1. Anatomi N. Obturatorius
Nervus Obturator adalah gabungan serat saraf, antara serat motorik dan saraf sensorik. Saraf ini
muncul dari ramus primer anterior L2, L3 dan L4 di pleksus lumbaris. N. Obturator termasuk
saraf besar, yang turun secara vertikal di dalam otot psoas mayor, sebelum muncul dari
perbatasan otot bagian dalam di abdomen. Kemudian saraf ini berjalan bersama trunkus
lumbosakralis, menyeberang ke panggul di tingkat sendi sacroiliaka (L5) di bawah arteri dan
vena iliaka komunis, untuk selanjutnya berjalan di arah anterior / lateral menuju ureter. Pada
tingkat ini, N. Obturator posisinya berdekatan dengan dinding kandung kemih pada bagian
inferior / lateral, dan kemudian berlokasi pada sisi anterior dari pembuluh obturator di dalam
bagian superior dari foramen obturator. Ia keluar dari panggul di bawah ramus pubis superior,
melewati kanal obturatorius sebelum memasuki daerah adduktor paha. Selama perjalanan ini,
N. Obturator terbagi menjadi 2 cabang, yaitu anterior dan posterior.
Dalam perjalanannya, Nervus ini dipisahkan dari N. Femoralis oleh otot iliopsoas dan fascia
iliaka. Saraf ini menginervasi peritoneum parietal pada dinding panggul lateral dan memberikan
kontribusi pada cabang-cabang kolateral untuk otot obturator eksterna dan juga sendi panggul.
Pada regio anterior, Nervus ini memasuki kompartemen medial paha dan terbagi menjadi
cabang-cabang yang menginervasi adductor brevis, adductor longus, dan adductor gracilis, serta
cabang-cabang yang memasok sensasi pada kulit di sepanjang bagian medial paha. Pada sisi
posteriornya, perjalanan saraf ini menembus otot obturator externus. Cabang-cabang dari divisi
posterior menginervasi otot obturator eksterna dan adduktor magnus.
Nervus Obturator berjalan melewati sisi proksimal ke arah dinding kandung kemih regio
inferolateral, leher kandung kemih, dan urethra pars prostatika. Oleh karena itu, TURBT yang
dikerjakan pada sisi lateral kandung kemih, di bawah pengaruh anestesi spinal, dapat
membangkitkan refleks obturator dan juga aktivasi otot adduktor. Tempat perforasi kandung
kemih yang paling umum adalah dinding lateral, stimulasi listrik dari saraf obturator terdekat
selama elektroreseksi dari tumor dinding lateral (TURBT) itu dapat mengakibatkan “kejang” atau
spasme pada adduktor kuat pada kaki yang dikenal sebagai Obturator Jerk. Adanya Obturator
Jerk selama TURBT sangat meningkatkan risiko perforasi terhadap kandung kemih.
1. Wein AJ, Kavoussi LR, Partin AW, Peters CA. Campbell-Walsh Urology 10 th edition. Elsevier.
2012.
2. Ozer K, Horsanali MO, Gorgel SN, Ozbek E. Bladder Injury Secondary to Obturator Reflex is More
Common with Plasmakinetic Transurethral Resection than Monopolar Transurethral Resection
of Bladder Cancer. Cent European J Urol vol 68: 284 – 288. 2015.
3. Panagoda PI, Vasdev N, Gowrie-Mohan S. Avoiding the Obturator Jerk During TURBT. Curr Urol
vol 12: 1 – 5, 2018.