Anda di halaman 1dari 19

GERD

(GASTROESOPHAGEAL
REFLUX DISEASE)
Carollius Pratama Putra
04111001120

Pendahuluan
GERD adalah Suatu keadaan
patologis sebagai akibat refluks
kandungan lambung ke dalam
esofagus esofagitis (22,8 % pasien
endoskopi dengan indikasi dispepsia)

Epidemiologi
Rendah di negara asia afrika
20% warga amerika mengalaminya
diet tinggi lemak memperlambat
pengosongan lambung.

Etiologi
Esofagitis bisa terjadi jika :
Terjadi kontak dalam waktu lama dengan bahan
reflukstat
resistensi mukosa esofagus

GERD terjadi melalui 3 mekanisme :


Refluks spontan pada saat relaksasi LES (Lower
Esophageal Sphincter)yang tidak adekuat.
aliran retrogard terjadi jika LES < 3 mmHg
Aliran retrogard mendahului tonus LES setelah
menelan
Tekanan intra abdomen

Patogenesis
Menyangkut keseimbangan faktor
ofensif dan defensif.
Faktor defensif :
1. Pemisah antirefluks tonus LES
Faktor yang menurunkan tonus LES : hiatus
hernia, panjang LES, obat antikolinergik, beta
adrenergik (theofilin, opiat), hormonal
Pada pemeriksaan tonus LES biasanya normal,
yang berperan dalam GERD : TLESR ada
hubungan dengan pengsongan lambung lambat.

2. Bersihan asam dari lumen esofagus


gravitasi, peristaltik, saliva, hiatus hernia

Patogenesis
3. Ketahanan epitelial esofagus
Membran sel
Batas interseluler yang membatasi difusi H+
ke intrasel
Aliran darah esofagus yang mensuplai
nutrien, oksigen dan bikarbonat, serta
mengeluarkan ion H+ dan CO2
Kemampuan sel esofagus untuk
mentransport ion H+ dan Cl- intraselular
dengan Na+ dan bikarbonat ekstraselular

Patogenesis
Faktor ofensif
Asam, pepsin, garam empedu
Kelainan lambung dilatasi lambung,
obstructive gastric outlet, delayed
gastric emptying
Peranan H. Pylori relatif kecil terhadap
GERD

Manifestasi Klinis

Heart burn
Mual
Rasa pahit di lidah
Terkadang disfagia
Odinofagia jika sudah terjadi ulserasi
esofagus
Suara serak
Laringitis
Terkadang asma

Diagnosis
Endoskopi mucosal break
Biopsi
Esofagografi dengan barium kurang
peka
Pemantauan pH 24 jam pH < 4 jarak 5
cm distal esofagus
Tes bernstein
Manometri esofagus
Tes PPI eksyubantifus

Diagnosis
Gambaran
endoskopi
memperlihatkan
mukosa yang
bewarna merah
(barret esofagus)
dan mukosa
squamosa
esofagus yang
tampak lebih pucat

Diagnosis
Esofagitis. Terdapat
banyak eosinofil
(tanda panah),
epitel belum
mengalami
maturasi sempurna
Barret esofagus
epitel squamous
berubah menjadi
kolumnair tipe
lambung dan usus

Penatalaksanaan
Target menyembuhkan lesi esofagus,
menghilangkan gejala, mencegah
kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup,
mencegah timbulnya komplikasi
Non medikamentosa :
Meninggikan kepala waktu tidur
Tidak makan sebelum tidur
Berhenti merokok, minum alkohol
Mengurangi konsumsi lemak, porsi makanan,
makanan yang memacu sekresi asam lambung
Menghindari pakaian ketat

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Antasida sekresi Hcl,
Jika ada Mg diare; jika ada Al konstipasi; tidak
boleh diberikan pasien dengan penyakit ginjal

Antagonis reseptor H2 dosis 2x u/ terapi ulkus


Simetidin : 2 x 800 mg atau 4 x 400 mg
Ranitidin : 4 x 150 mg

Prokinetik gangguan motilitas


Metoklopramid (antagonis reseptor dopamin) 3 x 10
mg
Efek samping : mengantuk, pusing, agitasi (lebih agresif)

Penatalaksanaan
Domperidon (antagonis reseptor dopamin)
3 x 10 mg/hari
Efek samping : tidak ada

Cisapride (antagonis reseptor 5 HT4,


mempercepat pengosongan lambung serta
meningkatkan tonus LES, penyembuhan lesi
esofagus) 3 x 10 mg/hari

PPI drug of choice

6 8 minggu dosis
mg
pemeliharaan 4 bulan

Omenprazole : 2 x 20
Lansoprazole : 2 x 30 mg
Lebih baik lagi bila ditambah obat prokinetik

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Terapi Komplikasi
Striktur esofagus dilatasi busi
Esofagus barrett

Sumber
IPD UI edisi 5
Patofisiologi price wilson edisi 6
Buku ajar patologi robin kumar edisi
7

Anda mungkin juga menyukai