Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN KEPASTIAN TEPAT- LOKASI,

TEPAT- PROSEDUR, TEPAT- PASIEN OPERASI


RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH


MOJOKERTO
2016
PANDUAN KEPASTIAN TEPAT- LOKASI, TEPAT- PROSEDUR,
TEPAT- PASIEN OPERASI

A. Latar Belakang
Seiring kemajuan tingkat pendidikan dan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan, dan untuk mengurangi tuntutan
masyarakat kepada tenaga kesehatan karena kesalahan dalam tindakan
operasi baik lokasi maupun ketepatan prosedur maka Rumah Sakit
diwajibkan membuat suatu kebijakan yg mengatur tentang Kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasienoperasi sehingga hal
tersebut tidak terjadi.
Salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien adalah kejadian
yang mengkhawatirkan dan bias terjadi di RumahSakit. Kesalahan ini
adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuatan
antara anggota tim bedah, kurang / tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi (side marking), dan tidak ada prosedur untuk
memverifikasi lokasi operasi.
Kesalahan kesalahan lokasi, prosedur dan pasien harus
diminimalisir demi tercapainya keselamatan pasiensecara paripurna
sesuai dengan strandart JCI.

B. Pengertian
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut
berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui
prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki
sinonim yang sama dengan kata Chirurgia (dibaca; KI-RUR-JIA).
Dalam bahasa Yunani Cheir artinya tangan; dan ergon artinya
kerja. Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara
dokter untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin
disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana (Potter, 2006)
Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk
dilaksanakan prosedur operasi. Bedah sehari (ambulatory surgery),

2
kadangkala disebut pembedahan tanpa rawat inap (outpatient surgery)
atau pembedahan sehari (one-day surgery).
1. Jenis Pembedahan
a. Bedah Minor
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif
dilakukan secara sederhana, tidak memiliki risiko terhadap
nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk
melakukannya, seperti: membuka abses
superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial
neuroktomi dan tenotomi
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara
relatif lebih sulit untuk dilakukan daripada pembedahan
minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko terhadap
nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti:
bedah caesar, mammektomi, bedah torak, bedah otak.
c. Bedah Antiseptik
Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang
berhubungan terhadap penggunaan agen antiseptik untuk
mengontrol kontaminasi bakterial.
d. Bedah konservatif
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana
dilakukan berbagai cara untuk melakukan perbaikan
terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat
mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi,
seperti: koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki
daripada melakukan amputasi terhadap kaki.
e. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar
penyebab atau sumber dari penyakit tersebut dibuang,
seperti: pembedahan radikal untuk
neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia.

3
f. Pembedahan Rekonstruktif
Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang
dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap pembedahan
yang telah dilakukan pada deformitas atau malformasi,
seperti: pembedahan terhadap langit-langit mulut yang
terbelah, tendon yang mengalami kontraksi.
g. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan
untuk memperbaiki defek atau deformitas, baik dengan
jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari
bagian tubuh lainnya.

2. Sifat Operasi:
a. Bedah Elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat
dilakukan penundaan tanpa membahayakan nyawa pasien.
b. Bedah Emergensi
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan
dalam keadaan sangat mendadak untuk menghindari
komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk
menyelamatkan jiwa pasien.

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya
kesalahan dalam penandaan (sitemarking)pada pasien yang akan
di lakukan prosedur pembedahan.
2. Mengurangi / meniadakan kejadian / kesalahan yang
berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur dan salah
pasien yang akan di lakukan prosedur pembedahan.

4
D. Ruang Lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepadasemua pasien yang akan menjalani
prosedur pembedahan
2. Pelaksana panduan ini adalah semua dokter operator atau
asistenyang telah mendapatkan pelimpahan dari dokter operator
tetapi dalam pelaksanaan operasi wajib ikut di dalam ruang
operasi.
3. Panduan ini berlaku di kamar operasi ,poli gigidan poli
bedahserta unit lain yang melakukantindakanpembedahan.

E. Prinsip
1. Semua pasien rawat jalan, rawat inap, IGDyang akan menjalani
suatu prosedur pembedahan, wajib di lakukan penandaan
dengan benar saat berada di ruangan atau sekurang kurangnya 1
jam sebelum di lakukan prosedur pembedahan.
2. Tujuan utama penandaan adalah untuk menghindari salah
lokasi, salah prosedur dan salah pasienPenandaan digunakan
pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika akan di
lakukan suatu prosedur pembedahan
3. Penandaan di lakukan oleh dokter operator atau asisten tetapi
wajib ikut di dalam kamar operasi saat prosedur pembedahan di
lakukan.
4. Penandaan dengan menggunakan tanda lingkaran 0
5. Untuk identifikasi lokasi operasi wajib mengikutsertakan pasien
dalam proses penandaan.
6. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi
yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum
operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
tersedia, benar dan berfungsi.
7. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur
time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.

5
F. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Dokter operator
a. Memahami dan menerangkan prosedure penandaan.
b. Memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
c. Melakukan penandaan saat di lakukan pravisit di ruangan

2. Kepala Instansi / Kepala Ruang


a. Memastikan bahwa pasien sudah di lakukan penandaan oleh
dokter operator
b. Memantau apakah penandaan sudah di lakukan dengan
benar pada pasien yang akan di lakukan pembedahan.
c. Memastikan bahwa semua dokumen, foto(images) dan hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, di beri label dengan baik
dan di sertakan.
d. Memverifikasi keberadaan peralatan khusus atau sarana
yang di butuhkan.

3. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan kepastian tepat- lokasi,
tepat- prosedur dan tepat pasien operasi sudah di laksanakan
dengan benar.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien.

G. Tatalaksana Penandaan dan Prosedur Time Out


1. Tatalaksana Penandaan
a. Semua pasien yang akan di lakukan prosedur pembedahan
wajib di diidentifikasi / di lakukan penandaan dengan benar.
b. Dokter operator atau asisten yang di beri wewenang, 1(satu)
hari sebelum di lakukan prosedur pembedahan, atau sekurang
kurangnya 1(satu) jam sebelum di lakukan prosedur

6
pembedahan, pasien di visite dan di lakukan penandaan pada
lokasi yang akan di lakukan pembedahan
c. Asisten wajib hadir di ruang operasi saat pasien di lakukan
prosedur pembedahan
d. Penandaan dengan tanda lingkaran 0
e. Penandaan dengan spidol hitam yang tidak luntur oleh
air/alcohol.
f. Pada kasus tertentu yang tidak memungkinkan dilakukan
penandaan pada bagian tubuh, penandaan dilakukan pada
foto rontgen, odontogram dan status pasien.
g. Penandaan pada semua kasus termasuk pada organ yang
memiliki 2 sisi (kanandankiri), multiple structure (jaritangan,
jari kaki), multiple level (operasitulangbelakang :cervical,
thoracal, lumbal), multiple lesi yang
pengerjaannyaperlubertahap.
h. Penandaan daerah mata ditandai di atas alis sisi yang akan
dilakukan tindakan pembedahan, pada bagian telinga
penandaan dilakukan didepan daun telinga

2. Tatalaksana Time Out


a. Perawat sirkuler memeriksa kelengkapan tim dan fasilitas
operasi yg meliputi lampu operasi, mesin diathermi, suction
unit, mesin anastesi dan foto radiologi bila perlu
b. Perawat sirkuler menanyakan pada perawat instrumen
mengenai jumlah kassa, jarum dan kelengkapan instrumen
c. Perawat sirkuler menanyakan tentang premedikasi apakah
dilakukan, kalau dilakukan catat mengenai obat-obat
premedikasi dan tanggal serta jam pemberian
d. Perawat sirkuler menanyakan prosedur pemberian antibiotika
profilaksis apakahsudah diberikan atau belum. Kalau
diberikan catat nama obat, jam, dosis, dan tangal pemberian.

7
e. Perawat sirkuler mendokumentasikan kegiatan tersebut pada
daftar tilik keselamatan pasien.
f.Perawat sirkuler mempersilahkan dokter operator memimpin
doa sebelum operasi dimulai

H. Tindakan / prosedur yang membutuhkan penandaan dan ceklist


(Time Out)
1. Semua pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan.
2. Semua tindakan invasif wajib dilakukan TIME OUT

I. Penutup
Buku panduan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasien Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto ini mempunyai
peranan penting sebagai panduan bagi pelaksananaan kegiatan
sehari-hari tenaga medis dan paramedic yang bertugas di unit terkait
sehingga meningkatkan mutu pelayanan. Penyusunan buku panduan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien ini adalah langkah awal
kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan
kerjasama berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai
tujuan.

Anda mungkin juga menyukai