Anda di halaman 1dari 15

BRONKOSKOPI SEBAGAI PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN

TERAPEUTIK PENYAKIT PARU

Elsa Purnama Sari1 , Oea Khairsyaf2, Irvan Medison3


1,2,3Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP DR. M.
Djamil Padang
e-mail: elsapurnamasari2007@gmail.com

ABSTRACT
Bronchoscopy is a medical procedure that provides visualization of the tracheobronchial tree by placing
an optical instrument (bronchoscope) into the airway and is performed by a qualified doctor. Bronchoscopy was
first discovered by Gustav Killian in 1897 and since then his techniques have continued to evolve. As lung disease
cases became more complex and the need for minimally invasive procedures, the contribution of bronchoscopy
became increasingly important. The two main indications for the use of bronchoscopy are as a diagnostic and
therapeutic tool. Bronchoscopy is a safe procedure but still has the potential to cause complications. Bronchoscopy
has been widely used as a diagnostic and therapeutic procedure, but bronchoscopy also has limitations in that it
cannot reach the periphery of the lung. This paper is made to describe the basic principles of bronchoscopy and
its clinical application in diagnostic and therapeutic measures of lung disease.

Keywords: bronchoscopy, diagnostic, therapeutic

ABSTRAK
Bronkoskopi adalah suatu prosedur medis yang memberikan visualisasi trakeobronkial dengan
menempatkan Diagnostic Sign (bronkoskop) ke dalam saluran napas dan dilakukan oleh dokter yang mempunyai
kompetensi. Bronkoskopi ditemukan pertama kali oleh Gustav Killian tahun 1897 dan sejak saat itu Diagno-
tekniknya terus berkembang. Seiring dengan semakin kompleksnya kasus penyakit paru dan kebutuhan akan
prosedur minimal Diagnost, maka kontribusi bronkoskopi semakin penting. Dua indikasi utama penggunaan
bronkoskopi adalah sebagai alat Diagnostic dan terapeutik. Bronkoskopi merupakan Diagnost yang aman tapi
tetap berpotensi menimbulkan komplikasi. Bronkoskopi telah luas digunakan sebagai prosedur Diagnostic dan
terapeutik, namun bronkoskopi juga memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat mencapai bagian perifer paru. Tulisan
ini dibuat untuk memaparkan prinsip dasar bronkoskopi dan aplikasi klinisnya dalam Diagnost iagnostic dan
terapeutik penyakit paru.

Kata Kunci: bronkoskopi, diagnostik, terapeutik

PENDAHULUAN menempatkan instrumen optik ke dalam


Bronkoskopi berasal dari bahasa saluran napas. Instrumen tersebut disebut
Yunani; broncho yang berarti batang bronkoskop, yaitu sejenis endoskop yang
tenggorokan dan scopos yang berarti adalah digunakan untuk pemeriksaan organ dalam
suatu prosedur medis yang memberikan tubuh. Tindakan ini dilakukan oleh dokter yang
visualisasi trakeobronkial dengan mempunyai kompetensi dengan memeriksa
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

bronkus atau percabangannya untuk tujuan signifikan dalam dua dekade terakhir.3 Penting
1,2
diagnostik atau terapeutik. bagi dokter dan tenaga medis untuk
Bronkoskopi dilakukan pertama kali mengetahui aplikasi klinis bronkoskopi dalam
pada tahun 1897 oleh seorang Otolaryngologist tindakan diagnostik dan terapeutik penyakit
berkebangsaan Jerman, Gustav Killian, paru. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan
dengan menggunakan endoskopi kaku untuk untuk membahas tentang prinsip dasar
mengeluarkan tulang babi dari bronkus utama bronkoskopi, peranan bronkoskopi dalam
kanan (mainsterm bronkus). Oleh karena itu, tindakan diagnostik dan terapeutik pada
Killian secara umum dikenal sebagai Bapak penyakit paru, komplikasi serta keterbatasan
Bronkoskopi.1 Pada awal abad ke-19, tindakan bronkoskopi.
Chevalier Jackson, seorang laryngologist di
Philadelphia, mulai mengembangkan “tabung” PEMBAHASAN
endoskopi. Jackson terus merancang dan Jenis Bronkoskop
membuat endoskopi baru serta alat-alat Bronkoskop terdiri dari 2 jenis
tambahan untuk menyempurnakan teknik baru berdasarkan bentuk dan sifat alat, yaitu
untuk evakuasi atau pengeluaran benda asing.1 bronkoskop kaku (rigid) dan bronkoskop
2
Tahun 1950-an, teknologi untuk fiber fleksibel.
optic endoskopi mulai berkembang. Pada tahun 1. Bronkoskop Kaku
1966 Shigeto Ikeda memperkenalkan Bronkoskop kaku merupakan alat
bronkoskopi fleksibel dengan teknologi yang berbentuk tabung lurus terbuat dari
pencitraan serat optik. Hal ini merupakan bahan stainless steel. Panjang dan lebar
revolusi dalam bidang bronkoskopi. bervariasi, tetapi bronkoskop untuk dewasa
Kemampuan untuk flexi distal ujung biasanya berukuran panjang 40 cm dan
bronkoskopi memungkinkan bronchoscopist diameter berkisar 9-13,5 mm, tebal dinding
(operator bronkoskopi) untuk mencapai ke bronkoskop berkisar 2-3 mm. Tindakan ini
hampir semua bagian dari saluran nafas yang harus dilakukan oleh bronchoscopist yang
1
lebih kecil. Seiring dengan semakin berpengalaman di ruang operasi.
kompleksnya kasus penyakit paru dan Bronkoskop kaku diindikasikan pada
kebutuhan akan prosedur minimal invasif, penderita dengan obstruksi saluran napas
maka kontribusi bronkoskopi semakin penting. ketika tidak dapat ditatalaksanan dengan
Prosedur ini mengalami perkembangan yang bronkoskop fleksibel. 2

