Yang perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang dilakukan
tindakan anestesi dan pembedahan adalah sebagai berikut :
Evaluasi kondisi pasien.
Perkiraan masalah selama dan pasca operasi.
Management selama operasi.
Management pasca bedah.
Kriteria hasil
> 50 ml/mnt (normal) : trust us normal patient
30-50 ml/mnt (moderat) : compromise avoid dehidration, nefrotoxin agent
10-30 ml/mnt (no renal reserve) : consider preoperatif dialisis
< 10 ml/mnt (End stage renal diseases ERDS) : dialisis with 24 hr preoperatif
b. Induksi.
Propofol
Merupakan obat lebih terpilih karena mula kerja dan masa kerjanya paling singkat
diantara obat-obat intravena.
Pentothal.
Dapat menurunkan resistensi vasculer renalis sehingga aliran darah renal lebih
baik. Pentothal terikat 60-70% dengan albumin.
Hati-hati dapat terjadi over dosis bila ada hipoalbumin, apalagi pasien menderita
uremia yang dapat menyebabkan daya ikat albumin menurun.
Succinylcholin
Sebagai fasilitas intubasi dapat diberikan jika tidak ada hiperkalemia. Sebaiknya
tidak menggunakan Succinylcholin apalagi kondisi asidosis dan trauma
pembedahan, cukup menunjang terjadinya hiperkalemia.
Succinylcholin 1 mg/kgbb dapat menaikkan K+ = 0.2-0.5 mEq/l, ada laporan
peningkatan K+ mencapai 0.9 mEq/l
Vecuronium
Ekskresi hanya 25% melalui ginjal selebihnya melalui empedu.
Atracurium
Tidak diekskresikan melalui ginjal tetapi spontan melalui system Hoffman.
Pancuronium
Relatif aman karena ekskresinya melewati ginjal (40-80%) dan hepar (5-10%)
Jika sinus venosus terbuka, dapat menyebabkan cairan irrigasi akan masuk kedalan sirkulasi
dalam jumlah yang significant.
Faktor yang mempengaruhi cairan yang masuk ke dalam sirkulasi :
a. Ukuran kelenjar prostat.
b. Lamanya waktu reseksi.
c. Pengalaman operator.
d. Tekanan cairan irrigator lebih tinggi dari tekanan venosus.
TUR-P syndroma.
Merupakan kumpulan gejala (Constellation of symptom) yang disebabkan dari :
Overload sirkulasi.
Water intoxicasi.
Hiponatremia.
Glycine toxicity.
Ammonia toxicity.
Hemolisis.
Coagulopathy.
Bacteriemia, septicemia atau toxemia.
Kerugiannya
a. Kontraindikasi pada jaringan terinfeksi serta pada spinal headache dan lain-lain.
b. Ketinggian blok sampai thoracal VIII; bladder distensi tidak nyeri. Operasi prostat
ketinggian blok sampai thoracal X.
2. General anestesi
a. Bila pasien menginginkan dan
b. Bila ada kontra indikasi dengan regional.
TRANFUSI PADA CRF
a. Anemia umumnya terjadi pada clearance creatinin < 30 ml/mnt. Hb biasanya 6-8 gr/dl,
oleh karena menurunnya erythropoietin produksi sel darah merah dan penghancuran sel
darah merah.
b. Pemberian tranfusi yang tidak tepat hanya akan meningkatkan penghancuran sel darah
merah (eritrosit) dan menambah produk hasil metabolisme yang dapat menyebabkan
terjadinya overload akibat pergeseran ECF ke IVF.
c. Tranfusi hanya diberikan pada pasien CRF dengan anemia berat (Hb < 6-7 gr/dl) atau
bila dikhawatirkan terjadi perdarahan yang besar intra operatif.
KOMPLIKASI DIALYSIS
Terjadinya dialysis disequilibrium syndrom oleh karena penurunan yang cepat dari osmolaritas
ekstrasellular terhadap osmolaritas intrasellular dengan gejala
Nausea.
Vomiting
Restlessness
Headache
Fatique
Seizures
Coma
Arrhytmia.
freely dissfusible
pH CSF menurun
Brain edema
Koreksi jangan diturunkan lebih dari 0,5 mEq l / jam karena bila terlalu cepat dapat
menyebabkan terjadinya kejang, edema otak dan kerusakan neurologis permanen.
Lakukan koreksi dengan Na+ 1-1,5 mEq / l /jam. Bila koreksi terlalu cepat mengakibatkan
demyelinisasi pons yang dapat menimbulkan kerusakan neurulogis permanen.
Salin fisiologis 154 mEq / l.