Anda di halaman 1dari 45

Anestesi pada

Bronkoskopi
Oleh: REZA FAHLEFI AMAHORU

Pembimbing :
dr. HARRY AKZA PUTRAWAN, Sp.P (K)

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN


KEDOKTERAN RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2022
Pendahuluan
Bronkoskopi dilakukan pertama kali pada tahun 1897 oleh seorang
Otolaryngologist berkebangsaan Jerman, Gustav Killian, dengan
menggunakan endoskopi kaku untuk mengeluarkan tulang babi dari
bronkus utama kanan (mainsterm bronkus).

Seiring dengan semakin kompleksnya kasus penyakit paru dan kebutuhan


akan prosedur minimal invasif, maka kontribusi bronkoskopi semakin
penting.

Penting bagi dokter dan tenaga medis untuk mengetahui aplikasi klinis
bronkoskopi dalam tindakan diagnostik dan terapeutik penyakit paru.

Ernst A, Herth FJ. Introduction to Bronchoscopy. Second. Introduction to Bronchoscopy. United Kingdom: Cambridge University Press; 2017.
2 Hogarth DK, Mahajan AK. The Society for Advanced Bronchoscopy: An Introduction. Chest. 2019;155(6):1092–4. 016
Definisi Bronkoskopi
Broncho - Scopos
Bronkoskopi berasal dari bahasa Yunani; broncho yang berarti batang
tenggorokan dan scopos yang berarti adalah suatu prosedur medis yang
memberikan visualisasi trakeobronkial dengan menempatkan instrumen
optik ke dalam saluran napas

Instrumen (Bronkoskop)
Yaitu sejenis endoskop yang digunakan untuk pemeriksaan organ dalam
tubuh

Ernst A, Herth FJ. Introduction to Bronchoscopy. Second. Introduction to Bronchoscopy. United Kingdom: Cambridge University Press; 2017.
Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017.
3 401–420 p.
Jenis-Jenis Bronkoskopi
Bronkoskopi Kaku Bronkoskopi Fleksibel

Bentuk Berbentuk tabung lurus terbuat dari berupa tabung tipis panjang, mengandung serat optik
bahan stainless steel. yang memancarkan cahaya, dapat memperbesar 120o
dari 100o lapangan pandang
Ukuran Panjang 40 cm dan diameter berkisar 9- Diameter 5-6 mm.2 Sepanjang 55 cm
13,5 mm, tebal dinding bronkoskop
berkisar 2-3 mm
Indikasi Obstruksi saluran napas ketika tidak Membantu dalam menegakkan diagnosis pada kelainan
dapat ditatalaksanan dengan paru
bronkoskop fleksibel
Penggunaan Tindakan ini harus dilakukan oleh Memungkinkan operator untuk melihat sudut 160o-180o
bronchoscopist yang berpengalaman di keatas dan 100o- 130o ke bawah  melihat ke segmen
ruang operasi yang lebih kecil dan segmen sub cabang bronkus

Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017.
4 401–420 p.
Jenis-Jenis Bronkoskopi
Bronkoskopi kaku Bronkoskopi fleksibel

5 Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017. 401–420 p.
Indikasi Bronkoskopi
Malignansi
Trauma dinding dada
Infeksi
Efusi pleura yang tidak
Hemoptoe diketahui penyebabnya
Kolaps paru yang tidak Striktur dan stenosis
diketahui penyebabnya trakeobronkial

Interstisial lung disease Indikasi Diagnostik Suara parau dan paralise


plika vokalis p. Sindroma
vena kava superior
Evaluasi pasien post transplantasi paru
m. Intubasi endotrakea
Fistula

Batuk kronis yang tidak Pneumotoraks persisten


diketahui penyebabnya Evaluasi post operative pada trakea,
bronchial, atau stump anastomosis
Wheezing local
Aspirasi benda asing Bronkografi
6 Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017. 401–420 p.
Indikasi Bronkoskopi
Drainage abses
Pulmonary toilet

Removal benda asing Injeksi intralesi

Removal jaringan
endobronkial obstruktif
Indikasi Terapeutik Trauma dinding dada

Penutupan fistula
Pemasangan airway stent bronkogenik

Bilasan bronkoalveolar
Airway maintenance

Aspirasi kista Bronkial termoplasti

7 Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017. 401–420 p.
Kontraindikasi Bronkoskopi

Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi Absolut ▹ Recent Myocard
▹ Tidak ada informed
Infark
consent dari ▹ Unstable Angina
pasien ▹ Uncontrolled
▹ Tidak ada operator
arrhythmia
terlatih ▹ Hipoksemia refrakter
▹ Kurangnya ▹ Hiperkarbia berat
peralatan dan
fasilitas

8 Rasmin M, Jusuf A, Amin M, Taufik, Nawas MA. Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. first. Rasmin M, editor. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017. 401–420 p.
Peranan Bronkoskopi
pada Penyakit Paru
Biopsi

Bronkoskopi cryotherapy

Bronkoskopi cryobiopsy

Bronkoskopi Navigational
Biopsi
▸ Bronkoskopi adalah Tindakan intervensi utama yang digunakan dalam menentukan diagnosis
dan staging pasien kanker serta berperan dalam penyakit interstisial disease dan infeksi.