Gambar 1. Bronkoskop kaku2

334
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

2. Bronkoskop fleksibel (FOB), sangat membantu dalam


Bronkoskop fleksibel atau menegakkan diagnosis pada kelainan
bronkoskop serat optik lentur (BSOL) juga paru. Bronkoskop fleksibel berupa tabung
dikenal sebagai Fiber Optic Bronchoscopy tipis panjang dengan diameter 5-6 mm.2

Gambar 2. Bronkoskop fleksibel7

Sepanjang 55 cm tabung bronkoskop f. Batuk kronis yang tidak diketahui


fleksibel mengandung serat optik yang penyebabnya
memancarkan cahaya. Ujung distal g. Wheezing local
bronkoskop memiliki sumber cahaya yang h. Stridor
dapat memperbesar 120o dari 100o lapangan i. Aspirasi benda asing
pandang yang diproyeksikan ke layar video j. Trauma dinding dada
atau kamera. Tabungnya sangat fleksibel k. Efusi pleura yang tidak diketahui
sehingga memungkinkan operator untuk penyebabnya
melihat sudut 160o-180o keatas dan 100o- l. Evaluasi pasien post transplantasi paru
130o ke bawah. Hal ini memungkinkan m. Intubasi endotrakeal
bronchoscopist untuk melihat ke segmen yang n. Striktur dan stenosis trakeobronkial
lebih kecil dan segmen sub cabang bronkus ke o. Suara parau dan paralise plika vokalis
atas dan ke bawah dari bronkus utama, dan p. Sindroma vena kava superior
juga ke depan belakang (anterior dan q. Fistula
2
superior). r. Pneumotoraks persisten
s. Evaluasi post operative pada trakea,
Indikasi Bronkoskopi tarkeobronkial, bronchial, atau stump
Dua indikasi utama penggunaan anastomosis
bronkoskopi adalah sebagai alat diagnostik dan t. Bronkografi
2
terapeutik.
1. Indikasi Diagnostik 2. Indikasi Terapeutik
a. Malignan/Keganasan a. Pulmonary toilet
b. Infeksi b. Removal benda asing
c. Kolaps paru yang tidak diketahui c. Removal jaringan endobronkial
penyebabnya obstruktif
d. Interstisial lung disease d. d.Pemasangan airway stent
e. Hemoptisis e. Bilasan bronkoalveolar
f. Aspirasi kista

335
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

g. Drainage abses Gejala awal dari toksisitas lidokain


h. Injeksi intralesi meliputi gemetar, menggigil, dan delirium.
i. Trauma dinding dada Lidokain dapat menyebabkan sinus arrest dan
j. Penutupan fistula bronkogenik AV block jika diberikan dalam jumlah
k. Airway maintenance berlebihan, terutama pada pasien dengan
l. Bronkial termoplasti riwayat dasar penyakit jantung.4
Padapenelitian Hen dkk, melaporkan terdapat
Kontraindikasi Bronkoskopi 4,3% kasus komplikasi akibat bronkoskopi dari
Bronkoskopi tidak dapat dilakukan jika 1358 prosedur, 2,8% komplikasi tidak terkait
memiliki kontraindikasi absolut dan sebaiknya pernapasan dan angka kematian 0,1%.5
tidak dilakukan pada pasien dengan Leiten dkk melakukan sistematik review
kontraindikasi relatif. Jika bronkoskopi terpaksa terhadap 45 publikasi ilmiah sejak 8 Februari
dilakukan pada pasien yang memiliki 2016 tentang komplikasi akibat bronkoskopi.
kontraindikasi relatif, maka harus dilakukan Mereka menemukan komplikasi yang berat
dengan pengontrolan yang sangat ketat dan akibat tindakan bronkoskopi jarang ditemukan,
kehati-hatian.2 kejadian pneumotroak yang memerlukan
1. Kontraindikasi absolut: tindakan intervensi dilaporkan sebanyak 0-
a. Tidak ada informed consent dari 2,1% pasien. Komplikasi yang tersering berupa
pasien desaturasi oksigen 0,7-76,3% pasien dan
b. Tidak ada operator terlatih perdarahan 2,5-89,9% pasien. 4

c. Kurangnya peralatan dan fasilitas


2. Kontraindikasi relatif: Keterbatasan Bronkoskopi

a. Recent Myocard Infark Diameter mempengaruhi sejauh mana

b. Unstable Angina bronkoskopi dapat menelusuri saluran

c. Uncontrolled arrhythmia pernapasan. Diameter bronkoskopi yang sering

d. Hipoksemia refrakter digunakan 5-6 mm sehingga dapat mencapai

e. Hiperkarbia berat generasi ke 3 dan ke 5 dari bronchial tree.


Bronkoskopi dengan ukuran diameter yang

Komplikasi Tindakan Bronkoskopi lebih kecil (3,1 – 3,8 mm ) tersedia, tapi ukuran

Bronkoskopi merupakan tindakan yang ruang kerjanya juga kecil sehingga terbatas
cukup aman, tapi tetap berpotensi terjadinya untuk biopsi dan kekuatan daya hisap.6

komplikasi yang serius walaupun jarang. Keterbatasan lain dari bronkoskopi fleksibel
Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah saat menatalaksana obtruksi akibat

terjadinya komplikasi seperti karakteristik keganasan dan perdarahan saluran nafas.

pasien, pemberian sedasi, dan prosedur Pada obtruksi saluran pernapasan karena

pengambilan sampel. Komplikasi akibat keganasan, jaringan tumor di dalam lumen

pemberian sedasi dan anestesi lokal harus diangkat. Bronkoskopi kaku lebih cepat

diantaranya adalah reaksi alergi, hiperventilasi, mengangkat jaringan ini dibanding

dan hipoksemia karena sedasi yang berlebihan menggunakan bronkoskopi fleksibel,

hingga depresi napas. mengatasi jika terjadi perdarahan dan

336
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

memasang silikon stent jika diperlukan. menentukan diagnosis dan staging pasien
Bronkoskopi hanya memberikan informasi kanker serta berperan dalam penyakit
tentang kondisi endoluminal, sedangkan untuk interstisial disease dan infeksi. Teknik
melihat jaringan ekstralumen dibutuhkan pegambilan sampel dibagi atas endobronchial
6
endosonografi. biopsy, bronchial brushing, bronchial washing,
transbronchial biopsy, bronchoalveolar lavage
Peranan Bronkoskopi Pada Diagnostik (BAL), dan transbronchial needle aspiration
Penyakit Paru (TBNA).7
1. Biopsi a. Endobronchial biopsy
Bronkoskopi adalah tindakan
intervensi utama yang digunakan dalam

Gambar 3. Contoh dari berbagai jenis forsep untuk biopsi. a.Forsep alligator b. Forsep
Alligator dengan jarum. c. Forsep oval. d. Forsep oval dengan jarum6.

b. Bronchial brushing pernapasan, tumor ataupun kelainan yang lain


Bronchial brushing bertujuan menggunakan brush yang fleksibel.
mengambil sampel dari epitel saluran

Gambar 4. Bronchial brush10

c. Bronchial washing d. Transbronchial biopsy (TBLB)


Bronchial washing bertujuan untuk Transbronchial biopsy dilakukan ketika
membersihkan saluran napas dari debris dan lesi berada saluran pernapasan perifer dan
secret, dilakukan ditempat yang diindikasikan tidak terlihat saat dilakukan bronkoskopi.
untuk dianalisis dengan menyemprotkan NaCL e. Bronchoalveolar lavage (BAL)
0,9 % 10-20 cc dan kemudian dilakukan Bronchoalveolar lavage (BAL) adalah
suction. teknik pengambilan sampel, terutama untuk
saluran pernapasan bagian perifer. Caranya

337
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

dengan menyemprotkan NaCl 0,9 % melalui dihubungkan dengan cooling agent storage
working channel sebanyak 30-60 cc setiap kali (gas cylinder) dan console. Cryoprobe diinsersi
semprot, dan total cairan yang digunakan bisa melalui working channel bronkoskop dan
100-300 cc cairan tergantung protokol ditempel pada massa tumor pada lumen
yang digunakan. bronkus sehingga memungkinkan terjadinya
pembekuan massa tumor setelah berkontak
f. Transbronchial needle aspiration (TBNA) dengan cryoprobe (contact freezing).6
Transbronchial needle aspiration Keunggulan teknik cryotherapy
merupakan metode untuk mengambil sampel dibandingkan dengan teknik lainnya yaitu
dengan menggunakan jarum melalui dinding bahwa dengan cryotherapy tidak merusak
trakeobronkus. Dua tipe jarum TBNA yaitu arsitektur jaringan, sehingga akan
jarum sitologi (22G) dan jarum histologi (19G). memudahkan dalam melakukan analisis
Prosedur ini memungkinkan mengambil massa jaringan lebih lanjut. Keuntungan lain adalah
atau kelainan yang tak terlihat secara visual tidak adanya risiko yang berkaitan dengan
oleh operator, seperti massa atau lesi yang pembakaran sehingga prosedur cryotherapy
menekan trakeobronkial (trakea, bronkus dapat dilaksanakan dengan menggunakan
utama, karina, dan karina sekunder). TBNA fraksi inspirasi oksigen yang relatif tinggi.
juga digunakan mengambil sampel perifer, Cryotherapy mempunyai kemampuan
submukosa dan endobronkial untuk membantu penetrasi dengan kedalaman < 10 mm
penentuan lokasi tumor. sehingga tidak dianjurkan diterapkan pada lesi
submukosa yang panjang atau yang letaknya
2. Bronkoskopi cryotherapy dan cryobiopsy ekstraluminal.8-10
a. Cryotherapy:
Cryotherapy sangat direkomendasikan b.Cryobiopsy
pada pasien yang memiliki tumor endobronkial. Cryobiopsy merupakan modifikasi dari
Beberapa literatur menyebutkan jika diameter teknik pembekuan untuk biopsi jaringan.
endobronkial kurang dari 50%, maka ini Cryobiopsy menyediakan sejumlah besar
termasuk obstruksi yang signifikan jaringan yang bagus kualitasnya. Kelebihan

menyebabkan gejala dan menurunkan status teknik ini dibandingkan biopsi forsep
konvensional dan elektrokauter adalah dapat
performan.8 Cryotherapy dilakukan dengan
menghasilkan jaringan tanpa artefak karena
menggunakan bronkoskop fleksibel dengan
pembakaran. Studi molekular dan
bantuan anastesi untuk melakukan pembekuan
immunohistochemistry secara komprehensif
secara berulang- ulang (biasanya dengan
dapat dilakukan dengan spesimen yang diambil
menggunakan suhu 15oC hingga 40oC, dan
dengan cara cryobiopsy, hal ini sangat penting
bahkan hingga 100oC) yang dapat untuk merencanakan terapi target pada kanker
menghancurkan sel-sel melalui pembentukan paru. 6 Tekniknya sama dengan cryotherapy.
kristal es di sitosol, sehingga mengakibatkan Cryobiopsy memiliki nilai keberhasilan
terjadinya nekrosis sel. Zat pendingin yang diagnostik yang lebih tinggi yaitu 89-95 %
biasanya digunakan adalah nitrogen cair dan dibandingkan dengan bipsi forsep yaitu 66-85%
nitrous oxide. Probe pendingin (cryoprobe) .9

338
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

Gambar 5. a.CT (axial view) menunjukkan sebuah tumor (tanda panah) mulai dari lobus atas kanan dan
menutupi secara total bronkus utama kanan. b.Gambaran bronkoskopi memperlihatkan tumor
mengobstruksi total. c. Cryoprobe mengambil sebagian tumor. d.Cryotherapy untuk mempertahakan
patensi bronkus utama kanan. e.Rontgen toraks pasien sebelum tindakan. f. Rontgen toraks pasien
setelah tindakan. Lobus atas tengah dan bawah sudah re-ekspansi, sedangkan lobus atas masih kolaps.6

3. Navigational bronchoscopy dilengkapi alat untuk melakukan biopsi


a. Endobronchial ultrasound sehingga dapat dilakukan tindakan TBNA.10
Endobronchial ultrasound (EBUS) Pemeriksaan EBUS-TBNA dapat membantu
merupakan tindakan invasif minimal, aman, menentukan apakah tumor paru merupakan
dan coss effective dalam menentukan kasus bedah atau tidak, karena hampir 30%
diagnosis dan staging pada kanker paru. Alat pasien yang menjalani pemeriksaan TBNA
ini berupa transduser ultrasound yang KGB mediastinum dan hilus untuk staging
diintegrasi ke dalam bronkoskopi yang akan karsinoma bronkogenik bukan merupakan
melakukan kontak dengan mukosa kasus bedah. Pada penelitian Murthi dkk,
endobronkial.10 Indikasi menggunakan EBUS keakuratan EBUS- TBNA dalam menegakkan
untuk mengevaluasi jaringan endoluminal, diagnostik kelainan pada kelenjar getah bening
intramural, struktur parabronkial, kelenjar getah mediastinum dan hilus sampai 82%. Tingkat
bening dan mediastinum sehingga deteksi dini kesensitivitasan bervariasi dari beberapa
dalam penentuan staging tumor dapat penelitian, mulai dari 46 – 96%.11
dilakukan. Pada ujung alat bronkoskopi

339
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

Gambar 6. a. EBUS b. EBUS dengan balon telah dikembangkan dengan larutan salin c. EBUS dilengkapi
jarum biopsi.6

Gambar 7. Dinding bronkus dilihat dengan EBUS6

b. Electromagnetic navigational pengambilan sampel pada lesi perifer yang


bronchoscopy (ENB) tidak bisa dicapai dengan bronkoskopi biasa.12
Electromagnetic navigational Folch dkk, melakukan penelitian review
bronchoscopy (EBN) muncul untuk mengatasi sistematik dan metaanalisis terhadap 40 studi
kesulitan dalam menegakkan diagnosis lesi tahun 2014 -2019 dengan total peserta
paru yang berada di perifer. Teknologi ini penelitian 3.342. Sensitivitas ENB 77% dan
menggunakan area elektromagnetik untuk spesifisitasnya 100% dalam menegakkan
menelusuri lokasi lesi secara real- time, diagnosis kanker paru atau kelaianan paru
posisinya dihubungkan dengan hasil perifer. Penggunaan ENB juga sangat aman
pemeriksaan CT-scan. Navigasi dengan cara dengan 2,0 % risiko kejadian pneumotoraks
ini dapat membuat jalur yang akan dilalui untuk dan < 1 % risiko terjadinya perdarahan atau
mencapai lesi. Indikasi utama penggunaan gagal napas.13
ENB adalah untuk menuntun dalam

Gambar 8. Elektromagnetic navigational bronchoscopy dengan sistem superdimensi.6

340
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

c. Virtual bronchoscopy navigation digunakan pada ENB tetapi pada VBN tidak
Virtual bronchoscopy navigation (VBN) sering menggunakan GPS (Global Positioning
digunakan pada kasus lesi paru yang terletak di System).6 Pada VBN gambar yang diperoleh
perifer. Prosedur ini menggunakan CT-scan akan dapat dilihat, sementara pada saat yang
untuk membentuk gambar tracheobronchial sama dilakukan juga bronkoskopi secara real-
tree secara tiga dimensi. Saluran bronkus yang time dimana operator berupaya untuk
tampak pada CT scan akan divisualisasikan mengkorelasikan lesi yang akan dicapai
dalam bentuk bronchial tree. Konsep yang dengan sejauh mana jarum biopsi dapat
digunakan pada VBN serupa dengan yang mencapainya.14

Gambar 9. Virtual bronchoscopy navigation.6

Peranan Bronkoskopi pada Terapeutik 1:20.000 yang diinjeksikan melalui


Penyakit Paru bronkoskop fleksibel untuk
1. Hemoptisis vasokontriksi. Efek samping tindakan
Hemoptisis adalah ekspektorasi dari ini adalah takiaritmia dan hipertensi.
darah yang berasal dari paru. Bronkoskopi 3. Endobronkial tamponade
berperan sebagai alat untuk diagnostik dan a. Kateter
terapeutik pada kasus hemoptisis masif. Teknik ini menggunakan kateter berujung
Sebaiknya menggunakan bronkoskopi rigid, balon untuk menutup bronkus dengan
karena dapat mempertahankan patensi saluran
perdarahan aktif. Ada beberapa kateter
napas dan memiliki kemampuan menyedot
yang dapat digunakan, yaitu kateter Folley
lebih kuat. Bronkoskopi dapat menentukan
dan kateter Fogarty
sumber perdarahan dan mengambil sampel
b. Sealant (N-butyl cyanoacrylate)
untuk pemeriksaan. Sebagai indikasi
Sealant ini diinjeksikan menggunakan
terapeutik, bronkoskopi berperan untuk
bronkoskopi fleksibel.
menghentikan perdarahan. Ada beberapa
15
c. Stent
teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
Stent dipasang setelah ditemukan sumber
1. Cold saline lavage
perdarahan.
Teknik ini menggunakan cairan NaCl
d. Silikon spigot
0,9% dingin dengan suhu 4ºC dan
volume 300-750 ml.
2. Topical vasocontrictive agent
Agen yang digunakan adalah injeksi
epinefrin yang dicairkan menjadi

341
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

Silikon spigot dipasang menggunakan pasien dilakukan embolisasi arteri


bronkoskopi fleksibel. Setelah terpasang, bronkial.

Gambar 10. a. Hemoptisis masif dengan darah segar b. Pemasangan kateter fogarty ke lobus kanan
atas.6
2. Terapi Kanker Brakiterapi endobronkial mempunyai kelebihan
a. Brakiterapi yaitu dapat menghantarkan radiasi dengan
Brakiterapi adalah metode pengobatan dosis tinggi langsung ke jaringan tumor dan
di mana sumber radioaktif tertutup yang peritumoural tissue dengan dosis dan lokasi
digunakan untuk memberikan radiasi pada yang akurat tanpa mempengaruhi jaringan
jarak dekat. Brakiterapi endobronkial yaitu yang sehat di sekitarnya. Brakiterapi yang
pemberian radioterapi dosis tinggi yang diberikan bersamaan dengan radiasi eksternal
dilakukan dengan menempatkan sumber akan memberikan hasil yang lebih baik. Efek
radioaktif ke dalam saluran napas.16 Kateter brakiterapi tidak akan terlihat dengan segera,
dimasukkan ke dalam saluran napas menuju oleh karena itu terapi ini bukan merupakan
daerah yang berdekatan dengan lesi pilihan pada pasien dengan obstruksi saluran
endobronkial/parabronkial dengan bantuan napas yang berat. Komplikasi yang dapat
bronkoskop fleksibel. Ujung kateter tersebut terjadi pada brakiterapi adalah timbulnya batuk-
dihubungkan dengan sumber radiasi yang batuk yang berat, peningkatan sekresi bronkus
umumnya menggunakan isotop Iridium-192. (khususnya dalam 4 minggu pertama setelah
Kanker yang ukuran panjangnya < 4 cm dan pemberian radiasi), bronkitis akibat radiasi,
lebarnya <1 cm serta lokasinya jauh dari hemoptisis dan pembentukan fistel.18
pembuluh darah besar yang dapat diterapi
dengan brakiterapi. 17

Gambar 11. Rencana pemasangan dan distribusi dosis brakiterapi 6

342
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

b. Endoscopic laser resection. Efek laser pada jaringan terutama


Endoscopic laser resection adalah melalui penguapan (vaporisation) dan
terapi laser melalui bronkoskopi menggunakan koagulasi yang dapat menambal pembuluh
energi laser yang dihantarkan melalui quartz darah saat tumornya menyusut. Dengan cara
monofilament optical fibre dan dilakukan dalam demikian dapat dilakukan mechanical
anastesi umum. Ada beberapa jenis laser debulking dengan menggunakan biopsi forsep
yang belakangan ini digunakan untuk saluran dengan perdarahan yang minimal. Saat
napas yaitu neodymium:yttrium-aluminium- melakukan terapi laser pada lumen
garnet (Nd-YAG), potassium-titanyl-phosphate endobronkial harus dihindari terjadinya airway
(KTP), argon ion, excimer, alexandrite dan fire.8
carbondioxide. Neodymium:yttrium-aluminium-
garnet (Nd-YAG) adalah laser yang paling
sering digunakan.19

Gambar 12. Ujung laser fibre pada bronkoskop.6

c. Elektrokauter obstruksi saluran mencapai 70%-97%.


Elektrokauter adalah destruksi jaringan Komplikasi yang dapat terjadi adalah
secara termal yang dilakukan dengan perdarahan, terbakarnya saluran napas,
menggunakan bronkoskopi. Terapi ini perforasi, pneumotoraks, stenosis bronkus,
menggunakan alternating electrical current tracheo- bronchomalacia dan pneumonia
11
melalui probe, snare atau neeedle knife akibat aspirasi.
sehingga dapat dilakukan koagulasi, 3. Airway stents
pemotongan atau penguapan jaringan. Efek Airway stents adalah alat yang
elektrokauter ditentukan oleh panas dan didesain untuk menjaga struktur tubular saluran
interaksi jaringan dengan kontak ringan antara napas tetap terbuka dan stabil. Stent
probe dengan permukaan lesi, sementara arus ditempatkan pada percabangan trakeobronkial
listrik digunakan setiap 1-2 detik secara sentral. Indikasi pemasangan stent dalam jalan
19
periodik. Elektrokauter sering dipakai karena napas sentral saat ini telah berkembang, mulai
lebih murah dibandingkan terapi laser. Indikasi dari obstruksi jalan napas karena tumor jinak
penggunaan elektrokauter pada lesi jinak atau atau penyakit keganasan, kompresi jalan napas
ganas yang responsif terhadap panas. ektrinsik seperti tumor atau struktur lainnya
Elektrokauter tidak dapat digunakan untuk dalam dada, fistula jalan napas, dan
penyakit ekstrabronkial dan pada pasien yang trakeobronkomalasia. Jenis stent yang tersedia
menggunakan pacemaker karena mudah berdasarkan bahan yang digunakan untuk
terpengaruh oleh listrik. Efektifitas prosedur memproduksinya terdiri dari silikon, logam dan
terapi elektrokauter untuk mengatasi gejala hibrid (campuran). 20

343
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

Gambar 13. a. Stent yang terbuat dari silikon.b. Stenosis trakea sebelum dipasang silikon. c. Stenosis
trakea setelah dipasang silikon.6

Gambar 14. Ultraflex stent. Pemasangan Ultraflex pada bronkus6


4. Benda Asing Bronkoskop kaku adalah pilihan untuk ekstraksi
Aspirasi benda asing merupakan kasus benda asing dengan keefektifan > 95 %. Teknik
yang mengancam jiwa, sebesar 75%- 85% ini lebih aman karena oksigenasi dan ventilasi
aspirasi benda asing terjadi pada anak dibawah aman. Bronkoskopi kaku memiliki working
15 tahun. Benda asing dapat menyebabkan channel yang besar, forsep yang besar dan
obstruksi parsial ataupun total.6,21 Benda kuat serta basket yang besar dapat digunakan.
asing diklasifikasikan berdasarkan asalnya Teknik ini juga memungkinkan menggunakan
menjadi organik (contoh: kacang, buah, sayur), suction yang besar. Komplikasi yang bisa
inorganik (contoh: obat, koin, plastik), mineral terjadi yaitu rupture bronchial, udem laring yang
(gigi palsu, tulang), endogenous (contoh: berat, bronkospasme, pneumotoraks,
broncholithiasis) dan lain-lain. Proses ektraksi pneumomediastinum, gigi patah, kerusakan
6,21
benda asing harus sangat hati- hati karena bisa pita suara, dan laserasi bronkus.
mengakibatkan erosi dan bergeser terlalu
jauh.6,21

Gambar 15. Peralatan bronkoskopi yang digunakan untuk ekstraksi benda asing: a. Forsep tripod, b.
Basket, c. Forsep crocodile- grip, d. Snare, e. Fishnet.6

344
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

Gambar 16. a. Plastik menutupi lobus atas kanan secara total. b. Setelah plastik dikeluarkan.6

5. Bronkial termoplasti Prosedur bronkial termoplasti dengan


Bronkial termoplasti adalah suatu prosedur memasukkan kateter melalui bronkoskop.
yang bertujuan untuk mengurangi massa otot Ujung kateter mengembang sampai
polos dan hiperresponsivitas di jalan napas menyentuh sisi-sisi dinding saluran napas.
dengan cara mengirimkan energi frekuensi Energi frekuensi radio kemudian dikirim melalui
radio dengan alat bronkoskop ke beberapa kateter sehingga terjadi pemanasan dinding
tempat dalam saluran udara utama penderita otot polos jalan napas dengan suhu sekitar
asma berat. Bronkial termoplasti memiliki 149ºC. Suhu ini cukup untuk menipiskan otot-
potensi bermanfaat pada mereka dengan asma otot halus saluran napas tanpa merusak atau
yang sulit dikontrol.22 Secara umum bronkial menimbulkan jaringan parut.23 Bronkial
termoplasti mengurangi berat eksaserbasi dan termoplasti menipiskan dinding otot, sehingga
mengurangi kunjungan ke gawat darurat ketika terjadi serangan asma, kontraksinya
karena gangguan pernapasan serta tidak mempersempit saluran napas sebanyak
meningkatkan kualitas hidup pasien asma sebelum tindakan, sehingga gejala asma ber
23
berat. kurang.24

Gambar 17. a. Presentasi skematis dari kateter Alair b. Generator listrik frekuensi radio Alair, c. Kateter
Alair selama aktivasi pengiriman energi frekuensi radio ke saluran pernapasan.6

KESIMPULAN tapi tetap berpotensi menimbulkan komplikasi.


Bronkoskopi merupakan prosedur medis Bronkoskopi telah luas digunakan sebagai prosedur
yang memberikan visualisasi trakeobronkial dengan diagnostik dan terapeutik, namun bronkoskopi juga
menempatkan instrumen optik (bronkoskop) dan memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat mencapai
dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi. bagian perifer paru.
Bronkoskopi merupakan tindakan yang cukup aman

345
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

REFERENSI

1. Ernst A, Herth FJ. Introduction to Bronchoscopy. Second. Introduction to Bronchoscopy. United Kingdom:
Cambridge University Press; 2017.
2. Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first.
Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017. 401–420 p.
3. Hogarth DK, Mahajan AK. The Society for Advanced Bronchoscopy: An Introduction. Chest.
2019;155(6):1092–4. 016
4. Leiten EO, Martinsen EMH, Bakke PS, Eagan TML, Grønseth R. Complications and discomfort of
bronchoscopy: a systematic review. Eur Clin Respir J. 2016;3(1):33324.
5. Mohan A, Madan K, Vijay H, Tiwari P. Guidline for Diagnostic Flexible Bronchoscopy in Adults: Joint
Indian Chest Society/National College of Chest Physicians (I)/ Indian Association for Bronchology
Recommendations. Lung India. 2020;36(1):37–67.
6. Herth FJ., Shah PL, Gompelmann D. Interventional Pulmonology. Bals R, editor.
7. Vol. 35, European Respiratory Society. United Kingdom: European Respiratory Society; 2017. 1–19 p.
8. Mondoni M, Rinaldo RF, Carlucci P, Terraneo S, Saderi L, Centanni S, et al. Bronchoscopic sampling
techniques in the era of technological bronchoscopy. Pulmonology. 2020;(xx).
9. Chung FT, Chou CL, Lo YL, Kuo CH, Wang TY, Wang CH, et al. Factors affecting survival in patients with
endobronchial malignant mass after flexible Bronchoscopic cryotherapy: A cohort study. BMC Pulm Med.
2019;19(1):1–6.
10. Lodhi T, Hughes G, Stanel S, Chaudhuri N, Hayton C. Transbronchial Lung Cryobiopsy in Idiopathic
Pulmonary Fibrosis: A State of the Art Review. Adv Ther. 2019;36(9):2193–204.
11. 10. Muthu V, Sehgal IS, Dhooria S. Endobronchial Ultrasound-Guided Transbronchial
Needle Aspiratioj Techniques and Challenges. J Cytol. 2019;36(1):65–8.
12. Murthi M, Donna E, Arias S, Villamizar NR, Nguyen DM, Holt GE, et al. Diagnostic Accuracy of
Endobronchial Ultrasound- Guided Transbronchial Needle Aspiration (EBUS-TBNA) in Real Life. Front
Med. 2020;7(April).
13. Shaller BD, Gildea TR, Gildea TR. Expert Review of Respiratory Medicine What is the value of
electromagnetic navigation in lung cancer and to what extent does it require improvement ? does it require
improvement ? Expert Rev Respir Med 2020;00(00):1–15.
14. Folch EE, Labarca G, Ospina-delgado D, Kheir F, Majid A, Khandhar SJ, et al. Sensitivity and Safety of
Electromagnetic Navigation Bronchoscopy for Lung Cancer Diagnosis: Systematic Review and Meta-
analysis. Chest]. 2020;
15. Adachi T, Machida H, Nishikawa M, Arai T, Kariyasu T, Koyanagi M, et al. Improved delineation of CT
virtual bronchoscopy by ultrahigh-resolution CT: comparison among different reconstruction parameters.
Jpn J Radiol ]. 2020;38(9):884–9.
16. Sakina, Irma S. the role of bronchoscopy in Hemoptysis. J Respirasi. 2020;06(2):55–60.
17. Chargari C, Deutsch E, Blanchard P, Gouy S, Martelli H, Guérin F, et al. Brachytherapy: An overview for
clinicians. CA Cancer J Clin. 2019;69(5):386–401.
18. Kniese CM, Musani AI. Bronchoscopic treatment of inoperable nonsmall cell lung cancer. Eur Respir Rev.
2020;29(158):1– 10.
19. Knox MC, Bece A, Bucci J, Moses J, Graham PH. Endobronchial brachytherapy in the management of
lung malignancies: 20 years of experience in an Australian center. Brachytherapy]. 2018;17(6):973–80.
20. Chaddha U, Kyle Hogarth D, Murgu S. Bronchoscopic ablative therapies for malignant central airway
obstruction and peripheral lung tumors. Ann Am Thorac Soc. 2019;16(10):1220–9.

346
JMJ, Volume 9, Nomor 3 November 2021, Hal: 333-347 Elsa Purnama S,dkk, Bronkoskopi Sebagai…..

21. Guibert N, Saka H, Dutau H. Airway stenting: Technological advancements and its role in interventional
pulmonology. Respirology. 2020;25(9):953–62.
22. Bajaj D, Sachdeva A, Deepak D. Foreign body aspiration. J Thorac Dis. 2020;1–17.
23. Thomson NC. Recent developments in bronchial thermoplasty for severe asthma. J Asthma Allergy.
2019;12:375–87.
24. Tan LD, Yoneda KY, Louie S, Hogarth DK, Castro M. Bronchial Thermoplasty: A Decade of Experience:
State of the Art. J Allergy Clin Immunol Pract. 2019;7(1):71– 80.
25. Madan K, Mittal S, Suri T, Jain A. Bronchial Thermoplasty for Severe Asthma: A Position Statement of
the Indian Chest Society. Indian Chest Soc. 2020;37(1):86–96.

347

Anda mungkin juga menyukai