Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN NYERI

PASCA OPERASI
dr. Bernard Taufan Soehaemy, Sp. An

KSM ILMU ANESTESI DAN REANIMASI


PENDAHULUAN Pencegahan
dan
pengobatan
nyeri pasca
bedah

tantangan
Latar Belakang utama

mempengaruhi
mobilisasi serta
kualitas hidup
pasien.
Rumusan Masalah Tujuan
• Bagaimana definisi, • Mengetahui definisi, klasifikasi,
klasifikasi, fisiologi, dan fisiologi, dan penilaian nyeri
penilaian nyeri? • Mengetahui manajemen nyeri
farmakologis dan non
• Bagaimana manajemen
farmakologis pasca operasi
nyeri farmakologis dan non
farmakologis pasca
operasi? Manfaat
• Dapat menambah wawasan mengenai
definisi, klasifikasi, fisiologi, dan penilaian
nyeri serta manajemen nyeri farmakologis
dan non farmakologis pasca operasi.
Definisi Nyeri

Menurut International Association for


Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang
tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Klasifikasi Nyeri
Menurut Menurut Menurut
Onset dan mekanisme berat
Stimulus terjadinya ringannya
Penyebab nyeri nyeri

Akut Kronik Nosiseptif Non Ringan Sedang Berat


nosiseptif
(neuropatik)
hilang menetap kerusakan
setelah selama jaringan kerusakan
beberapa berbulan- dan reaksi jaringan
jam hingga bulan atau inflamasi. saraf
beberapa bahkan sentral
hari (7 hari) bertahun- maupun
tahun perifer

disebabkan oleh infeksi


/inflamasi, proses metabolik
(diabetes mellitus), trauma
pembedahan maupun infiltrasi
atau tekanan tumor.
Fisiologi Nyeri
4

1
Penilaian Skala Nyeri

Eskpresi wajah

Verbal Rating
Scale (VRS)
Numerical
Rating Scale
(NRS)
Visual Analog
Scale (VAS)
Penilaian Skala Nyeri
Penilaian Nyeri untuk Anak Di Bawah 5 Tahun
• Bila pasien tidur, tidak dibutuhkan penilaian lebih lanjut. Bila pasien bangun periksalah hal-
hal berikut:

Cry Not crying Score 0


Crying Score 1
Posture Relaxed Score 0
Tense Score 1
Expression Relaxed or happy Score 0
Distressed Score 1
Response Responds when spoken to Score 0
No response Score 1

• Note: Total skor 1: nyeri ringan, 2: nyeri sedang, 3: nyeri berat dan 4: nyeri yang mungkin
paling buruk.
Manajemen Nyeri Pasca Operasi

• World Health Organisation Analgesic Ladder diperkenalkan untuk meningkatkan penanganan


nyeri pada pasien dengan kanker. Namun, formula ini dapat juga dipakai untuk menangani nyeri
akut karena memiliki strategi yang logis untuk mengatasi nyeri.
• Biasanya, nyeri pascaoperasi akan berkurang seiring berjalannya waktu dan
kebutuhan akan obat yang diberikan melalui suntikan dapat dihentikan.
NSAID
Drug name Forms available Daily dose Half life (h)
range
Ibuprofen Tablet, syrup 600- 1200mg 1-2
Diclofenac Tablet, suppository, injection, cream 75- 150mg 1-2

Naproxen Tablet, suspension, suppository 500- 1000mg 14


Piroxicam Capsule, suppository, cream, injection 10- 30mg 35+

Ketorolac Tablet, injection 10- 30mg 4


Indomethacin Capsule, suspension, suppository 50- 200mg 4

Mefenamic Tablet, capsule 1500mg 4


acid
• Codeine kurang aktif daripada morfin, memi liki efek yang
dapat diprediksi bila diberikan secara oral dan efektif terhadap
rasa sakit ringan hingga sedang
Codein • dapat dikombinasikan dengan parasetamol
• Dosis berkisar antara 15 mg - 60mg setiap 4 jam dengan
maksimum 300 mg setiap hari.

• Tramadol (tramal) adalah analgesik sentral dengan afinitas


rendah pada reseptor mu dan kelemahan analgesiknya 10-20 %
Tramadol dari morfin.
• Tramal dapat diberikan secara oral dan dapat diulang setiap 4-6
jam dengan dosis maksimal 400 mg per hari
Opioid kuat
• Digunakan  nyeri berasal dari organ dalam & struktur viseral
• Sebagai analgesik
• Dapat digunakan pd px pasca operasi mll rute oral (efektif)
Morfin
• Paling larut air, kerja Long acting  diberikan subkutan, IV, IM, epidural , intratekal
• Sifat kerjanya di SSP (depresi (analgesi, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar)
&stimulasi (stimulasi parasimatis, miosis, mual, muntah, hiperaktif reflek spinal, konvulsi, sekresi
ADH)
• KontraIndikasi :
• asma, bronkitis kronis (efek bronkokontriksi dari morfin)
• Efek Samping :
• Hipotensi ortosataik
• Pruritus
• Konstipasi
• Retensio urin
• Dosis :
• Nyeri sedang 0,1-0,2 mg/kgBB subkutan, IM (dpt diulang /4jam)
• Nyeri hebat 1-2mg IV (diulang sesuai kebutuhan)
• Nyeri persalinan/paska bedah 2-4 mg epidural atau 0,05-0,2 mg intratekal (diulang 6-12 jam)
Petidin
• Larut dalam lemak
• Lama kerjanya lebih pendek dibandingkan morfin
• Metabolisme oleh hepar lebih cepat  normeperidin, asam meperidinat dan asam
normeperidinat.
• Bersifat atropin  mulut kering, kekaburan pandangan, takikardi
• ES  konstipasi ringan
• Cukup efektif untuk tremor paska bedah yg tidak berhubungan dg hipotermi
• Dosis  dewasa 20-25 mg IV
Fentanil
• Lebih larut lemak dibanding petidin
• Dapat menembus sawar jaringan dg mudah
• Efek depresi nafas > lama dibanding analgesiknya (analgesik 30 menit)
• Digunakan untuk anastesi pembedahan, tidak untuk paska bedah
• Dosis  1-3 µg/kgBB
Anastesi Lokal
• Respirasi & kardiovaskler px berubungan dg perdarahan & nyeri yg tertangani dg
baik

• Teknik anstesi lokal  pain relief yg efektif


(blokade pleksus/saraf perifer  analgesia selektif pd bag.tubuh yg terkait pleksus tsb)
Cont..
Cont..
Manajemen non farmakologis
KESIMPULAN
• Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
• Nyeri paska operasi termasuk nyeri akut yang bila tidak tertangani dengan baik bisa
mengarah kepada nyeri kronik.
• Nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptif dan non nosiseptif berdasarkan mekanisme
terjadinya
• Ada 4 tahap dalam fisiologi nyeri yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi
• Penilaian skala nyeri bisa dilakukan berdasarkan beberapa skala
• Manajemen nyeri paska operasi bisa dilakukan melalui manajemen farmakologis dan
non farmakologis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai