Anda di halaman 1dari 32

DISUSUN OLEH :

SYARIF AFIF
AURA IHSANIAR
ARDIAN WIBOWO
PRIMA ARTYA
SAID REZA
HERMANU ADI

PENGAMPU :
DR. SEPTIAN, SP. AN, M.KES
• Operasi urologi biasanya pada orang tua

• Anestesi bedah urologi :


adalah tindakan anestesi untuk tindakan bedah pada kasus-
kasus urologi seperti sistostomi, prostatektomi terbuka, TUR
buli, TUR prostat, URS, operasi batu ginjal, operasi
pengangkatan ginjal (nefrektomi), operasi tumor ginjal dan
buli-buli dengan ASA 1-4 dapat berupa anestesi umum
maupun analgesia regional.
Renal Blood Flow

• Renal menerima hampir 15 – 25% dari total cardiac output,


atau 1 – 1,25 L/ menit melalui arteri renalis.
• Kerusakan ginjal dapat terjadi karena disfungsi glomerolus,
disfungsi tubular atau kerusakan saluran urin.
• Pemeriksaan yang paling berguna yaitu pemeriksaan GFR.
Pengelompokan pasien berdasar filtrasi gromerulus

ml/menit kreatinin klearance


normal 100-200
Decrease renal reserve 60-100
Mild renal empairtement 40-60
Moderate renal insufficiency 25-40
Renal failure < 25
End stage renal disease < 10
Gagal ginjal akut
• Penuruan akut perfusi ginjal
Azotermia
prerenal

• penyakit ginjal intrinsic, ischemia ginjal atau nephrotoksin.


Renal

• hasil dari obstruksi atau pecahnya saluran kemih.


Post renal
Gagal ginjal kronis
• Sindroma ini ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
secara progresif dan irreversible setelah jangka waktu
3-6 bln.
• Penyebab : hipertensi nephrosclerosis, diabetic
nephropathy, kronik glomerulonephritis, dan
polycystic renal disease.
• Sindrome uremia terlihat setelah GFR < 25 m//mnt
• GFR < 10 ml/mnt tergantung dengan dialisa.
Dialisa
A. Dialisis Peritoneal:
1. DP intermitten
2. DP mandiri berkesinambungan (DPMB) 1. GGT kleren kreatinin <5 ml/m)
3. DP Dialirkan berkesinambungan (DPDB) 2. GGA berkepanjangan ( > 5 hari)
4. DP Nokturnal 3. GGA dg. : a. k.u buruk
B.Hemodialisis (HD) b. K serum > 6 mEq/L
c. BUN > 200 mg%
Indikasi : 1. GGA yang selalu gagal d. pH darah < 7,1
dengan konservatif. e. Fluid overload
2.ggn.keseimbangan 4. Intoksikasi obat yg gagal dg terapi
cairan dan elektrolit & asam-basa. konservatif
3. Intoksikasi obat
4. GGK
ANESTESI PADA RENAL FAILURE
Obat Premedikasi
• Gol antikolinergik
• Metoklopramid
• Antagonis reseptor H2 sebaiknya diberikan untuk mengurangi keasaman
lambung.
• Farmakokinetik dari antikolinesterase (neostigmin, piridostigmin, dan
edrofonium) mempengaruhi kondisi renal. Mengalami pemanjangan durasi
kerja karena ekskresi melalui renal.
• NSAIDs,kontra indikasi, inhibisi efek prostaglandin.
• Tramadol lebih dapat diterima.
• Dexmedetomidin menghasilkan analgesia, amnesia dan sedasi yang seimbang,
dan selain itu dexmedetomidin memberikan keuntungan dapat menekan
pelepasan ADH/ renin, sehingga merangsang ekskresi air.
Obat Induksi

• Fraksi bebas tiopental, ditemukan 2x lipat pada pasien dengan


renal failure.
• Ketamin lebih sedikit berikatan dengan protein dibanding
tiopental. Ketamin pada renal failure + hipertensi menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
• Etomidat sekitar 75% berikatan dengan protein pada orang
normal, namun pd renal failure memiliki fraksi bebas tinggi.
• Farmakokinetik propofol tidak berubah pada renal failure, dan
tidak memiliki efek memanjang.
• Benzodiazepin berikatan dengan protein dalam jumlah besar.
CRF akan meningkatkan fraksi bebas yang mempotensiasi efek
klinis dari benzodiazepin.
Opioid

• Morfin: akumulasi dari metabolit 6 – glukuronida yang


juga memiliki efek analgesi poten dan sedasi.
• Meperidin: tidak direkomendasikan
• Kodein menyebabkan pemanjangan efek narkose
• Fentanil merupakan opioid pilihan: sedikit metabolit
aktif, fraksi bebas tidak berubah, dan fase redistribusi
singkat.
• Alfentanil : dimetabolisme menjadi inaktif.
• Sufentanil : pemanjangan efek narkose.
Penghambat Neuromuskuler

• SCh, atracurium, cis – atracurium, mivacurium : ekskresi renal minimal


• SCh: K serum (0,5 meq/ L). Dialisis < 24 jam pra operatif menurunkan resiko
hiperkalemia.
• d – tubocurarin, metokurin, pankuronium, galamin eliminasi half life yang
memanjang.

• kerja singkat (mivacurium) mengalami eliminasi enzimatik oleh


pseudokolinesterase plasma lebih lambat dibanding SCh.
• kerja lama (doksacurium dan pipecuronium) : eliminasi half life & durasi ,
berkurangnya klirens plasma
• kerja sedang (vecuronium dan rocuronium) durasi kerja & blokade memanjang

• Atracurium : direkomendasikan. Hati2 laudanosin, dapat menimbulkan kejang


dan dapat terakumulasi dengan pemberian dosis ulangan atau infus kontinyu

• Rapacuronium mengalami hidrolisis non spesifik menjadi sangat poten, Dosis


ulangan atau infus kontinyu menyebabkan efek klinis yang memanjang.
POSISI OPERASI UROLOGI
Litotomi Standar
• Perhatian diberikan untuk memastikan sudut atau ujung dari
alat penahan tidak mengkompresi daerah poplitea dan paha
bagian belakang.
Posisi Litotomi Rendah
elevasi paha pada posisi litotomi sekitar 30 – 45°. Hal ini
menyebabkan penurunan gradien perfusi ke dan dari
ekstremitas bawah
Posisi Litotomi Tinggi
• Kaki pasien ekstensi sempurna dan paha
fleksi 90° pada badan.

• Posisi ini menghasilkan gradien tinggi


untuk perfusi arteri di kaki yang
mengharuskan pengawasan terhadap
hipotensi sistemik.
Posisi Litotomi exaggerated
• Akses transperineal ke area retropubik
mengharuskan pelvis pasien ventral fleksi
terhadap collumna vertebralis. Kontrol
ventilasi perlu dilakukan.

• Posisi ini dihubungkan dengan frekuensi


tinggi sindrom kompartemen ekstremitas
bawah. Pemeliharaan tekanan perfusi yang
adekuat untuk kaki sangat penting.
• Pada pasien nepherektomi posisi pasiennya adalah posisi Flank
(lumbotomi). Posisi lumbotomi adalah posisi berbaring lateral
dimana tungkai yang terletak dibawah di fleksikan dan tungkai
yang letak diatas flekstensikan.
ANESTESI UNTUK PROSEDUR ENDOUROLOGI

Sistourethroskopi dan Prosedur Ureter


• Sistourethroskopi : visualisasi langsung dari urethra
anterior dan posterior, collum vesica urinaria, dan vesica
urinaria (buli).
• Untuk sistoskopi singkat, 5 – 10 mL lubrikan jel anestesi
(2% lidokain HCl) bisa diberikan.
• Untuk prosedur yang lebih lama dan lebih luas, anestesi
umum diperlukan, LMA merupakan alternatif selain face
mask.
• Ureteroskopi yang mandilatasi orificium ureter dan ureter
intramural, diperlukan anestesi regional dan umum.
TURP
• Definisi
Sindroma TUR adalah suatu keadaan klinik yang ditandai
dengan kumpulan gejala akibat gangguan neurologik,
kardiovaskuler, dan elektrolit yang disebabkan oleh diserapnya
cairan irigasi melalui vena-vena prostat atau cabangnya pada
kapsul prostat yang terjadi selama operasi(1,2,3,4).
• Angka Kekerapan
2% dari pasien yang operasi tur p terjadi tur sindrom
• Marrero frekuensi tur sindroma meningkat:. 1.Prostat yang
ukurannya lebih dari 45 gr
2. Operasi yang berlangsung lebih dari 90 menit
3. Pasien yang mengalami hiponatremi relatif
4. Cairan irigasi 30 liter atau lebih
• Gejala-Gejala Sindroma TURP:
• Pusing
• Sakit kepala
• Mual
• Rasa tertekan di dada,tenggorokan
• Napas pendek
• Gelisah
• Bingung
• Nyeri perut

Patogenesis
Sejumlah besar cairan dapat diserap selama operasi terutama bila sinus vena
terbuka secara dini atau bila operasi berlangsung lama. Rata-rata diperkirakan
terjadi penyerapan 20cc cairan permenit atau kira-kira 1000-1200cc pada 1 jam
pertama operasi, sepertiga bagian di antaranya diserap langsung ke dalam
sistem vena. Dan hal ini akan menimbulkan hiponatremia dilusional(1,3,4).
Faktor utama yang menyebabkan timbulnya sindroma TURP adalah:
1. Circulatory overload
2. Keracunan air
Gejala keracunan air terjadi bila kadar Na 15-20 meq/liter di
bawah kadar normal(1,3).
3. Hiponatremia
Beberapa mekanisme terjadinya hiponatremia pada pasien
TUR adalah:
a. Pengenceran Na karena penyerapan cairan irigasi yang besar.
b. Kehilangan Na dari daerah reseksi prostat ke dalam cairan irigasi.
c. Kehilangan Na ke dalam kantong-kantong cairan irigasi di daerah
periprostat dan rongga peritoneal.
• Cairan Irigasi
Cairan yang dapat dipakai adalah air steril, glysin 1,2%, 1,5%, atau
2,2%,sorbitol atau manitol 3%.
• Terapi
- Pada hiponatremia ringan atau sedang, pemberian furosemide
intravenous dan infus normosalin mungkin sudah cukup.
- Pada kasus hiponatremi berat diberikan infus 3% saline
sebanyak 150-200 cc dalam waktu 1-2 jam. Tindakan ini harus
selalu disertai furosemide, terutama pada pasien dengan risiko
terjadinya payah jantung kongestif.
- Bila terjadi udem paru-paru, harus dilakukan intubasi trakeal dan
ventilasi tekanan positif dengan menggunakan oksigen 100%
• Pencegahan Sindroma TUR P

 Tinggi cairan irigasi yang ideal adalah 60 cm dari pasien.

 Lamanya operasi TURP tidak boleh lebih dari 1 jam.

 Pemeriksaan natrium serum sebaiknya dilakukan tiap 30 menit dan perlu


dilakukan koreksi .
 Perlu dilakukan pemberian furosemid profilaksis untuk mencegah overload
cairan.
 Bila perlu dilakukan transfusi darah, sebaiknya dilakukan dengan PRC bukan
dengan whole blood.
 Perlu dilakukan pencegahan hipotermi misalnya dengan menghangatkan
cairan irigasi sampai 37˚C
• Prosedur eswl

Risiko Tindakan dan komplikasi ESWL. :


• Nyeri yang disebabkan oleh mengalirnya fragmen batu didalam saluran kemih.
• Aliran Urine terblokir sebagai akibat dari fragmen batu yang terjebak di saluran
kemih.
• Infeksi saluran kemih.
Pendarahan di sekitar bagian luar ginjal.
Teknik Anestesi untuk SWL
• Anestesi umum memberikan keuntungan dalam
mengendalikan ventilasi dan gerak pasien, tetapi
meningkatkan resiko cedera saraf perifer karena pasien
diposisikan di kursi litotriptor.

• Dengan anestesi regional, pasien sadar, kooperatif dan


mudah diposisikan. Teknik anestesi regional memerlukan
level sensoris setinggi T6.

• Teknik sedasi juga dapat digunakan. Berbagai pilihan


hipnotik – sedatif, ansiolitik, dan analgesik dapat
digunakan. Teknik sedasi merupakan teknik terpilih untuk
prosedur SWL rutin.
Laparoscopi urologi
• Prosedur laparoskopi urologi berbeda dengan laparoskopi
umumnya
• Organ genitourinaria merupakan organ ekstraperitoneal,
dan urologis lebih memilih insuflasi ekstraperitoneal
selama prosedur dijalankan.
• Absorpsi CO2 lebih besar pada insuflasi ekstraperitoneal
dibandingkan dengan intraperitoneal.
• Peningkatan absorpsi CO2 perlu monitoring ketat
• Laparoskopi lama :
• jumlah CO2 terabsorpsi meningkat
• Oliguria, karena peningkatan tekanan intraabdomen
menyebabkan penurunan pada output urin
Pembedahan Radikal Kanker Urologi

• Pembedahan radikal kanker juga berpotensi menyebabkan


perdarahan.
• Prostatektomi retropubik radikal dilakukan dengan posisi pasien
supine.
• Anestesi regional dengan sedasi maupun anestesi umum dapat
dilakukan pada prosedur ini.
• Jika teknik anestesi regional yang digunakan, blokade segmen T6-
8 cukup adekuat.
• Prostatektomi perineal radikal, pasien ditempatkan pada posisi
litotomi exaggerated dengan fleksi ringan dari badan dan
Trendelenburg.
• Karena alasan posisi, kebanyakan anestesiologis lebih memilih
anestesi umum atau dengan kombinasi anestesi umum –
epidural
• Perdarahan cabang dari vena hipogastrica saat limfadenektomi
pelvis atau transeksi kompleks v.dorsalis.
Sistektomi Radikal
• Pada laki – laki, pembedahan meliputi pengangkatan
buli, glandula prostat, vesica seminalis, dan urethra
proksimal
• Pada wanita, meliputi pengangkatan buli, urethra dan
dinding anterior vagina seperti prosedur histerektomi
total dan bilateral salphingo – ooforektomi.
• Saat akhir prosedur, dilakukan diversi urin,
kebanyakan sebagai ileal conduit atau colon conduit.
• Posisi dan pengawasan pasien sama seperti pada
prosedur prostatektomi radikal.
• Menggunakan teknik anestesi umum atau kombinasi
anestesi umum – epidural.
Nefrektomi Radikal
• Anestesi umum atau kombinasi anestesi umum –
epidural dipilih untuk prosedur ini.
• Posisi lateral dekubitus fleksi menjadi predisposisi
untuk kerusakan saraf dan perubahan
kardiopulmoner
• Pasien harus mendapat hidrasi adekuat untuk
mengoptimalkan aliran darah ke renal dan untuk
mencegah hipotensi dari kompresi v. cava inferior
selama kidney position.
• Emboli udara mungkin terjadi selama prosedur
nefrektomi jika medan operasi berada lebih tinggi
dari jantung.
Pembedahan Radikal untuk Kanker Testis

• Semua massa intratestikuler dipertimbangkan kanker


sampai terbukti sebaliknya, dan radikal orkiektomi
dilakukan untuk keduanya dan sebagai langkah awal
untuk regimen pengobatan
• Anestesi regional maupun anestesi umum dapat
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai