selama 2 jam, sampai lidah tidak terasa baal ya pak
Sediaan dikirim ke lab PA seitologi dan histoPA

6|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE SPIROMETRI

No PEMERIKSAAN SPIROMETRI Nilai


1 Perkenalkan diri kepada pasien
Selamat siang pak, nama saya dr.......saya dokter yang akan melakukan pemeriksaan
kepada bapak hari ini
2 Menyambungkan mouth piece ke spirometri
Ini termasuk PERSIAPAN ALAT: spirometer (menghidupkan alat), mouth piece, penjepit
hidung, kalibrasi (alat harus dikaliberasi 1x sehari sebelum pemeriksaan dimulai,
minimal 1x dalam seminggu. Untuk kaliberasi kit memakai alat kaliberator)
3 Mengisi data pasien meliputi
 Nama
 Umur
 BB Jangan lupa ukur BB dan TB, pasien buka sepatu ya
 TB
 Ras
Ini termasuk PERSIAPAN PASIEN:
 Tidak menggunakan gigi palsu
 Tidak menggunakan pakaian ketat
 Tidak makan terlalu kenyang 2 jam sebelum pemeriksaan
 Tidak merokok 2 jam sebelum pemeriksaan
 Tidka melakukan latihan berat
 Tidak menggunakan obat bronkodilator kerja singkat 8 jam dan kerja lama 24
jam sebelum tindakan
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
(Misal: Pak Ahmad, anda akan kita lakukan epmeriksaan paru, pemeriksaan ini guna
melihat bagaimana kondisi paru anda dengan demikian kita tau apakah normal atau
ada kelainan dengan demikian kita nanti bisa menentukan penyakit apa dan juga
menentukan pengobatannya)

Tujuan spirometri:
 Menilai status faal paru (normal, restriksi, onstruksi, campuran)
 Evaluasi pengobatan
 Evaluasi perjalanan penyakit
 Evaluasi prognosis
 Mennetukan toleransi tindakan bedah
Indikasi:
 Setiap keluhan sesak napas
 Penderita asma dan PPOK stabil
 Evaluasi penderita asma tiap tahun dan PPOK setiap 6 bulan
 Penderita akan dianestesi umum
 Pemeriksaan berkala pada pekerja yang terpajan zat dan apda perokok
5 Memberikan instruksi kepada pasien, bila mouth piece telah dimasukkan ke dalam
mulut, pasien kemudian inspirasi dan ekspirasi secara normal sebanyak 2 kali
kemudian inspirasi dalam dan kemudian ekspirasi dengan cepat dalam waktu
minimal 3 detik
(Misal, ajdi nanti anda akan diberikan alat seperti ini namanya mouth piece ini nanti

7|OS C E W SD – PL M 4 8
dimasukkan ke mulut bapak, kita selalu memakai alat yang baru ya pak. Hidung bapak
nanti akan kita tutup dengan penjepit, dan kemudian bapak diminta bernapas melalui
mulut. Nanti bapak bernapas baisa dulu sampai beberapa kali sampai bapak terbaisa,
baru kita akan lakukan pemeriksaan. Akan ada 2 pemeriksaan yang dilakukan pak, yang
pertama prosedur secara lambat dan yang kedua prosedur paksa.
 Pada prosedur lambat, bapak bernapas biasa beberapa kali sapai bapak terbiasa
dan bapak sudah bernapas normal, nanti kami minta bapak menghirup udara
semaksimal mungkin setelah itu kami minta bapak keluarkan napas semaksimal
mungkin secara perlahan.
 Pada prosedur paksa, caranya sama, bapak bernapas biasa dulu seperti tadi,
kemudian bapak kami minta bernapas secara maksimal dan kemudian
hembuskan napas sekuat-kuatnya, secepat-cepatnya, dan sehabis-habisnya).
Saya akan memberikan contoh ya pak)
6 Memasang nose clips pada hidung pasien
7 Pasien melaksanakan manuver (pemeriksaan)
 Pengukuran kapasitas vital
 Meletakkan mouth pice diantara gigi dan terkunci dengan bibir serta
 Bernapas biasa sebanyak 3-4x, kemudian pasien menarik napas sedalam-
dalamnya dan mengeluarkan napas perlahan hingga sehabis-habisnya
 Menyebutkan bahwa prosedur di atas diperlukan 3 data yang
reproducible. Pemeriksaan dilakukan maksimal 8x
 Pengukuran kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa detik1
 Meletakkan mouth pice diantara gigi dan terkunci dengan bibir
 Bernapas biasa sebanyak 3-4x, kemudian pasien menarik napas sedalam-
dalamnya dan mengeluarkan napas secepet-cepatnya sampai habis
 Menyebutkan bahwa prosedur di atas diperlukan 3 data yang
reproducible. Pemeriksaan dilakukan maksimal 8x
8 Memberikan motivasi kepada pasien agar melakukan manuver dengan maksimal
9 Pasien mengulang manuver sebanyak 2 kali
(Setelah selesai manuver jangan lupa letakkan mouth piece yang sudah digunakan di
tempat desinfektan dan membuka tutup hidung)
10 Hasil yang terbaik diambil sebagai hasil spirometri (nilai variabel VEP1 dan KVP yang
tertinggi)
11 Membaca, menganalisis dan menjelaskan hasil pemeriksaan spirometri
12 Menjelaskan hasil uji bronkodilator dari soal kasus
Kriteria acceptabel:
 Grafik mulus, ada puncak, bebas artefak seperti batuk dan bocor
 Awal yang baik
 Durasi ekspirasi cukup (lebih dari 5 detik pada dewasa atau 3 detik pada anak)

Kriteria Reproducible
 Dua nilai KVP terbesar ≤ 5%/150 ml
 Dua nilai VEP1 terbesar ≤ 5%/150 ml

8|OS C E W SD – PL M 4 8
CONTOH SOAL LATIHAN
1. Pilihlah yang reproducible
I II III IV V
KV 4,01 4,11 4,29 4,31 4,32
KVP 4,00 4,10 4,28 4,30 4,31
VEP1 1,66 1,56 2,02 2,06 2,07

2. Buat kesimpulan dari faal paru di atas! Nilai prediksi KV=4,44 L, KVP=4,44 L,
VEP1=3,26 L

3. Setelah diberikan bronkodilator salbutamol 1 ampul via nebuls, 15 menit kemudian


dilakukan spirometri ulang dengan hasil spirometri: VEP1=2,15 L. Jelaskan hasil uji
bronkodilator pasien tersebut
Reversibilitas dilakukan dengan menilai perubahan cepat dari VEP1 atau APE setelah
pemberian bronkodilator (SABA) salbutamol 200-400μg inhalasi dengan inhalasi
dosis terukur (IDT) atau spacer. Reversibilitas sebesar perubahan VEP1≥ 12% dan
≥200 ml atau 160 μg ipratroprium atau kombinasi lainnya.

9|OS C E W SD – PL M 4 8
4. Gambarkan ilustrasi hasil kurva

5. Berikan penjelasan hasil intrepretasi dari grafik ini

Tambahan:

Variabilitas diurnal: nilai variasi diurnal APE >20% (selama 2 minggu). Nilai APE pagi hari sebelum
bronkodilator sebagai nilai terendah dari nilai APE dan nilai APE malam hari sebelumnya pasca BD
sebagai nilai tertinggi.

𝐴𝑃𝐸 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚−𝐴𝑃𝐸 𝑝𝑎𝑔𝑖


1 (𝐴𝑃𝐸 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚+𝐴𝑃𝐸 𝑝𝑎𝑔𝑖)x 100%
2

10 | O S C E W S D – P L M 4 8
11 | O S C E W S D – P L M 4 8
12 | O S C E W S D – P L M 4 8
13 | O S C E W S D – P L M 4 8
Uji dengan spirometry dibagi menjadi 2 jenis : statik dan dinamis

Uji Spirometry Statis


Hasil dari uji ini berupa 4 Volume paru dan 4 kapasitas paru

14 | O S C E W S D – P L M 4 8
Volume paru : dipengaruhi jenis kelamin dan postur tubuh .

Kapasitas paru : Penjumlahan beberapa volume paru

15 | O S C E W S D – P L M 4 8
Uji Spirometry Dinamis
1. Kapasitas Vital Paksa/Force Vital Capacity (FVC) 2
Pengukuran yang diperoleh dari ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat
mungkin.
2. Kapasitas Vital Lambat/ Slow Vital Capacity (SVC)
Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap yang dilakukan secara perlahan
setelah atau sebelum inspirasi maksimal
3. Volume Ekspirasi Paksa pada Detik Pertama/ Force Expiration Volume (FEV1 )
Jumlah udara yang dikeluarkan sebanyakbanyaknya dalam 1 detik pertama pada
waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (volume udara yang dapat
diekspirasi dalam waktu standar selama pengukuran kapasitas vital paksa).
4. Maximal Voluntary Ventilation (MVV)
Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak banyaknya dalam 2 menit dengan
bernapas cepat dan dalam secara maksimal.

Ada lagi yang namanya Dead Space/ ruang Rugi, maksudnya adalah jumlah udara yang
diluar alveolus seperti di nasal cavity, trakea, bronkus, bronkiolus dan tidak mengalami
pertukaran gas. Jumlahnya kira kira 150 ml.

16 | O S C E W S D – P L M 4 8
OSCE KEMOTERAPI

Anamnesis
1. Menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mendapatkan data
 Nama
 Umur
 Pendidikan
 Suku
 Pekerjaan
 Alamat
Status pernikahan
4. Menanyakan keluhan utama
 Batuk: sejak kapan?dahak?volume?warna?bau
 Batuk darah: sejak kapan?volume per kali batuk? Berapa kali sehari? Warna?
 Sesak napas: sejak kapan? Berhubungan dengan aktivita s atau cuaca?
 Napas bunyi: sejak kapan?
 Nyeri dada: sejak kapan? Lokasi? Penjalaran? Terasa tertusuk-tusuk? Terutama saat
menarik napas atau batuk?
5. Menanyakan keluhan tambahan
 Demam
 Keringat malam
 Penurunan berat badan: berapa kg? Dalam?
 Penurunan selera makan
 Suara serak
 Sulit menelan
 Benjolan di tubuh?
 Bengkak wajah atau lainnya?
6. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
 Hipertensi
 DM
 Jantung
 Asma
 PPOK
 TB atau OAT
 Kanker
7. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
 Kanker di keluarga?
8. Menanyakan riwayat sosial
 Pekerjaan
 Pasien menikah atau tidak
 Merokok: berapa batang/hari? Berapa lama? Masih merokok atau sudah berhenti
 Riwayat alkohol
Pemeriksaan fisis
1. KU/KP/KG jangan lupa tanya PS

1|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
2. BB dan TB
3. Pemeriksaan fisis
A. Kepala
 Wajah bengkak
 Sindrom horner: ptosis, miosis, anhidrosis ipsilateral, enoftalmus
B. Leher
 Bull neck
 Trakea medial atau deviasi
 TVJ
 KGB. Jika ada deskripsikan ukuran, permukaan, nyeri, mobile/imobile,
konglumerasi, batas
C. Toraks
 Venektasi
 Vena kolateral
D. Abdomen
 Hepatomegali
 Splenomegali
E. Ekstremitas
 Edema
 Sianosis
 Clubbing finger
 HPOA
 Nicotine stain
Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks PA/Lateral
2. Cek darah lengkap, KGD, faal hati, faal ginjal + CrCL, elektrolit, faal hemostatsis
3. CT scan toraks dengan IV kontras
4. Sitologi sputum
5. Sitologi KGB
6. Sitologi cairan pleura
7. Bronkoskopi: sitologi TBNA, sitologi brushing, sitologi BAL/washing, histopatologi
biopsi forsep
Kandidat meyebutkan primer tumor paru berdasarkan hasil bronkoskopi atau pemeriksaan
TTF-1
Menegakkan diagnosis
Diagnosis kanker? Jenis? Stage? PS?
Mis: Kanker paru jenis Adenokarsinoma T4N2M1b stage IVB PS I

2|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
TNM 7

3|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
4|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
5|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
6|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
7|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
TNM 8

Pemeriksaan tambahan
1. EGFR
2. K-ras
3. ALK
4. IHK PD-L1
Kandidat menjelaskan hasil dan konsekuensinya

8|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
Penatalaksanaan: Kemoterapi atau Radioterapi
1. Sebutkan salah satu pilihan regimen kemoterapi dan dosisnya. Jangan lupa
INFORMED CONSENT ya

2. Sebutkan syarat dan efek samping kemoterapi


Syarat kemoterapi:
a) Tampilan/ performance status karnofsky ≥ 70-80 atau skala WHO <2 NB: pada
pasien usia tua atau PS >2 dpt dilakukan pemberian 1 jenis obat kemo atau kemo
siklus mingguan
b) Hb ≥ 10 g%
c) Granulosit ≥ 1500/mm3
d) Trombosit ≥ 100.000/mm3
e) Fungsi hati baik
f) Fungsi ginjal baik (CrCL >60 ml/menit)

9|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
10 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
11 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
3. Kandidat menjelaskan RECIST secara lengkap

12 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
4. Kandidat menjelaskan obat ini ke 2

Edukasi
1. Memberitahu pasien tentang penyakit, staging, pengobatan, dan tujuan pengobatan,
DAN prognosisnya. Jangan lupa minta informed consent kemooterapi!!!!
“Ada yang belum jelas pak?ada yang mau ditanyakan lagi?”

Prognosis:

TNM 7

13 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
TNM 8
5 year survival rate

2. Penyakit diobati dengan proses yang panjang seperti kemoterapi DAN efek samping
3. Jika ada efek samping kontrol
4. Diet sehat
5. Berhenti merokok
6. Motivasi pasien untuk terus berobat dan berpikiran positif

Evaluasi pengobatan
 Foto toraks setelah pemberian kemoterapi 2 siklus
 CT scan toraks setelah pemberian kemoterapi 3 siklus
 Brain scan dan bone scan/bone survey setelah 6 bulan
 Terapi target atau imunoterapi setiap 3 bulan/3 siklus

14 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
CASE BASED TEST

ONKOLOGI-PARU KERJA

Anamnesis :

1. Keluhan respiratorik
 Sesak napas -> Berapa lama
 Napas berbunyi
 Batuk -> Berapa lama
 Batuk darah -> Volume?
 Nyeri dada
2. Keluhan tambahan
 Demam, nafsu makan, penurunan BB
 Suara serak, sulit menelan -> T4
 Bengkak wajah, leher, lengan -> T4
 Benjolan di bagian tubuh -> M1b
 Sindroma paraneoplastik : HPOA, trombosis vena perifer, neuropatia)
3. Riwayat penyakit terdahulu (faktor resiko)
 Asma, PPOK, HT, DM, TB paru
4. Riwayat pemakaian obat
 OAT, dll
5. Riwayat keluarga (faktor resiko)
 Ada keluarga penyakit tumor
6. Riwayat sosial (Faktor resiko)
 Pekerjaan (7 cara mendiagnosis paru kerja)*
 Merokok
 Rumah (dekat pabrik, kayu bakar, anti nyamuk bakar, ventilasi rumah)

Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran), TD, RR, HR, SaO2, VAS, BB, TB
3. Kepala sampai leher seperti pemeriksaan pada umumnya) Yg penting:
 KGB leher (M1B), supraklavikula (N3)
 SVKS ( bengkak pada leher, wajah dan lengan. Vena kolateral dan venektasi di toraks)
-> T4
 Horner syndrome ( enoftalmus, anhidrosis ipsilateral, miosis)-> tumor di sulcus
superior menekan trunkus simpatikus (T3)
 Ekstremitas ( Nikotin strain, HPOA)

1|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


(7 cara mendiagnosis paru kerja)* (jangan lupa menanyakan ventilasi di tempat kerja)

Pemeriksaan Penunjang
1. DL, AGDA, RFT,LFT, Elektrolit
2. Sitologi Sputum
3. Foto torax, foto torax ILO (paru kerja)
4. Spirometri
5. EKG
6. Tumor marker
Jenis tumor Tumor marker Normal value
Tumor paru CEA < 5 ng/ml
Cyfra 21-1 < 2.08 ng/ml
NSE 15.7- 17.0 ng/ml
Tumor mediastinum Β-HCG < 5 ng/ml
AFP 1.09- 8.04 ng ng/ml
LDH 125- 220 ng/ml

7. IHK
Mesotelioma EMA (ephitelial membrane antigen)
Calretinin
Adeno vs tumor paru metastasis TTF-1

2|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


jika pada pasien dijumpai kegawatdaruratan maka akan langsung disuruh untuk membuat
diagnosis sementara dan diagnosis banding, serta penatalaksanaanya (Intervensi atau non
intervensi). Jika tidak, maka akan langsung ke pemeriksaan selanjutnya untuk penegakan
diagnosis
Contoh kegawatdaruratan
Hemoptisis Berat -> Penangananya
Efusi pleura massif -> pemasangan toraks drain, jangan lupa sekalian close biopsy pleura
(Abram) jika alat tersedia
SVKS -> penanganannya **
Jika pasien sudah stabil maka dilakukan pemeriksaan penunjang yang lain

Penanganan SVKS **

Pemeriksaan penunjang lain:

1. BJH (jika ada pembesaran KGB, misalnya leher dll)


2. CT scan toraks IV contrast
3. Bronkoskopi (Central: BAJ, biopsi forcep, Brushing, washing. Perifer : TBLB, BAL)
4. TTNA, TTB Ct guidance
5. Brain scan IV contrast

Diagnosis definitif :

pTNM, PS + diagnosis paru kerja tergantung paparan pekerjaan***

Misalnya: Adenocarsinoma paru kanan TNxMx stgx PSx + asbestosis

Sitem TNM bisa dilihat dilembaran OSCE Onkologi

3|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


Diagnosis paru kerja tergantung paparan pekerjaan***

Penatalaksanaan SSCLC : bersadarkan staging

4|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


Alur penanganan NSCLC stadium lanjut

Pertanyaan yang sering ditanyakan :

Jenis obat TKI

- Generasi 1 :
1. Gefitinib 1 x 250mg (Sediaan 250mg)
2. Erlotinib 1x 150 mg Sediaan 100mg, 150mg)
- Generasi 2 : Afatinib 1 x 40 mg (sediaan 20,30,40 mg)
- Generasi 3: osimertinib 1 x 80mg (sediaan 80mg)

Efek samping TKI

1. Diare
2. Rush
3. Pionokia
4. Mual dan muntah
5. Peningkatan serum Transaminase

Evaluasi Kemoterap / Recist

5|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


Perbedaan silicosis dan asbestosis

6|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


Pencegahan penyakit paru kerja

7|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8


8|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8
9|C B D Onk ol ogi – Pa r u ker ja –PLM 4 8
10 | C B D O n k o l o g i – P a r u k e r j a – P L M 4 8
CASE BASED TEST

IMUNOLOGI –ASMA

Seorang laki-laki 37 tahun keluhan utama sesak napas datang ke IGD

 kasus gawat darurat langsung pikirkan derajat asma eksaserbasi  cari poin penting eksaserbasi

Anamnesis :

1. Keluhan respiratorik
 Sesak napas  Sesak napas berapa lama, episodik
 Napas berbunyi  Sesak menganggu aktivitas ?
 Dada terasa berat  Terbangun malam karena sesak
 Gejala memburuk pada malam menjelang pagi
 Batuk
 Dicetuskan oleh ? (debu, aktivitas, emosi, flu, dll)

2. Keluhan tambahan
 Demam (jika ada ISPA)
3. Riwayat penyakit terdahulu
 Asma dari kecil
 Rhinitis alergi
 Dermatitis atopi
 Riwayat alergi/ atopi apapun itu
4. Riwayat pemakaian obat
 Inhaler/ bronkodilator
 Pernah masuk IGD atau dirawat di RS karena sesak napas ?
5. Riwayat keluarga
 Ada keluarga yang menderita asma atau alergi ?
6. Riwayat sosial
 Pekerjaan
 Merokok
 Memelihara binatang

Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
 Gelisah
 Dapat bicara kalimat / terbata-bata
 Duduk atau duduk condong kedepan

1|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran), TD, RR, HR, SaO2
3. Toraks
 IPPA
 Ekspirasi memanjang, wheezing
 Silent chest

Pemeriksaan Penunjang
1. APE  pre BD menurun  reversibilitas > 20% post BD 400mg, 2x2 puff
2. Spirometri
a. VEP1/FVC < 75 %  Obstruksi
b. Reversibiltas  VEP1 > 12 % dan > 200ml post BD

c. Varibilitas diurnal  APE ≥ 20%  lihat tabel variable expiratory airflow limitation !
d. Uji provokasi bronkus  lihat tabel variable expiratory airflow limitation !
3. Foto torax
4. Darah rutin  eosinofil (≥300), Ig E
5. FeNo  >>> pada asma eosinofilik
6. Skin prick test

Variable expiratory airflow limitation

2|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


Algoritma asma eksaserbasi

3|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


Diagnosis :
Asma akut 
 Serangan (ringan-sedang / berat / mengancam jiwa), dengan
 (derajat berat asma)  intermiten / persisten ringan/ sedang / berat, dengan
 (derajat kontrol)  terkontrol / terkontrol sebagian / tidak terkontrol

Derajat kontrol asma

Derajat berat asma

Differensial Diagnosis :
 PPOK Eksaserbasi
 Bronkiektasis eksaserbasi
 ACO eksaserbasi
 Bronkitis ekaserbasi
 ILD dengan infeksi sekunder

4|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


Tatalaksana :

1. Emergensi  sesuaikan dengan algoritma eksaserbasi


- Nilai ulang setelah 1 jam
- Jika KU membaik, FEV1 atau APE 60-80%, Sa02 > 94% dapat dipulangkan
- Jika KU buruk, FEV1 atau APE < 60, SaO2 < 94%  ekserbasi berat
2. Obat pulang
- Sesuaikan dengan STEP
- Jika belum pernah pengobatan langsung ekaserbasi  langsung STEP 3
- Jika sudah pernah pengobatan baru eksaserbasi  STEP nya naik satu tingkat
3. Non farmakologi
- Edukasi : hindari faktor pencetus, polusi
- Berhenti merokok
- Senam asma
- Nutrisi
- Cara menggunakan inhaler yang benar
- Cara atasi serangan asma dirumah  pelangi asma

Tatalaksana asma stabil - STEP

Dosis ICS

Obat Tambahan
1. LTRA = anti-leukotrine
- 5-lipooksigenase  ziluton
- Montelukas, zafirlukas  blok reseptor leukotrin sisteinil
2. Anti-IgE  omalizumab  SC /2 dan 4 minggu
3. Anti-IL-5  Mepolizumab  100mg SC/ 4 minggu

5|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


IMUNOLOGI ASMA

6|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )


7|C B D Imu n ologi / asm a (PML48 )
Skenario CBD ASMA

Seorang laki-laki usia 37 tahun datang dengan keluhan sesak napas ke IGD. Dibawa oleh keluarganya.

Instruksi untuk peserta:

1. Lakukan anamnesis yang anda butuhkan untuk pasien ini


2. Mintalah pemeriksaan fisik yang diperlukan kepada penguji
3. Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding sementaranya
4. Pemerisaan penunjang yang apa yang dibutuhkan untuk pasien
5. Buatlah diagnosis kerja dari pasien ini
6. Jelaskan tatalaksana pasien saat gawat darurat dan passien pulang
7. Jelaskan immunopatogenesis terjadinya ASMA
8. Jelaskan mekanisme kerja LABA, LAMA, Xantin.

NO Pertanyaan Jawaban Nilai


1. Anamnesis yang harus dilakukan:
Sesak napas: sejak kapan mulai 2 bulan 15
Episodik (variasi gejala?) episodik

Batuk (produktif/kering) Kadang2, kering

Dahak (warna) Kadang2, saat ini (-)

Terbangun malam karena sesak, berapa Ada, 4x/seminggu


kali dalam 1 minggu

Aktifitas terganggu karena sesak? Atau Aktifitas terganggu, namun tidak


aktifitas sangat terbatas? terbatas,

Riwayat alergi, pencetus,cuaca Ada

Keluarga menderita Asma Ada, ibu

Riwayat penurunan BB, demam, makan Tidak ada


OAT/ peny.TB

Riwayat peny.hipertensi, DM Tidak ada

Riwayat penyakit atopi ( rhinitis, ada


sisnusitis, dll )

RIwayat penggunaan obat, inhaler Tidak ada, hanya Napasin beli di


warung

1| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
Kebiasaan merokok, pekerjaan IB ringan, supir

Riwayat Opname, masuk IGD Tidak pernah

2. Pemeriksaan fisik yang dilakukan: 10


Vital sign Sensorium : CM, gelisah, (berbicara
kata-kata)
TD : 110/70 RR: 32
HR 122x/i T:36
Sat O2: 88%
APE : 49 % nilai prediksi

Kepala/leher Normal
Thorak inspeksi: Pengunaan otot bantu napas (+)
palpasi, perkusi: normal, normal
Auskultas Ekspirasi memanjang, wheezing(+)
Ekstremitas: Normal

3. Diagnosis/diagnosis banding 10
1. Asma serangan akut berat
2. PPOK eksaserbasi berat
3. ACO eksaserbasi
4. Bronkiektasis eksaserbasi
5. ILD dengan sekunder
infeksi
6. Bronkitis Kronik dengan
sekunder infeksi

4. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto torak: hiperlusen, 10


diafragma mendatar
2. DL, Eosinofil,IgE,Agda,
Feno.
3. Reversibiliti test:
APE ≥ 20%
VEP1 ≥12 % dan 200ml
5. Diagnosis Kerja Asma dalam serangan akut berat 10
pada asma persisten sedang pada
asma tidak terkontrol
6. Tatalaksana Farmakologi
Pemberian O2 dengan target
saturasi 93%-95%
Inhalasi SABA + SAMA 20 menit/1 15
jam
Oral atau IV kortikosteroid ( 50mg
prednisolon atau 200 mg

2| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
Hidrokortison)
Pertimbangkan Magnesium
Pertimbangkan ICS dosis tinggi

Bila perbaikan dalam follow up 1


jam :
APE 60%-80% nilai predeiksi
Perbaikan klinis
Sat > 94%

Pasien PBJ: Obat pulang


STEP 3
reliver : SABA/ LOW dose ICS
+formoterol
kontroler : LOW dose ICS+LABA

Non farmakologi
- Edukasi : hindari faktor
pencetus, polusi
- Berhenti merokok
- Senam asma
- Nutrisi
- Cara menggunakan inhaler
yang benar dan kepatuhan
menggunakan obat.
7. Imunologi asma 30
8. Pertanyaan tambahan/bantuan: (10)
Mekanisme kerja LAMA-LABA dan
xantin

3| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
4| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
CASE BASED TEST

IMUNOLOGI –PPOK

Seorang laki-laki 56 tahun keluhan utama sesak napas datang ke poli paru

 kasus ppok stabil  cari poin penting MMRC, CAT, eksaserbasi dan riw hospitalisasi

Anamnesis :

1. Keluhan respiratorik
 Sesak napas  Sesak napas berapa lama, menetap sepanjang hari
 Batuk kronik  Sesak napas semakin lama makin memburuk
 Batuk dahak  Sesak saat  MMRC*
 Sesak menganggu aktivitas
 Napas berbunyi
 Dahak  purulensi, warna

MMRC*

2. Keluhan tambahan
 Demam
 Infeksi saluran napas bawah
 Nyeri dada, dada terasa penuh
 Keterbatasan aktivitas
3. Riwayat penyakit komorbid
 Jantung, osteoporosis, dll
4. Riwayat pemakaian obat
 Inhaler/ bronkodilator
 Pernah masuk IGD atau dirawat di RS karena sesak napas ?
5. Riwayat keluarga
 PPOK atau penyakit respiratori kronik
6. Riwayat sosial
 Pekerjaan  paparan lingkungan
 Merokok  IB
 Biomas
 Obat nyamuk, asap2an

1|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
 Kakeksia
 Hipertrofi otot rangka
2. Vital sign : sens, TD, RR, HR, SaO2
3. Head –toe
- Sinosis bibir
- Mulut mencucu
- Clubbing finger
- TVJ >>
4. Toraks
 IPPA
 Dada gentong
 Ekspirasi memanjang, wheezing

Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometri
a. VEP1/FVC < 70 %  Obstruksi
b. Reversibiltas negatif pada PPOK  VEP1 < 12 % dan < 200ml post BD

2. Foto torax  hiperinflasi, jantung pendulum, diafragma mendatar, sela iga melebar
3. CAT*
4. Darah rutin
5. AGDA  lihat tanda2 gagal napas
CAT*

2|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


Diagnosis PPOK

Diagnosis :
PPOK Stabil grup  A / B / C / D

Differensial Diagnosis :
 Asma stabil
 Bronkiektasis
 Tb
 Bronkitis ekaserbasi
 Bronkiolitis obliterative
 CHF

Tatalaksana :
1. Farmakologi
Grup A Semua bronkodilator
Grup B LAMA atau LAMA LAMA + LABA
Grup C LAMA LAMA + LABA atau LABA + ICS
Grup D LABA + LAMA LAMA + LABA + ICS
 Pertimbangkan  Roflumilast jk FEV1/FVC < 50 % pred
 Pertimbangkan  makrolide  azitromisin 250mg/hari

3|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


Tatalaksana PPOK Stabil

2. Non- Farmakologi
Grup A Stop merokok, aktivitas fisik, cukup tidur, nutrisi baik
Grup B Grup A + teknik atur napas, management stres
Grup C Grup A + B + hindari faktor pemburuk
Grup D Grup A + B + C + konsultasi ke dokter

4|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


Dosis obat

5|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


PPOK EKSERBASI PDPI

PPOK EKSERBASI GOLD 2018

MANAGEMEN EKSASERBASI

6|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


7|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )
IMUNOLOGI PPOK
1. PATOGENSIS PPOK

8|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


2. ATROFI OTOT DAN KAKEKSIA

9|C B D Imu n ologi / PP OK (PML48 )


3. MEKANISME BRONKODILATOR

B-agonis + B-adenoreseptor

Aktivasi adenil siklase

Perubahan ATP - cAMP

Aktifkan protein kinase

Hambat Ca++ chanel

Inaktivasi MLCK (myosin light chain kinase

<< Ca++

Relaksi otot

4. MEKANISME ANTI MUSKARINIK

10 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
11 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
5. RESISTEN STEROID

6. ROFLUMILAST – ANTI PDE4

12 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
7. ANTIBIOTIK PPOK

13 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
CASE BASED TEST

INFEKSI- GAWAT NAPAS (CAP)

Seorang laki-laki usia 43 tahun datang ke IGD dengan sesak napas

Anamnesis :

1. Keluhan utama
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas
 Napas berbunyi
 Batuk berdahak, sekret purulen
 Batuk darah
 Nyeri dada
2. Keluhan tambahan
 Demam
 Keringat malam
 Penurunan berat badan
 Penurunan selera makan
3. Riwayat penyakit terdahulu
 Hipertensi
 DM
Stroke
 Penyakit kardiovaskular
 TB
 Keganasan
4. Riwayat pengobatan
 Rawat inap di rumah sakit luar?
 Apakah keluhan sudah ada sebelum rawat inap>
 Riwayat antibiotik IV selama 1 bulan?
5. Riwayat sosial
 Pekerjaan
 Merokok
 Alkohol
 HIV

Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran, GCS), status mental, TD, RR, HR, SaO2 (bisa
menurun), Temp > 38 C
3. Toraks
 IPPA
 Ronki dan saura napas bronkial

1|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)


Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi:
a. Foto toraks (serial) ada infiltrat baru/progresif, konsolidasi, kavitas
b. USG toraks dan CT scan toraks jika ada indikasi
2. Pemeriksaan darah perifer lengkap dan hitung jenis, elektrolit, KGD, faal hati, faal ginjal (nilai
BUN)
N/L absolut ratio > 7 infeksi
3. Pewarnaan Gram, biakan sputum, darah, atau BAL
4. Pemeriksaan AGDA
5. Procalcitonin (untuk evaluasi antibiotik)

Diagnosis Banding

1. Pneumonia Komunitas
2. Pneumonia Nosokomial
3. TB paru
4. Proses non infeksi
a. ARDS
b. Atelektasis
c. Emboli paru
d. Gagal jantung
e. Keganasan
5. Penyakit lain ekstra paru: sepsis

Diagnosis pasti CAP foto toraks terdapat infiltrat/air bronkogram + beberapa gejala:

 Batuk
 Perubahan sputum puruen
 Suhu ≥ 38 / riwayat demam
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Pem fisis konsolidasi, bronkial, ronki
 Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500

Diagnosis Utama: Pneumonia Komunitas (CAP)

Penilaian derajat keparahan

2|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)


3|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)
4|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)
Penatalaksanaan

1.Farmakoterapi

Golongan Antibiotik Nama Obat Sediaan Dosis


Beta laktam Ko-amoksiklav Tablet 625 mg Infeksi ringan-sedang:
Injeksi vial 625 mg 250 mg/8 jam
Infeksi berat: 500 mg/8
jam
Amoksisilin Tablet 500 mg 250-500 mg 3x1
Sefadroksil Tablet, Injeksi 250, 500 1-2 gr/hari dalam 2
mg dosis terbagi
Seftazidim Inj 1 gr 1 gr/ hari (bisa 3-5
gram)
Sefotaksim Inj/vial 1 gr 1 gr/12 jam (maks: 12
gr/hari)
Seftriakson Inj, 1 gr 1x 2gr
Sefiksim Kapsul 100, 200 mg 50-100 mg, 2 x sehari

5|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)


Cefepim Inj, 500, 1 gr Infeksi ringan-sedang:
1 gr/12 jam
Infeksi berat: 2 gr/12
jam
Infeksi sangat berat: 2
gr/8 jam
Ampisilin sulbaktam Inj 1,5 gr, 3 gr 4x 1,5-3 gr
Meropenem Inj 500 mg, 1 gr 1 gr/8 jam
Fluorokuinolon Siprofloksasin Tablet, Unj, 500 mg Ringan-sedang: 2 x 500
mg
Berat: 2 x 750 mg/hari
Levofloksasin Tablet, Inj, 500, 750 mg 1 x 500 mg
1 x 750 mg
Moksifloksasin Tab, Inj 400 mg 400 mg/24 jam
Makrolid Eritromisin Tablet, 250,500 mg 1-2 gram/hari terbagi 4
dosis
Aminoglikosida Gentamisin Inj, 80 mg 3-7 mg/kg BB/hari 2-3
dosis terbagi selama 7-
10 hari

2. Nonfarmakoterapi

!. Vaksinisasi: Pneumokokus, Influenza

2. Berhenti merokok

3. Jaga kebersihan tangan, memakai amsker, APD

4. Etika batuk

6|C B D CAP / G awa t N ap as - (PML4 8)


CASE BASED TEST

INFEKSI- GAWAT NAPAS (HAP)

Seorang laki-laki usia 43 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran dan riwayat stroke serta
dirawat di RS lain selama 1 bulan.

Anamnesis :

1. Keluhan utama
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas
 Napas berbunyi HAP terjadi dalam waktu ≥ 48 jam
 Batuk berdahak, sekret purulen masa rawatan, telah disingkirkan
 Batuk darah masa inkubasi pada saat masuk
 Nyeri dada perawatan
2. Keluhan tambahan
 Demam
 Keringat malam
 Penurunan berat badan
 Penurunan selera makan
3. Riwayat penyakit terdahulu
 Hipertensi
 DM
Stroke
 Penyakit kardiovaskular
 TB
 Keganasan
4. Riwayat pengobatan
 Rawat inap di rumah sakit luar?
 Apakah keluhan sudah ada sebelum rawat inap>
 Riwayat antibiotik IV sealma 1 bulan?
5. Riwayat sosial
 Pekerjaan
 Merokok
 Alkohol
 HIV

Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
 Pasien tidak sadar
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran, GCS), TD, RR, HR, SaO2 (bisa menurun), Temp > 38 C
3. Toraks
 IPPA
 Ronki dan saura napas bronkial

1|C B D - HAP (PML4 8)


Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi:
a. Foto toraks (serial) ada infiltrat baru/progresif, konsolidasi, kavitas
b. USG toraks dan CT scan toraks jika ada indikasi
2. Pemeriksaan darah perifer lengkap dan hitung jenis, elektrolit, KGD, faal hati, faal ginjal
N/L absolut ratio > 7 infeksi
3. Pewarnaan Gram, biakan sputum, darah, atau BAL
4. Pemeriksaan AGDA
5. Procalcitonin (untuk evaluasi antibiotik)
6. Bila tersedia fasilitas: cek urin antigen Streptococcus pneumonia dan Legionella

Diagnosis Banding

1. Pneumonia nosokomial
2. Pneumonia komunitas
3. TB paru
4. Proses non infeksi
a. ARDS
b. Atelektasis
c. Emboli paru
d. Gagal jantung
e. Keganasan
5. Penyakit lain ekstra paru: sepsis

Diagnosis pasti HAP foto toraks terdapat infiltrat/progresif (berupa konsolidasi, kavitas) + 2
kriteria berikut:

 Suhu ≥ 38 / riwayat demam


 Sekret purulen
 Ronki atau bronkial
 Leukosit > 12.000/<4.000
 Saturasi memburuk dengan penurunan PaO2 atau PaCo2

Diagnosis Utama: Pneumonia Nosokomial (HAP)

Penatalaksanaan

1.Farmakoterapi

 Pemilihan antibiotik empiris pada HAP dengan aktivitas thd S.aureus


o Risiko MRSA positif (riw Ab IV 90 hari) ATAU prevalensi MRSA > 20% ATAU risiko tinggi
kematian (butuh alat bantu mekanis akibat HAP atau syok sepsis) AB + untuk MRSA
(vankomisin atau Linezolid)

2|C B D - HAP (PML4 8)


o Tidak ada f.risiko MRSA Ab untuk MSSA (piperasilin-tazobaktam, sefepim, levo,
imi/meropenem).
o Bila ada bukti MSSA oxasillin, nafsillin atau sefazolin
 Pemilihan antibiotik empiris pada HAP dengan aktivitas thd Pseudomonas aeruginosa dann
bakteri Gram negatif lainnya termasuk Klebsiella pneumoniae dan Acinetobacter baumanii
o Risiko Pseudomonas atau infeksi gram negatif lain positif (riw Ab IV 90 hari) ATAU risiko
tinggi kematian (butuh alat bantu mekanis akibat HAP atau syok sepsis) 2 jenis AB
antipseudomonas dari 2 gol berbeda
 Durasi pemberian AB pada HAP/VAP 7 hari (Klinis dan PCT)

3|C B D - HAP (PML4 8)


4|C B D - HAP (PML4 8)
2. Nonfarmakoterapi

1. Vaksinisasi: Pneumococal (PCV 13, PPV 23)


2. Berhenti merokok
3. Pengendalian infeksi (pakai APD, cuci tangan)

5|C B D - HAP (PML4 8)


CBD SEPSIS

IMUNOPATOGENESIS SEPSIS

Gram (-) Gram (+)


(lipopolisakarida) (peptidoglikan)
Endotoksin Exotoksin

Berikatan dgn Protein menjadi 


LPS binding protein (LBP)

Dideteksi oleh Makrofag


Melalui TLR –CD4

Makrofag (APC)  presentasikan Ag

Dikenali oleh MHC 2 – CD4

Aktivasi T helper

Th1 Th2

IL-2 IFN ϒ

Rangsang makrofag
I CAM Lepaskan stress hormon
keluarkan

IL-6
Norepinefrin dan glukagon IL-1β
GM-CSF TNF α

Aktifasi
Rekruitmen Neutrofil Proteolisis dan glikolisis Rangsang komplemen
endotel

Hiperglikemi
NO ↑↑ permeabilitas kapiler

Vasodilatasi
ICAM Rangsang endotel
Hipotensi

Lepas PGE2
Neutrofil yg direkrut 
Adhesi dan endotel
Lepaskan superoksidan Hipotalamus
Keluarkan lysozim
Ganggu O2 di mitokondria
Demam
Endotel lisis & terluka
Metabolisme anaerob Hipoperfusi
Vaskular leakage

Laktat Organ
healing damage
Trombosit & koagulasi

1|C B D S EP SIS – PL M 48
2|C B D S EP SIS – PL M 48
3|C B D S EP SIS – PL M 48
4|C B D S EP SIS – PL M 48
5|C B D S EP SIS – PL M 48
IMUNOPATOGENESIS SEPSIS

Gram (-) Gram (+)


(lipopolisakarida) (peptidoglikan)
Endotoksin Exotoksin

Berikatan dgn Protein menjadi 


LPS binding protein (LBP)

Dideteksi oleh Makrofag


Melalui TLR –CD4

Makrofag (APC)  presentasikan Ag

Dikenali oleh MHC 2 – CD4

Aktivasi T helper

Th1 Th1

IL-2 IFN ϒ

Rangsang makrofag
I CAM Lepaskan stress hormon
keluarkan

IL-6
Norepinefrin dan glukagon IL-1β
GM-CSF TNF α

Aktifasi
Rekruitmen Neutrofil Proteolisis dan glikolisis Rangsang komplemen
endotel

Hiperglikemi
NO ↑↑ permeabilitas kapiler

Vasodilatasi
ICAM Rangsang endotel
Hipotensi

Lepas PGE2
Neutrofil yg direkrut 
Adhesi dan endotel
Lepaskan superoksidan Hipotalamus
Keluarkan lysozim
Ganggu O2 di mitokondria
Demam
Endotel lisis & terluka

Metabolisme anaerob Hipoperfusi


Vaskular leakage

Laktat Organ
healing damage
Trombosit & koagulasi

Rekruit Neutrofil
CBD ARDS

PATOGENESIS

1. Fase Eksudatif
▫ Edema paru: peningkatan
permeabilitas
alveolus/membran kapiler
menyebabkan cairan edema
yang banyak mengandung
protein masuk ke dalam
alveolus
▫ Kerusakan alveolus difus dan
kerusakan epitel
gangguan transportasi
cairanbersihan cairan
alveolus ↓
▫ Defisiensi surfaktan:
kerusakan sel alveolus tipe
II produksi berkurang
▫ Eksudat inflamasi: sitokin (IL-
1, IL-6, TNF-α) dilepaskan
dan aktifkan neutrofil

1|C B D AR DS – PL M 4 8
2. Fase Proliferatif
▫ Perbaikan homeostasis jaringan
▫ Adanya fibroblas yang sementara
▫ Proliferasi sel progenitor saluran napas dan sel
epitel alveolar tipe II menjadi tipe I
▫ Transport aktif cairan dari alveolus ke
interstisium

3. Fase Fibrosis
▫ Terjadi 5-10 hari setelah kerusakan paru awal
▫ Ditandai oleh adanya fibroblas yang
mendepositkan kolagen ke dalam alveolus
▫ Sebabkan alveolitis fibrosis
▫ Kerusakan paru heterogen, dimana beberapa
daerah atelektasis, sedangkan daerah lain
dapat distensi berlebihan perburukan V/Q
matching dengan shunting hiperkarbia dan
hipoksemia

2|C B D AR DS – PL M 4 8
LUNG PROTECTIVE VENTILATION ARDS

PATOGENESIS SEPSIS-ARDS

Sepsis

3|C B D AR DS – PL M 4 8
CATATAN

1|C ATATAN – PL M 4 8
2|C ATATAN – PL M 4 8
3|C ATATAN – PL M 4 8
4|C ATATAN – PL M 4 8
5|C ATATAN – PL M 4 8
6|C ATATAN – PL M 4 8
7|C ATATAN – PL M 4 8
8|C ATATAN – PL M 4 8
9|C ATATAN – PL M 4 8
10 | C A T A T A N – P L M 4 8
11 | C A T A T A N – P L M 4 8
12 | C A T A T A N – P L M 4 8
13 | C A T A T A N – P L M 4 8
14 | C A T A T A N – P L M 4 8
dr. Andrean Lesmana
dr. Nurmanita Sari
dr. Elok Aryani
dr. Duma Siagian
dr. Zamindar
dr. Herbert Hutagaol
dr. Johanes Kevin
dr. Vidi Solia Gratia
dr. Dina Octafrida
dr. Aida

PLM 48

Anda mungkin juga menyukai