Semangat !
Yang penting ada ‘WILL’ nanti pasti kita akan ketemu ‘WAY’
OSCE MDR
Anamnesis
1. Menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mendapatkan data:
Nama
Umur
Pendidikan
Suku
Pekerjaan
Alamat
Status pernikahan
4. Menanyakan keluhan utama
Batuk: sejak kapan?dahak?volume?warna?bau
Batuk darah: sejak kapan?volume per kali batuk? Berapa kali sehari? Warna?
Sesak napas: sejak kapan? Berhubungan dengan aktivita s atau cuaca?
Napas bunyi: sejak kapan?
Nyeri dada: sejak kapan? Lokasi? Penjalaran? Terasa tertusuk-tusuk? Terutama
saat menarik napas atau batuk?
5. Menanyakan keluhan tambahan
Demam
Keringat malam
Penurunan berat badan: berapa kg? Dalam?
Penurunan selera makan
Lemah/lelah
6. Menanyakan riwayat pengobatan TB
Riwayat OAT? Kapan? Kat brp? Dimakan berapa lama? Diperoleh dari sapa?
Berdasarkan apa? Dinyatakan sembuh atau tidak?
7. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
Hipertensi
DM
Jantung
Asma/PPOK
Kanker
8. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Apakah di keluarga ada yang sakit?
Riwayat kontak di rumah:
9. Menanyakan riwayat sosial
Pekerjaan
Pasien menikah atau tidak: Anak berapa? Usia berapa?
Merokok: berapa batang/hari? Berapa lama? Masih merokok atau sudah
berhenti
Sex bebas
Pemeriksaan fisis
1. KU/KP/KG
1|OS C E M D R –P LM 4 8
2. BB dan TB
3. Pemeriksaan fisis
A. Kepala
B. Leher
KGB. Jika ada deskripsikan ukuran, permukaan, nyeri, mobile/imobile,
konglumerasi, batas
C. Toraks
D. Abdomen
E. Ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sputum:
BTA sputum
Pemeriksaan GenXpert sputum
Pemeriksaan kultur M.Tb
Pemeriksaan Uji resistensi Minta hasil setelah 1 bulan pengobatan
2. Pemeriksaan sebelum pengobatan
Darah lengkap
Faal hati
Faal ginjal
Elektrolit
KGD sewaktu**
TSH, T3, T4
HIV 3 metode
Tes kehamilan
EKG
Foto toraks
Tes Pendengaran
Tes penglihatan
Menegakkan diagnosis: MDR TB atau Pre XDR TB
Penatalaksanaan Farmakologis. JANGAN LUPA INFORMED CONSENT
1. Panduan Standar Jangka Pendek
KRITERIA PENGOBATAN TB RO DENGAN PADUAN JANGKA PENDEK
1. Tidak ada bukti resistan terhadap fluorokuinolon / obat injeksi lini kedua
2. Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
4. Tidak terdapat intoleransi terhadap obat-obat pada paduan standar jangka pendek
5. Tidak hamil
6. Bukan kasus TB ekstra paru berat
7. Tidak terdapat risiko terjadinya unfavorable outcome
Catatan:
Yang termasuk kasusTB ekstraparu berat ialah meningitis TB, tuberkuloma otak, dan spondilitis
TB. Kasus TB ekstraparu selain yang disebutkan di atas (mis. limfadenitis TB, efusi pleura
unilateral) dapat dipertimbangkan untuk pemberian pengobatan jangka pendek.
Yang termasuk risiko unfavorable outcome:
o pemanjangan gelomban QTcF >500 m
o kenaikan kadar SGOT-SGPT > 5x normal
o klirens kreatinin <30 cc/menit
o TB paru lesi sangat lanjut
o severe underweight.
2|OS C E M D R –P LM 4 8
DT
4-6 Km-Mfx-Eto(Pto)-H -Cfz-E-Z / 5 Mfx-Cfz-E-Z
3|OS C E M D R –P LM 4 8
2. Panduan Pengobatan Individual
• Paduan pengobatan individual terdiri dari setidaknya lima (5) obat efektif: 4 obat inti
lini kedua ditambah Pirazinamid (Z)
• Yang dimaksud dengan obat efektif adalah:
– Terbukti sensitif berdasarkan hasil uji kepekaan atau diperkirakan masih sensitif
– Tidak ada resistansi silang pada golongan yang sama
– Tidak ada riwayat pemakaian obat >1 bulan
4|OS C E M D R –P LM 4 8
5|OS C E M D R –P LM 4 8
Obat standar Km–Lfx–Cs-Eto–Z / Lfx-Cs-Eto-Z
Jika sejak awal Km – Mfx – Eto –Cs – PAS –Z / Mfx – Eto – Cs – PAS –Z
terbukti resistan
terhadap Alternatif dengan Bdq:
fluorokuinolon (TB Km - Eto – Cs – Z - Bdq/ Eto – Cs – Z
pre-XDR) atau alergi
fluorokuinolon
Jika sejak awal Cm - Mfx – Eto –Cs– PAS –Z/ Mfx – Eto – Cs – PAS–Z
terbukti resistan
terhadap kanamisin Alternatif dengan Bdq:
dan fluorokuinolon Eto – Cs – Z – PAS–Bdq – Lnz– Cfz/Eto – Cs – Z – PAS –Lnz– Cfz
(TB XDR)
6|OS C E M D R –P LM 4 8
11. Permasalahan utama bila pasien tidak mau diobati yaitu penularan ekpada anggota
keluarga lain terutama anaknya yang masih kecil.
12. Motivasi persuasif terhadap pasien
7|OS C E M D R –P LM 4 8
OSCE PEMASANGAN WSD
1|OS C E W SD – PL M 4 8
Baca dan pahami soal, tentukan diagnosis dan rencana terapi yaitu pemasangan WSD.
Jangan sampai salah letak kelainannya konformasi soal dan foto toraksnya. Apabila ragu
tanyakan ke penguji dimana toraks kanan /kiri kambingnya. Waktu osce 10 menit.
Contoh skemario;
Seorang laki-laki 30 tahund atang ke IGD dengan nyeri dada kanan sejak 2 hari sebelum
amsuk RS. Pasien terlihat sesak naps dan pucat. Nyeri dada dirasakan mendadak ketika
pasien akan mandi. Pasien mengeluh ada batuk berdahak selama 1 bulans ebelumnya.
Nafsu makan menurun dan ada keringat malam. Pengobatan penyakit paru dan lainnya
disangkal.
Pemeriksaan fisis
Pasien sadar. Tampak sakit berat, terlihat sesak. TD 140/90 mmHg, FP 42xmenit, T 37,6
Pemeriksaan paru
Inspeksi: paru kanan terlihat cembung, tertinggal saat bernapas
Palpasi: fremitus kanan melemah
Perkusi: Hipersonor pada paru kanan, sonor pada paru kiri
Auskultasi: Vesikuler melemah pada paru kanan, vesikuler pada paru kiri
2|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE BRONKOSKOPI FISIOLOGIS
3|OS C E W SD – PL M 4 8
atau minimal 3 hari sebelum tindakan
Premedikasi
o Minum codein 20 mg 12 jam dan 6 jam sebelum tindakan
FOB
o Injeksi sulfas atropine 0,25-0,5 mg IM/IV 15 menit sebelum
anestesi. Bila perlu ditambahkan diazepam 5-10 mg atau
midazolam 0,07-0,67 mg/kg BB IM/IV
Anestesi
o Kumur2 lodocain 2% sebanyak 5ccselama 5 menit
o Lakukan semprotan xylocain spray 10% pada lidah, faring,
laring 5-7 semprot, maks 20 spray
o Instilasi xylocain 2% 2cc melalui plica vocalis masuk ke
trakea, total sekitar 4-6 ml
Pasien diposisikan terlentang, dengan kepala ekstensi maskimal
Pasang Oksigen 3 L/menit nasal kanul, manset pengukur tekanan
darah, oksimeter, tutup mata, mouth piece
Operator
Menguasai teknik bronkoskopi
Menyiapkan berkas-berkas untuk pelaporan
Cuci tangan
Memakai APD: tutp kepala, google, apron, sarung tangan, masker
(sudah dilakukan sebelum masuk ruangan)
2 “Pak, FOBnya dimulai ya’. Alat bronkoskopi dicek dulu sumber cahayanya. 10
Bronkoskopi menyusuri pangkal lidah, faring, laring, sampai plika vokalis
Pemberian anastesi lokal lidokain (@2 nilai)
Pita suara: jangan lupa nilai gerak simetris dan mukosa licin tidak ada
hiperemis
Proksimal trakea
Karina
BUKa
BUKi
3 Identifikasi lobus paru kanan (@ 2 nilai) 6
Lobus atas kanan (LAKa)
Lobus Medius (LM)
Lobus bawah kanna (LBKa)
4 Identifikasi bronkus paru kanan (@ 2 nilai) 20
B1 (apikal)
B2 (posterior)
B3 (anterior)
B4 (lateral)
B5 (medial)
B6 (superior)
B7 (mediobasal)
B8 (anterobasal)
B9 (laterobasal)
B10 (posterobasal)
4|OS C E W SD – PL M 4 8
5 Identifikasi lobus paru kiri (@ 2 nilai) 4
Lobus atas kiri (LAKi)
Lobus bawah kiri (LBKi)
6 Identifikasi lobus paru kiri (@ 2 nilai) 16
B1+2 (apikoposterior)
B3 (anterior)
B4 (superior)
B5 (inferior)
B6 (superior)
B8 (anteromediobasal)
B9 (laterobasal)
B10 (posterobasal)
1. Orificium:
Terbuka:
Tertutup: tertutup hampir total/sebagian/total
2. Mukosa:
Permukaan; licin, massa, infiltrasi, berbenjol-benjol, mudah berdarah)
Warna: hiperemis, pucat
Oedem
3. Sekret: Serous/serohemoragik
4. Lain-lain: Tidak ada/ massa dan permukaan tidak rata, tertutup oleh lapisan nekrotik yang mudah
berdarah/ massa berdungkul-dungkul mudah berdarah/massa submukosa
5. Kesan
Stenosis edematous
Massa infiltratif tertutup sebagian (hampir total)
Stenosis edematous menutup total orifisium
Massa menekan plika vokalis
Stenosis infiltratif dengan lesi infiltratif menutup total orificium
Massa submukosa DD stenosis kompresi menutupi total orificium
5|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE BRONKOSKOPI PATOLOGIS
6|OS C E W SD – PL M 4 8
OSCE SPIROMETRI
Tujuan spirometri:
Menilai status faal paru (normal, restriksi, onstruksi, campuran)
Evaluasi pengobatan
Evaluasi perjalanan penyakit
Evaluasi prognosis
Mennetukan toleransi tindakan bedah
Indikasi:
Setiap keluhan sesak napas
Penderita asma dan PPOK stabil
Evaluasi penderita asma tiap tahun dan PPOK setiap 6 bulan
Penderita akan dianestesi umum
Pemeriksaan berkala pada pekerja yang terpajan zat dan apda perokok
5 Memberikan instruksi kepada pasien, bila mouth piece telah dimasukkan ke dalam
mulut, pasien kemudian inspirasi dan ekspirasi secara normal sebanyak 2 kali
kemudian inspirasi dalam dan kemudian ekspirasi dengan cepat dalam waktu
minimal 3 detik
(Misal, ajdi nanti anda akan diberikan alat seperti ini namanya mouth piece ini nanti
7|OS C E W SD – PL M 4 8
dimasukkan ke mulut bapak, kita selalu memakai alat yang baru ya pak. Hidung bapak
nanti akan kita tutup dengan penjepit, dan kemudian bapak diminta bernapas melalui
mulut. Nanti bapak bernapas baisa dulu sampai beberapa kali sampai bapak terbaisa,
baru kita akan lakukan pemeriksaan. Akan ada 2 pemeriksaan yang dilakukan pak, yang
pertama prosedur secara lambat dan yang kedua prosedur paksa.
Pada prosedur lambat, bapak bernapas biasa beberapa kali sapai bapak terbiasa
dan bapak sudah bernapas normal, nanti kami minta bapak menghirup udara
semaksimal mungkin setelah itu kami minta bapak keluarkan napas semaksimal
mungkin secara perlahan.
Pada prosedur paksa, caranya sama, bapak bernapas biasa dulu seperti tadi,
kemudian bapak kami minta bernapas secara maksimal dan kemudian
hembuskan napas sekuat-kuatnya, secepat-cepatnya, dan sehabis-habisnya).
Saya akan memberikan contoh ya pak)
6 Memasang nose clips pada hidung pasien
7 Pasien melaksanakan manuver (pemeriksaan)
Pengukuran kapasitas vital
Meletakkan mouth pice diantara gigi dan terkunci dengan bibir serta
Bernapas biasa sebanyak 3-4x, kemudian pasien menarik napas sedalam-
dalamnya dan mengeluarkan napas perlahan hingga sehabis-habisnya
Menyebutkan bahwa prosedur di atas diperlukan 3 data yang
reproducible. Pemeriksaan dilakukan maksimal 8x
Pengukuran kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa detik1
Meletakkan mouth pice diantara gigi dan terkunci dengan bibir
Bernapas biasa sebanyak 3-4x, kemudian pasien menarik napas sedalam-
dalamnya dan mengeluarkan napas secepet-cepatnya sampai habis
Menyebutkan bahwa prosedur di atas diperlukan 3 data yang
reproducible. Pemeriksaan dilakukan maksimal 8x
8 Memberikan motivasi kepada pasien agar melakukan manuver dengan maksimal
9 Pasien mengulang manuver sebanyak 2 kali
(Setelah selesai manuver jangan lupa letakkan mouth piece yang sudah digunakan di
tempat desinfektan dan membuka tutup hidung)
10 Hasil yang terbaik diambil sebagai hasil spirometri (nilai variabel VEP1 dan KVP yang
tertinggi)
11 Membaca, menganalisis dan menjelaskan hasil pemeriksaan spirometri
12 Menjelaskan hasil uji bronkodilator dari soal kasus
Kriteria acceptabel:
Grafik mulus, ada puncak, bebas artefak seperti batuk dan bocor
Awal yang baik
Durasi ekspirasi cukup (lebih dari 5 detik pada dewasa atau 3 detik pada anak)
Kriteria Reproducible
Dua nilai KVP terbesar ≤ 5%/150 ml
Dua nilai VEP1 terbesar ≤ 5%/150 ml
8|OS C E W SD – PL M 4 8
CONTOH SOAL LATIHAN
1. Pilihlah yang reproducible
I II III IV V
KV 4,01 4,11 4,29 4,31 4,32
KVP 4,00 4,10 4,28 4,30 4,31
VEP1 1,66 1,56 2,02 2,06 2,07
2. Buat kesimpulan dari faal paru di atas! Nilai prediksi KV=4,44 L, KVP=4,44 L,
VEP1=3,26 L
9|OS C E W SD – PL M 4 8
4. Gambarkan ilustrasi hasil kurva
Tambahan:
Variabilitas diurnal: nilai variasi diurnal APE >20% (selama 2 minggu). Nilai APE pagi hari sebelum
bronkodilator sebagai nilai terendah dari nilai APE dan nilai APE malam hari sebelumnya pasca BD
sebagai nilai tertinggi.
10 | O S C E W S D – P L M 4 8
11 | O S C E W S D – P L M 4 8
12 | O S C E W S D – P L M 4 8
13 | O S C E W S D – P L M 4 8
Uji dengan spirometry dibagi menjadi 2 jenis : statik dan dinamis
14 | O S C E W S D – P L M 4 8
Volume paru : dipengaruhi jenis kelamin dan postur tubuh .
15 | O S C E W S D – P L M 4 8
Uji Spirometry Dinamis
1. Kapasitas Vital Paksa/Force Vital Capacity (FVC) 2
Pengukuran yang diperoleh dari ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat
mungkin.
2. Kapasitas Vital Lambat/ Slow Vital Capacity (SVC)
Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap yang dilakukan secara perlahan
setelah atau sebelum inspirasi maksimal
3. Volume Ekspirasi Paksa pada Detik Pertama/ Force Expiration Volume (FEV1 )
Jumlah udara yang dikeluarkan sebanyakbanyaknya dalam 1 detik pertama pada
waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (volume udara yang dapat
diekspirasi dalam waktu standar selama pengukuran kapasitas vital paksa).
4. Maximal Voluntary Ventilation (MVV)
Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak banyaknya dalam 2 menit dengan
bernapas cepat dan dalam secara maksimal.
Ada lagi yang namanya Dead Space/ ruang Rugi, maksudnya adalah jumlah udara yang
diluar alveolus seperti di nasal cavity, trakea, bronkus, bronkiolus dan tidak mengalami
pertukaran gas. Jumlahnya kira kira 150 ml.
16 | O S C E W S D – P L M 4 8
OSCE KEMOTERAPI
Anamnesis
1. Menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mendapatkan data
Nama
Umur
Pendidikan
Suku
Pekerjaan
Alamat
Status pernikahan
4. Menanyakan keluhan utama
Batuk: sejak kapan?dahak?volume?warna?bau
Batuk darah: sejak kapan?volume per kali batuk? Berapa kali sehari? Warna?
Sesak napas: sejak kapan? Berhubungan dengan aktivita s atau cuaca?
Napas bunyi: sejak kapan?
Nyeri dada: sejak kapan? Lokasi? Penjalaran? Terasa tertusuk-tusuk? Terutama saat
menarik napas atau batuk?
5. Menanyakan keluhan tambahan
Demam
Keringat malam
Penurunan berat badan: berapa kg? Dalam?
Penurunan selera makan
Suara serak
Sulit menelan
Benjolan di tubuh?
Bengkak wajah atau lainnya?
6. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
Hipertensi
DM
Jantung
Asma
PPOK
TB atau OAT
Kanker
7. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Kanker di keluarga?
8. Menanyakan riwayat sosial
Pekerjaan
Pasien menikah atau tidak
Merokok: berapa batang/hari? Berapa lama? Masih merokok atau sudah berhenti
Riwayat alkohol
Pemeriksaan fisis
1. KU/KP/KG jangan lupa tanya PS
1|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
2. BB dan TB
3. Pemeriksaan fisis
A. Kepala
Wajah bengkak
Sindrom horner: ptosis, miosis, anhidrosis ipsilateral, enoftalmus
B. Leher
Bull neck
Trakea medial atau deviasi
TVJ
KGB. Jika ada deskripsikan ukuran, permukaan, nyeri, mobile/imobile,
konglumerasi, batas
C. Toraks
Venektasi
Vena kolateral
D. Abdomen
Hepatomegali
Splenomegali
E. Ekstremitas
Edema
Sianosis
Clubbing finger
HPOA
Nicotine stain
Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks PA/Lateral
2. Cek darah lengkap, KGD, faal hati, faal ginjal + CrCL, elektrolit, faal hemostatsis
3. CT scan toraks dengan IV kontras
4. Sitologi sputum
5. Sitologi KGB
6. Sitologi cairan pleura
7. Bronkoskopi: sitologi TBNA, sitologi brushing, sitologi BAL/washing, histopatologi
biopsi forsep
Kandidat meyebutkan primer tumor paru berdasarkan hasil bronkoskopi atau pemeriksaan
TTF-1
Menegakkan diagnosis
Diagnosis kanker? Jenis? Stage? PS?
Mis: Kanker paru jenis Adenokarsinoma T4N2M1b stage IVB PS I
2|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
TNM 7
3|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
4|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
5|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
6|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
7|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
TNM 8
Pemeriksaan tambahan
1. EGFR
2. K-ras
3. ALK
4. IHK PD-L1
Kandidat menjelaskan hasil dan konsekuensinya
8|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
Penatalaksanaan: Kemoterapi atau Radioterapi
1. Sebutkan salah satu pilihan regimen kemoterapi dan dosisnya. Jangan lupa
INFORMED CONSENT ya
9|O S C E U N A S 2 0 1 8 – P LM4 8
10 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
11 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
3. Kandidat menjelaskan RECIST secara lengkap
12 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
4. Kandidat menjelaskan obat ini ke 2
Edukasi
1. Memberitahu pasien tentang penyakit, staging, pengobatan, dan tujuan pengobatan,
DAN prognosisnya. Jangan lupa minta informed consent kemooterapi!!!!
“Ada yang belum jelas pak?ada yang mau ditanyakan lagi?”
Prognosis:
TNM 7
13 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
TNM 8
5 year survival rate
2. Penyakit diobati dengan proses yang panjang seperti kemoterapi DAN efek samping
3. Jika ada efek samping kontrol
4. Diet sehat
5. Berhenti merokok
6. Motivasi pasien untuk terus berobat dan berpikiran positif
Evaluasi pengobatan
Foto toraks setelah pemberian kemoterapi 2 siklus
CT scan toraks setelah pemberian kemoterapi 3 siklus
Brain scan dan bone scan/bone survey setelah 6 bulan
Terapi target atau imunoterapi setiap 3 bulan/3 siklus
14 | O S C E U N A S 2 0 1 8 – P L M 4 8
CASE BASED TEST
ONKOLOGI-PARU KERJA
Anamnesis :
1. Keluhan respiratorik
Sesak napas -> Berapa lama
Napas berbunyi
Batuk -> Berapa lama
Batuk darah -> Volume?
Nyeri dada
2. Keluhan tambahan
Demam, nafsu makan, penurunan BB
Suara serak, sulit menelan -> T4
Bengkak wajah, leher, lengan -> T4
Benjolan di bagian tubuh -> M1b
Sindroma paraneoplastik : HPOA, trombosis vena perifer, neuropatia)
3. Riwayat penyakit terdahulu (faktor resiko)
Asma, PPOK, HT, DM, TB paru
4. Riwayat pemakaian obat
OAT, dll
5. Riwayat keluarga (faktor resiko)
Ada keluarga penyakit tumor
6. Riwayat sosial (Faktor resiko)
Pekerjaan (7 cara mendiagnosis paru kerja)*
Merokok
Rumah (dekat pabrik, kayu bakar, anti nyamuk bakar, ventilasi rumah)
Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran), TD, RR, HR, SaO2, VAS, BB, TB
3. Kepala sampai leher seperti pemeriksaan pada umumnya) Yg penting:
KGB leher (M1B), supraklavikula (N3)
SVKS ( bengkak pada leher, wajah dan lengan. Vena kolateral dan venektasi di toraks)
-> T4
Horner syndrome ( enoftalmus, anhidrosis ipsilateral, miosis)-> tumor di sulcus
superior menekan trunkus simpatikus (T3)
Ekstremitas ( Nikotin strain, HPOA)
Pemeriksaan Penunjang
1. DL, AGDA, RFT,LFT, Elektrolit
2. Sitologi Sputum
3. Foto torax, foto torax ILO (paru kerja)
4. Spirometri
5. EKG
6. Tumor marker
Jenis tumor Tumor marker Normal value
Tumor paru CEA < 5 ng/ml
Cyfra 21-1 < 2.08 ng/ml
NSE 15.7- 17.0 ng/ml
Tumor mediastinum Β-HCG < 5 ng/ml
AFP 1.09- 8.04 ng ng/ml
LDH 125- 220 ng/ml
7. IHK
Mesotelioma EMA (ephitelial membrane antigen)
Calretinin
Adeno vs tumor paru metastasis TTF-1
Penanganan SVKS **
Diagnosis definitif :
- Generasi 1 :
1. Gefitinib 1 x 250mg (Sediaan 250mg)
2. Erlotinib 1x 150 mg Sediaan 100mg, 150mg)
- Generasi 2 : Afatinib 1 x 40 mg (sediaan 20,30,40 mg)
- Generasi 3: osimertinib 1 x 80mg (sediaan 80mg)
1. Diare
2. Rush
3. Pionokia
4. Mual dan muntah
5. Peningkatan serum Transaminase
IMUNOLOGI –ASMA
kasus gawat darurat langsung pikirkan derajat asma eksaserbasi cari poin penting eksaserbasi
Anamnesis :
1. Keluhan respiratorik
Sesak napas Sesak napas berapa lama, episodik
Napas berbunyi Sesak menganggu aktivitas ?
Dada terasa berat Terbangun malam karena sesak
Gejala memburuk pada malam menjelang pagi
Batuk
Dicetuskan oleh ? (debu, aktivitas, emosi, flu, dll)
2. Keluhan tambahan
Demam (jika ada ISPA)
3. Riwayat penyakit terdahulu
Asma dari kecil
Rhinitis alergi
Dermatitis atopi
Riwayat alergi/ atopi apapun itu
4. Riwayat pemakaian obat
Inhaler/ bronkodilator
Pernah masuk IGD atau dirawat di RS karena sesak napas ?
5. Riwayat keluarga
Ada keluarga yang menderita asma atau alergi ?
6. Riwayat sosial
Pekerjaan
Merokok
Memelihara binatang
Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
Gelisah
Dapat bicara kalimat / terbata-bata
Duduk atau duduk condong kedepan
Pemeriksaan Penunjang
1. APE pre BD menurun reversibilitas > 20% post BD 400mg, 2x2 puff
2. Spirometri
a. VEP1/FVC < 75 % Obstruksi
b. Reversibiltas VEP1 > 12 % dan > 200ml post BD
c. Varibilitas diurnal APE ≥ 20% lihat tabel variable expiratory airflow limitation !
d. Uji provokasi bronkus lihat tabel variable expiratory airflow limitation !
3. Foto torax
4. Darah rutin eosinofil (≥300), Ig E
5. FeNo >>> pada asma eosinofilik
6. Skin prick test
Differensial Diagnosis :
PPOK Eksaserbasi
Bronkiektasis eksaserbasi
ACO eksaserbasi
Bronkitis ekaserbasi
ILD dengan infeksi sekunder
Dosis ICS
Obat Tambahan
1. LTRA = anti-leukotrine
- 5-lipooksigenase ziluton
- Montelukas, zafirlukas blok reseptor leukotrin sisteinil
2. Anti-IgE omalizumab SC /2 dan 4 minggu
3. Anti-IL-5 Mepolizumab 100mg SC/ 4 minggu
Seorang laki-laki usia 37 tahun datang dengan keluhan sesak napas ke IGD. Dibawa oleh keluarganya.
1| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
Kebiasaan merokok, pekerjaan IB ringan, supir
Kepala/leher Normal
Thorak inspeksi: Pengunaan otot bantu napas (+)
palpasi, perkusi: normal, normal
Auskultas Ekspirasi memanjang, wheezing(+)
Ekstremitas: Normal
3. Diagnosis/diagnosis banding 10
1. Asma serangan akut berat
2. PPOK eksaserbasi berat
3. ACO eksaserbasi
4. Bronkiektasis eksaserbasi
5. ILD dengan sekunder
infeksi
6. Bronkitis Kronik dengan
sekunder infeksi
2| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
Hidrokortison)
Pertimbangkan Magnesium
Pertimbangkan ICS dosis tinggi
Non farmakologi
- Edukasi : hindari faktor
pencetus, polusi
- Berhenti merokok
- Senam asma
- Nutrisi
- Cara menggunakan inhaler
yang benar dan kepatuhan
menggunakan obat.
7. Imunologi asma 30
8. Pertanyaan tambahan/bantuan: (10)
Mekanisme kerja LAMA-LABA dan
xantin
3| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
4| S k e na rio C BD A sma -P LM 4 8
CASE BASED TEST
IMUNOLOGI –PPOK
Seorang laki-laki 56 tahun keluhan utama sesak napas datang ke poli paru
kasus ppok stabil cari poin penting MMRC, CAT, eksaserbasi dan riw hospitalisasi
Anamnesis :
1. Keluhan respiratorik
Sesak napas Sesak napas berapa lama, menetap sepanjang hari
Batuk kronik Sesak napas semakin lama makin memburuk
Batuk dahak Sesak saat MMRC*
Sesak menganggu aktivitas
Napas berbunyi
Dahak purulensi, warna
MMRC*
2. Keluhan tambahan
Demam
Infeksi saluran napas bawah
Nyeri dada, dada terasa penuh
Keterbatasan aktivitas
3. Riwayat penyakit komorbid
Jantung, osteoporosis, dll
4. Riwayat pemakaian obat
Inhaler/ bronkodilator
Pernah masuk IGD atau dirawat di RS karena sesak napas ?
5. Riwayat keluarga
PPOK atau penyakit respiratori kronik
6. Riwayat sosial
Pekerjaan paparan lingkungan
Merokok IB
Biomas
Obat nyamuk, asap2an
Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometri
a. VEP1/FVC < 70 % Obstruksi
b. Reversibiltas negatif pada PPOK VEP1 < 12 % dan < 200ml post BD
2. Foto torax hiperinflasi, jantung pendulum, diafragma mendatar, sela iga melebar
3. CAT*
4. Darah rutin
5. AGDA lihat tanda2 gagal napas
CAT*
Diagnosis :
PPOK Stabil grup A / B / C / D
Differensial Diagnosis :
Asma stabil
Bronkiektasis
Tb
Bronkitis ekaserbasi
Bronkiolitis obliterative
CHF
Tatalaksana :
1. Farmakologi
Grup A Semua bronkodilator
Grup B LAMA atau LAMA LAMA + LABA
Grup C LAMA LAMA + LABA atau LABA + ICS
Grup D LABA + LAMA LAMA + LABA + ICS
Pertimbangkan Roflumilast jk FEV1/FVC < 50 % pred
Pertimbangkan makrolide azitromisin 250mg/hari
2. Non- Farmakologi
Grup A Stop merokok, aktivitas fisik, cukup tidur, nutrisi baik
Grup B Grup A + teknik atur napas, management stres
Grup C Grup A + B + hindari faktor pemburuk
Grup D Grup A + B + C + konsultasi ke dokter
MANAGEMEN EKSASERBASI
B-agonis + B-adenoreseptor
<< Ca++
Relaksi otot
10 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
11 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
5. RESISTEN STEROID
12 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
7. ANTIBIOTIK PPOK
13 | C B D I m u n o l o g i / P P O K (PML4 8)
CASE BASED TEST
Anamnesis :
1. Keluhan utama
Penurunan kesadaran
Sesak napas
Napas berbunyi
Batuk berdahak, sekret purulen
Batuk darah
Nyeri dada
2. Keluhan tambahan
Demam
Keringat malam
Penurunan berat badan
Penurunan selera makan
3. Riwayat penyakit terdahulu
Hipertensi
DM
Stroke
Penyakit kardiovaskular
TB
Keganasan
4. Riwayat pengobatan
Rawat inap di rumah sakit luar?
Apakah keluhan sudah ada sebelum rawat inap>
Riwayat antibiotik IV selama 1 bulan?
5. Riwayat sosial
Pekerjaan
Merokok
Alkohol
HIV
Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran, GCS), status mental, TD, RR, HR, SaO2 (bisa
menurun), Temp > 38 C
3. Toraks
IPPA
Ronki dan saura napas bronkial
Diagnosis Banding
1. Pneumonia Komunitas
2. Pneumonia Nosokomial
3. TB paru
4. Proses non infeksi
a. ARDS
b. Atelektasis
c. Emboli paru
d. Gagal jantung
e. Keganasan
5. Penyakit lain ekstra paru: sepsis
Diagnosis pasti CAP foto toraks terdapat infiltrat/air bronkogram + beberapa gejala:
Batuk
Perubahan sputum puruen
Suhu ≥ 38 / riwayat demam
Nyeri dada
Sesak napas
Pem fisis konsolidasi, bronkial, ronki
Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500
1.Farmakoterapi
2. Nonfarmakoterapi
2. Berhenti merokok
4. Etika batuk
Seorang laki-laki usia 43 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran dan riwayat stroke serta
dirawat di RS lain selama 1 bulan.
Anamnesis :
1. Keluhan utama
Penurunan kesadaran
Sesak napas
Napas berbunyi HAP terjadi dalam waktu ≥ 48 jam
Batuk berdahak, sekret purulen masa rawatan, telah disingkirkan
Batuk darah masa inkubasi pada saat masuk
Nyeri dada perawatan
2. Keluhan tambahan
Demam
Keringat malam
Penurunan berat badan
Penurunan selera makan
3. Riwayat penyakit terdahulu
Hipertensi
DM
Stroke
Penyakit kardiovaskular
TB
Keganasan
4. Riwayat pengobatan
Rawat inap di rumah sakit luar?
Apakah keluhan sudah ada sebelum rawat inap>
Riwayat antibiotik IV sealma 1 bulan?
5. Riwayat sosial
Pekerjaan
Merokok
Alkohol
HIV
Pemeriksaan fisik
1. KU/KG/KP
Pasien tidak sadar
2. Vital sign : sens (cm/ penurunan kesadaran, GCS), TD, RR, HR, SaO2 (bisa menurun), Temp > 38 C
3. Toraks
IPPA
Ronki dan saura napas bronkial
Diagnosis Banding
1. Pneumonia nosokomial
2. Pneumonia komunitas
3. TB paru
4. Proses non infeksi
a. ARDS
b. Atelektasis
c. Emboli paru
d. Gagal jantung
e. Keganasan
5. Penyakit lain ekstra paru: sepsis
Diagnosis pasti HAP foto toraks terdapat infiltrat/progresif (berupa konsolidasi, kavitas) + 2
kriteria berikut:
Penatalaksanaan
1.Farmakoterapi
IMUNOPATOGENESIS SEPSIS
Aktivasi T helper
Th1 Th2
IL-2 IFN ϒ
Rangsang makrofag
I CAM Lepaskan stress hormon
keluarkan
IL-6
Norepinefrin dan glukagon IL-1β
GM-CSF TNF α
Aktifasi
Rekruitmen Neutrofil Proteolisis dan glikolisis Rangsang komplemen
endotel
Hiperglikemi
NO ↑↑ permeabilitas kapiler
Vasodilatasi
ICAM Rangsang endotel
Hipotensi
Lepas PGE2
Neutrofil yg direkrut
Adhesi dan endotel
Lepaskan superoksidan Hipotalamus
Keluarkan lysozim
Ganggu O2 di mitokondria
Demam
Endotel lisis & terluka
Metabolisme anaerob Hipoperfusi
Vaskular leakage
Laktat Organ
healing damage
Trombosit & koagulasi
1|C B D S EP SIS – PL M 48
2|C B D S EP SIS – PL M 48
3|C B D S EP SIS – PL M 48
4|C B D S EP SIS – PL M 48
5|C B D S EP SIS – PL M 48
IMUNOPATOGENESIS SEPSIS
Aktivasi T helper
Th1 Th1
IL-2 IFN ϒ
Rangsang makrofag
I CAM Lepaskan stress hormon
keluarkan
IL-6
Norepinefrin dan glukagon IL-1β
GM-CSF TNF α
Aktifasi
Rekruitmen Neutrofil Proteolisis dan glikolisis Rangsang komplemen
endotel
Hiperglikemi
NO ↑↑ permeabilitas kapiler
Vasodilatasi
ICAM Rangsang endotel
Hipotensi
Lepas PGE2
Neutrofil yg direkrut
Adhesi dan endotel
Lepaskan superoksidan Hipotalamus
Keluarkan lysozim
Ganggu O2 di mitokondria
Demam
Endotel lisis & terluka
Laktat Organ
healing damage
Trombosit & koagulasi
Rekruit Neutrofil
CBD ARDS
PATOGENESIS
1. Fase Eksudatif
▫ Edema paru: peningkatan
permeabilitas
alveolus/membran kapiler
menyebabkan cairan edema
yang banyak mengandung
protein masuk ke dalam
alveolus
▫ Kerusakan alveolus difus dan
kerusakan epitel
gangguan transportasi
cairanbersihan cairan
alveolus ↓
▫ Defisiensi surfaktan:
kerusakan sel alveolus tipe
II produksi berkurang
▫ Eksudat inflamasi: sitokin (IL-
1, IL-6, TNF-α) dilepaskan
dan aktifkan neutrofil
1|C B D AR DS – PL M 4 8
2. Fase Proliferatif
▫ Perbaikan homeostasis jaringan
▫ Adanya fibroblas yang sementara
▫ Proliferasi sel progenitor saluran napas dan sel
epitel alveolar tipe II menjadi tipe I
▫ Transport aktif cairan dari alveolus ke
interstisium
3. Fase Fibrosis
▫ Terjadi 5-10 hari setelah kerusakan paru awal
▫ Ditandai oleh adanya fibroblas yang
mendepositkan kolagen ke dalam alveolus
▫ Sebabkan alveolitis fibrosis
▫ Kerusakan paru heterogen, dimana beberapa
daerah atelektasis, sedangkan daerah lain
dapat distensi berlebihan perburukan V/Q
matching dengan shunting hiperkarbia dan
hipoksemia
2|C B D AR DS – PL M 4 8
LUNG PROTECTIVE VENTILATION ARDS
PATOGENESIS SEPSIS-ARDS
Sepsis
3|C B D AR DS – PL M 4 8
CATATAN
1|C ATATAN – PL M 4 8
2|C ATATAN – PL M 4 8
3|C ATATAN – PL M 4 8
4|C ATATAN – PL M 4 8
5|C ATATAN – PL M 4 8
6|C ATATAN – PL M 4 8
7|C ATATAN – PL M 4 8
8|C ATATAN – PL M 4 8
9|C ATATAN – PL M 4 8
10 | C A T A T A N – P L M 4 8
11 | C A T A T A N – P L M 4 8
12 | C A T A T A N – P L M 4 8
13 | C A T A T A N – P L M 4 8
14 | C A T A T A N – P L M 4 8
dr. Andrean Lesmana
dr. Nurmanita Sari
dr. Elok Aryani
dr. Duma Siagian
dr. Zamindar
dr. Herbert Hutagaol
dr. Johanes Kevin
dr. Vidi Solia Gratia
dr. Dina Octafrida
dr. Aida
PLM 48