Teknik pegambilan sampel dibagi atas


■ Endobronchial biopsy
■ Bronchial brushing pernapasan
■ Bronchial washing
■ Transbronchial biopsy (TBLB)
■ Bronchoalveolar lavage (BAL)
■ Transbronchial needle aspiration
(TBNA)

10 Vol. 35, European Respiratory Society. United Kingdom: European Respiratory Society; 2017. 1–19 p
Bronkoskopi Cryotherapy
Fungsi dan Menghancurkan sel-sel melalui pembentukan kristal es di sitosol, sehingga terjadi
indikasi nekrosis sel. Direkomendasikan pada pasien yang memiliki tumor endobronkial
Alat Bronkoskop fleksibel dengan bantuan anastesi untuk melakukan pembekuan secara
berulang- ulang
Zat pendingin Nitrogen cair dan nitrous oxide (biasanya dengan menggunakan suhu 15oC hingga 40oC,
dan bahkan hingga 100oC)
Keunggulan • tidak merusak arsitektur jaringan, sehingga akan memudahkan dalam melakukan
analisis jaringan lebih lanjut.
• tidak adanya risiko yang berkaitan dengan pembakaran sehingga prosedur cryotherapy
dapat dilaksanakan dengan menggunakan fraksi inspirasi oksigen yang relatif tinggi.

Herth FJ., Shah PL, Gompelmann D. Interventional Pulmonology. Bals R, editor.


Mondoni M, Rinaldo RF, Carlucci P, Terraneo S, Saderi L, Centanni S, et al. Bronchoscopic sampling techniques in the era of technological bronchoscopy. Pulmonology. 2020;(xx).
Chung FT, Chou CL, Lo YL, Kuo CH, Wang TY, Wang CH, et al. Factors affecting survival in patients with endobronchial malignant mass after flexible Bronchoscopic cryotherapy: A cohort study. BMC
11 Pulm Med. 2019;19(1):1–6.
Lodhi T, Hughes G, Stanel S, Chaudhuri N, Hayton C. Transbronchial Lung Cryobiopsy in Idiopathic Pulmonary Fibrosis: A State of the Art Review. Adv Ther. 2019;36(9):2193–204.
Bronkoskopi Cryobiopsy
Fungsi dan Merupakan modifikasi dari teknik pembekuan
indikasi untuk biopsi jaringan. Menyediakan sejumlah
besar jaringan yang bagus kualitasnya
Teknik Tekniknya sama dengan cryotherapy. Cryobiopsy
memiliki nilai keberhasilan diagnostik yang lebih
tinggi yaitu 89-95 % dibandingkan dengan bipsi
forsep yaitu 66-85%
Keunggulan Kelebihan dibandingkan biopsi forsep
konvensional dan elektrokauter adalah dapat
menghasilkan jaringan tanpa artefak karena
pembakaran.

Herth FJ., Shah PL, Gompelmann D. Interventional Pulmonology. Bals R, editor.


Mondoni M, Rinaldo RF, Carlucci P, Terraneo S, Saderi L, Centanni S, et al. Bronchoscopic sampling techniques in the era of technological bronchoscopy. Pulmonology. 2020;(xx).
Chung FT, Chou CL, Lo YL, Kuo CH, Wang TY, Wang CH, et al. Factors affecting survival in patients with endobronchial malignant mass after flexible Bronchoscopic cryotherapy: A cohort study. BMC
12 Pulm Med. 2019;19(1):1–6.
Lodhi T, Hughes G, Stanel S, Chaudhuri N, Hayton C. Transbronchial Lung Cryobiopsy in Idiopathic Pulmonary Fibrosis: A State of the Art Review. Adv Ther. 2019;36(9):2193–204.
Navigational Bronkoskopi (Endobronchial Ultrasound)

Fungsi Endobronchial ultrasound (EBUS) merupakan


tindakan invasif minimal, aman, dan coss effective
dalam menentukan diagnosis dan staging pada
kanker paru.
Alat dan Transduser ultrasound yang diintegrasi ke dalam
teknik bronkoskopi yang akan melakukan kontak dengan
mukosa endobronkial. Pada ujung alat bronkoskopi
dilengkapi alat untuk melakukan biopsi sehingga dapat
dilakukan tindakan TBNA.

Indikasi Evaluasi jaringan endoluminal, intramural, struktur


parabronkial, kelenjar getah bening dan mediastinum
sehingga deteksi dini dalam penentuan staging tumor
dapat dilakukan

Lodhi T, Hughes G, Stanel S, Chaudhuri N, Hayton C. Transbronchial Lung Cryobiopsy in Idiopathic Pulmonary Fibrosis: A State of the Art Review. Adv Ther.
2019;36(9):2193–204.
13 Muthu V, Sehgal IS, Dhooria S. Endobronchial Ultrasound-Guided Transbronchial Needle Aspiratioj Techniques and Challenges. J Cytol. 2019;36(1):65–8.
Navigational Bronkoskopi (Virtual Bronchoscopy Navigation)

Fungsi Sering digunakan pada kasus lesi paru yang terletak


dan di perifer. Prosedur ini menggunakan CT-scan untuk
indikasi membentuk gambar tracheobronchial tree secara tiga
dimensi (divisualisasikan dalam bentuk bronchial tree)

Alat dan • Konsep yang digunakan pada VBN serupa dengan


teknik yang digunakan pada ENB tetapi pada VBN tidak
menggunakan GPS (Global Positioning System).6
• Pada VBN gambar yang diperoleh akan dapat dilihat,
sementara pada saat yang sama dilakukan juga
bronkoskopi secara real- time dimana operator
berupaya untuk mengkorelasikan lesi yang akan
dicapai dengan sejauh mana jarum biopsi dapat
mencapainya.14

Folch EE, Labarca G, Ospina-delgado D, Kheir F, Majid A, Khandhar SJ, et al. Sensitivity and Safety of Electromagnetic Navigation Bronchoscopy for Lung Cancer
14 Diagnosis: Systematic Review and Meta- analysis. Chest]. 2020;
Navigational Bronkoskopi (Electromagnetic Navigation
Bronchoscopy)
Fungsi Electromagnetic navigational bronchoscopy
(EBN) muncul untuk mengatasi kesulitan dalam
menegakkan diagnosis lesi paru yang berada di
perifer.
Alat dan Teknologi ini menggunakan area elektromagnetik
teknik untuk menelusuri lokasi lesi secara real- time,
posisinya dihubungkan dengan hasil pemeriksaan
CT-scan. Navigasi dengan cara ini dapat membuat
jalur yang akan dilalui untuk mencapai lesi.

Indikasi Indikasi utama penggunaan ENB adalah untuk


menuntun dalam pengambilan sampel pada lesi
perifer yang tidak bisa dicapai dengan bronkoskopi
biasa.12

Murthi M, Donna E, Arias S, Villamizar NR, Nguyen DM, Holt GE, et al. Diagnostic Accuracy of Endobronchial Ultrasound- Guided Transbronchial Needle Aspiration (EBUS-
15 TBNA) in Real Life. Front Med. 2020;7(April).
.1

Peranan Bronkoskopi pada


Terapeutik Penyakit Paru
Hemoptisis
Hemoptisis Diagnostik & Terapeutik Bronkoskopi Kaku
Hemoptisis adalah Bronkoskopi berperan sebagai alat Sebaiknya menggunakan bronkoskopi
ekspektorasi dari darah yang untuk diagnostik dan terapeutik rigid, karena dapat mempertahankan
berasal dari paru pada kasus hemoptisis masif. patensi saluran napas dan memiliki
kemampuan menyedot lebih kuat

Menentukan sumber perdarahan Menghentikan perdarahan


Bronkoskopi dapat menentukan sumber Sebagai indikasi terapeutik,
perdarahan dan mengambil sampel untuk bronkoskopi berperan untuk
pemeriksaan menghentikan perdarahan. 15 .

Adachi T, Machida H, Nishikawa M, Arai T, Kariyasu T, Koyanagi M, et al. Improved delineation of CT virtual bronchoscopy by ultrahigh-resolution CT: comparison among
17 different reconstruction parameters. Jpn J Radiol ]. 2020;38(9):884–9.
Terapi Kanker (Brakiterapi)
Brakiterapi Endoscopic Laser Resection Elektrokauter

Radioaktif tertutup yang digunakan Terapi laser melalui bronkoskopi Destruksi jaringan secara termal yang dilakukan
untuk memberikan radiasi pada jarak menggunakan energi laser yang dengan menggunakan bronkoskopi. Terapi ini
dekat dihantarkan melalui quartz menggunakan alternating electrical current melalui
monofilament optical fibre dan probe, snare atau neeedle knife sehingga dapat
dilakukan dalam anastesi umum dilakukan koagulasi, pemotongan atau penguapan
jaringan
Kelebihan yaitu dapat Dapat dilakukan mechanical Elektrokauter sering dipakai karena lebih murah
menghantarkan radiasi dengan debulking dengan menggunakan dibandingkan terapi laser. Indikasi penggunaan
dosis tinggi langsung ke jaringan biopsi forsep dengan perdarahan elektrokauter pada lesi jinak atau ganas yang
tumor dan peritumoural tissue yang minimal. responsif terhadap panas
dengan dosis dan lokasi yang
akurat tanpa mempengaruhi
jaringan yang sehat di sekitarnya.

Muthu V, Sehgal IS, Dhooria S. Endobronchial Ultrasound-Guided Transbronchial Needle Aspiratioj Techniques and Challenges. J Cytol. 2019;36(1):65–8.
Chargari C, Deutsch E, Blanchard P, Gouy S, Martelli H, Guérin F, et al. Brachytherapy: An overview for clinicians. CA Cancer J Clin. 2019;69(5):386–401.
18 KnieseCM,MusaniAI.Bronchoscopictreatmentofinoperablenonsmallcelllungcancer.EurRespirRev. 2020;29(158):1– 10.
Airway Stent
Airway stents adalah alat yang didesain untuk menjaga struktur tubular
saluran napas tetap terbuka dan stabil. Stent ditempatkan pada percabangan
trakeobronkial sentral.

Indikasi pemasangan stent dalam jalan napas sentral :


▸ obstruksi jalan napas karena tumor jinak atau penyakit keganasan,
▸ kompresi jalan napas ektrinsik seperti tumor atau struktur lainnya
dalam dada,
▸ fistula jalan napas,
▸ dan trakeobronkomalasia.

Jenis stent yang tersedia berdasarkan bahan yang digunakan untuk


memproduksinya terdiri dari silikon, logam dan hibrid (campuran). 20

Chaddha U, Kyle Hogarth D, Murgu S. Bronchoscopic ablative therapies for malignant central airway obstruction and peripheral lung tumors. Ann Am Thorac Soc.
19 2019;16(10):1220–9.
Benda Asing
Aspirasi benda asing merupakan kasus yang mengancam jiwa, sebesar
75%- 85% aspirasi benda asing terjadi pada anak dibawah 15 tahun.

Benda asing diklasifikasikan berdasarkan asalnya menjadi organik


(contoh: kacang, buah, sayur), inorganik (contoh: obat, koin, plastik),
mineral (gigi palsu, tulang), endogenous (contoh: broncholithiasis) dll

Proses ektraksi benda asing harus sangat hati- hati karena bisa
mengakibatkan erosi dan bergeser terlalu jauh.6,21

Bronkoskop kaku adalah pilihan untuk ekstraksi benda asing dengan


keefektifan > 95 %. Teknik ini lebih aman karena oksigenasi dan ventilasi
aman.
Herth FJ., Shah PL, Gompelmann D. Interventional Pulmonology. Bals R, editor.
20 Guibert N, Saka H, Dutau H. Airway stenting: Technological advancements and its role in interventional pulmonology. Respirology. 2020;25(9):953–62
Bronkial Termoplasti
Definisi Suatu prosedur yang bertujuan untuk mengurangi massa otot
polos dan hiperresponsivitas di jalan napas

Cara Mengirimkan energi frekuensi radio dengan alat bronkoskop ke


Kerja beberapa tempat dalam saluran udara utama penderita asma berat

Indikasi Asma yang sulit dikontrol (↓ berat eksaserbasi dan kunjungan ke


gawat darurat serta meningkatkan kualitas hidup pasien asma berat)

Prosedur Memasukkan kateter melalui bronkoskop  Ujung kateter


mengembang sampai menyentuh sisi-sisi dinding saluran napas 
Energi frekuensi radio kemudian dikirim melalui kateter sehingga
terjadi pemanasan dinding otot polos jalan napas dengan suhu
sekitar 149oC Suhu ini cukup untuk menipiskan otot- otot halus
saluran napas tanpa merusak atau menimbulkan jaringan parut.

BajajD,SachdevaA,DeepakD.Foreignbodyaspiration.JThoracDis.2020;1–17.
21 Thomson NC. Recent developments in bronchial thermoplasty for severe asthma. J Asthma Allergy. 2019;12:375–87.
Definisi
Anestesi
Anestesi dan reanimasi
• cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk
mematikan rasa. Rasa nyeri, rasa tidak nyaman pasien, dan rasa lain
yang tidak diharapkan.

Anestesi
• “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang digunakan para ahli saraf
dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi kehilangan rasa
secara patologis pada bagian tubuh tertentu, atau bagian tubuh yang
dikehendaki.

Francisco ARL. Hubungan Antara Hipotermi Dengan Waktu Pulih Sadar. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689-1699.
.1

Jenis-Jenis Anestesi pada


Bronkoskopi
Sedasi Bronkoskopi Fleksibel
Propofol onset kerjanya yang lebih cepat dan kemunculan yang lebih cepat dari
anestesi, serta peningkatan toleransi pasien 28-30 , propofol semakin
disukai oleh praktisi
Kombinasi propofol dan memberikan analgesia, lebih lanjut mengurangi batuk, mengurangi jumlah
opiat propofol yang dibutuhkan dan akhirnya menghasilkan peningkatan sedasi
atau anestesi 31 32
kombinasi midazolam menghasilkan nilai tegangan karbon dioksida yang lebih tinggi dan
dengan opiat short- kebutuhan akan lebih banyak suplementasi oksigen atau dukungan jalan
acting napas dibandingkan dengan penggunaan propofol saja 33
Dexmedetomidine efek minimal pada sistem pernapasan, efek vagolitiknya bermanfaat untuk
melemahkan respons simpatis terkait dengan intubasi, namun penggunaan
dalam uji klinis telah dikaitkan dengan waktu pemulihan yang lama 37 38

StolzD,KurerG,MeyerA,etal.Propofolversuscombinedsedationinflexible bronchoscopy: a randomised noninferiority trial. Eur Respir J 2009; 34:1024 – 1030.
Hwang J, Jeon Y, Park HP, et al. Comparison of alfetanil and ketamine in combination with propofol for patient-controlled sedation during fiberoptic bronchoscopy. Acta Anaesthesiol Scand 2005; 49:1334 – 1338.
24 Schlatter L, Pflimlin E, Fehrke B, et al. Propofol versus propofol plus hydro- codone for flexible bronchoscopy: a randomised study. Eur Respir J 2011; 38:529 – 537.
Yoon HI, Kim J-H, Lee J-H, et al. Comparison of propofol and the combination of propofol and alfentanil during bronchoscopy: a randomized study. Acta Anaesthesiol Scand 2011; 55:104 – 109.
Anestesi Bronkoskopi Fleksibel
Wang dkk. 40  anestesi untuk bronkoskopi stabilitas hemodinamik yang lebih baik, kenyamanan pasien
fleksibel menggunakan infus propofol target dan mempersingkat durasi prosedur dan mengalami penurunan
terkontrol dengan remifentanil dan ventilasi jet insiden hipoksemia.
frekuensi tinggi (HFJV)
Dosis 0,5-1 mg / kg biasanya diperlukan diikuti
Untuk induksi sedasi
dengan konsentrasi pemeliharaan 25-75mg/kg/mnt.
Jika sedasi dalam atau
Anestesi Kecepatan infus 40-200 mg/kg/menit akan dibutuhkan
anestesi diperlukan
intravena total
(TIVA) dan jalan Dosis intravena tunggal 0,5-1,0 mg/kg diberikan
napas masker perlahan sampai tingkat sedasi yang diinginkan
laring (LMA). Ketika propofol diberikan tercapai dengan dosis tambahan 25-50 mg setiap
dengan bolus intermiten, beberapa menit sesuai kebutuhan. Untuk induksi
anestesi, dosis bolus 1-2,5 mg/kg biasanya
diperlukan. 42

Grendelmeier P, Tamm M, Pflimlin E, Stolz D. Propofol sedation for flexible bronchoscopy: randomized, noninferiority trial. Eur Respir J 2014; 43:591– 601.
25 ShenX,HuC-B,YeM,ChenY-Z.Propofol–remifentanilintravenousanesthesia and spontaneous ventilation for airway foreign body removal in children with preoperative respiratory impairment. Paediatr Anaesth 2012; 22:116
1170.
Anestesi Bronkoskopi Kaku
Bronkoskopi kaku paling sering dilakukan di bawah Pilihan anestesi akan tergantung pada prosedur yang dilakukan
anestesi umum dan ketika dilakukan di ruang dan strategi ventilasi yang diperlukan
endoskopi

Teknik anestesi yang paling


Teknik ini ditoleransi
Anestesi umum digunakan adalah TIVA Alternatif : kombinasi
dengan baik bahkan
bronkoskopi dengan infus propofol terus midazolam dan opiat short-
pada anak-anak dengan
Kaku menerus (40-200mg/kg/menit) acting seperti alfentanil.
gangguan pernapasan
deanga TIVA dan remifentanil (0,05– Dexmedetomidine
pra operasi. 43
0,5mgram/ kg/menit)

ShenX,HuC-B,YeM,ChenY-Z.Propofol–remifentanilintravenousanesthesia and spontaneous ventilation for airway foreign body removal in children with preoperative respiratory impairment.
Paediatr Anaesth 2012; 22:1166 – 1170.
26 Teksan L, Baris S, Karakaya D, Dilek A. A dose study of remifentanil in combination with propofol during tracheobronchial foreign body removal in children. J Clin Anesth 2013; 25:198–201.
Anestesi Topikal

Penggunaan anestesi topikal yang tepat


Penggunaan anestesi topikal tetap
mengurangi dosis total agen sedatif
menjadi tambahan yang diperlukan
dan, oleh karena itu, risiko sedasi
untuk sedasi dan anestesi sedang.
intravena

Pada anak-anak, pengiriman


praprosedur fentanil nebulisasi (2mg/kg)
Efek samping risiko kardiotoksisitas,
dalam kombinasi dengan lignokain (4
neurotoksisitas dan
mg/kg) telah terbukti meningkatkan
methemoglobinemia
stabilitas hemodinamik dan mengurangi
batuk pada pasien tersebut

Du Rand IA, Blaikley J, Booton R, et al. British Thoracic Society guideline for diagnostic flexible bronchoscopy in adults: accredited by NICE. Thorax 2013; 68:i1 – i44.
27 Malik JA, Gupta D, Agarwal AN, Jindal SK. Anticholinergic premedication for flexible bronchoscopy: a randomized, double- blind, placebo-controlled study of atropine and glycopyrrolate. Chest. [Comparative Study
Randomized Controlled Trial] 2009; 136(2): 347-54.
.1

Metode Penggunaan
Anestesi pada Bronkoskopi
Evaluasi Pra Operasi
Dalam kasus elektif, penilaian pra-operasi biasanya dilakukan dengan cara biasa dengan perhatian khusus sebagai berikut:

Sifat dan luasnya prosedur yang diusulkan.

Kondisi umum terkait dan komorbiditas: perokok berat, penyakit arteri koroner dan penyakit paru obstruktif/
restriktif kronis, alkoholisme kronis, malnutrisi, dan pneumonitis aspirasi.

Evaluasi saluran napas, gejala gangguan jalan napas, seperti suara serak, stridor, penggunaan otot
bantu pernapasan, disfagia, atau ortopnea.

Tinjauan catatan klinis mengenai ukuran lesi, lokasi dan luasnya, terutama relatif terhadap struktur vital.

Riwayat jenis dan durasi kemoterapi dan kemungkinan efeknya pada organ vital (terutama jantung dan paru-
paru). 47

29 Malik JA, Gupta D, Agarwal AN, Jindal SK. Anticholinergic premedication for flexible bronchoscopy: a randomized, double- blind, placebo-controlled study of atropine and glycopyrrolate. Chest. [Comparative Study
Evaluasi Pra Pengobatan
Pra-pengobatan dengan obat penenang dan ansiolitik harus dipertimbangkan hanya untuk pasien
yang sangat cemas, karena status paru banyak pasien bronkoskopi buruk, dan karena beberapa obat
yang digunakan pada pasien ini mungkin memiliki efek depresan pernapasan.

Bila dianggap perlu untuk menggunakannya, perawatan yang bijaksana harus dilakukan, dengan
dosis kecil yang dititrasi.

Setelah diberi obat, pasien ini tidak boleh dibiarkan sendiri tanpa pemantauan. Sebagai tindakan
pencegahan keamanan tambahan, oksigen tambahan harus diberikan sebelum sedasi diberikan.

Premedikasi dengan atropin pernah populer untuk melawan kemungkinan bradikardia dan mengatur
sekresi; namun penggunaan rutin atropin sebagai premedikasi tidak lagi direkomendasikan.

30 Malik JA, Gupta D, Agarwal AN, Jindal SK. Anticholinergic premedication for flexible bronchoscopy: a randomized, double- blind, placebo-controlled study of atropine and glycopyrrolate. Chest. [Comparative Study
Perawatan Anestesi Terpantau
Perawatan anestesi yang dipantau adalah teknik yang umum digunakan, terutama di luar OR.
Mayoritas diagnostik rutin dan beberapa prosedur bronkoskopi terapeutik sederhana dapat dilakukan
di bawah sedasi sedang

Namun, dalam kasus yang lebih kompleks, seperti ketika paru-paru terganggu, atau ketika pasien
menjadi tidak dapat mentolerir efek depresan pernapasan dari banyak obat penenang yang
digunakan, dukungan ventilasi mungkin diperlukan.

Dalam situasi terakhir, banyak obat penenang telah berhasil digunakan, termasuk midazolam,
fentanil, morfin, remifentanil, alfentanil, dan propofol. Baru-baru ini dexmedetomidine dan fospropofol
telah ditambahkan ke daftar pilihan obat

Abdelmalak B, Makary L, Hoban J, Doyle DJ. Dexmedetomidine as sole sedative for awake intubation in management of the critical airway. J Clin Anesth 2007; 19(5): 370-3.
Silvestri GA, Vincent BD, Wahidi MM, Robinette E, Hansbrough JR, Downie GH. A phase 3, randomized, double-blind study to assess the efficacy and safety of fospropofol disodium injection for moderate sedation in
patients undergoing flexible bronchoscopy. Chest. [Clinical Trial, Phase III Multicenter Study Randomized Controlled Trial Research Support, Non-U.S. Gov't] 2009; 135(1): 41-7.
31 Abdelmalak B, Gutenberg L, Lorenz RR, Smith M, Farag E, Doyle DJ. Dexmedetomidine supplemented with local anesthesia for awake laryngoplasty. J Clin Anesth. [Case Reports] 2009; 21(6): 442-3.
Anestesi Umum
Teknik anestesi intravena total (TIVA), biasanya infus propofol murni yang diberikan antara 50 dan 150
mcg/kg/menit, biasanya lebih disukai daripada teknik anestesi inhalasi.

memastikan pengiriman anestesi yang berkelanjutan dibandingkan dengan teknik inhalasi di mana kebocoran
ventilasi terjadi di sekitar bronkoskop kaku, 51 atau dengan bronkoskop fleksibel

TIVA menghindari polusi ruang operasi oleh agen anestesi inhalasi, menghindari risiko mengekspos personel
ruang operasi ke uap anestesi

Monitor indeks Bispektral (BIS Monitor) (Covidien, Dublin, Irlandia) dapat digunakan untuk membantu memantau
kedalaman anestesi dan menghindari penarikan kembali intraoperatif. 50

32 Abdelmalak B, Gutenberg L, Lorenz RR, Smith M, Farag E, Doyle DJ. Dexmedetomidine supplemented with local anesthesia for awake laryngoplasty. J Clin Anesth. [Case Reports] 2009; 21(6): 442-3.
Abernathy JH, 3rd, Reeves ST. Airway catastrophes. Curr Opin Anaesthesiol. ; 23(1): 41-6.
Relaksasi Otot
Relaksasi otot memfasilitasi penyisipan SGA dan ETT. Relaksasi otot rahang memudahkan pemasangan
laringoskop kaku untuk laringoskopi suspensi, serta pemasangan bronkoskop kaku jauh lebih mudah dan aman.

Relaksasi otot juga meningkatkan kepatuhan paru secara keseluruhan dengan menghilangkan komponen dinding
dada

Dengan memberikan pasien yang tidak bergerak, ini menguntungkan dalam situasi di mana pergerakan pasien
yang tidak terduga dapat mengakibatkan konsekuensi serius

Dalam kasus di mana SGA digunakan, relaksasi otot juga membantu meminimalkan trauma pada pita suara yang
disebabkan oleh seringnya penyisipan dan pelepasan bronkoskop terhadap pita yang berkontraksi—yang sering
terjadi ketika relaksan otot tidak digunakan. 50

33 Abdelmalak B, Gutenberg L, Lorenz RR, Smith M, Farag E, Doyle DJ. Dexmedetomidine supplemented with local anesthesia for awake laryngoplasty. J Clin Anesth. [Case Reports] 2009; 21(6): 442-3.
Manajemen Cairan
Adalah bijaksana untuk membatasi pemberian cairan intravena ke volume minimum yang diperlukan.

karena banyak yang memiliki cadangan paru-paru terbatas dan berisiko mengalami kongesti paru atau bahkan
edema paru yang nyata, terutama jika mereka memiliki penyakit jantung yang menyertai

seperti gagal jantung sisi kiri atau sisi kanan , yang mungkin merupakan komplikasi dari patofisiologi paru lama
mereka (kor pulmonal).49

Silvestri GA, Vincent BD, Wahidi MM, Robinette E, Hansbrough JR, Downie GH. A phase 3, randomized, double-blind study to assess the efficacy and safety of fospropofol disodium
injection for moderate sedation in patients undergoing flexible bronchoscopy. Chest. [Clinical Trial, Phase III Multicenter Study Randomized Controlled Trial Research Support, Non-U.S.
Gov't] 2009; 135(1): 41-7
34
Penggunaan Steroid
Banyak ahli anestesi dan ahli bedah menggunakan kortikosteroid, khususnya deksametason, sebagai tindakan
profilaksis untuk mengurangi edema saluran napas setelah operasi saluran napas.

Steroid mungkin berguna untuk mengurangi edema pita suara pasca operasi ketika bronkoskop serat optik
fleksibel (sendiri atau melalui SGA dan tanpa ETT) telah dimasukkan ke dalam dan dikeluarkan dari jalan napas
beberapa kali, bergesekan dengan pita suara dalam prosesnya

Steroid juga digunakan dalam kasus di mana trauma jaringan trakeobronkial yang luas telah dilakukan selama
prosedur berkepanjangan.

Bukti yang mendukung penggunaan steroid termasuk kemanjurannya sebelum prosedur maksilofasial tertentu
karena manfaatnya yang terbukti dalam mengurangi derajat edema dan peradangan pasca operasi. 53-55

Weber CR, Griffin JM. Evaluation of dexamethasone for reducing postoperative edema and inflammatory response after orthognathic surgery. J Oral Maxillofac Surg 1994; 52(1): 35-9.
35 Montgomery MT, Hogg JP, Roberts DL, Redding SW. The use of glucocorticosteroids to lessen the inflammatory sequelae following third molar surgery. J Oral Maxillofac Surg 1990; 48(2): 179-87.
Gersema L, Baker K. Use of corticosteroids in oral surgery. J Oral Maxillofac Surg 1992; 50(3): 270-7.
Profilaksis Anti Mual
Mual dan muntah dan kemungkinan peningkatan risiko aspirasi dapat merugikan beberapa pasien bronkoskopi
karena cadangan paru yang terbatas.

Juga, karena ETT hanya digunakan dalam jumlah terbatas pada pasien ini, sebagian besar prosedur dilakukan
dengan teknik yang tidak sepenuhnya melindungi terhadap aspirasi seperti penggunaan bronkoskop kaku, SGA
atau tanpa jalan napas buatan apa pun (jalan napas alami).

Oleh karena itu, penggunaan profilaksis anti-mual maksimum, terutama pada pasien dengan faktor risiko
komplikasi, dibenarkan

Dalam kasus tersebut, penggunaan propofol TIVA sangat membantu, seperti menghindari anestesi inhalasi dan
nitrous oxide. Deksametason dalam dosis 4-10 mg IV yang umum digunakan [40] serta agen lainnya. 58

36 Goichot B, Vinzio S, Luca F, Schlienger JL. [Do we still have glucocorticoid-induced adrenal insufficiency?]. Presse Med 2007; 36(7-8): 1065-71.
Manajemen FiO2
Pemberian fraksi 100% oksigen inspirasi (FiO2) dalam prosedur bronkoskopi sangat umum. Namun, biasanya
diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen pada tingkat terendah yang dapat ditoleransi, di bawah
40%

Periode apnea yang diperpanjang dan obstruksi jalan napas lengkap dapat diharapkan selama beberapa kasus
yang sangat menantang. Oklusi jalan napas lengkap sering terjadi selama fase kritis pelepasan stent atau
fragmen stent atau ketika balon dilator digunakan untuk dilatasi trakeobronkial

Oleh karena itu, selalu disarankan untuk kembali ke ventilasi dengan oksigen 100% sebelum ekstraksi stent,
sebelum pertukaran saluran udara, dan sebelum ekstubasi.

jika selama perawatan termal pasien tidak dapat mentolerir kadar oksigen yang lebih rendah,mungkin perlu untuk
menunda pengobatan sementara, dan ventilasi dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi

37 Goichot B, Vinzio S, Luca F, Schlienger JL. [Do we still have glucocorticoid-induced adrenal insufficiency?]. Presse Med 2007; 36(7-8): 1065-71.
.1

Manajemen Airway pada


Prosedur Bronkoskopi
Jalan napas Alami
Ini adalah teknik yang populer, terutama ketika Teknik sedasi sedang (sadar) menarik untuk
prosedur yang relatif singkat dilakukan di ruang prosedur ini karena ventilasi spontan dapat
bronkoskopi jarak jauh di mana mesin anestesi dipertahankan
tidak tersedia

Penekanan khusus harus diberikan pada anestesi Bronkoskopi dapat dilakukan dalam
topikal jalan napas yang baik untuk pengaturan ini baik trans-nasal atau trans-
memungkinkan pasien mentoleransi bronkoskop oral menggunakan blok gigitan atau jalan
tanpa memerlukan sedasi yang dalam dan risiko napas lain yang dirancang untuk
yang terkait. penggunaan FOB. 59

Abdelmalak B, Sarkiss M. Anesthesia for Therapeutic Broncho- scopic Procedures. In: Abdelmalak B and Doyle DJ, editors. Anesthesia for Otolaryngologic Surgery, London, UK: Cambr
39 University Press,; 2013. p 310-21. In Press.
Endotrakeal Tube (ETT)
Bila digunakan bronkoskop diagnostik standar 5,9 mm,
ukuran 7,5 ETT dapat digunakan tetapi bila
menggunakan bronkoskop terapeutik 6,7 mm
bronkoskop 8.0 ETT adalah tabung pilihan terkecil

Paling umum ukuran 8,5 atau 9,0 mm ID ETT


digunakan untuk prosedur ini untuk memungkinkan
ruang yang cukup di sekitar bronkoskop operasi untuk
ventilasi yang mudah dan memadai.

Abdelmalak B, Ryckman JV, AlHaddad S, Sprung J. Respiratory arrest after successful neodymium: yttrium-aluminum-garnet laser treatment of subglottic tracheal stenosis. Anesth Ana
40 [Case Reports Research Support, Non-U.S. Gov't] 2002; 95(2): 485-6, table of contents.
Jalan Napas Supraglotis
Dalam kasus di mana lesi trakea subglotis, jalan napas supraglotis
(SGA) dapat digunakan untuk keuntungan 60 61 karena tidak
memasuki glotis.

Susunan ini memungkinkan akses ke lesi subglotis dengan


menyediakan saluran untuk bronkoskop fleksibel, serta
menyediakan sarana ventilasi. Namun, karena ini adalah jalan
napas yang kurang definitif, itu tidak menjamin perlindungan
terhadap aspirasi.

Abdelmalak B, Ryckman JV, AlHaddad S, Sprung J. Respiratory arrest after successful neodymium: yttrium-aluminum-garnet laser treatment of subglottic tracheal stenosis. Anesth Analg. [Case Reports Research S
41 Non-U.S. Gov't] 2002; 95(2): 485-6, table of contents.
Hung WT, Liao SM, Su JM. Laryngeal mask airway in patients with tracheal stents who are undergoing non-airway related interventions: report of three cases. J Clin Anesth 2004; 16(3): 214- 6.
Penggunaan Airway Exchange Catheters
Perangkat pertukaran jalan napas dapat berguna selama prosedur bronkoskopi karena bentuk jalan napas yang
berbeda selama prosedur yang sama dan karena seseorang mungkin menghadapi situasi di mana jalan napas
diperkirakan akan sulit untuk diintubasi

Oleh karena itu, disarankan untuk memulai dengan intubasi sadar, dengan ETT berukuran relatif kecil, lebih disukai
Tabung Trakeal Parker Flex-TipTM

Kemudian kateter pertukaran jalan napas dapat digunakan untuk menggantikannya dengan tabung yang lebih
besar untuk memfasilitasi prosedur bronkoskopi yang fleksibel

Jika bronkoskop kaku diperlukan, kateter pertukaran dapat digunakan untuk akses ke jalan napas sampai saluran
masuk laring divisualisasikan melalui bronkoskop kaku dan skop diamankan pada posisinya. 62

42 Kristensen MS. The Parker Flex-Tip tube versus a standard tube for fiberoptic orotracheal intubation: a randomized double-blind study. Anesthesiology 2003; 98(2): 354-8.
Pasca Operatif
Sebagian besar prosedur yang dijelaskan di atas dilakukan
sebagai prosedur rawat jalan, di mana pasien
dipulangkan pada hari yang sama.

Namun, pasien yang sangat sakit dengan batas fungsional


dapat mengambil manfaat dari rawat inap. Ini lebih baik
dibandingkan dengan operasi toraks invasif, yang
membutuhkan perawatan ICU pasca operasi dan rawat inap
yang lama di rumah sakit.63

43 Zura A, Doyle DJ, Avitsian R, DeUngria M. More on intubation using the Aintree catheter. Anesth Analg 2006; 103(3): 785.
Kesimpulan
Bronkoskopi merupakan prosedur medis yang memberikan visualisasi
trakeobronkial dengan menempatkan instrumen optik (bronkoskop)
dan dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi

Bronkoskopi merupakan tindakan yang cukup aman tapi tetap


berpotensi menimbulkan komplikasi. Bronkoskopi telah luas
digunakan sebagai prosedur diagnostik dan terapeutik, namun
bronkoskopi juga memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat mencapai
bagian perifer paru

Meskipun kemajuan yang signifikan dalam farmakologi agen


intravena sekarang tersedia, bahkan pada pasien yang sepenuhnya
dibius, farmakologis nonparalyzed, respon jalan napas terhadap
manipulasi trakea adalah signifikan. Penggunaan anestesi topikal
tetap menjadi tambahan yang diperlukan untuk sedasi dan anestesi
sedang.
.1

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai