1. Pengertian.
Perawatan pra anestesi adalah suatu perawatan yang dilakukan mulai dari ruang
perawatan sampai di ruangan operasi sebelum tindakan operasi dilakukan di meja
operasi.
Status phisik 1
Pasien yang tidak mempunyai penyakit sistemik atau kelainan yang perlu
pembedahan
Contoh: Seorang laki-laki sehat menjalani herniotomy.
Status phisik 2
Pasien yang menderita penyakit sistemik ringan atau sedang, karena alasan medik
atau kelainan yang perlu pembedahan.
Contoh: Pasien diabetes dengan pengobatan oral, tetapi tidak ada penyulit organ lain.
Status phisik 3
Pasien yang menderita penyakit sistemik yang membatasi aktifitasnya
Contoh: Pasien dengan infark jantung, dengan angina pectoris yang harus dikelola
dengan perawatan medis.
Status phisik 4
Pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa.
Contoh: Pasien gagal jantung berat, yang dapat berjalan beberapa meter.
Status phisik 5
Pasien Moribund yang 50% akan meninggal dalam 24 jam, dengan atau tanpa
pembedahan.
Contoh: Pasien ileus strangulasi dengan anuria, coma, tekanan darah 70/40 mmHg
dengan pemberian infus dopamine.
Untuk pembedahan darurat ditambahkan kode D atau E.
Pembedahan darurat
Pemeriksaan fisik dan laboratorik dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin.
Persiapan harus ditujukan untuk resusitasi daan fungsi vital stabil agar terapi definitif/
pembedahan dapat segera dilakukan, misalnya
1) Menghentikan perdarahan.
2) Membuang sumber infeksi.
3) Melahirkan janin dan sebagainya.
Tindakan yang dilakukan,
1) Membebaskan dan menjaga jalan napas tetap bebas.
2) Membantu fungsi pernapasan dan oksigenasi.
3) Optimalisasi haemodinamik dengan imbang cairan dan transfusi.
4) Menjaga tekanan intra kranial tidak meningkat.
5) Mengosongkan lambung dan mencegah aspirasi.
Instruksi puasa dijelaskan lisan dan tertulis kepada pasien dan atau keluarga serta
diketahui oleh perawat. Obat-obat tertentu dapat diberikan bersama minum air putih
terakhir. Obat anti diabetes oral harus diganti injeki insulin jika pada pasca bedah
tidak dapat / tidak boleh makan.
Pada bedah darurat diperlukan pengosongan lambung lebih cepat dan lebih pasti
dengan pemasangan pipa lambung (ukuran besar Fr 18 / 20) dan penghisap aktif.
Pengosongan usus besar dilakukan dengan obat pencahar, perangsangan peristaltik
colon atau lavement atas pertimbangan keperluan pembedahan dan kenyamanan
pasien.
Infusi cairan pengganti puasa dan pencahar diberikan pada periode 24 jam pra
anestesi / pra bedah sebagai larutan klorida dan atau dextrose.
d. Premedikasi.
Dalam menerima pasien yang akan mengalami tindakan anestesi, perawat anestesi
wajib memeriksa kembali data dan persiapan anestesi, diantaranya:
1) Identitas pasien dan keadaan umum pasien.
2) Kelengkapan status / rekam medik.
3) Surat persetujuan operasi dari pasien / keluarga.
4) Data laboratorium, rontgen, ECG dll
5) Gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, cat kuku, lipstik dll.
6) Mengganti pakaian pasien.
7) Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih.
8) Mencatat timbang terima pasien.
Perawat anestesi juga bertugas memberikan premedikasi berdasarkan instruksi
tertulis dari dokter spesialis anestesiologi atau dokter yang berwenang.
4. Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan pada pasien pra anestesi operasi.
a. Untuk pasien risiko tinggi, rencana pembedahan besar, gizi pra bedah buruk, maka
perbaikan imbang cairan dan nutrisi dilakukan jauh sebelum pembedahan dengan
memberikan infusi cairan nutrisi atau nutrisi enteral melalui pipa lambung.
b. Pasien hamil / inpartu memerlukan antasida oral untuk netralisasi asam lambung,
karena mereka memiliki cairan lambung yang lebih banyak dengan PH yang lebih
asam. Pemberian Antasida Magnesium Trisilikat (BPC) atau Natrium Sitrat 15 ml, 30
menit sebelum anestesi dapat menekan risiko ini.
Cairan lambung dengan PH < 2,5 mudah menimbulkan kerusakan parah jika terjadi
aspirasi paru (Mendelson Syndrome)