Kebutuhan cairan serta keseimbangan cairan dan elektrolit penting bagi kelangsungan
hidup pada orang sakit. Terapi cairan merupakan terapi wewenang dokter, sesuai indikasi dan
tujuan.
Perawat merupakan mitra dokter yang harus ikut berperan pada pemberian dan monitoringnya.
b. Anak
Berat badan Kebutuhan cairan 24 jam Kebutuhan cairan 1 jam
0-10 kg 100 cc/kg BB 4 cc/kg BB
10-20 kg 1000 cc + 50 cc/kg tiap > 10 kg 40 cc + 2 cc/kg tiap > 10 kg
20-30 kg 1500 cc + 20 cc/kg tiap > 20 kg 40 cc + 2 cc/kg tiap > 20 kg
Contoh
Anak 10 th BB 12 kg rencana operasi besok pukul 07.00, puasa terakhir makan pk
24.00 dan terakhir minum air putih pk 01.00 maka jumlah cairan yang diberikan ?
12 kg = 1000 cc + (2x50)
1000 cc + 100
1100 cc/24 jam ( 1100 cc : 24 jam = 45,8 cc/jam)
atau 45-46 cc/jam diberikan selama 6 jam
= 270 cc dari pk 01.00 s.d pk 07.00
Jenis cairan yang diberikan adalah D 10%, NS, D5 Salin, D5 Salin dll
Disesuaikan dengan kebutuhan penderita (kalori, elektrolit, osmolaritas).
NB: Pemberian cairan pada anak maksimal 20 cc /kgbb/jam
2. Pada pemberian cairan perlu diperhatikan komposisi Na+, K+ disesuaikan dengan
kebutuhaan kalori sesuai umur penderita.
PERSIAPAN OPERASI
1. Dengan problem perdarahan (aktual)
a. Perhatikan / pasang infus (kalau perlu pasang infus 2 line).
b. Ketahui berapa banyak perdarahan yang keluar
c. Ketahui perfusi sirkulasi dengan melihat keadaan kulit (normal kulit hangat, kering,
merah HKM)
Cara menghitung berapa banyak perdarahan
1) Hitung Estimasi Blood Volume (EBV)
a) Orang dewasa laki-laki 70 cc/kgbb
b) Orang dewasa perempuan 65 cc/kgbb
c) Anak 80 cc/kgbb
d) Bayi prematur 95-100 cc/kgbb
e) Bayi full term 85-90 cc/kgbb
Contoh
Dewasa BB 50 kg
EBV 70 cc x 50 kg = 3500 cc
2) Lihat tanda-tanda pada pasien disesuaikan dengan prosentase EBV yang hilang:
TANDANYA
Tensi systole 120 mmhg 100 mmhg < 90 mmhg < 60-70 mmhg
Nadi 80 x/mnt 100 x/mnt > 120 x/mnt > 140 x/mnt
Perfusi Hangat Pucat Dingin Basah
Estimasi Minimal 600 ml 1200 ml 2100 ml
perdarahan
Estimasi infus Minimal 1-2 liter 2-4 liter 4-8 liter
c. Terapi rehidrasi
Dengan rehidrasi cepat / lambat
1) Rehidrasi cepat untuk resusitasi cairan.
2) Rehidrasi lambat untuk maintenance atau maintenance + defisit.
Contoh
Penderita 1,5 th BB 11 kg. Perkiraan defisit 10%
Caranya
1) Hitung defisit cairan
= 10% x 11 kg
= 10 : 100 x 11.000 gr
= 1100 cc
Jadi defisit cairannya = 1100 cc.
BB dlm kg dijadikan gram dulu sebab 1 gr = 1cc
2) Lakukan resusitasi cepat I
20 cc/kgbb dalam -1 jam
= 20 x 11 kg
= 220 cc
jadi resusitasi cairan -1 jam pertama = 220 cc
setelah selesai sakukan observasi !!
a) Bila hemodinamik belum stabil
Lakukan resusitasi ulang tahap II 20 cc/kgbb dalam waktu - 1 jam.
b) Bila hemodinamik stabil
Lakukan penghitungan sisa defisit sbb
= 1100 cc 220 cc
= 880 cc
jadi sisa defisit setelah resusitasi cepat = 880 cc
total sisa defisit tersebut diberikan dalam 2 tahap. Pemberian cairannya sbb;
c) Pemberian sisa defisit dalam 8 jam I
Total sisa defisit dibagi 2 pemberian dan ditambahkan dengan kebutuhan cairan
perjam (selama 8 jam)
= 880 : 2
= 440 cc
ditambah kebutuhan cairan per jam
kebutuhan cairan perjam:
= 1000 + (1 x 50 cc)
= 1050 cc / 24 jam
= 1050 cc / 24 jam
= 43.75 cc/jam
pemberian cairan selama 8 jam
= 43.75 cc x 8 jam
= 350 cc
jadi pemberian cairan defisit + maintenance I pada 8 jam pertama
= 440 cc + 350 cc
= 790 cc
= 800 cc / 8jam 100 cc / jam
d) Pemberian sisa defisit dalam 16 jam ke II
= 440 cc + 700 cc
= 1140 per 16 jam
= 70 cc per jam
NB: cairan maintenance ini
= 11 x 100
= 1100 cc / 24 jam
= 45 cc / 1 jam
3. Problem puasa
a. Pada keadaan normal kehilangan cairan berupa
Insesible water losses (IWL)
Sensible water losses (SWL)
Pada orang dewasa kehilangan 2250 cc yang terdiri atas
1) IWL
700 ml / 24 jam
(suhu lingkungan 25 oC kelembaban 50-60 %, suhu badan 36-37 oC). Orang
Indonesia 1,5 m2
2) SWL
Urine 1 cc / kgbb / jam
(24 cc / kg / bb / 24 jam)
b. Kebutuhan elektrolit tidak terpenuhi
Kebutuhan normal
Na+ 2-4 mEq / kgbb / 24 jam
K+ 1-2 eEq / kgbb / 24 jam
c. Kebutuhan kalori tidak terpenuhi
Kebutuhan normal
25 Kcal / kgbb / jam
d. Pada operasi elektif yang dipuasakan, penggantian cairan hanya untuk maintenance
saja (lihat didepan)
e. Pemberian cairan pre operasi adalah untuk mengganti bila ada
1) Kehilangan cairan akibat puasa.
2) Kehilangan cairan akibat perdarahan.
3) Kehilangan cairan akibat dehidrasi.
f. Pemberian darah pre operasi di dasarkan atas pertimbangan yang matang dan apabila
perlu dilakukan pemeriksaan darah lebih dahulu.
Syok hipovolemia
Terapi cairan yang diberikan
Kristaloid
Koloid
Darah (WB)
Indikator terjadinya syok hipovolemia lihat klinis, lalu sesuaikan dengan indikator standar
lalu, segera lakukan terapi sbb
TANDANYA
Tensi systolic 120 mmhg 100 mmhg < 90 mmhg < 60-70 mmhg
Nadi 80 x/mnt 100 x/mnt > 120 x/mnt > 140 x/mnt
Perfusi Hangat Pucat Dingin Basah
Estimasi Minimal 600 ml 1200 ml 2100 ml
perdarahan
Estimasi infus Minimal 1-2 liter 2-4 liter 4-8 liter
Contoh kasus
Pasien laki, 60 th bb 50 kg dengan OF femur, untuk dilakukan tindakan debridement
siapkan pasien!!
Tindakan yang dilakukan adalah
1. Katakan pada operator Saya siapkan dulu pasiennya
2. ABC
Oksigenasi paling awal untuk keadekuatan perfusi O2 kejaringan.
Pasang infus sambil ambil sampel darah.
Hitung EBV sambil evaluasi klinis pasien.
Berikan cairan resusitasi sesuai dengan jumlah perdarahan dan tingkat dehidrasi
Hentikan perdarahan
Stabilisasi femur.
3. Ada hasil
T 90/60 mmHg, N 110 x/mnt, Perfusi Dingin Basah Pucat.
Catatan:
Pada pasien dewasa dengan Hb normal, perdarahan s.d
25% dari EBV dapat ditolelir dan tidak perlu di lakukan transfusi.
Perdarahan 10-20% harus hati-hati mungkin perlu darah.
Penggantian darah selama operasi digunakan Whole Blood (WB) yang sesuai dengan
hasil pemeriksaan golongan darah.
Kecuali pada kasus-kasus yang sangat darurat dimana tidak tersedia darah yang sesuai
dengan golongan darah pasien, maka pada kasus ini darah yang digunakan adalah
golongan darah O dengan ketentuan tranfusi selanjutnya selama 2 minggu tetap
menggunakan golongan darah O.
POST OPERASI
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan faktor penunjang metabolisme tubuh.
Pada proses pembedahan terkadang nutrisi / pemberian cairan tidak optimal.
Perawat sebagai mitra kerja dokter harus mampu mengelola instruksi dan memberi
pertimbangan agar perawatan penderita optimal.
Pemberian cairan pasca operasi (post op) didasarkan atas beberapa pemikiran,
1. Masalah aktual yang ada seperti hipovolemia, anemia dll.
2. Kebutuhan pasien oleh karena tidak bisa / tidak boleh makan (dipuasakan)
- Maintenance / pemeliharaan
- Keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Jenis operasi
- Reseksi usus.
- Trepanasi dll
4. Penyakit penyerta
- Edema pulmonum.
- Decompensasi cordis.
- Diabetes mellitus.
5. Jalur pemberian cairan
- Parenteral.
- Enteral.
- Kombinasi parenteral dan enteral
6. Komposisi nutrisi dalam cairan
- Karbohidrat
- Lemak.
- Asam amino.
2. Lemak.
Keuntungannya adalah membantu mengurangi peningkatan gula darah (hiperglikemia),
apabila kalori semata-mata diberikan dari Dextrose.
Lemak diberikan
50% dari jumlah kalori